Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKHNOLOGI KESEHATAN PET (Positron Emission Topography)

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


“ TREND ISSUE KEPERAWATAN “

DOSEN PENGAMPUH : Ns. RIZKAN H. DJAFAR, S.Kep,. M.Kep.

DISUSUN OLEH :

NAMA : RISKA
NIRM : 2001053
KELAS / SEMESTER : VII A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
TAHUN AJARAN 2022/2023

1|Page
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba- Nya, yang benar-benar
ingin mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga tercurah
limpah kepada Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini saya sampaikan kepada dosen mata kuliah “ Trend Issue Keperawatan“
sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada kami.
Kami memohon kepada dosen khusunya, umumnya para pembaca barang kali
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini baik dari segi bahasan maupun
isinya harap maklum. Selain itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca.

Penulis
Riska

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................. 4
A. KONSEP DASAR PET (Positron Emission Topography)) ............................................ 4
1. Definisi PET (Positron Emission Topography) ............................................................ 4
2. Prinsip Kerja PET ........................................................................................................ 4
3. Fungsi PET .................................................................................................................... 5
4. Kelebihan dan Kekurangan PET ................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 7
ANALISA JURNAL................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

3|Page
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PET (Positron Emission Topography))


1. Definisi PET (Positron Emission Topography)
Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas
kedokteran nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet
pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun 1952, sedangkan
alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General hospital, Boston pada
tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan
oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET adalah metode visualisasi
metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar positron. Oleh karena itu,
citra ( image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh.
PET dapat pula digunakan pula untuk menganalisa hasil penanganan kanker
yang telah dilakukan. Setelah penanganan kanker melalui operasi perlu dilakukan
pemeriksaan apakah masih ada sisa sisa kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini,
PET merupakan metode yang paling tepat, karena pada kondisi ini keberadaan
kanker sulit dilihat secara fisik. Yang diperlukan adalah melihat keberadaan
metabolisme sel kanker. Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk melihat
kemajuan pengobatan kanker baik dengan chemotherapy maupun radiotherapy .
Kemajuan hasil pengobatan kanker dapat diketahui dari perubahan metabolisme di
samping perubahan secara fisik. Untuk keperluan ini, kombinasi PET dan CT
memberikan informasi yang sangat berharga untuk menentukan tingkat efektivitas
pengobatan yang telah dilakukan
2. Prinsip Kerja PET
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel
lain. Salah satu karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang
lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET.
Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan medis gambar 3D
dengan mendeteksi gamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan
radioaktif) tertentu disuntikkan kepada pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah
diserap oleh jaringan dengan tingkat aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme
(misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.

4|Page
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida
glukosa- based) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh
pasien itu memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari
mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakan tanda bahwa terdapat tumor. Sinar Gamma yang
dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif bertabrakan
dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang
foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan
terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien. Detektor PET terdiri
dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung photomultiplier
(PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi
radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS
3. Fungsi PET
Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak
didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau
metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode pencitraan (imaging)
ini.Sedangkan pada PET-Scan, aspek anatomi dan metabolik sekaligus masuk radar
deteksi alat canggih ini. Dimana pun atau kemana pun kanker merambat PET-Scan
dapat mendeteksinya. Bahkan kemampuan deteksi alat ini mencakup semua aspek
penting tentang kanker seperti jenis, tingkat keganasan (stadium), lokasi, serta cara
rambat penyakit mematikan ini.
4. Kelebihan dan Kekurangan PET
a. Kelebihan
1) PET-Scan memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan alat CT-Scan
maupun MRI, dimana PET-Scan tidak hanya mendeteksi kanker pada aspek
anatomi tubuh saja tetapi mekanisme kerja organ tubuh yang disebut
metabolisme tubuh juga dapat dideteksi alat ini. Alat ini bahkan dapat
mendeteksi tingkat keganasan, lokasi, serta cara rambat penyakit kanker. 2)
2) PET-Scan semakin dikembangkan, dimana tidak hanya dapat mendeteksi
kanker, tetapi juga dapat digunakan pada bidang-bidang kedokteran
lainnya. 3)
3) Dapat mengidentifikasi peribahan sel sebelum dideteksi oleh modalitas
imaging lain seperti CT Scan dan MRI

5|Page
b. Kekurangan
1) Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka.
2) Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit dan kemerah-merahan
pada kulit.
3) Pada wanita hamil akan menghambat perkembangan janin.
4) Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur diagnostic kedokteran nuklir
menghasilkan low radiation exposure.
5) Radionuklida telah digunakan dalam lima decade, dan belum ada yang tahu
efek jangka panjang dari low-dose exposure

6|Page
BAB II
ANALISA JURNAL

Tahun Desain Sampel Instrumen


Judul Jurnal Penulis Negara Hasil
Terbit Penelitian Penelitian Penelitian
Insidentaloma pada 2021 1. Priska Indonesia Literature Selurruh - Pencitraan dengan
18F-FDG PET Wulandari review pasien yang PET/CT dapat mendeteksi
2. Hendra terdeteksi tumor primer secara
Budiawan tumor primer insidental dan
secara lesi pre malignansi.
insidental Aviditas FDG dan
dan lesi pre morfologi lesi yang dinilai
malignasi dengan PET dan
gambaran CT saling
melengkapi satu sama lain
dan membantu
mengidentifikasi lesi-lesi
tersebut. Temuan
gambaran PET/CT dari
tumor yang tidak terduga
yaitu deteksi dari

7|Page
lesi yang lokasinya tidak
tipikal untuk sebuah
metastasis, perbedaan dari
aviditas FDG
antara tumor primer yang
telah diketahui
sebelumnya dengan lesi
insidental, terdapat
respon terapi yang
diskordan antara tumor
primer yang telah
diketahui sebelumnya
dengan lesi insidental
yang ditemukan, dan
kemunculan lesi baru
setelah periode bebas
penyakit.
Bagian CT dapat
mendeteksi tumor
insidental yang tidak
menangkap FDG dan

8|Page
mungkin dapat membantu
mengungkap tumor
insidental meskipun ketika
lesi tersebut
berada pada organ dengan
penangkapan FDG
fisiologis.

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37295501/SISTEM_KERJA_POSITRON_EMISSION_TOMOG
RPAHY_PET_SCAN_POSITRON_EMISSION_TOMOGRAPHY_SPECT
https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/view/1673/1027

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai