Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PERAN PERAWAT

Peran merupakan tingkah laku seseorang yang diharapkan orang lain

sesuai kedudukannya dalam menjalankan suatu tanggung jawab. Perawat sebagai

tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien tentunya memiliki

peran besar dalam melaksanakan tugasnya. “Peran perawat meliputi: care

provider, communicator, educator, dan collaborator” (Gaffar, 1999).

2.1 Care Provider (Pemberi Asuhan Keperawatan)

Peran yang dijalankan oleh seorang perawat haruslah sesuai dengan lingkup

kewenangan seorang perawat. Pemberian pelayanan harus bisa memberikan

kepuasan kepada pasien khususnya penderita diabetes melitus, yang mana

penderita ini memiliki banyak keluhan dan tingkat emosional yang tinggi,

sehingga perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan sabar

dan memperhatikan segala kebutuhan dasar yang dibutuhkan pasien, seperti

kebutuhan akan oksigen, makan dan minum yang harus diperhatikan kadar dan

jenisnya, membersihkan luka yang dialami pasien, memandikan pasien jika pasien

tidak mampu dan lain-lain.

Kebutuhan dasar tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk

keberlangsungan hidup manusia. Jenis-jenis kebutuhan dasar manusia yang

menjadi lingkup pelayanan keperawatan bersifat holistik dan mencakup

kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Sebagai perawat harus

bersedia melaksanakan peran tersebut untuk meningkatkan kesehatan pasien

hingga pasien mencapai kemandirian dan kesehatan secara optimal.

3
2.2 Comunicator (Komunikasi yang Baik dengan Pasien)

Peran komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat.

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama

perawat, dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas.

Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang

menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.

Membangun komunikasi yang baik dengan penderita diabetes melitus akan sangat

mempengaruhi peningkatan kesehatan yang signifikan, apabila komunikasi

berjalan baik, pasien akan memenuhi apa yang dianjurkan oleh dokter dan

mengikuti saran yang diberikan perawat.

Komunikasi perawat dengan tenaga kesehatan lain akan sangat membantu

proses penyembuhan klien. Perawat mampu mengidentifikasi masalah klien dan

mengkomunikasikan secara tertulis kepada tim kesehatan lain dengan mudah

apabila perawat bisa berkomunikasi dengan baik, sehingga kebutuhan kesehatan

klien terpenuhi.

2.3 Educator (Sebagai Pendidik)

Peran perawat profesional salah satunya adalah sebagai pendidik yang berarti

perawat memberikan pengajaran kepada pasien sebagai suatu fungsi yang sangat

jelas dan diperlukan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Sebagai arti pentingnya pendidikan bagi pasien oleh perawat, sejak tahun
1993 Joint Commision on Accreditation of Healthcare Organizations
(JCAHO) menentukn standar keperawatan untuk pendidikan pasien. Standar
ini dalam bentuk mandat, didasarkan pada deskripsi mengenai hasil positif
perawatan pasien yang bergantung pada aktivitas pengajaran asuhan
keperawatan yang berorientasi pada pasien dan keluarga (Depkes R.I, 2009).

4
Pengajaran tersebut apabila diterapkan pada pasien diabetes melitus atau

kepada keluarganya yaitu pengajaran tentang konsep dan data-data tentang

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit serta pemulihannya, sebagai contoh menjaga pola makan,

keteraturan dalam makan dan minum, olahraga dan tidur yang cukup,

mempertahankan kecukupan nutrisi serta menjaga kebersihan rumah. Seringkali

ditemukan pasien penderita diabetes melitus yang tetap mengonsumsi nasi panas

dari rice cooker daripada memilih nasi dingin atau nasi jagung, untuk diketahui

bahwa nasi dari rice cooker memiliki nilai glikemik tinggi yang dapat

mengakibatkan hiperglikemia dengan cepat.1 Hal tersebut diduga kurangnya

pengetahuan pasien dan keluarganya. Untuk itu peran perawat sebagai pendidik

sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien.

2.4 Collaborator (Sebagai Pengkolaborasi)

Peran perawat sebagai pengkolaborasi dilakukan dengan bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri dari dokter, ahli gizi, dan farmasi. Tim kesehatan tersebut

berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk

diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.2

Disini perawat akan mengemukakan kondisi pasien diabetes melitus kepada ahli

gizi, kemudian ahli gizi akan mengatur kebutuhan makanan pasien, begitu juga

kepada dokter.

1
Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan dimana kadar gula dalam
darah lebih tinggi dari nilai normal.
2
Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan (Jakarta, 2008), hlm. 156.

5
BAB III

FUNGSI PERAWAT

Fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai perannya. “Fungsi

perawat dibagi menjadi tiga yaitu: independen, dependen dan interdependen.”

(Gaffar, 1999).

3.1 Independen

Fungsi independen merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada

orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara

sendiri dengan keputusan sendiri untuk melakukan tindakan dalam rangka

memenuhi kebutuhan dasar manusia. “Kebutuhan dasar tersebut menurut

Abraham Maslow meliputi lima tingkat yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan

kebutuhan aktualisasi diri.” (Koeswara, 1991).

Dalam melakukan tindakan, perawat memiliki pedoman standar professional

praktik keperawatan yang berfungsi untuk membimbing perawat dalam

menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien.

3.2 Dependen

Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan

kegiatannya atas pesan dari perawat lain. Artinya, perawat mendapat pelimpahan

tugas dari perawat lain. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada

perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. Sehingga perawat

6
harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan sesama perawat harus bisa

saling mendukung.

3.3 Interdependen

Fungsi interdependen dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan antara tim satu dengan tim lainnya. Fungsi ini dapat terjadi

apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian

pelayanan seperti memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang memiliki

penyakit kompleks sehingga keadaan ini tidak mungkin diatasi sendiri oleh

perawat, melainkan perlu tindakan dari dokter dan tenaga kesehatan lainnya.3

3
M.R. Alligood, A.N. Tomey, Nursing Theorist and their work. 6th Edition,
ST (Louis: Mosby Elsevier, 2006), hlm 97 – 100.

7
BAB IV

PENGARUH PERAWAT BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS

Diabetes adalah penyakit kompleks yang sulit untuk disembuhkan, penderita

hanya bisa mengontrol melalui konsumsi makanan sehingga seringkali penderita

diabetes tidak patuh dengan masukan yang diberikan oleh dokter dan cenderung

menjadi putus asa dengan penyakit yang dideritanya. Ketidakpatuhan dengan

anjuran dokter akan memberikan dampak negatif yang besar bagi pasien yang

meliputi peningkatan biaya kesehatan dan komplikasi diabetes.

Perawat merupakan faktor yang memiliki peran penting dalam merubah


perilaku pasien sehingga terjadi kondisi yang seimbang dalam diri pasien.
Salah satu metode yang digunakan adalah dengan model asuhan keperawatan
Behavioral System Model dari Dorothy E. Johnsohn, Teori ini memandang
individu sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan
dan stabilitas, baik di lingkungan internal atau eksternal, juga memiliki
keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkannya (Tommey and M.R. Alligood, 2006).
Peran penting perawat bagi pasien penderita diabetes melitus dilakukan

dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan konseling terkait dengan pola

makan, pola hidup, dan asupan gizi yang baik bagi konsumen. Selain itu,

pemberian motivasi oleh perawat dapat memperbaiki perilaku pasien terhadap

pengobatan karena dalam hal ini perawat menanamkan kesadaran individu untuk

mentaati pengobatan didasari adanya keinginan yang timbul dalam diri pasien

sendiri.

8
BAB V

SIMPULAN

Dalam menjalankan tugasnya, perawat memiliki peran dan fungsi. Peran

perawat meliputi:

a. Care provider (pemberi asuhan keperawatan);

b. Comunicator (komunikasi yang baik dengan pasien);

c. Educator (pendidik); dan

d. Collaborator (pengkolaborasi).

Fungsi perawat terdiri dari:

a. Independen;

b. Dependen; dan

c. Interdependen.

Peran dan fungsi perawat sangat dibutuhkan untuk membantu pasien diabetes

melitus, dengan adanya motivasi, dorongan, dan pemenuhan kebutuhan perawat

secara holistik akan menimbulkan rasa optimis bagi pasien untuk sembuh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., and Tomey, A.N. 2006. Nursing Theorist and their work. 6th
Edition, ST. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
Depkes R.I. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit
Metabolik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
E. Koeswara. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.
Gaffar, L.O.J. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Rochman W. 2006. Diabetes Melitus pada Usia Lanjut. Dalam: Sudoyo
AW,Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editor. Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid III. Jakarta: FK UI.
Smeltzer SC, Bare BC. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi ke-8. Jakarta: EGC
Utaminingsih, WR. 2009. Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan
Jantung Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Yogyakarta: Media Ilmu.

Website:

http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/09/Jurnal%20Renggo%20(09-30-13-06-23-28).pdf (diakses
pada 02 Desember 2017 – 07.35 WIB)
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/peran%20&%20fungsi%20perawat.pdf
(diakses pada 02 Desember 2017 – 07.47 WIB)

10

Anda mungkin juga menyukai