Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAGIAN BEDAH DAN RADIOLOGI

CYSTOGRAFI DENGAN BAHAN KONTRAS POSITIF,


NEGATIF, DAN DOUBLE CONTRAST

Disusun oleh :

Dyana Tai Ai Ai, SKH B941542


Fitria Senja Murtiningrum, SKH B94154219
Pangda Sopha Sushadi, SKH B941542
Ridzky Pratama, SKH B941542

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan ilmu radiologi sejalan dengan kemajuan ilmu kedokteran


dan ilmu-ilmu pada umumnya. Salah satu perkembangan dunia radiologi adalah
penggunaan media kontras yaitu bahan yang dapat menampakkan struktur gambar
organ tubuh (baik anatomi maupun fisiologi) hewan dalam pemeriksaan radiografi.
Media kontras untuk pemeriksaan radiografi telah dikenal satu tahun setelah
ditemukan sinar-x ketika Haschek dan Lindenttial di Wina mempublikasikan
pemakaian campuran bismuth, timbale, dan garam barium. Salah satu pemeriksaan
radiologi yang menggunakan media kontras yaitu pemeriksaan cystografi.
Pemeriksaan cystografi adalah suatu pemeriksaan radiografi untuk
memperlihatkan daerah kandung kemih (vesika urinaria) dengan menggunakan
media kontras positif (iodium) atau kontras negatif untuk melihat struktur dan
kelainan pada vesika urinaria (kandung kemih). Sehingga dapat diketahui secara
jelas anatomi, fisiologi dan kelainan patologi dari organ-organ yang diperiksa.
Cystografi merupakan teknik yang relatif aman, murah, mudah diaplikasikan dan
memerlukan peralatan khusus dalam penggunaan bahan kontras. Bahan kontras
positif digunakan untuk mendeteksi kebocoran/ruptur dari Traktur urinarius bagian
bawah akibat trauma. Bahan kontras negatif digunakan untuk memberi bentuk dan
ukuran lumen VU. Double contrast digunakan untuk mendeteksi bentuk lain dari
gangguan penyakit VU seperti dinding mukosa dan benda asing (Essman 2005).
Vesica urinaria (VU) merupakan bagian dari traktus urinarius yang
berbentuk kantong. Struktur vesica urinaria berupa otot polos yang bersifat sangat
elastis. Ukuran dan bentuk kantung vesica urinaria bergantung pada isi kantung
tersebut (urin). Pada beberapa kasus seringkali terjadi kelainan pada kantung vesica
urinaria sehingga akan menimbulkan gangguan pada proses urinasi. Kelainan yang
seringkali terjadi yaitu peradangan vesica urinaria (cystitis), ruptur pada VU, dan
perubahan pada struktur permukaan VU.

Tujuan

Praktikum bertujuan untuk mengetahui kegunaan pemakaian bahan kontras


dalam diagnosa kelainan di vesica urinaria serta meningkatkan skill mahasiswa
dalam melakukan pemeriksaan radiologi cystografi.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kontras
1. Definisi Media Kontras
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam
tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang
dimasukkan tampaklebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan
diagnostik medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya
attenuasi sinar X (bahan kontras negatif) dengan bahan dasar udara atau gas
(Güvenir dan Emeksiz 2000). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari
muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
2. Fungsi Media Kontras
Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak
dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan
bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk
memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.
Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a) Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran kemih)
b) Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)
c) Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran empedu).
d) Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).
3. Klasifikasi Media Kontras
Media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif dan media
kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media
kontras yang memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi,
sedangkan media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-
X memberikan efek gambaran lucent (hitam) dalam citra radiografi.
Kontras merupakan perbedaan densitas antar dua titik yang berbeda.
Penambahan media kontras bertujuan untuk meningkatkan perbedaan densitas
struktur anatomi. Bahan kontras diberikan untuk memberi bentuk atau memperjelas
organ dan sebagai alat bantu diagnostik (Dennis et al. 2001). Perlu pengetahuan
dasar mengenai dosis pemakaian bahan kontras ini karena pemakaian secara
berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Beberapa macam bahan kontras
diantaranya bahan kontras positif yang akan menimbulkan gambaran radiopaque,
terdiri atas bahan yang larut dapat terionisasi dan tidak dapat terionisasi, serta bahan
yang tidak larut. Selain itu ada pula bahan kontras negatif, yang akan memberi
gambaran radiolucent, dan bahan double contrast .

B. Cystografi
Cystografi merupakan metode pengambilan gambar radiologi vesika urinaria
dengan pemberian bahan kontras untuk memperjelas gambaran organ tersebut dan
sebagai diagnosa (Baines 2005).. Menurut Burk dan Feeney (2003) evaluasi
terhadap cystogram sebaiknya dilakukan dengan benar benar memperhatikan
terlebih mengenai lokasi, bentuk, dan integritasnya, yaitu ketebalan dan regulasi
dinding, keberadaan atau ketidakberadaan material pada perbedaan kontras dalam
penggunaan double contras.
Terdapat beberapa teknik dalam radiografi vesica urinaria menggunakan
bahan kontras untuk memperjelas gambaran vesika urinaria (Kealy et al. 2011).
Iodida organik cair merupakan bahan yang cocok digunakan untuk uronografi.
Media kontras harus diencerkan dengan air steril atau larutan garam untuk
konsentrasi 10% sampai 20% berat/volume iodine. Media kontras disuntikkan
melalui kateter sampai VU cukup penuh. Bahan kontras diencerkan biasanya
dibutuhkan sekitar 6–12 mL/kg berat badan. Dosis bahan kontras positif untuk
kucing sekitar 0.5–1 mL. Hewan lebih baik diguling-gulingkan agar bahan kontras
memenuhi dan melapisi seluruh mukosa vesica urinaria. Cystografi double contrast
memberikan informasi mengenai permukaan mukosan dan ketebalan dinding VU.
Posisi atau sudut pandang yang biasa digunakan ialah lateral dan ventrodorsal,
tetapi posisi lateral jauh lebih membantu.
Cystografi kontras negatif menggunakan udara, karbon dioksida, atau
nitrogen oksida dengan dosis berkisar antara 5-12 mL/kg berat badan diinjeksikan
ke vesica urinaria melalui kateter urin yang fleksibel atau kateter Foley, sebuah
three-way stopcock, dan syringe yang besar. Prosedur lebih baik dilakukan dengan
posisi lateral untuk mencegah bahaya emboli paru-paru yang mungkin bisa fatal
jika udara yang digunakan (Kealy et al. 2011). Emboli paru akibat prosedur
diagnostik, seperti penumocystografi, ataupun prosedur bedah dapat menimbulkan
cardiac arrest atau kesulitan kerja jantung (Burk dan Feeney 2003). Resiko tersebut
dapat dikurangi dengan penggunaan gas CO2 atau NO. Bahaya dari emboli udara
lebih besar kemungkinannya pada kucing dibandingkan anjing. Udara lebih baik
tidak digunakan pada keadaan hematuria atau pada hewan trauma. Bila emboli
udara terjadi, hewan sebaiknya diposisikan left lateral recumbency dengan kepala
lebih rendah dari tubuh selama satu jam. Vesica urinaria sebaiknya terdistensi
sedang, tingkat pengisisan dapat dimonitor dengan palpasi daerah abdomen. Hewan
harus selalu diperhatikan untuk mencegah overdistensi (Kealy et al. 2011).
Vesica urinaria yang kosong bisa saja tidak terlihat pada plain radigrafi.
Kemungkinan tidak terlihatnya vesica urinaria dapat dikarenakan cairan
intraabbdominal, buruknya kontras intraabdominal, rupture vesica urinaria,
superimposition dengan otot atau lokasi abnormal pada hernia. Vesica urinaria akan
terlihat ketika terisi urin dan ketika ketidakberadaan cairan intraabdominal atau ada
dalam jumlah sedikit. Gambaran yang terlihat berupa bentukan seperti buah pir
dengan opasitas setara dengan jaringan lunak di caudal abdomen, dengan leher
sempit di sekitar pelvis. Saat penuh vesica urinaria akan menggeser usus halus ke
cranial dan colon descenden ke dorsal. Lokasi vesica urinaria jauh lebih cranial
pada betina, selain itu, pada kucing vesica urinaria selalu di daerah intraabdominal
karena urethra yang panjang (Kealy et al. 2011).

C. Anatomi Sistem Urinari


Sistem urinari memiliki memiliki tiga fungsi utama, yaitu metabolisme,
hormonal, dan ekskresi. Sistem ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem urinari
bagian atas dan bagian bawah. Sistem urinari bagian atas hanya terdiri dari ginjal,
sedangkan sistem urinari bagian bawah terdiri atas ureter, vesica urinaria (vu), dan
urethra (Bontrager et al. 2010). Sistem urinari ini seringkali mengalami ganguan.
Gangguan tersebut dapat terjadi pada sistem urinari bagian atas, bagian bawah,
maupun keduanya. Terdapat beberapa kendala yang sering dialami dalam
mendiagnosis kelainan yang terjadi pada sistem urinaria karena letaknya yang
berada didalam tubuh seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Saluran urinari kucing jantan


(Sumber: Bontrager et al. 2010)

METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah spoit 1 ml, spoit 3 ml, spoit 10
ml, spoit 35 ml, tomcat catheter 3.5 fr, stopper IV cat, mesin x-ray digital, kaset
beserta film, penggaris, dan apron. Bahan yang digunakan adalah yaitu sedasi
(Acepromazine/ACP 0.025 ml/kg BB), bahan kontras positif (Iopromide 800 mg/kg
BB, konsentrasi 300 mg/ml), larutan infus (NaCl 0.9%), bahan kontras negatif (CO2
4-10 ml/kg BB), serta KY lubricant gel sebagai pelumas tomcat catheter.

Metode

Prosedur pemeriksaan radiografi meliputi tiga tahapan yaitu persiapan hewan,


persiapan bahan kontras dan pengambilan gambar dengan digital x-ray.

Persiapan hewan
Persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi signalement, serta
pemeriksaan fisik hewan, yaitu diperiksa kondisi kesehatannya seperti suhu tubuh,
frekuensi napas, frekuensi jantung, Capillary Refill Time (CRT), dan tonus otot.
Hewan terlebih dahulu dipuasakan selama 12 jam sebelum dilakukan cystografi dan
diberi dulcolax 1 tablet. Hal ini dilakukan untuk mengosongkan saluran cerna saat
pemeriksaan berlangsung. Hewan kemudian di sedasi dengan acepromazine dengan
dosis 0.5 ml/10 kg BB. Hewan kemudian dipasangkan tomcat chateter, dan
dilakukan pengosongan VU serta pembilasan menggunakan NaCl fisiologis 0.9%.
Setelah VU kosong dilakukan pemberian bahan kontras.

Pemeriksaan Fisik Hewan


Signalement
Nama : Toba
Jenis hewan/spesies : Kucing
Ras/breed : Domestik
Warna rambut & kulit : Putih hitam
Jenis kelamin : Jantan
Umur :-
Berat badan : 2.9 kg
Tanda Khusus :-
Keadaan Umum
Perawatan : Baik
Habitus/tingkah laku : Penurut
Gizi : Cukup
Pertumbuhan badan : Baik
Sikap berdiri : Menumpu pada keempat kaki
Suhu tubuh : 38.1 °C
Frekuensi nadi : 132 kali/menit
Frekuensi napas : 24 kali/menit
Adaptasi lingkungan : Cukup baik
Kepala dan Leher
Inspeksi
Ekspresi wajah : Apatis
Pertulangan kepala : Kompak, simetris, tidak ada kelainan
Posisi tegak telinga : Tegak
Posisi kepala : Lebih tinggi dari tulang punggung
Palpasi
Turgor kulit : < 3 detik
Mata dan Orbita
Kiri
Palpabrae : Membuka dan menutup sempurna
Silia : Mengarah keluar sempurna
Konjungtiva : Rose, licin
Membran nictitans : Tidak terlihat
Sklera : Putih
Kornea : Bening, terang tembus
Iris : Tidak ada perlekatan
Limbus : Rata
Pupil : Tidak ada pembesaran
Refleks pupil : Positif (mengecil/membesar)
Vasa injeksio : Tidak ada
Kanan
Palpabrae : Membuka dan menutup sempurna
Silia : Mengarah keluar sempurna
Konjungtiva : Rose, licin
Membran nictitans : Tidak terlihat
Sklera : Putih
Kornea : Bening, terang tembus
Iris : Tidak ada perlekatan
Limbus : Rata
Pupil : Tidak ada pembesaran
Refleks pupil : Positif (mengecil/membesar)
Vasa injeksio : Tidak ada
Hidung dan sinus-sinus
Hidung dan sinus-sinus : Lembab, nyaring, simetris
Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Posisi : Tegak
Bau : Bau khas cerumen
Permukaan daun telinga : Licin
Krepitasi : Tidak ada
Refleks panggilan : Ada
Mulut dan rongga mulut
Rusak/ luka pada bibir : Ada luka bibir
Mukosa : Rose, licin
Gusi : Tidak ada perlukaan
Gigi geligi : Ada karang gigi
Lidah : Rose, kasar, tidak ada perlukaan
Leher
Perototan : Simetris
Trachea : Cincin teraba dan tidak ada respon batuk
Esofagus : Kosong tidak ada makanan dan tidak ada perubahan
Sistem Pernapasan
Inspeksi
Bentuk rongga thoraks : Simetris
Tipe pernapasan : Costalis
Ritme : Teratur
Intensitas : Dangkal
Frekuensi : 24 x/ menit
Palpasi
Penekanan rongga thoraks : Tidak ada respon sakit maupun batuk
Palpasi intercostal : Tidak ada respon sakit maupun batuk
Perkusi
Lapangan paru-paru : Tidak ada perluasan
Gema perkusi : Nyaring
Auskultasi
Suara pernapasan : Terdengar jelas
Suara ikutan antra ins & eks : Tidak ada
Sistem Sirkulasi
Inspeksi
Ictus cordis : Tidak terlihat
Perkusi
Lapangan jantung : Tidak ada perluasan
Auskultasi
Frekuensi : 132 x/ menit
Intensitas : Dangkal
Ritme : Teratur
Suara sistol dan diastol : Terdengar jelas, tidak ada perubahan
Ekstrasistolik : Tidak ada
Pulsus dan jantung : Seirama dan tidak ada perluasan
Abdomen
Inspeksi
Besar : Simetris
Bentuk : Tidak ada perubahan
Perineal : Bersih
Palpasi
Epigastrikus : Tidak ada rasa sakit
Mesogastrikus : Tidak ada rasa sakit
Hipogastrikus : Tidak ada rasa sakit
Isi usus halus : Tidak teraba
Isi usus besar : Tidak teraba
Auskultasi
Peristaltik usus : Ada suara pencernaan
Alat gerak
Inspeksi
Perototan kaki depan : Tegas, kompak
Perototan kaki belakang : Tegas, kompak
Tremor : Tidak ada
Spasmus otot : Tidak ada
Sudut persendian : Tidak ada perubahan
Cara berjalan/berlari : Menumpu dengan 4 kaki
Palpasi
Struktur pertulangan : Tegas, kompak
Konsistensi tulang : Keras
Reaksi saat palpasi : Tidak ada respon sakit
Limfloglandula poplitea
Ukuran : Tidak teraba
Konsistensi : Tidak teraba
Lobulasi : Tidak teraba
Perlekatan/ pertautan : Tidak teraba
Panas : Tidak teraba
Kesimetrisan ka/ki : Simetris
Kestabilan pelvis
Konformasi : Kompak
Kesimetrisan : Simetris

Diagnosa Klinis : Sehat


Pemeriksaan Lanjutan : Cystografi
Prognosa : Fausta

Persiapan bahan kontras


Bahan kontras positif yaitu iopromide (dosis 800 mg/kgBB, konsentrasi 300
mg/ml) dan bahan kontras negatif (CO2 dosis 4-10 ml/kg BB) disiapkan sesuai
dengan perhitungan dosis yang diberikan.

Perhitungan Dosis
 Acepromazine = 0.5 ml x 2.9 kg= 0.145 ml
10 kg BB
 Bahan kontras positif = Iopromide (dosis 800 mg/kg BB, konsentrasi 300
mg/ml)
Volume Iopromide = 800 mg/kg BB x 2.9 kg= 7.73 ml
300 mg/ml
Diencerkan dengan NaCl hingga 20% : 20/100 = 7.73/x
x = 38.65 ml
 Volume NaCl = 38.65 ml – 7.73 ml = 30.92 ml
 Volume udara = 10 ml/kg BB X 2.9 kg = 29 ml

Pengambilan gambar radiografi plain


Hewan sebelumnya diambil gambar plain radiografi terlebih dahulu sebelum
diberi perlakuan bahan kontras dengan kVp dan mAs yang disesuaikan dengan
ketebalan jaringan hewan yaitu 56 untuk posisi pengambilan laterolateral dan 63
untuk posisi pengambilan dorsoventral. Posisi pengambilan gambar ialah
laterolateral (left recumbency) dan dorsoventral dengan target organ abdomen
bagian hipogastricus.

Pengambilan gambar radiografi kontras


Hewan disedasi dan dilakukan pemasangan tomcat catheter (TK) yang
dilumasi KY gel kemudian dimasukkan melalui intraurethra serta dilakukan
pengosongan VU dengan cara di flushing menggunakan NaCl 0.9%. Pemberian
bahan kontras negatif (CO2) sebanyak 35 ml kateter, kemudian ditutup dengan
stopper dan dilakukan pengambilan gambar radiografi dengan sudut pandang
laterolateral dengan target organ VU.
Dilanjutkan, pemberian bahan kontras positif (Iopromide) yang sudah
diencerkan dengan NaCl 0.9% sebanyak 30.92 ml melalui kateter kemudian ditutup
dengan stopper dan tubuh hewan digoyangkan sedikit agar bahan kontras
menempel pada dinding VU. Pengambilan gambar dengan target dan posisi yang
sama dengan sebelumnya, ditunggu beberapa menit kemudian bahan kontras positif
dikeluarkan dengan spoit melalui kateter hingga benar-benar kosong. Bahan
kontras negatif (CO2) kemudian dimasukkan hingga VU terasa menggembung dan
ditutup dengan stopper. Dilakukan pengambilan gambar dengan target organ dan
sudut pandang yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cystografi dilakukan untuk mengidentifikasikan struktur anatomis vesica


urinaria (Wallack 2003). Pengambilan gambar plain radiografi dilakukan terlebih
dahulu untuk membandingkan VU tanpa menggunakan bahan kontras. Posisi yang
digunakan pada saat pengambilan plain radiografi adalah left recumbency, 56 untuk
posisi pengambilan laterolateral dan 63 untuk posisi pengambilan dorsoventral.
Lokasi vesica urinaria tidak terjadi perubahan karena masih berada dibawah os
vertebrae lumbalis tujuh dan os ilium. Dari hasil radiografi plain ini hanya dapat
dilihat posisi, ukuran, dan opasitas dari vesica urinaria. Dalam mendiagnosa
kelainan pada vesica urinaria biasanya masih diperlukan beberapa parameter lain
dari struktur anatomi dari vesica urinaria, seperti kebocoran, permukaan, ukuran
lumen, serta bentuk dari vesica urinaria.

Gambar 2 Gambaran plain radiografi vesica urinaria kucing


(Sumber: dokumentasi pribadi)

Cystografi dengan bahan kontras negatif udara bertujuan untuk mengetahui


bentuk dan ukuran dari lumen vesica urinaria. Seperti terlihat pada Gambar 3
perbedaan antara cystografi dengan kontras positif dan dengan menggunakan bahan
kontras negatif pada vesica urinaria. Radiografi vesica urinaria dengan kontras
positif dilakukan setelah udara yang dimasukkan kedalamnya dikeluarkan. Bahan
kontras positif berupa Iopromide merupakan bahan kontras yang larut dan tidak
terionisasi. Pengunaan bahan kontras ini cenderung aman digunakan karena jarang
menimbulkan reaksi alergi pada hewan. Sebanyak 7.73 mL Iopromide yang telah
diencerkan dimasukkan kedalam vesica urinaria kucing melalui kateter, setelah
semua cairan masuk, tubuh hewan digoyang-goyangkan agar bahan kontras
menempel pada dinding vesica urinaria. Hasil radiografi pada Gambar 3 (A) vesica
urinaria terlihat jelas radiopaque (panah kuning) karena diberikan bahan kontras
positif. Vesica urinaria terletak pada zona 5 dengan bentuk, ukuran, dan marginasi
yang tidak berubah. Tidak terlihat adanya kelainan pada vesica urinaria. Ukuran
vesica urinaria tidak mengalami perubahan, ukuran vesica urinaria bergantung dari
jumlah urin yang berada didalamnya. Hal tersebut karena jumlah urin yang ada
didalamnya hanya sedikit. Bahan kontras positif cystografi digunakan untuk
menentukan lokasi dari urinari, bentuk VU, mendeteksi jumlah kecil bahan kontras
yang bocor, dan mendeteksi adanya penurunan integritas dinding VU (Essman
2005).
Gambar 3 Gambar radiografi menggunakan bahan kontras negatif (A) dan kontras
positif (B)
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Radiografi kontras positif digunakan untuk mendeteksi kebocoran atau


rupture pada tractus urinarius bagian bawah. Hasil radiografi kontras positif
tersebut mengindikasikan tidak terjadi kebocoran ataupun rupture pada vesica
urinaria. Contoh cystografi kucing betina menggunakan kontras positif iodin pada
seekor kucing yang dianesthesi general memperlihatkan bentuk dan struktur dari
vesica urinaria.
Kontras negatif pada cystografi menyebabkan vesica urinaria terlihat lebih
radiolucent dengan ukuran yang membesar karena terisi udara. Radiografi kontras
negatif ini bertujuan untuk melihat bentuk dan ukuran pada lumen vesica urinaria
(Essman 2005). Pada Gambar 3 (B) tampak bentuk vesica urinaria yang oval
dengan marginasi yang jelas. Pemberian udara dengan dosis 10 ml/kgBB sebanyak
35 mL. Ukuran dari lumen vesica urinaria dapat dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, dan adanya penebalan pada dinding vesica urinaria tersebut. Pada saat
pengambilan gambar radiografi kateter tetap berada didalam saluran urinaria
kucing. Udara sebagai kontras negatif dimasukkan kedalam vesica urinaria
menggunakan syringe ukuran 25 mL. Penggunaan syringe dengan ukuran besar
bertujuan untuk menghindari pemberian udara secara berulang. Hal ini dapat
menyebabkan pemberian udara tidak efisien karena udara dapat keluar setelah
disuntikkan, sehingga udara didalam vesica urinaria tidak sesuai dengan dosis
pemberian. Udara yang terperangkap didalam vesica urinaria dan kateter ditahan
menggunakan stopper cateter.
Gambar 4 Gambaran radiografi menggunakan double contrast
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada gambaran cystografi dengan menggunakan double contrast pada


Gambar 4 kontras positif yang menghasilkan warna radiopaque. Vesica urinaria
(panah kuning) terlihat radiolucent (karena kontras negatif) dengan tengah
radiopaque (karena diberikan bahan kontras positif). Vesica urinaria terletak pada
zona 5 dengan bentuk, ukuran, dan marginasi yang tidak berubah. Tidak terlihat
adanya kelainan pada vesica urinaria. Tujuan aplikasi double contrast adalah untuk
mengamati struktur dari dinding vesica urinaria (Essman 2005).

KESIMPULAN

Pemeriksaan vesica urinaria dengan metode radiografi menggunakan bahan


kontras menunjukkan tidak ada kelainan. Teknik cystografi dengan jenis bahan
kontras negatif, positif, maupun double contrast bergantung dari tujuan
pemeriksaan bagian vesica urinaria. Hasil cystografi memberi pencitraan radiografi
yang baik untuk melihat morfologi vesica urinaria.

SARAN

Perlu mempertimbangkan waktu lamanya pemberian bahan kontras


sebelum pengambilan gambar radiografi supaya hasilnya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Baines E (2005). Practical contrast radiography 3: urogenital studies. J In Practice.


27(9):466-473.
Bontrager, Keneth L, dan Lampignano, John P. 2010. Textbook of Radiographic
Positioning and Related Anatomy. Seventh edition. St. Louis: Mosby
Elsevier.
Burk RL, Feeney DA. 2003. Small Animal Radiology and Ultrasonography: A
Diagnostic Atlas and Text. Missouri: Saunders.
Dennis R, Kirberger RM, Wrigley RH and Barr FJ. 2001. Handbook of Small
Animal Radiological Differential Diagnosis. Missouri: Saunders Elsevier.
Essman SC. 2005. Contrast cystography. J Clin Tech Anim Pract.20(1):46-
51.doi.10.1053/j ctsap.2004.12.2007.
Güvenir HA, Emeksiz N. 2000. An Expert System for the Differential Diagnosis of
Erythemato Squamous Diseases. Expert Systems with Applications. Ed
18(1). pp. 43-49.
Kealy JK, McAllister H, Graham JP. 2011. Diagnostic Radiology and
Ultrasonography of the Dog and Cat. Missouri: Saunders Elsevier.
Wallack ST. 2003. The Handbook of Veterinary Contrast Radiography. San Diego
Veterinary Imaging.

Anda mungkin juga menyukai