Disusun oleh :
Latar Belakang
Tujuan
A. Media Kontras
1. Definisi Media Kontras
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam
tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang
dimasukkan tampaklebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh
yang akan diperiksa.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan
diagnostik medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya
attenuasi sinar X (bahan kontras negatif) dengan bahan dasar udara atau gas
(Güvenir dan Emeksiz 2000). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari
muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.
2. Fungsi Media Kontras
Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak
dapat terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan
bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk
memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.
Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a) Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika dan saluran kemih)
b) Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)
c) Visualisasi saluran empedu (kandung empedu dan saluran empedu).
d) Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus).
3. Klasifikasi Media Kontras
Media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif dan media
kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media
kontras yang memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi,
sedangkan media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-
X memberikan efek gambaran lucent (hitam) dalam citra radiografi.
Kontras merupakan perbedaan densitas antar dua titik yang berbeda.
Penambahan media kontras bertujuan untuk meningkatkan perbedaan densitas
struktur anatomi. Bahan kontras diberikan untuk memberi bentuk atau memperjelas
organ dan sebagai alat bantu diagnostik (Dennis et al. 2001). Perlu pengetahuan
dasar mengenai dosis pemakaian bahan kontras ini karena pemakaian secara
berlebihan dapat menimbulkan efek samping. Beberapa macam bahan kontras
diantaranya bahan kontras positif yang akan menimbulkan gambaran radiopaque,
terdiri atas bahan yang larut dapat terionisasi dan tidak dapat terionisasi, serta bahan
yang tidak larut. Selain itu ada pula bahan kontras negatif, yang akan memberi
gambaran radiolucent, dan bahan double contrast .
B. Cystografi
Cystografi merupakan metode pengambilan gambar radiologi vesika urinaria
dengan pemberian bahan kontras untuk memperjelas gambaran organ tersebut dan
sebagai diagnosa (Baines 2005).. Menurut Burk dan Feeney (2003) evaluasi
terhadap cystogram sebaiknya dilakukan dengan benar benar memperhatikan
terlebih mengenai lokasi, bentuk, dan integritasnya, yaitu ketebalan dan regulasi
dinding, keberadaan atau ketidakberadaan material pada perbedaan kontras dalam
penggunaan double contras.
Terdapat beberapa teknik dalam radiografi vesica urinaria menggunakan
bahan kontras untuk memperjelas gambaran vesika urinaria (Kealy et al. 2011).
Iodida organik cair merupakan bahan yang cocok digunakan untuk uronografi.
Media kontras harus diencerkan dengan air steril atau larutan garam untuk
konsentrasi 10% sampai 20% berat/volume iodine. Media kontras disuntikkan
melalui kateter sampai VU cukup penuh. Bahan kontras diencerkan biasanya
dibutuhkan sekitar 6–12 mL/kg berat badan. Dosis bahan kontras positif untuk
kucing sekitar 0.5–1 mL. Hewan lebih baik diguling-gulingkan agar bahan kontras
memenuhi dan melapisi seluruh mukosa vesica urinaria. Cystografi double contrast
memberikan informasi mengenai permukaan mukosan dan ketebalan dinding VU.
Posisi atau sudut pandang yang biasa digunakan ialah lateral dan ventrodorsal,
tetapi posisi lateral jauh lebih membantu.
Cystografi kontras negatif menggunakan udara, karbon dioksida, atau
nitrogen oksida dengan dosis berkisar antara 5-12 mL/kg berat badan diinjeksikan
ke vesica urinaria melalui kateter urin yang fleksibel atau kateter Foley, sebuah
three-way stopcock, dan syringe yang besar. Prosedur lebih baik dilakukan dengan
posisi lateral untuk mencegah bahaya emboli paru-paru yang mungkin bisa fatal
jika udara yang digunakan (Kealy et al. 2011). Emboli paru akibat prosedur
diagnostik, seperti penumocystografi, ataupun prosedur bedah dapat menimbulkan
cardiac arrest atau kesulitan kerja jantung (Burk dan Feeney 2003). Resiko tersebut
dapat dikurangi dengan penggunaan gas CO2 atau NO. Bahaya dari emboli udara
lebih besar kemungkinannya pada kucing dibandingkan anjing. Udara lebih baik
tidak digunakan pada keadaan hematuria atau pada hewan trauma. Bila emboli
udara terjadi, hewan sebaiknya diposisikan left lateral recumbency dengan kepala
lebih rendah dari tubuh selama satu jam. Vesica urinaria sebaiknya terdistensi
sedang, tingkat pengisisan dapat dimonitor dengan palpasi daerah abdomen. Hewan
harus selalu diperhatikan untuk mencegah overdistensi (Kealy et al. 2011).
Vesica urinaria yang kosong bisa saja tidak terlihat pada plain radigrafi.
Kemungkinan tidak terlihatnya vesica urinaria dapat dikarenakan cairan
intraabbdominal, buruknya kontras intraabdominal, rupture vesica urinaria,
superimposition dengan otot atau lokasi abnormal pada hernia. Vesica urinaria akan
terlihat ketika terisi urin dan ketika ketidakberadaan cairan intraabdominal atau ada
dalam jumlah sedikit. Gambaran yang terlihat berupa bentukan seperti buah pir
dengan opasitas setara dengan jaringan lunak di caudal abdomen, dengan leher
sempit di sekitar pelvis. Saat penuh vesica urinaria akan menggeser usus halus ke
cranial dan colon descenden ke dorsal. Lokasi vesica urinaria jauh lebih cranial
pada betina, selain itu, pada kucing vesica urinaria selalu di daerah intraabdominal
karena urethra yang panjang (Kealy et al. 2011).
METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah spoit 1 ml, spoit 3 ml, spoit 10
ml, spoit 35 ml, tomcat catheter 3.5 fr, stopper IV cat, mesin x-ray digital, kaset
beserta film, penggaris, dan apron. Bahan yang digunakan adalah yaitu sedasi
(Acepromazine/ACP 0.025 ml/kg BB), bahan kontras positif (Iopromide 800 mg/kg
BB, konsentrasi 300 mg/ml), larutan infus (NaCl 0.9%), bahan kontras negatif (CO2
4-10 ml/kg BB), serta KY lubricant gel sebagai pelumas tomcat catheter.
Metode
Persiapan hewan
Persiapan yang dilakukan pada hewan meliputi signalement, serta
pemeriksaan fisik hewan, yaitu diperiksa kondisi kesehatannya seperti suhu tubuh,
frekuensi napas, frekuensi jantung, Capillary Refill Time (CRT), dan tonus otot.
Hewan terlebih dahulu dipuasakan selama 12 jam sebelum dilakukan cystografi dan
diberi dulcolax 1 tablet. Hal ini dilakukan untuk mengosongkan saluran cerna saat
pemeriksaan berlangsung. Hewan kemudian di sedasi dengan acepromazine dengan
dosis 0.5 ml/10 kg BB. Hewan kemudian dipasangkan tomcat chateter, dan
dilakukan pengosongan VU serta pembilasan menggunakan NaCl fisiologis 0.9%.
Setelah VU kosong dilakukan pemberian bahan kontras.
Perhitungan Dosis
Acepromazine = 0.5 ml x 2.9 kg= 0.145 ml
10 kg BB
Bahan kontras positif = Iopromide (dosis 800 mg/kg BB, konsentrasi 300
mg/ml)
Volume Iopromide = 800 mg/kg BB x 2.9 kg= 7.73 ml
300 mg/ml
Diencerkan dengan NaCl hingga 20% : 20/100 = 7.73/x
x = 38.65 ml
Volume NaCl = 38.65 ml – 7.73 ml = 30.92 ml
Volume udara = 10 ml/kg BB X 2.9 kg = 29 ml
KESIMPULAN
SARAN