Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunkan oleh mahluk hidup untuk
pengobatan bagian luar atau dalam tubuh yang berguna untuk mencegah, meringankan dan
menyembuhkan penyakit (Elmitra 2017). Sedangkan menurut SK Menteri Kesehatan RI No.
125/kab/B.VII/71 tanggal 9 juni 1971, yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau panduan bahan
– bahan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan
dan menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
serta dapat memperelok badan atau bagian badan manusia. Pengertian obat secara khusus dibagi
menjadi obat baru, obat essensial, obat generik, obat jadi, obat paten, obat asli, dan obat tradisional
(Elmitra 2017).

Obat yang dikonsumsi oleh pasien tidak dapat digunakan secara bebas oleh pasien untuk
beberapa obat membutuhkan resep dokter. Dalam memresepkan obat dokter akan menganalisa
keadaan pasien seperti umur pasien, berat badan pasien dan intolerant obat dan kegunaan dari obat
tersebut apakah untuk pengobatan luar tubuh atau pengobatan dalam tubuh (Rikomah 2017).
Sediaan obat terbagi menjadi bentuk gas, cair, semi solid dan solid. Serbuk masuk kegologan
sediaan padat atau solid. Serbuk terbagi menjadi dua yaitu serbuk tak terbagi dan serbuk tak
terbagi. Dalam pembuatan sediaan serbuk diperlukan formulasi terhadap bahan – bahan yang akan
digunakan. (Sopyan et al 2018). Sediaan serbuk banyak digunkan dalam kehidupan sehari – sehari
eperti bedak, obat jamur pada hewan, obat kutu pada hewan.

Tujuan

- Tujuan dari praktikum untuk mengetahui cara formulasi dan kandungan yang terdapat
dalam sedian serbuk tak terbag

OBAT

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunkan oleh mahluk hidup untuk
pengobatan bagian luar atau dalam tubuh yang berguna untuk mencegah, meringankan dan
menyembuhkan penyakit (Elmitra 2017). Sedangkan menurut SK Menteri Kesehatan RI No.
125/kab/B.VII/71 tanggal 9 juni 1971, yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau panduan bahan
– bahan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan
dan menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan,
serta dapat memperelok badan atau bagian badan manusia. Pengertian obat secara khusus dibagi
menjadi obat baru, obat essensial, obat generik, obat jadi, obat paten, obat asli, dan obat tradisional
(Elmitra 2017).

Penggolongan obat menurut elmitra 2017; syamsuni 2009 dibagi menjadi penggolongan
berdasarkan proses fisiologis dan biokimia, bentuk sediaan, sumber obat, cara penggunaan obat
kegunaan obat serta cara kerja obat. Penggolongan berdasarkan proses fisiologisnya yaitu obat
diagnostik yang berfungsi untuk membantu dalam proses mendiagnosis penyakit, obat
kemoterapeutik berfungsi membunuh parasit dan kuman dalam tubuh inang daan terakhir obat
farmakodinamika yang berfungsi meningkatkan atau menghambat fungsi fisiologis tubuh.
Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan yaitu bentuk gas contohnya inhalasi dan spray
aerosol, bentuk cair contohnya obat tetes dan sirop, bentuk setengah padat contohnya salep mata
dan krim, dan bentuk padat contohnya serbuk dan pil. Penggolongan obat berdasarkan sumbernya
dibagi menjadi 5 yaitu mikro dan jamur/ fungi, sintesis, mineral, hewan dan tumbuhan. Sedangkan
penggolongan berdasarkan undang undang yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,
narkotika dan psikotropika. Berdasarkan kegunaan obat yaitu menyembuhkan (terapeutik),
pencegahan (prophylactic) dan dagnosis. Berdasarkan cara penggunaan yaitu penggunaan luar
dan penggunaan dalam. Dan berdasarkan cara kerjanya adalah obat bekerja secara lokal atau
sistemik.

SERBUK

Serbuk adalah campuran bahan kering obat atau zat kimia yang dihaluskan yang ditujukan
untuk pemakaian luar maupun dalam. Serbuk sangat mudah larut dalam air dan terdispersi karena
memliki luas permukaan yang luas daripada bentuk padatan lainnya. Obat serbuk yang
mengandung bahan mudah menguap dikeringankan dengan kapur tohor atau bahan pengering
lainnya yang cocok, setelah itu digiling, ditumbuk dan digerus sampai menjadi halus dan dilakukan
pengayan sesuai derajat halus serbuk (Elmitra 2017).

Serbuk terbagi dalam dua bentuk, yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan serbuk tak terbagi
(pulvis). Serbuk tak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida
dan antalgesik tertentu yang dapat menakar dengan aman tanpa perlu hitungan dosis khusus.
Sedangkan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang hampir sama dan dibungkus oleh
kertas perkamen atau pembungkus lainnya (Elmitra 2017). Keuntungan dari sediaan serbuk adalah
serbuk mudah terdispersi dan larut air, lebih mudah pengunaan untuk anak – anak dan orang tua,
dokter lebih mudah dalam menentukan dosis obat, obat yang tidak stabil dalam suspensi maupun
larutan dapat dibua serbuk. Dan kerugian dari serbuk adalah tidak tertutupnya rasa dan bau yang
tidak enak dan mudah basah atau lembab jika penyimpanan salah (Syamsuni 2009). Syarat – syarat
agar suatu sediaan memenuhi persyaratan sebagai sediaan serbuk adalah kering, halus, homogen
dan memenuhi ujia kesetaraan kandungan. Untuk derajat halus serbuk dibagi menjadi enam, yaitu
serbuk sangat kasar (5/8), serbuk kasar (10/40), serbuk agak kasar (22/60), serbuk agak halus
(44/85), serbuk halus (85) dan serbuk sangat halus (120/200)

Serbuk tak terbagi atau pulvis dibagi menjadi empat, yaitu pulvis adspersorius (serbuk
tabur / bedak) adalah serbuk ringan yang penggunaannya pada daerah topikal, yang dapat dikemas
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang agar mudah untuk penggunaannya. Pulvis dentricius
(serbuk gigi) mengandung carmin sebagai pewarna yang dilarutkan dlam kloroform atau etanol
90%. Pulvis stenutarious (serbuk bersin) serbuk yang digunakan sebagai inhalasi. Pulvis efervesen
serbuk yang sebelum dimun harus dilarutkan dalam air, serbuk ini mengeluarkan gas CO2 yang
kemudian membentuk larutan jernih. Serbuk ini mengandung campuran antara senyawa asam
(asam nitrat, asam tartat) dan senyawa basa (Na-karbonat dan Na-bikarbonat) (Elmitra 2017)

RESEP

Resep merupakan permintaan tertulis yang berasal dari dokter manusia, dokter gigi dan
dokter hewan yang ditujukan untuk apoteker untuk memformulasikan obat dalam bentuk sediaan
yang telah ditentukan. Resep atau formulae medicae terdiri dari 2, yaitu formulae officinalis yang
artinya resep tercantum dalam farmakope atau buku lainnya sebagi standart dan formulae
magistralis resep yang ditulis oleh dokter. Resep terdiri dari nama, alamat dan SIP dokter, nama
kota serta tanggal resep dibuat, nama daan usia pasien dan jenis bahan serta jumlah obat yang akan
diberikan. Bahan obat terdiri dari remedium cardinale adalah obat pokok atau obat yang memiliki
khasiat utama, remedium adjuvan adalah obat pendukung dari obat utama, corrigens adalah zat
tambahan yang digunkan menutupi rasa pahit, tidak sedap serta waarna. Dalam penulisa resep
harus menggunakan bahasa latin yang memiliki alasan yaitu sebagai bahasa internasional,
mencegah adanya kesalahpahaman penafsiran, agar tidak dapat dibaca oleh orang awam.dalam
pengerjaan resep, resep yang terdapat tulidan antidotum, cito, PIM, Urgent, statim harus dikerjakan
lebih dahulu dan obat – obat yang mengandung narkotika harus didahulukan dalam pengerjaannya
(Elmitra 2017).

CHAMPORA

DAFTAR PUSTAKA

Elmitra. 2017. Dasar – Dasar Farmasetika dan sediaan semi solid. Sleman (ID) : Deepublish

Anda mungkin juga menyukai