Oleh:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
DINDA TRI CLEOPATRA, S.KH
NIM. 190130100111003
Menyetujui,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3
2.1 Dasar Dasar radiografi ................................................................................ 3
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ........................................................... 4
2.3 Teknik dan Posisi ........................................................................................ 6
BAB III. MATERI DAN METODE .......................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
3.2 Anamnesa .................................................................................................... 7
3.3 Ambulator ................................................................................................... 7
3.4 Teknik dan Posisi yang Dilakukan Selama Menangani Kasus ................... 7
3.5 Metode Pembacaan ..................................................................................... 7
BAB IV. HASIL ......................................................................................................... 8
4.1 Hasil Radiografi .......................................................................................... 8
BAB V. PEMBAHASAN .......................................................................................... 13
5.1 Interpretasi ................................................................................................ 13
5.2 Diferensial Diagnosa ................................................................................. 13
5.3 Diagnosa ................................................................................................... 13
BAB VI. PENUTUP .................................................................................................. 13
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14
6.2 Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan
permasalahan bagaimana cara interpretasi gambar radiografi degan tepat pada kasus
kucing Tiny?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh tujuan
untuk mengetahui cara interpretasi gambar radiografi degan tepat pada kasus kucing
Tiny.
1.4 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) rotasi
Interna Hewan Kecil adalah mampu melakukan interpretasi gambar radiografi degan
tepat pada kasus kucing Tiny.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1 Lima dasar opasitasitas radiografi akibat perbedaan penyerapan
sinar-x (Thrall 2002)
4
hal ini yang berpengaruh terhadap densitas adalah mAs dan jarak focus ke film. Pada
dasarnya film sudah memiliki densitas dasar yaitu sebesar 0,05. Film sinar x
mempunyai tingkat densitas yang berbeda- beda. Film yang telah terpapar sinar x dan
diolah di kamar gelap secara kimiawi menghasilkan densitas yang terang karena
sebagian besar sinar-x banyak diserap oleh jaringan tersebut (radiolusen). Sedangkan
film dengan densitas yang gelap karena sinar x banyak dipantulkan dan sedikit yang
diserap oleh jaringan tersebut (radiopaque).
Kontras radiografi merupakan perbedaan opasitas antara dua area dalam
gambaran radiografi. Faktor utama yang mempengaruhi kontras radiografi yaitu kVp
meningkat apabila daya tembus meningkat sehingga menyebabkan kontras film akan
rendah dan gradasi bayangan abu-abu akan banyak, sedangkan KVP menurun apabila
daya tembus menurun sehingga menyebabkan kontras film akan tinggi dan pada
bayangan abuabu akan sedikit (Kandynesia, 2012). Opasitas merupakan istilah untuk
gambaran radiografi yang ditimbulkan dari pasien. Opasitas dibagi menjadi dua yaitu
radiolucent dan radiopaque. Radiolucent merupakan kejadian dimana objek
mengabsorbsi sedikit radiasi, sedangkan radiopaque digunakan ketika objek menahan
banyak radiasi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dari suatu media. Media
padat umumnya bersifat lebih radiopaque, media cair berada pada pertengahan antara
radiopaque dan radiolucent, sedangkan media gas lebih bersifat radiolucent.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas atau jumlah sinar X yang
terbentuk diantaranya adalah miliamperage (mA) yang merupakan standar satuan
jumlah elektro yang keluar dari katoda menuju anoda, lamanya exposure (S) yaitu
waktu mengalirnya arus dari katoda menuju anoda, miliamperage second (mAs) yaitu
perkalian antara mA dan S (mA x S = mAs), serta bahan anoda yang mampu
menerima pancaran elektron dari katoda. Nilai mAs tanpa menggunakan grid untuk
kepala dan ektremitas yaitu 2,5 mAs, thoraks yaitu 5 mAs, abdomen 7,5 mAs,
sedangkan vertebrae dan pelvis yaitu 10 mAs. Kualitas film yang dihasilkan
ditentukan oleh Kilovoltage peak (kVp) yang merupakan energi yang dihasilkan oleh
sinar X untuk melakukan penetrasi melalui bagian tubuh sehingga akhirnya mencapai
permukaan film.
5
2.3 Teknik dan Posisi
Pada evaluasi radiografi dengan hasil yang buruk, teknisi harus melihat hasil
dari pemeriksaan fisiologis yang ditemukan, signalemen dan sejarah penyakit dari
pasien untuk dapat membantu dalam penetapan diagnosa. Pada pemeriksaan
radiografi yang spesifik pemeriksaan harus lengkap dan tidak terbatas pada satu area
yang diambil. Pemeriksaan radiografi juga harus memiliki gambaran normal, ini guna
untuk dapat dengan mudah melihat perubahan atau abnormalitas yang terjadi (Berry
et al 2002).
6
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
Hewan, Operator, komputer, X-ray, Apron, marker.
3.2 Anamnesa
Kucing Tiny berumur 3 bulan mengalami keluhan sesak selama 3-4 hari. Satu
minggu sebeum kucing dibawa ke klinik owner mengatakan bahwa kucing memakan
racun tikus. Oleh owner kucing langsung diberi Hydro coco dan dua hari setelah
kucing memakan racun tikus kucing mengalami muntah. Palpasi dilakukan oleh
dokter hewan ditemukan adanya pembesaran pada ginjal sebelah kanan. Pada saat
rongga thorax diangkat kucing memberikan respon sakit. Kucing juga hanya bisa
tidur dalam kondisi miring. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH
UB untuk dilakukan pemeriksaan radiografi regio thorax dan abdomen.
3.3 Ambulator
Nama hewan :Tiny
Jenis/ Ras : Kucing / DSH
Umur : 3 bulan
3.4 Teknik dan Posisi yang Dilakukan Selama Menangani Kasus
Kucing Tiny di xray dengan posisi Right Lateral Recumbency dan Dorso
Ventral Recumbency. Pada kedua posisi tersebut, pasien di handling pada extremitas
cranial et caudal serta kepala untuk menghindari pergerakan hewan. Pergerakan
hewan dapat menyebabkan hasil radiografi bias atau tidak jelas. Selain itu saat
melakukan xray ditentukan terlebih dahulu kVp dan mAs.
7
BAB IV
HASIL
8
RADIOGRAPHIC INTEPRETATIONS
REGIONS ORGANS/SYSTEM RADIOGRAPHIC DESCRIPTIONS ABNORMALITY
Head Kualitas Kualitas hasil digital radiografi ini dilakukan dengan Norm / Abnrm
Neck nilai kVp dan mAs sesuai sehingga terlihat jelas tanpa
adanya artefak
Fore
Extremity Posisi Posisi pengambilan hasil digital radiografi secara right Norm / Abnrm
lateral recumbency untuk melihat adanya kelainan pada
Thorax cavum thorax dan abdomen.
Abdomen Pertulangan Pertulangan terlihat lengkap seperti
4 terlihat Os Vertebrae Norm / Abnrm
Pelvis Cervicalis (I-VII), Os Vertebrae Thoracalis (I-XIII), Os
Hind Vertebrae lumbal (I – VII) dengan bentuk, ukuran,
3
Extremity jumlah, lokasi, dan marginasi yang jelas, serta tampak
radiopaque yang kompak
Musculoscelet Trachea Hasil digital radiografi trachea terlihat radiolucent Norm / Abnrm
al sepanjang thorax dengan bentuk, ukuran, lokasi, dan
marginasi yang jelas
Pulmo Norm / Abnrm
Pulmo
Peribronchial
pattern
9
Ukuran jantung berdasarkan ICS (Intercostal spaces)
adalah 1,9 ICS.
Ukuran jantung kucing normal adalah 2-2,5 ICS
Sehingga berdasarkan hasil digital radiografi jantung
menunjukan pengecilan ukuran jantung namun tidak
sigifikan.
2. Ukuran jantung berdasarkan VHS
Short axis
Long axis
1
3 5
10
pancreas
4 (caudodorsal) : colon, rectum, ureter
5 (caudoventral) : kelenjar prostat, testis,vesica urinary
Hepar Hasil digital radiografi hepar ini terletak di zona 1 & 2. Norm / Abnrm
Kondisi hepar tidak mengalami perubahan bentuk,
ukuran, lokasi, dan marginasi yang jelas.
Lambung Hasil digital radiografi lambung terletak di zona 1 & 2. Norm / Abnrm
Kondisi lambung bagian fundus terisi gas sehingga
Nampak radioluscent dan marginasinya jelas.
Fundus
Limpa Hasil digital radiografi limpa ini tidak terlalu jelas Norm / Abnrm
dengan posisi lateral. Namus saat posisi DV terlihat
jelas. Kondisi limpa tidak mengalami perubahan bentuk,
ukuran, lokasi, dan marginasi tidak jelas
Spleen
11
Ginjal Hasil ddigital radiografi ginjal ini terletak di zona 1 arah Norm / Abnrm
craniodorsal dan zona 3. Kondisi ginjal tidak mengalami
perubahan bentuk, lokasi, dan marginasi yang jelas.
Namun ginjal mengalami perubahan ukuran sedikit
membesar.
Ginjal
Vesica Urinaria Hasil digital radiografi vesica urinaria tidak terlihat Norm / Abnrm
karena terpotong saat pengeditan.
RADIOGRAPHIC DIAGNOSE:
Ddx: Chronic Lower Airways Disease
12
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Interpretasi
Dari hasil radiografi yang didapatkan, kualitas hasil digital radiografi dilakukan
dengan nilai kVp dan mAs yang sesuai sehingga terlihat jelas tanpa adanya artefak
dan marginasi jelas. Posisi pengambilan hasil radiografi digital secara right lateral
recumbency untuk melihat kelainan pada cavum thorax dan abdomen. Posisi jantung
yang terlihat jelas dan tidak terdapat kelainan, posisi jantung tidak tegak seperti pada
jantung kucing secara umum. Namun, ukuran jantung kucing Tiny mengalami
pengecilan dibanding dengan jantung kucing normal namun pengecilannya tidak
signifikan. Pada pulmo kucing Tiny terlihat bentukan upnormal yaitu peribronchial
pattern. Peribronchial pattern terjadi akinat dinding bronkiolus tertutup caira sehingga
berwarna radioopaque yang komtras dengan pulmo yang radioluscent. Bentuk
peribronchial attern seperti donat.
Hasil radiografi pertulangan pada radiografi digital terlihat lengkap seperti os
costae, os vertebrae cervicalis (I-VII), os vertebrae thoracalis (I-XIII), os vertebrae
lumbalis (I-VII),dengan bentuk, ukuran, jumlah, lokasi, dan marginasi yang jelas,
serta tampak radiopaque. Berdasarkan zona abdomen secara lateral dibagi menjadi 5
zona. Pada zona 1& 2 terdapat hepar berwarna radiopaque dan kondisi hepar tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, lokasi dan marginasi yang jelas. Pada zona 1
& 2 terdapat organ lambung bagian fundus berwarna radioluscent. Kondisi lambung
bagian fundus berisi gas sehingga berwarna radioluscent dengan bentuk, ukuran,
lokasi, dan marginasi yang jelas. Pada zona 3 terdapat organ ginjal dekster dan
sinister berwarna radiopaque dengan kondisi ginjal tanpa mengalami perubahan
bentuk, ukuran, lokasi, dan marginasi yang jelas. Pada zona 3 juga terdapat small
intestine dan large intestine dengan bentuk, ukuran, marginasi yang jelas. Pada zona 4
dan 5 terdapat colon dengan ukuran dan bentuk yang normal. Pada zona 5 tidak
terlihat vesica urinaria dikarenakan pemotongan saat pengeditan.
13
5.2 Diferensial Diagnosa
Chronic lower airways disease, pneumonia
5.3 Diagnosa
Diagnosa dari kasus radiologi diatas adalah kucing mengalami Chronic lower
airways disease. Chronic lower airways disease sering disebut sebagai asma kucing,
asma bronkial, asma alergi, penyakit bronkial, dan bronkitis kronis. Kucing dengan
Chronic lower airways disease memiliki tanda-tanda klinis yang bervariasi, biasanya
menunjukkan batuk kronis atau dalam sesak napas akut. Selain itu hasil radiografi
kucing Chronic lower airways disease adalah adanya peribronchial pattern yang mirip
seperti donat.
14
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Seekor kucing rujukan dibawa ke Rumah Sakit Hewan dengan anamnesa
kucing memakan racun tikus. Oleh owner kucing langsung diberi Hydro coco dan
dua hari setelah kucing memakan racun tikus kucing mengalami muntah. Palpasi
dilakukan oleh dokter hewan ditemukan adanya pembesaran pada ginjal sebelah
kanan. Pada saat rongga thorax diangkat kucing memberikan respon sakit. Kucing
juga hanya bisa tidur dalam kondisi miring. Berdasarkan pemeriksaan X-ray yang
telah dilakukan kucing terkena Chronic lower airways disease.
5.2 Saran
Lebih baik dilakukan pemeriksaan penunjang lanjutan selain X-ray untuk
memperjelas kasus.
15
DAFTAR PUSTAKA
Berry, C.R., Love N., Donald E.T. 2002. Introduction to Radiographic Interpretation.
London : W. B. Saunders Company.
Berry, M.N., T.N. Ganesh., Kirk M., Ansarah H., Tennille A., Natasha M., and Curtis
L. 2014. Cardiology in Dog and Cat. Malaysian Journal of eterinary Research.
Owens, M.J, and Biery N.D. 2009. Radiographic Interpretation for The Small Animal
Clinian. USA: Ralton Purina Company.
Thrall DE, Widmer WR. Phisics and Principle of Interpretation. Di dalam Thrall DE.
2002. Teksbook of Vetrinary Diagnostic Radiology. 4edition. London: W. B.
Saunders Company.
Thrall, D.E. 2012. Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology 4th Edition. London:
W.B. Saunders Company
16
17