Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS GAWAT DARURAT MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/RSIJCP/DIAG/003 A 1/5

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


Direktur Utama
SPO
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A.
Pengertian Kasus darurat medis adalah kasus-kasus yang memerlukan pemeriksaan
radiologi secara cepat untuk menunjang diagnosa.
Kasus yang termasuk darurat medis adalah :
1. Trauma kepala
2. Trauma Servico toracolumbal
3. Trauma dada ( thorax )
4. Trauma Tractus urinarius
5. Trauma hepar
6. Trauma lien
7. Trauma orbita
8. Akut abdomen
9. Aspirasi benda asing
10. Invaginasi
Tujuan Untuk memberikan pelayanan yang cepat dengan tidak meninggalkan standar
pelayanan yang ada
Kebijakan 1. Setiap pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dokter.
2. Pelayanan radiologi dilaksanakan 24 jam.
( Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
No. 144/KEP/XVI/09/2015 tanggal 10 September 2015, Tentang Kebijakan
Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Poin 2 dan 9 )
Prosedur I. TRAUMA KEPALA
1. Foto Polos Kepala
 Cukup dibuat 2 posisi saja (AP dan lateral)
Foto lateral digunakan sinar horizontal sehingga daerah servikal
masuk lapangan radiografi.
 Jangan memanipulasi pasien, terutama bila diduga
adanya fraktur servikal.
 Untuk trauma wajah dapat dibuat foto waters bila keadaan
memungkinkan atau CT 3 D
 Untuk GCS kurang dari 14 atau cedera kepala berat,segera gunakan
CT Scan kepala.
2. MSCT SCAN
 Posisi Pasien supine,dengan potongan aksial.
 Apabila diperlukan dilakukan potongan lebih, dimulai dari bawah
aris OM line.
 Apabila pasien dicurigai fraktur – fraktur tulang wajah dan basis

FORM/RSIJCP/DOKMMR/2015/001 REV. A
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS GAWAT DARURAT MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/RSIJCP/DIAG/003 A 2/5

Cranii pemeriksaan CT Scan kepala dilakukan dalam reformatting


sagitalatau koronal dan 3 Dimensi.
 Dicetak dengan kondisi soft tissue dan kondisi tulang / bone window
pada daerah fraktur.
 Dikerjakan hanya polos tidak memakai kontras.
II. TRAUMA SERVICO TORACOLUMBAL
1. Foto Polos
 Cukup dibuat 2 posisi saja (AP dan lateral)
 Diusahakan untuk tidak manipulasi pasien.
2. CT Scan
 Apabila informasi dari foto polos kurang mencukupi.
 Apabila trauma diduga mengenai medulla spinalis
3. MRI
 Apabila informasi dari foto polos kurang mencukupi.
 Apabila trauma diduga mengenai medulla spinalis
III. TRAUMA DADA ( THORAX )
1. Pada Trauma Dada,pemeriksaan dilakukan dengan foto polos
AP dan lateralsebagai data dasar untuk mencari adanya
fraktur,pneumotoraks,hematotoraks,benda asing , dan melihat
kelainan diafragma sinus.
2. Pemeriksaan trauma dada dengan USG digunakan untuk melihat
adanya efusi pleura.
3. Sedangkan pemeriksaan trauma dada dengan CT Scan
digunakan untuk melihat adanya pneumotoraks yang
tersembunyi,adanya benda asing atau adanya dugaan cedera
pada pembuluh darah ( disecting aorta),
4. Pada Keadaan ini digunakan kontras media.
5. Cetak foto dengan kondisi window mediatinum dilakukan dengan dan
tanpa kontras dan untuk window paru memakai kontras media
IV. TRAUMA PADA TRACTUS URINARIUS
1. Foto polos abdomen untuk melihat adanya
 Fraktur pada tulang – tulang
 Perubahan distribusi udara pada usus dan garis psoas , serta peritoneal
FORM/RSIJCP/DOKMMR/2015/001 REV. A
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS GAWAT DARURAT MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/RSIJCP/DIAG/003 A 3/5

fat line.
2. Pemeriksaan PIV ( IVP) dilakukan untuk melihat
 Fungsi ginjal,sistem kalises .
 Ekstravasasi kontras pada ginjal dan buli – buli,
Dilakukan tanpa persiapan dan tanpa kompresi pada perut.
Apabila diperlukan dapat menggunakan kontras double dosis
3. Pemeriksaan USG dan CT Scan
 Digunakan untuk menilai parenkim ginjal,
 Untuk melihat struktur buli – buli dan organ sekitarnya.
 Untuk memperlihatkan adanya hematom didalam buli – buli dan organ
sekitarnya
 Memperlihatkan adanya ruptur organ.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melengkapi pemeriksaan terdahulu bila
hasilnya masih meragukan. Khusus pada USG Ginjal, hasilnya dapat
digunakan sebagai screening, bila dicurigai adanya kontusio atau ruptur
ginjal, dan buli – buli
V. TRAUMA HEPAR
1.Dilakukan melalui pemeriksaan USG hati.Hal ini dilakukan untuk
melihat adanya:
 Struktur parenkhim hati
 hematom intra parenkimal atau pericapsular
2. Apabila pemeriksaan USG sulit dilakukan pada orang – orang yang
gemuk atau terdapat banyaknya udara di usus dan mengganggu
pemeriksaan dengan USG, maka dilakukan pemeriksaan dengan
CT Scan
VI. TRAUMA LIEN
1.Dilakukan melalui pemeriksaan USG Lien.Hal ini dilakukan untuk
melihat adanya:
 Hematom intracapsular.
 Ruptur pada lien
2. Apabila pemeriksaan USG hasilnya meragukan.maka pemeriksaan
CT Scan dilakukan.
VII. TRAUMA ORBITA
FORM/RSIJCP/DOKMMR/2015/001 REV. A
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS GAWAT DARURAT MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/RSIJCP/DIAG/003 A 4/5

1. Dilakukan dengan foto polos AP, Lateral dan Caldwell untuk melihat
Adanya fraktur dinding orbita.
2. Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan metode Pfeiper comberg
untuk memperlihatkan benda asing pada orbita intra atau ekstra ocular.
3. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan dengan
potongan aksial dan koronal polos.
VIII. AKUT ABDOMEN
1. Dilakukan pemeriksaan Abdomen 3 Posisi :
a. Supine
b. ½ duduk ( ½ Thorax dan ½ abdomen).
c. Left bLateral dekubitus ( LLD )
2. Pada penderita yang payah dilakukan.
a. Posisi AP Supine
b. Posisi Supine , sinar horizontal.
c. Lateral dekubitus kalau mungkin, atau semi erect posisi
dengan fluoroscopy
3. Lain – lain : Untuk melihat udara di rectum :
a. Gunakan posisi prone dengan
b. Sinar Horizontal
4. Pada kasus bayi dan anak. :
a. Gunakan posisi AP Supine dan posisi lateral
b. Sinar Horizontal digunakan apabila perut sangat kembung.
c. Gunakan posisi prone dengan sinar horizontal, apabila perut tidak terlalu
kembung.
IX. ASPIRASI BENDA ASING
Benda – benda asing tersebut adalah
1. Uang Logam
2. Aspirasi benda non radio opak, misalnya kacang
3. Duri ikan atau jarum yang tertelan.
4. Dan lainnya
Teknik Pemeriksaan
1. Uang Logam :
a. Dilakukan Pemeriksaan Foto Thoraks dan
FORM/RSIJCP/DOKMMR/2015/001 REV. A
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS GAWAT DARURAT MEDIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/RSIJCP/DIAG/003 A 5/5

b. Dilakukan Pemeriksaan abdomen


c. Dan bila perlu memakai Fluroscopi untuk melihat benda Asing didaerah
servikal.
2. Aspirasi benda non radio opak, misalnya kacang
a. Pemeriksaan Foto Thoraks dalam kondisi inspirasi
b. Pemeriksaan Foto Thoraks dalam ekspirasi
c. Untuk menemukan adanya atelektasis atau fokal emfisema distal dari
daerah sumbatan.
3. Duri ikan atau Jarum yang tertelan
a. Foto servikal kondisi jaringan lunak untuk menemukan benda asing
tersebut.
b. Apabila benda asing tersebut tidak ditemukan, gunakan kontras barium
dengan sebelumnya menelan kapas terlebih dahulu agar lokasi dapat
dilakukan dengan tepat.
c. Pemeriksaan CT Scan dilakukan apabila diperlukan.
X. INVAGINASI
Yang dilakukan adalah sebagai berikut
1. Foto polos Supine AP untuk melihat distribusi udara usus – usus .
2. Gunakan USG untuk melihat tanda “ Dough nut “ atau “pseudokidney”
Diagnosis.
3. Dan terapinya dilakukan dengan barium enema ( colon in loop ) dan tinggi
permukaan kontras dengan meja pasien tidak lebih dari 100 cm.
4. Tidak boleh menggunakan massage ( pemijatan ) untuk mendorong kontras.
5. Tindakan reposisi dengan barium dikatakan gagal apabila setelah dicoba
sebanyak 3 kali dan tidak berhasil.
6. Tindakan Barium Enema tidak dilakukan bila sudah terjadi tanda – tanda
peritonitis. Dan akan dilanjutkan tindakan operasi.
Unit Terkait 1. Bagian Rawat jalan

2. Bagian Rawat Inap

3. IGD

FORM/RSIJCP/DOKMMR/2015/001 REV. A

Anda mungkin juga menyukai