Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK

PANDUAN KLINIS
PRAKTIK (PPK)
KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA
TATA LAKSANAKASUS
KASUS
RS NUR ROHMAH
RS2013
NUR – 2015
ROHMAH
RS NUR ROHMAH

PROSEDUR TINDAKAN REDUKSI TERTUTUP FRAKTUR


1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas yang terjadi pada diafisis shaft tulang humerus karena
rudapaksa / trauma
2. Anamnesis 1. Lama diare, frekuensi, warna, konsistensi tinja, lendir/dan
darah dalam tinja
2. Muntah, rasa haus, rewel, demam, sesak, kembung, kejang,
buang air kecil terakhir
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi
5. Penderita diare di sekitarnya

3. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda dehidrasi : rewel atau gelisah, lethargis/kesadaran


berkurang, mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat atau
sangat lambat, haus, malas minum, atau tidak bisa minum
2. Darah dalam tinja
3. Tanda invaginasi : massa intraabdominal, dominan lendir dan
darah
4. Tanda gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit:
napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)

4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai dengan kriteria anamnesis


2. Sesuai dengan kriteria pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Kerja Fraktur Humerus


6. Diagnosis Banding

145
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Lab darah rutin
(Bila diperlukan) 2. Lab elektrolit dan glukosa darah
3. Rongent

8. Prosedur tindakan Dengan pemasangan Short Brachial Splint atau lebih dikenal
dengan Coaptation atau U splint, yaitu dengan menggunakan
splint yang tergantung dengan memanfaatkan gravitasi sebagai
traksi pada segmen fraktur.
Molder plaster slab dipasang dengan melingkari siku lalu
dipertahankan dengan perban elastic dengan lengan bawah
ditahan dengan penahan pergelangan tangan (gips).
Dipertahankan dengan posisi tergantung, bias difiksasi dengan
arm sling dengan posisi lengan bawah dalam posisi pronasi bila
fragmen distal displaced ke medial dan dalam posisi supinasi bila
fragmen distal displaced ke arah lateral

9. Komplikas
Bila reposisi berhasil biasanya dalam 1 minggu perlu dibuat foto
10. Pasca prosedur tindakan rontgen kontrol, karena dalam 1 minggu bengkak akibat hematom dan
oedem telah berkurang dan menyebabkan kendornya gips, yang
selanjutnya dapat menyebabkan terlepasnya reposisi yang telah
tercapai. Kalau dengan pengontrolan radiologi haslinya sangat baik,
gips dapat dipertahankan dalam waktu 3 minggu
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis 1. dr. Eko Sumardiyono Sp.Ot

14. Indikator Medis

15. Kepustakaan 1. Buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit 20


Buku Teks Ilmu Bedah (Diagnostik) Hamilton Bailey

146
2. Buku Teks Ilmu Bedah Schwart
3. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong 08
4. 2. Pedoman Pelayanan Medis jilid I, IDAI, 2010

147
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS

RS NUR ROHMAH
RS NUR ROHMAH

FRAKTUR SMITH ( REVERSE COLLES )


1. Pengertian (Definisi) frakturpada 1/3 radius distaldenganfragmen distal dislokasikearah volar/
anterior (terbalikdarifrakturColles)
2. Anamnesis 1. Ditanyakanmengenaikronologisdanmekanisme trauma
(tempatjatuh, penyebabjatuh, posisijatuh)
2. Waktukejadian
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pembengkakanpadapergelangantanganjikafrakturberatkarenate
rjadiextravasasidarah
2. Nyeripadapergerakanataupenekanan
3. Terbatasnyagerakansendipergelangantangan
4. Suaradetiktulang yang
dapatdidengarataudirasakanketikafrakturdigerakkan (krepitasi)
5. Terdapatdeformitasdarilenganbawah yang menyerupaibentuk
“sekop” (Penonjolan dorsal fragmenproksimal, fragmen distal di
sisi volar pergelangan, dandeviasitanganke radial)
4. Kriteria Diagnosis FotoPolosAntebrachii AP dan Lateral
1. Fraktur yang melaluimetafisis distal dari radius yang terkena
Padaposisi lateral menunjukkanbahwafragmen distal radius
tersebutberpindahkearah anterior (
posisiberlawanandarifrakturColles). Seluruhmetafisisdapatretak,
ataubisamenjadipatahoblik yang keluarpadasisi dorsal atau volar
dari radius
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding 1. frakturpergelangantangan : fraktur Smith, frakturGeleazzi
Dislokasisendi Wrist

148
7. Pemeriksaan Penunjang 1. 1Pemeriksaanradiologisdilakukanuntukmenentukantipefraktur,
(Bila diperlukan) ada/tidaknyadislokasi, kesegarisanantarakondilusmedialis,
kaput radius, danpertengahan radius. Contoh:
Ø Pemeriksaan roentgen (Anterior Posterior & Lateral)
Ø Arteriogram ( Jikaterdapatkecurigaankerusakanvaskuler)
Ø Scan CT/MRI (
Jikadiperlukanuntukmengetahuiadanyakerusakanjaringanlunak
sekitar)
2. Pemeriksaanlaboratorium
(jikafrakturterbukadanmemerlukantindakanoperasi) :
Ø Hitungdarahlengkap
Ø golongandarah
Ø CT
Ø BT
Ø Kreatinin
8. Terapi Terapi Non Pembedahan

Perawatanpadaawalnyaterdiridarireduksitertutupdengananestesi

Dilakukanreposisidenganposisitangandiletakkandalamposisidorsof
leksiringan, deviasi ulnar, dansupinasimaksimal
(kebalikanposisiColles), Laludiimobilisasidengangips di
atassikudenganposisilenganbawahdalamkeadaansupinasi&pergela
ngantangandalamposisianatomisselama 4-6 minggu.

149
TerapidenganPembedahan

ORIF (Open Reduction Internal Fixation


)adalahterapipilihanbagidislokasifraktur volar. Reduksidengan
plate and screw / K wires
mungkindiperlukanuntukmemastikananatomi alignment darisendi
radiocarpal.

150
Dianjurkanuntuktidakmelakukanaktivitasfisik yang
9. Edukasi melibatkandaerahfrakturuntuksementarawaktu.

Bergantungapakahdilakukanpenatalaksanaansecarakon
10. Lama rawat vensionalataudilakukanoperasi.

11. Tingkat Evidens IV


12. Tingkat Rekomendasi C
13. Prognosis 1. Advitam : Bonam
2. Adfunctionam : Dubiaadbonam
3. Adsanationam : Bonam

14. Indikator Medis

15. Kepustakaan 1. De Jong, Wim. BukuAjarIlmuBedah. Edisi II. 2005.


Jakarta: EGC
2. Apley A, Graham & Solomon, Louis.
BukuAjarOrtopedi&FrakturSistemApleyEdisi VII.
1995. Jakarta: WidyaMedika.
3. Mansjoer, Arief, ed. KapitaSelektaKedokteran.
2000. Jakarta: Media Aesculapius
4. 4. Swiontkowski, Marc F. Stovitz, Steven D. Elbow
and Forearm Injuries. In : Swiontkowski, Marc F.,
Stovitz, Steven D, editorsManual of Orthopaedics, 6
th ed. New Lippincott Williams & Wilkins. 2001.

151
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
TATA LAKSANA
SMFKASUS
BEDAH

RS NUR ROHMAH
RS NUR ROHMAH RS NUR ROHMAH
2013 – 2015
FRACKTUR TERBUKA

Terjadinya fraktur yang disertai dengan terdapatnya luka


sehingga terjadi hubungan antara daerah fraktur dengan udara
1. Pengertian (Definisi) luar.

Luka dapat terjadi akibat trauma dari luar atau dari dalam.

2. Anamnesis Riwayat terjadinya fraktur

1. Adanya deformitas
2. Hilangnya fungsi (fungsiolaesa)
3. Lihat ukuran tulang dan bandingkan kedua sisi
3. Pemeriksaan Fisik
4. Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri bila digerakan
5. Adanya krepitasi
6. Seberapa jauh gangguan fungsi yang terjadi
1. Anamnesa sesuai dengan kriteria penyakit
4. Kriteria Diagnosis 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria penyakit
3. Pemeriksaan penunjang yang mendukung

5. Diagnosis Kerja Fraktur terbuka

6. Diagnosis Banding Dislokasi + luka

1. Foto rontgen minimal 2 proyeksi ( AP dan Lateral, Aksial,


Tangensial )
7. Pemeriksaan 2. Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan
Penunjang 3. Ureum kreatinin
4. GDS
5. HbsAg

152
6. EKG ( Kalau perlu )
1. Antibiotika profilaksis sefalosforin generasi 1 untuk fraktur
terbuka tipe 1 dan 2, + aminoglikosida untuk fraktur tipe
3A,+ aminoglikosida + penicilin untuk fraktur tipe 3B dan
3C
8. Tatalaksana 2. Tetanus profilaksis
3. Debridemen dan dilanjutkan dengan pemasangan fiksasi
interna atau eksterna
4. Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe 1 dan 2
5. Fiksasi eksterna untuk kasus fraktur terbuka tipe 3
1. Dini : perdarahan, cedera saraf atau organ lain
9. Penyulit
2. Lanjut : infeksi, kaku sendi, atrofi otot
1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan
10. Edukasi penunjang
(Hospital Health 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan
Promotion) komplikasi
3. Penjelasan alternative tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
5. Informed consent
11. Indikator Medis 1. Keluhan berkurang
2. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)

12. Lama Perawatan 3 hari apabila tidak ada komplikasi


Ad vitam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)

13. Prognosis Ad sanationam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)

Ad fungsionam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)

14. Penelaah Kritis Dr. Eko Sumardiyono, Sp. Ot

1. Bila ada cedera lain yang menyertai, bedah vaskuler, bedah


digestif dan lain-lain
15. Konsultasi
2. bila diperlukan untuk toleransi operasi seperti penyakit
dalam, neurologi dan lain-lain
16. Kepustakaan 1. Standar Pelayanan Medis Perhimpunan Dokter Orthopaedi

153
dan Traumatologi Indonesia, Edisi II, Jakarta 2008
2. Sjamsuhidajat R. Dan De Jong W., Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997
3. Mansjoer A. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III,
Media Aesculapius, Jakarta 2000

154

Anda mungkin juga menyukai