Anda di halaman 1dari 48

PERAN TIM TERPADU DALAM PELAYANAN

GERIATRI VERSI SNARS

oleh :
dr Rokihyati,SpPD-FINASIM
• Akreditasi RS di Indonesia dilaksanakan untuk menilai
kepatuhan RS terhadap standar akreditasi
• standar nasional akreditasi untuk rumah sakit yang
mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama
Standar Nasional Akreditasi RS Edisi 1 dan disingkat
menjadi SNARS Edisi 1.
SASARAN V:
PELAYANAN GERIATRI
• Standar 5
• RS menyediakan pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap
akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan.
• Standar 5.1
• RS melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service)
Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1

• Pasien geriatri : pasien lanjut usia dengan


multi penyakit/gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan secara terpadu dengan pendekatan
multi disiplin yang bekerja sama secara
interdisiplin
ELEMEN PENILAIAN (EP)
• Menuntun RS dan surveior terhadap apa yang akan
ditinjau dan dinilai selama proses survei.
• menunjukkan ketentuan untuk kepatuhan
• membantu RS untuk memenuhi
• membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga
kesehatan mengenai standar yang ada
• memandu RS dalam persiapan akreditasi.
• Setiap elemen penilaian dilengkapi dengan
• (R) atau (D), atau (W) atau (O) atau (S), atau
kombinasinya yang berarti sebagai berikut :
• (R)= Regulasi : dokumen pengaturan yang
disusun oleh RS, dapat berupa kebijakan,
prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan
Direktur RS, keputusan Direktur RS dan atau
program
• (D) = Dokumen : bukti proses kegiatan/
pelayanan, dapat berbentuk berkas rekam
medis, laporan/notulen rapat/hasil audit/ijazah
dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan
• O) = Observasi : bukti kegiatan berdasarkan hasil
penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.
• (S) = Simulasi : peragaaan kegiatan, dilakukan oleh staf
RS yang diminta oleh surveior.
• (W) = Wawancara : kegiatan tanya jawab yang dilakukan
oleh surveior ditujukan kepada pemilik/representasi
pemilik, direktur RS, profesional pemberi asuhan (PPA),
staf klinis/ non klinis, pasien, keluarga, tenaga kontrak dll
REGULASI

 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO 79 TAHUN


2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN
GERIATRI DI RUMAH SAKIT
 UU No 13 thn 1998 tentang pelayanan kesehatan lansia
 UU No 20 thn 2004 tentang praktek kedokteran
 UU No 36 thn 2009 tentang kesehatan
 UU No 44 thn 2009 tentang RS
TUJUAN PENYELENGGARAN PELAYANAN
GERIATRI DI RUMAH SAKIT

a. meningkatkan kualitas hidup, kualitas


pelayanan, dan keselamatan
b. memberikan acuan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan
pelayanan Geriatri di RS
KETENTUAN UMUM

• Lanjut Usia : usia 60 tahun ke atas


• Pasien Geriatri : Lanjut Usia, multi penyakit
dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan secara terpadu dengan pendekatan
Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin
DEFINISI
• Multidisiplin: berbagai disiplin/bidang ilmu yang secara
bersama-sama menangani penderita dengan berorientasi
pada ilmunya masing-masing.
• Interdisiplin : dilakukan oleh berbagai disiplin/bidang ilmu
yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan
pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
• Tim Terpadu Geriatri : tim Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut
Usia dengan prinsip tata kelola pelayanan terpadu dan
paripurna
TINGKAT PELAYANAN GERIATRI DI RS
(BERDASARKAN KEMAMPUAN RS)

• a. tingkat sederhana;
• b. tingkat lengkap;
• c. tingkat sempurna; dan
• d. tingkat paripurna.
Tingkatan pelayanan tsb ditetapkan berdasarkan

a. jenis pelayanan;
b. sarana dan prasarana;
c. peralatan; dan
d. ketenagaan
JENIS TINGKATAN PELAYANAN GERIATRI

1. SEDERHANA paling sedikit terdiri atas rawat


jalan dan kunjungan rumah (home care).
(2) LENGKAP : tingkat sederhana ditambah rawat
inap akut
3. SEMPURNA : tingkat lengkap ditambah klinik
asuhan siang
4. PARIPURNA : tingkat sempurna ditambah rawat
inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan
Pasien Geriatri (respite care), dan Hospice.
BANGUNAN
Tingkat sederhana :
• a. ruang pendaftaran/administrasi;
• b. ruang tunggu;
• c. ruang periksa; dan
• d. ruang Tim Terpadu Geriatri
Tingkat lengkap : ditambah ruang bangsal Geriatri akut (
ruang rawat inap dan ruang fisioterapi )
• Tingkat sempurna & paripurna ditambah ruang klinik
Asuhan Siang; ruang bangsal Geriatri kronis; ruang
penitipan Pasien Geriatri (respite care); ruang Hospice care.
PERSYARATAN
• bangunan pelayanan Geriatri juga harus memenuhi
konstruksi bangunan yang sesuai dengan standar
keamanan, keselamatan, dan kesehatan Pasien Geriatri
• Peralatan: meliputi untuk pemeriksaan, terapi, dan
latihan.
• Ketenagaan : medis & non medis
• Tim Terpadu Geriatri : terdiri atas ketua dan koordinator
pelayanan yang merangkap sebagai anggota, dan
anggota.
• Ketua Tim Terpadu Geriatri ; SpPD-Kger (tingkat paripurna)
, SpPD( tingkat sederhana, lengkap dan sempurna)
TIM TERPADU GERIATRI (TINGKAT SEDERHANA)
o SpPD,
o Spesialis lain yg terkait
o Dokter
o perawat yang telah mengikuti pelatihan
keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia;
o apoteker;
o tenaga gizi;
o fisioterapis; dan
o okupasi terapis.
 tingkat LENGKAP :ditambah dokter spesialis kedokteran
fisik dan rehabilitasi; dokter spesialis kedokteran jiwa/
psikiater ; psikolog; dan pekerja sosial.
 tingkat SEMPURNA : ditambah terapis wicara &
perekam medis
 Tingkat PARIPURNA ditambah : SpPD-K-Ger
• TUGAS TIM TERPADU GERIATRI
KETUA TIM TERPADU GERIATRI

Tugas Pokok:
• 1) Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya
pelayanan geriatri sesuai dengan tingkatan pelayanan.
• 2) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral dengan berbagai disiplin.
Uraian Tugas:
• 1) Merencanakan/membuat rencana kerja kebutuhan tim
geriatri setiap tahunnya.
• 2) Menyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan
rencana kebutuhan ketenagaan, sesuai kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh direktur RS.
Uraian Tugas Ketua tim Terpadu Geriatri(lanjutan)

• 3) Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun


ke dan dari luar RS.
• 4)Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/
departeman/ bagian/KSMF (Kelompok Staf Medik
Fungsional) lain di RS, serta hubungan lintas
program dan lintas sektoral melalui direktur RS
• 5) Memberikan laporan berkala tim terpadu geriatri
kepada Direktur RS.
KOORDINATOR RAWAT JALAN
• Tugas Pokok:
• Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup
poliklinik, meliputi asesmen geriatri, tugas konsultatif kuratif
(sederhana) serta melaksanakan rujukan ke dan dari tim/
departemen/KSMF lain bila perlu
• Uraian Tugas:
• 1) Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana
kebutuhan poliklinik geriatri setiap tahunnya.
Uraian Tugas Koordinator Rawat Jalan
(lanjutan)
• 2) Menyediakan kelengkapan pelayanan geriatri
di poliklinik berdasarkan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
• 3) Menyediakan kelengkapan tugas pendidikan,
latihan dan penelitian serta pengembangan
sesuai kebijakan tim geriatri.
• 4) Menyelenggarakan kerja sama dengan SMF di
rumah sakit.
• 5) Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri
atas penyelenggaraan pelayanan geriatri di
poliklinik.
KOORDINATOR RAWAT INAP AKUT/KRONIS/ASUHAN SIANG

• Tugas Pokok: serupa dengan koordinator poliklinikhanya


berbeda ruang lingkup
• Uraian Tugas:
GERIATRIS/INTERNIS YG DILATIH
Uraian tugas :
• pelaksana pelayanan : melaksanakan semua program,
distribusi pasien ke masing masing pelayanan dalam tim
geriatri dan/merujuk ke KSM lain sesuai kebutuhan, re-
evaluasi pasien dan menentukan program selanjutnya,
mengirim kembali dan menyampaikan jawaban konsul,
bertanggung jawab atas pelaksanaan program kepada
ketua tim geriatri
• Pelaksana pendidikan dan pelatihan
• Pelaksana penelitian& pengembangan
• Pelaksana lintas program& lintas sektoral
Anggota tim yang lain seperti :
Dokter Umum (yang telah dilatih pelayanan geriatri)
• Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
• Perawat Geriatrik,
• Fisioterapis, Okupasi terapis, Terapis Wicara
• Pekerja sosial medik
• Nutrisionis
• Farmasis/asisten farmasi
• semua mempunyai uraian tugas serupa sesuai
dengan bidangnya masing-masing
ALUR PELAYANAN (PARIPURNA))
COMPREHENSIVE GERIATRIC ASSESMENT (CGA)

• Pengkajian kondisi fisik


• Pengkajian psikologis
• Status fungsional
• Status nutrisi
• Interaksi diantara hal-hal tersebut
ADL BARTHEL

Skor 5,10,15 diganti


dengan 0,1,2,3
20 =mandiri
12-19= ketergantungan
ringan
9-11=ketergantungan
sedang
5-8 = ketergantungan
berat
0-20 ketergantungan total
MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
Geriatric Depression Scale
Geriatric Depression Scale

- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1


- Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar
depresi
- Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Mini Nutritional Assessment (MNA)
MNA (lanjutan)
Sistem rujukan
• a. rujukan internal adalah rujukan di dalam RS;
atau
• b. rujukan eksternal adalah rujukan antar
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI MUTU

• dilakukan dalam bentuk kegiatan


pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan paling sedikit memuat:
• a. lama perawatan;
• b. Status Fungsional;
• c. kualitas hidup;
• d. rawat inap ulang (rehospitalisasi); dan
• e. kepuasan pasien.
LAMA RAWAT

• Lama rawat pasien geriatri di ruang rawat inap akut


tergantung dari kemampuan TTG serta dukungan sarana
dan prasarana.
• Makin terampil dan lengkap, lama rawat akan semakin
singkat.
• Rata-rata lama rawat pasien geriatri yang masuk karena
mengalami geriatric giants dan dirawat inap dengan
menerapkan pengkajian paripurna pasien geriatri adalah
12 hari.
STATUS FUNGSIONAL

• Status fungsional pasien diukur sejak pasien


masuk rumah sakit sampai saat pemulangan.
Diukur rata-rata kenaikan skor status
fungsional pasien geriatri dengan
karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika
menggunakan instrumen ADL Barthel.
KUALITAS HIDUP
• Penilaian kualitas hidup harus menggunakan
instrumen yang mampu menilai kualitas hidup
terkait kesehatan (health related quality of life =
HRQoL).
• Salah satu instrumen yang sering digunakan
adalah EQ5D (Euro-Quality of Life Five Dimension)
yang mengukur lima dimensi atau aspek yang
memengaruhi kesehatan.
• Standar nilai EQ5D ≥ 0,71 dengan EQ5D-VAS
minimal 79%.
EQ5D
Rawat inap ulang (rehospitalisasi)
• Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari
pertama pascarawat menggambarkan adanya
permasalahan kesehatan yang sesungguhnya
belum optimal ditatalaksana di RS. Persentase
maksimal rehospitalisasi pasien geriatri pasca
rawat inap akut adalah 15%. Rehospitalisasi ini
dapat dipengaruhi oleh kesiapan tim terpadu
geriatri serta dukungan yang ada di rumah sakit.
Rehospitalisasi juga tak terlepas dari pengaruh
kemampuan puskesmas dan community based
geriatric service.
Kepuasan pasien

• Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan


instrumen yang secara sahih dapat mengukur kepuasan
pasien.
• Salah satu instrumen yang sering digunakan adalah
Patients’s Satisfaction Questionair (PSQ) yang telah diuji
kesahihan (Spearman correlation coefficient: 0,383 – 0,
607 ; p < 0,01) dan keandalannya (Cronbach’s alpha: 0,684)
. Instrumen ini memiliki nilai standar minimal 190.
PENGEMBANGAN PELAYANAN GERIATRI
• Tujuan :mengantisipasi kompleksitas kasus
penyakit dan permasalahan kesehatan Pasien
Geriatri serta kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan Geriatri yang aman, terjangkau, dan
bermutu
• Upaya : berkesinambungan dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang Geriatri.
• Ruang lingkup : pengembangan SDM, jenis
pelayanan, sarana prasarana peralatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai