NOMOR : 055/SK-DIR/RSUH/I/2019
TENTANG
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (LNRI Tahun 2003 Nomor 39, TLNRI
Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (LNRI Tahun 2004 Nomor 116, TLNRI Nomor
4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(LNRI Tahun 2000 Nomor 144, TLNRI Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(LNRI Tahun 2009 Nomor 153, TLNRI Nomor 5072);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Panduan Insiden Keselamatan Pasien digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta
KEDUA : Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagaimana
dimaksud diktum KESATU tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Purwakarta
Pada Tanggal 14 Januari 2019
BAB I DEFINISI............................................................................................................................................1
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................................................14
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU HOLISTIC PURWAKARTA
NOMOR : 054/SK-DIR/I/2019
TENTANG PENETAPAN PANDUAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
BAB I
DEFINISI
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien adalah dasar dari semua pelayanan kesehatan. Namun dengan
semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit
menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien 24 (dua puluh empat) jam terus-menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Keselamatan Pasien/Patient Safety adalah keadaan bebas, bagi pasien dari harm atau
cedera (penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dll) yang tidak
seharusnya terjadi atau cedera yang potensial terkait dengan pelayanan kesehatan.
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang seharusnya
tidak terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/Adverse Event adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan yang menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah. Nyaris Cedera (KNC)/Near Miss adalah suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya diambil
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan
misalnya pasien terima obat suatu obat Kejadian kontraindikasi tetapi tidak timbul reaksi,
karena pencegahan misalnya suatu obat dengan over dosis lethal akan diberikan tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan, atau peringanan misalnya suatu
obat dengan over dosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya.
Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapakan atau tidak dapat
diterima, seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan
keseriusan cedera yang terjadi (misalnya amputasi pada kaki yang salah).
Definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:
a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya:
- kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi
pasien (contoh, kematian setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru paru)
- kematian bayi aterm
- bunuh diri
b) kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien
c) operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d) terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah
atau transplantasi organ atau jaringan
e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan
rumah orang tuanya
f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau
kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien,
anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau
vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit
KTC (Kejadian Tidak Cedera) adalah insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien
tidak timbul cedera.
KPC (Kondisi Potensial Cedera) atau Reportable circumstance yaitu kondisi / situasi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
Laporan Insiden Rumah Sakit (Internal) merupakan suatu pelaporan tertulis setiap
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD ), KTC (Kejadian Tidak Cedera), KPC (Kondisi Potensial
Cedera) atau Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang menimpa pasien atau kejadian lain yang
menimpa keluarga, pengunjung, maupun karyawan rumah sakit.
Kesalahan
5 Tranfusi Darah
6 Kesalahan Nutrisi
Kesalahan
Pemberian
7 Gas/Oksigen
Kesalahan Proses
10 Laboratorium
11 Lain-Lain
Alur pelaporan IKP ke Sub Komite KPRS di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta
(Internal), adalah :
1. apabila terjadi suatu insiden (KTD, KPC, KTC dan KNC) di rumah sakit, wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak
diharapkan;
2. setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi Formulir
Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung. Paling lambat
2x24jam); jangan menunda laporan;
3. setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor (atasan
langsung adalah kepala ruangan masing-masing unit kerja Rumah Sakit Umum Holistic
Purwakarta);
4. atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko terhadap insiden
yang dilaporkan;
5. hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut:
a. Grade Biru : Investigasi Sederhana oleh Atasan Langsung, waktu maksimal 1
minggu;
b. Grade Hijau : Investigasi Sederhana oleh Atasan Langsung, waktu maksimal 2
minggu;
c. Grade Kuning : Investigasi Komprehensif/Analisis Akar Masalah/RCA oleh tim
KP di RS, waktu maksimal 45 hari;
d. Grade Merah : Investigasi Komprehensif/Analisis Akar Masalah/RCA
oleh tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari;
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke Sub Komite KPRS.
7. Sub Komite KPRS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan Insiden
untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan regarding
8. Untuk grade kuning/merah, Sub Komite KPRS akan melakukan Analisis Akar
Masalah/Root Cause Analysis (RCA).
9. Setelah melakukan RCA, Sub Komite KPRS membuat laporan analisis dan usulan
rekomendasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.
10. Direktur RS membuat tindak lanjut atas laporan IKP tersebut, dan selanjutkan
memberikan umpan balik ke tiap Unit Kerja RS sebagai bahan pembelajaran supaya
tidak terjadi kejadian yang sama di kemudian hari.
11. Sebagai upaya pemantapan, dapat dilakukan sosialisasi tindak lanjut IKP dalam
forum/pertemuan besar karyawan bila diperlukan.
12. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan senantiasa dikerjakan oleh Sub Komite KPRS.
13. Laporan Insiden Keselamatan Pasien disimpan oleh Sub Komite KPRS dan tidak boleh
disimpan di dokumen Rekam Medis.
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko
a. Skor Risiko
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu Biru, Hijau,
Kuning, dan Merah. Warna ”bands” akan menentukan investigasi yang akan dilakukan :
(tabel 4)
1 bands Biru dan Hijau : Investigasi Sederhana
: Investigasi Komprehensif / RCA
2 bands Kuning dan Merah
WARNA BANDS : HASIL PERTEMUAN ANTARA NILAI
DAMPAK YANG DIURUT KE BAWAH DAN
NILAI PROBABILITAS YANG DIURUT KE
SAMPING KANAN
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood
1 2 3 4 5
Moderat
Sangat Moderate e High Extreme Extreme
Sering
Terjadi
(Tiap mgg
/bln)
5
Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(Beberapa
kali/thn)
4
Mungkin Low Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(1-2 thn/x)
3
L L
O o
Jarang w w Moderate High Extreme
Terjadi
(2-5 thn/x)
2
L L
O o
Sangat w w Moderate High Extreme
jarang sekali
(>5 thn/x)
1
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS. X terjadi pada 2
(dua) tahun yang lalu.
Investigasi Sederhana
Unit KPRS
RCA
Rekomendasi
Direktur RS
KKPRS
Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Formulir Laporan Insiden ke Sub Komite PMKP di RUMAH SAKIT UMUM HOLISTIC
PURWAKARTA
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
1. Nama : ..........................................................................................
2. No RM : ......................................... Ruangan : .............................
3. Umur* :
a. 0-1 bulan
b. > 1 bulan – 1 tahun
c. > 1 tahun – 5 tahun
d. > 5 tahun – 15 tahun
e. > 15 tahun – 30 tahun
f. > 30 tahun – 65 tahun
g. > 65 tahun
4. Jenis kelamin* :
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Penanggung biaya pasien* :
a. Pribadi _ Asuransi Swasta
b. ASKES Pemerintah
c. Perusahaan ( PT. ……………………………………….......................)
d. JAMKESMAS
Jam …...
6. Tanggal Masuk RS : .................................................. …….
1. Unit kerja wajib mencatat KTD, KNC, KPC, KTC dalam lembar sensus harian dan
melaporkan ke Sub Komite KPRS dengan menggunakan form laporan insiden KP setiap
bulannya.
2. Sub Komite KPRS menganalisa laporan bersama-sama unit terkait, dan membuat laporan
ke Direktur dan menyiapkan laporan ke PERSI.
3. Sub Komite KPRS melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pencatatan insiden
keselamatan pasien maupun terhadap insiden keselamatan yang terjadi di rumah sakit.
Ditetapkan di Purwakarta
Pada Tanggal 14 Januari 2019