Anda di halaman 1dari 161

PANDUAN KEWENANGAN TENAGA KESEHATAN

LAIN

ii
DIREKTORI TENAGA
KESEHATAN LAIN

iii
i
v
x
DAFTAR ISI

Hal

BAB I. PENDAHULUAN …......................................................................


1. Latar Belakang ….................................................................... 1
2. Tujuan …................................................................................. 2
3. Ruang Lingkup ….................................................................... 3
BAB II. SUSUNAN DIREKTORI KEWENANGAN
Susunan Direktori Kewenangan ………………………………………….. 5
BAB II. KEWENANGAN PROFESI
1. Psikologi Klinis ………………………………………………………………….. 5
2. Kefarmasian ……………………………………………………………………… 9
3. Kesehatan Lingkungan (sanitarian) …………………………………… 15
4. Ahli Gizi (Nutrisionis & DIetisien) ……………………………………… 19
5. Fisioterapi (Fisioterapis) …………………………………………………… 25
6. Okupasi Terapi (Okupasi Terapis) …………………………………….. 36
7. Terapi Wicara (Terapis Wicara) ……………………………………….. 42
8. Perekam Medis & Informasi Kesehatan …………………………… 46
11. Refraksi Optisien ……………………………………………………………… 57
12. Teknisi Gigi ………………………………………………………………………. 60
13. Audiologi …………………………………………………………………………. 65
14. Radiografer ……………………………………………………………………… 70
15. Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Analis Kesehatan) …… 82
18. Elektromedik ……………………………………………………………………. 106
BAB III. PENGUKURAN KEWENANGAN …………………………………………… 118
BAB IV. PENUTUP …………………………………………………………………………… 122
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. xiii

x
i
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga
Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat yang maksimal di Rumah Sakit. Rumah sakit memiliki
berbagai macam jenis kelompok tenaga kesehatan yang secara kedisiplinan
ilmu pengetahuannya melakukan praktik untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum.
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) adalah rumah sakit umum
pusat yang juga merupakan rumah sakit rujukan nasional yang terus menerus
berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
nasional dan Internasional. RSCM telah mendapatkan akreditasi nasional
dari KARS dan akreditasi Internasional dari Joint Commission International.
Akreditasi nasional maupun Internasional merupakan bagian dari penjagaan
mutu dalam pelayanan kesehatan yang digunakan sebagai dasar penetapan
program akreditasi dan sertifikasi setiap fasilitas. Kedua akreditasi berfokus
pada keselamatan pasien dan standar manajemen rumah sakit yang
memberikan manfaat untuk melindungi pasien dari pelayanan kesehatan
melalui pelayanan yang sesuai dengan standar dan prosedur. Salah satu
standar pelayanan yang dinilai mulai dari sumber daya manusia,
administrasi dan komunikasi, fasilitas medis dan fasilitas penunjang dalam
upaya peningkatan mutunya.
Untuk menjaga kualitas mutu pelayanan tersebut maka diperlukan
standarisasi dengan mengutamakan keselamatan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit. Standarisasi merupakan hal yang sangat penting
dalam penyelenggaraan organisasi untuk meningkatkan produktifitas dan
menjamin mutu dalam meningkatkan daya saing dan melindungi konsumen,
1
tenaga kerja dan masyarakat baik keselamatannya maupun
kesehatannya.

2
Atas dasar upaya menjamin mutu, RSCM berkomitmen
menolong, memberikan yang terbaik. Sehingga dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
bertanggungjawab yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan
kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya
melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi,
perizinan, pengawasan dan pemantauan agar sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Salah satu bentuk wujud upaya
peningkatan mutu tersebut adalah melalui pengelolaan sumber daya
manusia. Pengelolaan SDM yang digunakan berdasarkan competency
based, yang merupakan kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, sikap dan
perilaku pegawai dalam melakukan pelayanan kesehatan pada masyarakat
secara produktif dan profesional.

2. Tujuan
Tujuan umum dalam direktori kewenangan ini adalah :
Sebagai pedoman dalam menentukan kewenangan tenaga
kesehatan berdasarkan kompetensi di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
Tujuan khusus adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kredibilitas rumah sakit dalam pelayanan
kesehatan terhadap keselamatan pasien.
b. Memberikan bahan penetapan dalam uraian tugas tenaga kesehatan
berdasarkan kompetensi di unit kerja.
c. Memberikan panduan dalam proses rekruitmen pegawai baru sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan
d. Meningkatkan mutu dan etika disiplin profesi melalui penilaian kinerja
berdasarkan kompetensi dan budaya RSCM.
e. Pengembangan tenaga kesehatan melalui kebutuhan pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
f. Menentukan cara pengukuran kompetensi untuk kewenangan yang
diberikan.

3. Ruang Lingkup
Direktori kewenangan ini dibuat berdasarkan kelompok tenaga kesehatan
yang ada di RSCM selain dokter dan perawat. Adapun kelompok tenaga

3
kesehatan di RSCM dalam wadah Komite Tenaga Kesehatan dan
Bidang Keteknisian Medik yaitu :

4
a. Jenis kelompok tenaga psikologi klinis adalah Psikologi Klinis
b. Jenis kelompok tenaga kefarmasian adalah Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian
c. Jenis kelompok tenaga kesehatan lingkungan adalah Tenaga
Sanitasi Lingkungan
d. Jenis kelompok tenaga gizi adalah Nutrisionis dan Dietisien
e. Jenis kelompok tenaga keterapian fisik adalah Fisioterapi,
Okupasi Terapis, dan Terapis Wicara
f. Jenis kelompok tenaga keteknisian medis adalah Perekam medis
dan informasi kesehatan, Teknik kardiovaskuler, Teknisi Pelayanan
Darah, Refraksionis optisien/optometris, Teknisi Gigi, Penata
Anestesi, Terapis gigi dan mulut dan Audiologis
g. Jenis kelompok tenaga biomedika adalah Radiografer, Elektromedis, Ahli
teknologi Laboratorium Medik (analis Kesehatan), Fisikawan Medik,
Radioterapis dan Ortotik Prostetik.
h. Jenis kelompok kesehatan lain yang terdapat di RSCM adalah
Biolog

5
BAB II
SUSUNAN DIREKTORI KEWENANGAN

Dalam penyusunan direktori kewenangan tenaga kesehatan


menggunakan peraturan berdasarkan ketentuan masing-masing profesi
yang melibatkan mitra bestari dari setiap profesinya dalam penetapan
kewenangan di RSCM. Direktori kewenangan dibagi ke dalam dua
kelompok besar, yaitu kewenangan dasar dan kewenangan khusus yang
digolongkan ke dalam jenis kompetensi spesifik. Kewenangan dasar
adalah karakteristik utama yang berdasarkan pengetahuan atau keahlian
dasar, sedangkan kewenangan khusus adalah kewenangan yang membuat
seseorang berbeda dari yang lain berdasarkan kompetensi yang
dimilikinya secara personal.
Dengan kedua kelompok kewenangan tersebut dapat
menentukan kebutuhan kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga
kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan
keterampilan sejalan dengan kebutuhan peran dan fungsi kerja di RSCM.
Maka dalam hal ini struktur direktori kewenangan tersusun untuk
meningkatkan mutu dan etika disiplin profesi berdasarkan kompetensi
dan budaya RSCM.

6
BAB III
KEWENANGAN PROFESI

1. PSIKOLOGI KLINIS
Pelayanan Psikologi Klinis mencakup promosi, preventif, kuratif,
rehabilitasi dan pelatihan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan
Psikologis sebagai bagian dari kesehatan manusia seutuhnya baik secara
fisik, psikologis, dan sosial.
Psikolog Klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan Psikologi
Klinis kepada masyarakat di unit pelayanan kesehatan dengan hak dan
kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Tugas pokok Psikolog Klinis adalah memberikan pelayanan Psikologi
Klinis yang meliputi Assesmen, Interpretasi Hasil Assesmen, Intervensi,
Pembuatan Laporan Pemeriksaan Psikologi Klinis, Pelaksanaan Tugas di
Tempat Risiko Tinggi, dan Pengabdian masyarakat yang meliputi
pelaksanaan penanggulangan problem Psikologi Klinis pada masyarakat
rumah sakit, pelaksanaan tugas khusus lapangan di bidang Psikologi Klinis
pada komunitas, dan menjadi saksi ahli.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Pasca Sarjana dan atau Master Psikologi Profesi Psikologi Klinis
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan Surat Tanda
Registrasi (STR) psikologi klinis

Kewenangan Dasar
1. Melakukan persiapan assesmen melalui wawancara pendahuluan
2. Merencanakan pemeriksaan psikologi
3. Melaksanaan observasi, wawancara lanjutan dan psikotes
4. Melakukan interpretasi hasil observasi, wawancara lanjutan dan psikotes
5. Merencanakan intervensi psikologi lanjutan
6. Melakukan kunjungan klien/pasien
7. Menyusun laporan pemeriksaan psikologis berupa hasil evaluasi
8. Melakukan pencatatan/dokumentasi hasil pemeriksaan psikologi klinis
9. Melakukan intervensi psikologi dalam bentuk psikoedukasi
7
Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik di bidang psikologi klinis
2. Melakukan kegiatan manajerial psikologi klinis :
a. Penilaian kinerja psikologi klinis
b. Supervisi anggota psikologi klinis
c. Manajemen pelayanan pasien psikologi klinis
3. Melakukan assessment kompetensi
4. Menjadi narasumber isu-isu psikologi
5. Melakukan pelayanan psikologi terkait masalah kesehatan
6. Melakukan pelayanan psikologi masalah perkembangan anak dan dewasa
7. Melakukan pelayanan psikologi masalah klinis dalam ranah pendidikan
8. Melakukan pelayanan psikologi masalah pengembangan dan pengelolaan
diri
9. Melakukan pelayanan psikologi masalah perkawinan keluarga
10. Melakukan pelayanan psikologi masalah psikologi klinis dalam
ranah forensik :
a. Assesment dan evaluasi kelaikan kerja
b. Assesment dan evaluasi laik studi
c. Assesment dan evaluasi kesiapan menjadi orangtua asuh/adopsi
d. Assesment dan evaluasi perolehan hak asuh anak
e. Assesment dan evaluasi kepribadian kecakapan mental menghadapi
persidangan pada pelaku tindak kejahatan
f. Assesment dan evaluasi kepribadian sebagai pengampuh kekayaan
seseorang
g. Assesment dan evaluasi kepribadian diduga adanya kekerasan
fisik yang dilakukan oleh orang tua/pengasuh
h. Assesment dan evaluasi terhadap kekerasan seksual
11. Melakukan pelayanan psikologi masalah penyesuaian dan patologi
sosial/lingkungan
12. Melakukan konseling khusus individu dan kelompok Behavior
Therapy/CBT anak dan dewasa
13. Memberikan penilaian instrumen psikologi terkait penelitian klinis
14. Melakukan validasi instrumen penelitian berbasis psikologis
15. Melakukan psikologi klinis sebagai konsultan
16. Melakukan seleksi penerimaan PPDS dan staf karyawan RSCM dan
luar RSCM

8
17. Memberikan psikoedukasi bagi pasien terkait masalah psikologis
18. Melakukan tes psikologis calon pendamping TKHI/PPIH

Pelatihan :
1. Pelatihan instrumen psikologi
2. Pelatihan Clinical Instructor/TOT psikologi
3. Pelatihan Health Psychology
4. Pelatihan Psikologi perkembangan anak dan dewasa
5. Pelatihan instrumen psikologi pendidikan
6. Pelatihan psikologi kepribadian
7. Pelatihan psikologi konseling pernikahan
8. Pelatihan psikologi forensik
9. Pelatihan psikologi patologi sosial
10. Pelatihan/sertifikasi CBT dan konseling
11. Pelatihan metodelogi penelitian berbasis psikologi
12. Pelatihan statistik terkait validasi
13. Pelatihan konsultasi psikologi
14. Pelatihan instrumen psikologi industri dan organisasi
15. Pelatihan psikoedukasi
16. Pelatihan instrumen psikologi industri dan organisasi
17. Pelatihan instrumen psikologi klinis, psikologi industri dan
organisasi Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang
relevan terhadap
kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan teknik/cara
kerja tentang pendidikan dan pelatihan psikologi klinis lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan psikologi klinis di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
9
4. Dalam pengajuan re-kredensial psikolog klinis harus memenuhi pelayanan
psikologi klinis minimal 420 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

10
2. KEFARMASIAN (Tenaga Teknis Kefarmasian dan Apoteker)
Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,
Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin
dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Bahan medis habis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Kualifikasi
1. Minimal Pendidikan tenaga teknis kefarmasian :
a. Diploma III-Farmasi
b. Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan
c. Sarjana Farmasi
2. Minimal Pendidikan apoteker
a. Sarjana Farmasi Profesi Apoteker
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan Surat Tanda Registrasi
(STR) Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian

Kewenangan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan Bahan Medis Habis
Pakai
1. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
2. Melaksanakan prosedur pencatatan dan dokumentasi perencanaan
11
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

12
3. Melaksanakan prosedur pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
4. Melaksanakan prosedur pencatatan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai
5. Melakukan pembelian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
6. Melakukan penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai
7. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
8. Melaksanakan prosedur kalkulasi biaya resep obat sesuai jaminan
pembayaran pasien
9. Melaksanakan prosedur penyiapan sediaan farmasi (floor stock) dan
alat kesehatan
10. Melaksanakan prosedur dispensing obat berdasarkan permintaan
dokter (resep)
11. Melakukan penyiapan obat racikan
12. Melakukan pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
13. Melaksanakan prosedur penyerahan obat unit dose/resep individu/paket
14. Melakukan stock opname sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
15. Mengembalikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang tidak sesuai
persyaratan/spesifikasi/rusak/kadaluarsa
16. Mengumpulkan data pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai
17. Melakukan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
18. Menyiapkan daftar usulan sediaan farmasi yang merupakan program
pemerintah dan atau obat khusus
19. Menilai sediaan farmasi dan alat kesehatan
droping/sumbangan/program pemerintah
13
20. Mengajukan usulan sediaan farmasi dan alat kesehatan program
pemerintah
21. Melakukan sterilisasi sedian farmasi dan alat kesehatan
a. Sterilisasi suhu tinggi steam
b. Sterilisasi suhu rendah etilen oksida
c. Sterilisasi suhu rendah plasma H2O2
d. Sterilisasi suhu rendah formaldehid
e. Sterilisasi dengan uji biologi sterilisasi
f. Sterilisasi dengan uji mikrobiologi sterilisasi
g. Sterilisasi dengan uji visual sterilisasi
22. Melakukan uji kelayakan alat sterilisasi
23. Melakukan uji fungsi alat sterilisasi
24. Memproduksi sediaan farmasi non steril
a. Sediaan padat/solid
b. Sediaan cair/liquid
c. Semi solid
d. Patch
25. Melakukan uji mutu bahan baku produksi sediaan farmasi
26. Melakukan uji mutu sediaan farmasi
27. Menganalisa hasil uji mutu sediaan farmasi
28. Merekomendasikan hasil uji mutu sediaan farmasi
29. Melakukan evaluasi kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai
30. Manajemen risiko pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
a. Menentukan konteks manajemen risiko
b. Mengidentifikasi risiko
c. Menganalisa risiko
d. Mengevaluasi risiko
e. Mengatasi risiko

14
31. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

Kewenangan Pelayanan Farmasi Klinik


1. Melakukan pengkajian dan pelayanan resep
a. Administrasi
b. Farmasetik, dan
c. Klinis
2. Melakukan pemantauan riwayat penggunaan obat
3. Melakukan rekonsiliasi obat
a. Pengumpulan data
b. Komparasi
c. Melakukan konfirmasi kepada dokter
4. Melakukan pelayanan informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
a. Pelayanan informasi obat
b. Pelayanan informasi bagi masyarakat dengan etika profesi kefarmasian
5. Melakukan konseling obat
a. Pemberian konsultasi pada pasien
b. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain
6. Melakukan layanan kunjungan/visite
7. Melakukan pemantauan terapi obat
a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, pemberian obat, respon terapi
b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat
c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat
8. Melakukan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Melakukan evaluasi penggunaan obat
10. Melakukan dispensing sediaan steril
a. Pencampuran obat suntik
b. Penyiapan nutrisi parenteral

15
c. Penanganan sediaan sitostatik
d. Penyiapan sediaan radiofarmaka
e. Pengemasan kembali
11. Melakukan pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)
a. Melakukan penilaian kebutuhan pasien yang membutuhkan PKOD
b. Mendiskusikan kepada dokter untuk persetujuan PKOD
c. Menganalisis hasil pemeriksaan PKOD
12. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Farmasi klinik

Pelatihan :
1. Pelatihan manajemen farmasi/pengelolaan sediaan farmasi
2. Pelatihan aseptik dispensing
3. Pelatihan Radiofarmaka
4. Pelatihan Sterilisasi alat kesehatan
5. Pelatihan Pengadaan barang dan jasa
6. Pelatihan farmasi klinik
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan kefarmasian lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan kefarmasian di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial tenaga teknis kefarmasian dan atau
apoteker harus memenuhi pelayanan kefarmasian minimal 725
kegiatan per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
16
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

17
3. KESEHATAN LINGKUNGAN (Sanitarian)
Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian merupakan pelayanan
kesehatan lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang
mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain :
a. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
b. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan minuman
c. Penyehatan air
d. Pengelolaan limbah
e. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya, dan
f. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan

Kualifikasi
1. Minimal Pendidikan sanitarian :
a. Diploma III Kesehatan Lingkungan
b. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Kesehatan Lingkungan/Teknik
Lingkungan/Teknik Sanitasi/Teknologi Lingkungan
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan Surat Tanda
Registrasi (STR) Sanitarian

Kewenangan Dasar
1. Menyusun instrumen pengumpulan data untuk pengawasan
sanitasi lingkungan, pemeriksaan hygine dan sanitasi tempat
umum, serta pemantauan kualitas lingkungan.
2. Menyusun jadwal kegiatan pengawasan, pemeliharaan
kebersihan/pengendalian vektor/pemilahan limbah padat/penanganan B3,
pemeriksaan hygiene dan sanitasi tempat umum, serta
pemantauan kualitas lingkungan.
3. Melakukan kegiatan pengawasan pemeliharaan kebersihan/pengendalian
vektor/ pemilahan limbah padat/penanganan B3, pemeriksaan hygiene dan
sanitasi tempat umum, serta pemantauan kualitas lingkungan.
4. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil kegiatan pengawasan
sanitasi lingkungan dan pemantauan kualitas lingkungan.
5. Melakukan identifikasi bahaya/resiko/aspek sanitasi lingkungan.

18
6. Menyusun laporan kegiatan hasil pengawasan sanitasi, pemeriksaan
hygiene dan sanitasi tempat umum, pemantauan kualitas lingkungan,
dan identifikasi bahaya/resiko/aspek sanitasi lingkungan.
7. Menginventaris kebutuhan sarana/fasilitas sanitasi dan lingkungan.
8. Melakukan kegiatan edukasi kesehatan terkait sanitasi dan lingkungan.

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Sanitasi Lingkungan
2. Membuat usulan kegiatan
a. Pemeliharaan kebersihan lingkungan
b. Pengendalian vektor
c. Pemilahan limbah padat
d. Pengelolaan B3
e. Pengelolaan limbah cair
f. Pemantauan kualitas lingkungan
g. Penyediaan air bersih
h. Pengelolaan limbah B3
3. Melaksanakan kegiatan
a. Pengendalian vektor
b. Pengelolaan limbah padat
c. Pengelolaan B3
d. Pengelolaan limbah cair
e. Pengelolaan fasilitas air bersih dan air minum
f. Edukasi aspek sanitasi dan lingkungan
4. Melakukan kegiatan pengukuran sanitasi lingkungan
a. Pengukuran suhu dan kelembaban
b. Pengukuran kebisingan
c. Pengukuran pencahayaan
d. Pengukuran debu
e. Pengukuran pH air bersih
f. Pengukuran sisa klor dan tds air bersih
g. Pengukuran kadar bod air limbah
h. Pengukuran kadar cod air limbah
i. Pengukuran MLSS air limbah
j. Pengukuran TSS air limbah
k. Pengukuran DO air limbah

19
l. Pengukuran suhu air limbah
m. Pengukuran pH air limbah
n. Pengukuran sisa klor air limbah
o. Pengukuran ammonia air limbah
5. Melakukan klorinasi
6. Melakukan kegiatan pengolahan limbah cair
7. Melakukan kegiatan pengolahan limbah padat
8. Membuat laporan implementasi RKL RPL
9. Membuat laporan pengendalian pencemaran udara
10. Membuat laporan pengendalian pencemaran air
11. Membuat laporan pengelolaan limbah B3
12. Membuat laporan pengelolaan limbah padat domestik
13. Membuat laporan kinerja peralatan sanitai (OEE)
14. Membuat laporan kegiatan edukasi sanitasi lingkungan

Pelatihan :
1. Pelatihan Hygiene dan Sanitasi rumah sakit
2. Pelatihan kebersihan/Hygiene sanitasi tempat umum
3. Pelatiihan penyusunan AMDAL dan laporan implementasi RKL/RPL
4. Pelatihan TOT Sanitasi
5. Pelatihan Manajemen sanitasi lingkungan
6. Pelatihan Desinfektan dan Sterilisasi
7. Pelatihan Pengendalian vektor
8. Pelatihan pengelolaan B3 dan limbah B3
9. Pelatihan Pengukuran Kualitas Lingkungan (fisik ruangan, udara, air
bersih, makanan olahan/peralatan makan dan masak/tenaga penjamah
makanan, linen bersih dan air limbah)
10. Pelatihan Pengelolaan Air Bersih
11. Pelatihan Pengolahan Limbah Cair
12. Pelatihan Pengolahan Limbah Padat
13. Pelatihan Calon Narasumber/Fasilitator di bidang kesehatan lingkungan
14. Pelatihan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan sanitasi lingkungan
lainnya.

20
Ketentuan :
1. Kewenangan kerja profesi diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan sanitasian di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan kerja profesi ini tidak membatasi suatu
tugas yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan
dapat disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial sanitarian harus memenuhi pelayanan
sanitasi lingkungan minimal 1.068 inspeksi sanitasi per tahun
5. Daftar kewenangan kerja profesi yang diperoleh akan diberikan
surat penugasan kerja profesi oleh Direktur Utama dan diatur dalam
prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

21
4. TENAGA GIZI (Nutrisionis dan Dietisien)
Pelayanan Gizi adalah suatu upaya dalam perbaikan atau peningkatan
gizi, makanan, dan dietetik masyarakat, kelompok atau individu yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, kesimpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal
dalam kondisi sehat atau sakit.
Tenaga Gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang
berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.
Tenaga Gizi terdiri dari Nutrisionis dan Dietesien. Dietisien terdiri
dari Teknisi Dietisien dan Dietisien Teregistrasi atau disebut Registered
Dietisien yang disingkat RD. Nutrisionis adalah sarjana/sarjana terapan gizi
yang telah lulus uji kompetensi. Teknisi Dietisien adalah lulusan diploma tiga
gizi yang telah lulus uji kompetensi, sedangkan RD adalah nutrisionis yang
telah mengikuti pendidikan profesi (Internship) dan dinyatakan lulus uji
kompetensi kemudian diberi hak untuk mengurus ijin memberikan pelayanan
dan menyelenggarakan praktek gizi.
Ruang lingkup kompetensi gizi dibagi menjadi tiga bidang, yaitu :
1. Gizi Klinik/Clinical Nutrition
2. Penyelenggaraan Makanan/Food Service and Food Production
3. Gizi Masyarakat/Community Dietetics

Kualifikasi
1. Pendidikan Diploma III Gizi
2. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Gizi
3. Pendidikan profesi Dietisien
4. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan Surat Tanda
Registrasi (STR) sesuai dengan jenjang

Kewenangan Dasar
1. Melakukan validasi penapisan gizi pada pasien
2. Melakukan pengkajian/asesmen gizi pada kasus
a. Tanpa komplikasi atau kasus sederhana (2 diagnosis penyakit)

22
b. Komplikasi (3 – 5 diagnosis penyakit)
3. Melakukan penetapan diagnosis gizi berdasarkan hasil asesmen gizi

23
4. Melakukan intervensi gizi berupa pemberian diet
a. Tanpa komplikasi atau kasus sederhana (2 diagnosis penyakit)
b. Komplikasi (3 – 5 diagnosis penyakit)
5. Menentukan preskripsi diet
6. Melakukan evaluasi keberhasilan intervensi gizi
a. Tanpa komplikasi atau kasus sederhana (2 diagnosis penyakit)
b. Komplikasi (≥3 diagnosis penyakit)
7. Melakukan pengkajian ulang/re-asesmen gizi pada kasus
a. Tanpa komplikasi atau kasus sederhana (2 diagnosis penyakit)
b. Komplikasi (≥3 diagnosis penyakit)
8. Melakukan kunjungan awal pada pasien baru dan kunjungan ulang
pada pasien lama
9. Melakukan pencatatan/dokumentasi asuhan gizi dengan format ADIME
10. Membuat care plan pasien
11. Menterjemahkan kebutuhan gizi kedalam bahan makanan/menu untuk
individu dan atau kelompok sasaran (menyusun standar makanan)
12. Menyusun menu untuk individu dan atau kelompok sasaran

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Gizi
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan gizi :
a. Penilaian kinerja dietisien dan nutrionis
b. Supervisi anggota dietisien dan nutrionis
c. Manajemen pelayanan pasien dietisien dan nutrionis
3. Melakukan assessment kompetensi
4. Melakukan asesmen gizi pada kasus sulit/kompleks (>5 diagnosis penyakit)
5. Melakukan intervensi gizi berupa pemberian diet pada kasus
sulit/kompleks (>5 diagnosis penyakit)
6. Melakukan evaluasi keberhasilan intervensi gizi pada kasus sulit/kompleks
(>5 diagnosis penyakit)
7. Melakukan pengkajian ulang/re-asesmen gizi pada kasus sulit/kompleks
(>5 diagnosis penyakit)
8. Melakukan pengawasan mutu dan keamanan makanan pasien

24
9. Melakukan intervensi gizi berupa pemberian diet pada kasus khusus
a. Pediatrik/Anak
b. Dewasa
c. Geriatri
10. Melakukan formulasi diet khusus sesuai dengan kasus
11. Melakukan intervensi gizi berupa pemberian konseling gizi dan
dietetic
12. Melakukan penyuluhan gizi dalam kegiatan pelayanan gizi
13. Menjadi anggota tim kesehatan khusus
a. Transplantasi hati
b. Transplatasi ginjal
c. Kembar siam
d. Kasus gizi buruk/kasus khusus
14. Melakukan konferensi tim kesehatan dengan mendiskusikan terapi dan
rencana pemulangan klien/pasien
15. Melakukan program pengembangan profesi
a. Pembuatan jurnal/symposium
b. Penyusunan standar/pedoman
c. Pembicara
d. Penelitian
e. Publikasi
16. Mengembangkan dan memodifikasi resep/formula makanan
17. Melakukan modifikasi diet
18. Menerima pasien dari dietisien lain untuk asuhan gizi
a. Pediatri/anak
b. DM
c. Ginjal
d. Hati
e. Penyakit kritis
f. Penyakit infeksi
g. Geriatri
19. Mengevaluasi dampak asuhan gizi pada klien/pasien
20. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam pelayanan gizi
21. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan profesi
22. Melakukan fungsi pemasaran produk pelayanan gizi di masyarakat/klinik
25
23. Melakukan peningkatan kualitas pelayanan atau praktek dietetik
24. Melakukan penetapan biaya pelayanan gizi
25. Melakukan perencanaan sarana dan prasarana pelayanan gizi

Kewenangan produksi pangan/food Service And Food Production


1. Melaksanakan merencanakan kebutuhan bahan makanan
2. Menyelia produksi makanan yang memenuhi kecukupan gizi, biaya
dan daya terima
3. Menyelia Pengadaan bahan makanan
a. Penerimaan bahan makanan
b. Penyimpanan bahan makanan
4. Melakukan permintaan bahan makanan sesuai kebutuhan
5. Melakukan pengolahan makanan (lunak, saring, cair dan diet)
6. Melakukan penilaian organoleptik makanan (kualiti kontrol)
7. Melakukan distribusi makanan
8. Menyusun variasi menu
a. Membuat pola menu makanan
b. Membuat master menu
c. Menyusun siklus menu
9. Membuat standar makanan
a. Standar bumbu
b. Standar resep
c. Standar diet
10. Menghitung nilai gizi makanan yang diselenggarakan
11. Mengawasi penyusunan standar makanan
12. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan kebersihan makanan dan
peralatan makanan
13. Melaksanakan program keamanan pangan dan sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan
14. Melakukan pengawasan terhadap keamanan ruang persiapan,
pengolahan dan distribusi makanan (udara, pencahayaan, mikroba dan
kondisi air)
15. Mengembangkan dan modifikasi resep makanan/formula

26
16. Melakukan pengawasan terhadap seluruh proses penyelenggaraan
makanan

Pelatihan :
1. Pelatihan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) tingkat dasar
2. Pelatihan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) tingkat lanjut
3. Pelatihan Clinical Instructor/ Pembimbing Klinik Gizi
4. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Anak dengan berbagai penyakit
5. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Dewasa dengan berbagai penyakit
6. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Geriatri
7. Pelatihan Konseling dan Edukasi Gizi
8. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Transplantasi Hati
9. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Transplantasi Ginjal
10. Pelatihan Asuhan Gizi pasien Kembar siam pro Operasi pemisahan
11. Pelatihan Asuhan Gizi pasien dengan kasus sulit/komplikasi
12. Pelatihan Asuhan Gizi Critical ill
13. Pelatihan Metodelogi penelitian gizi
14. Pelatihan Asupan Gizi dan Dietetik (PAGD)
15. Pelatihan terkait Penyelenggaraan makanan banyak/ Food Service
16. Pelatihan Gizi sistem keamanan pangan rumah sakit (HACCP/ISO :
22000)
17. Pelatihan Nutrition Care Process (NCP)
18. Pelatihan manajemen mutu pada pelayanan gizi
19. Pelatihan perencanaan menu
20. Pelatihan perencanaan biaya pada pelayanan gizi
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan gizi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan gizi di RSUPN Dr. Cipto
27
Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).

28
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial ahli gizi harus memenuhi pelayanan
gizi minimal 100 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

29
5. FISIOTERAPI (Fisioterapis)
Pelayanan Fisioterapi di rumah sakit umum sesuai dengan
klasifikasinya memberikan pelayanan kesehatan kepada individu dan atau
kelompok untuk semua jenis gangguan gerak dan fungsi tubuh secara
paripurna melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara
dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan
komunikasi.
Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
fisioterapi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan
dalam perawatan pasien dengan berbagai gangguan neuromuskuler,
musculoskeletal, kardiovaskular, paru, serta gangguan gerak dan fungsi tubuh
lainnya. Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks,
serta tidak terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik
tumbuh kembang anak, klinik geriatri, unit stroke, klinik olahraga,
dan/atau rehabilitasi.
Fisioterapi musculoskeletal antara lain orthopaedi, cedera olahraga,
dan kesehatan haji, melalui pendekatan antara lain dengan joint
manipulation, soft tissue manipulative, kinesio tapping and splinting, manual
lymphatic drainage dan exercise therapy.
Fisioterapi neuromuskuler antara lain neurologi dan tumbuh kembang
(anak/geriatri), melalui pendekatan antara lain bobath, proprioceptive
neuromuscular fascilitation, feldenkraise, tickle manuver cough for cerebral
palsy, dan dolphin therapy.
Fisioterapi kardiovaskulopulmonal antara lain jantung, paru, dan intensive
care, melalui pendekatan antara lain manual lymphatic drainage, visceral
manipulation, muscle energy therapy, basic cardiac life support, dan
berbagai terapi latihan baik individu maupun kelompok (misal tai chi, senam
ashma, senam stroke).
Fisioterapi Integumen dan kesehatan wanita antara lain wound
management, wellness/spa, kecantikan.

30
Fisioterapi Geriatri melalui pendekatan antara lain senam Lansia,
manual terapi, bobath, proprioceptive neuromuscular fascilitation,
feldenkraise, manual lymphatic drainage (MLD), Chest Physical Therapy,
dan Hidroterapi.

Kualifikasi
1. Pendidikan Diploma III Fisioterapi
2. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Fisioterapi
3. Pendidikan Program profesi Fisioterapi
4. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Fisioterapi

Kewenangan Dasar
1. Melakukan anamnesa pasien fisioterapi
2. Melakukan asesmen/ pemeriksaan fisioterapi (Inspeksi, Palpasi dan gerak)
a.Pediatrik/anak
b.Tumbuh kembang
c. Dewasa
d.Geriatri
3. Mengumpulkan data penunjang yang dibutuhkan dan merujuk jika data
penunjang yang dibutuhkan kurang
4. Menentukan diagnosis fisioterapi sesuai dengan body structure dan
body function, fungsional limitation serta partisipasi restriksi
5. Menentukan prognosis (quo ad vitam, sanam, fungsional, kosmetikam)
atas diagnosis fisioterapi
6. Menyusun tujuan intervensi fisioterapi berdasarkan diagnosa fisioterapi
7. Menentukan rencana teknologi intervensi fisioterapi berdasarkan
tujuan fisioterapi
8. Melakukan teknologi intervensi fisioterapi :
a. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
b. US (Ultrasound)
c. SWD (Short Wave Diathermy)
d. MWD (Micro Wave Diathermy)
e. Traksi Lumbal
f.Traksi Cervical
31
g. IRR (Infra Red Radiation)
h. Laser
i. ES Faradik
j. ES Galvanik
k. UV (Ultra Violet)
l. Parafin
m. Massage
n. Guthrie Smith frames/Pulley Therapy
o. Walking/ambulation crane
p. Inhalasi
q. Suction
r. Vacum compression
s. Tilting table
t. ESWT (Extracorporeal shockwave therapy)
u. RICE (rest, ice, compression and elevation)
v. Manipulasi sangkar thorak
w. Latihan pasif
x. Latihan aktif
y. Latihan resisted
z. Latihan assisted
aa. Latihan
isometrik bb.
Latihan isotonik cc.
Latihan isokinetik
dd. Latihan transfer
ee. Latihan
ambulasi ff. Latihan
stretching
gg. Latihan strengthening
hh. Latihan koordinasi
ii. Latihan keseimbangan
jj. Latihan endurance

32
kk. Latihan posture

33
ll. Latihan Transfer dan Ambulasi (kelengkapan alat bantu : walker,
wheel chair, tripod, AFO, KAFO, Long Leg Brace, shouder
support, support knee, canadian crutches, crutches, Nancy Hilton,
Dennis Brown splint)
mm. Aktifitas fungsional dan rekreasi
nn. Terapi kelompok : senam (stroke, diabet, parkinson, lansia,
rematik, jantung, geriatri, osteoporosis, lutut, bahu, pinggang,
hamil dan nifas), terapi kelompok (Down Syndrome, Cerebral
Palsy), sekolah lansia.
oo. Chest Physical Therapy :
1) Massage dada dan diafragma
2) Postural drainage
3) Clapping, tapping, vibrasi, huffing, coughing
4) Stimulasi refleks batuk
5) Latihan breathing exercise (segmental breathing, pursed lip
breathing, diafragma/abdominal breathing)
6) Latihan ekspansi thorak
9. Memberikan edukasi berkaitan dengan proses pelayanan fisioterapi
kepada pasien/klien
10. Memberikan home program
11. Melakukan evaluasi/re-evaluasi terhadap hasil penatalaksanaan intervensi
fisioterapi
12. Melakukan dokumentasi dan pencatatan

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang fisioterapi
2. Melakukan konseling pasien fisioterapi
3. Melakukan kegiatan manajerial fisioterapi :
a. Penilaian kinerja fisioterapis
b. Supervisi anggota fisioterapis
c. Manajemen pelayanan pasien fisioterapi
4. Melakukan edukasi dan pelatihan Fisioterapi pada pasien/masyarakat dan
teman sejawat
5. Melakukan asesmen uji kompetensi

34
6. Melakukan pemeriksaan fisioterapi pada pasien anak/pediatrik
a. Kasus Musculoskeletal
1) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi kesimetrisan posisi kepala
terhadap badan
2) Inspeksi benjolan/Fibrous
3) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi adanya deformitas dan
kecacatan lain
4) Melakukan pemeriksaan Inspeksi Posture (depan, belakang,
samping kanan-kiri)
5) Melakukan pemeriksaan Inspeksi Ekstremitas
6) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi adanya bengkak
7) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi pola jalan
8) Melakukan Pemeriksaan Palpasi adanya spasme/tightness
9) Melakukan pemeriksaan Palpasi lokasi benjolan,
memperkirakan ukuran, sifat, kontur benjolan
10) Melakukan Pemeriksaan Palpasi adanya bengkak
11) Melakukan pemeriksaan Nyeri
12) Melakukan pemeriksaan Sensibilitas
13) Melakukan pemeriksaan Kekuatan otot
14) Melakukan pengujian dan pengukuran gerak dan fungsi
15) Menentukan dan melakukan teknologi intervensi khusus
fisioterapi musculoskeletal anak
b. Kasus Neuromuscular
1) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Wajah
2) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Ekstremitas
3) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Postur
4) Melakukan Pemeriksaan Inspeksi bekas luka operasi (letak, ukuran)
5) Melakukan Pemeriksaan Palpasi adanya spasme/tightness
6) Melakukan Pemeriksaan Palpasi Tonus Otot
7) Melakukan pemeriksaan Palpasi perbedaan suhu wajah
atau ekstremitas sisi kanan dan kiri
8) Melakukan pemeriksaan Sensibilitas
9) Melakukan tes keseimbangan
10) Melakukan tes koordinasi

35
11) Melakukan pemeriksaan kekuatan otot
12) Melakukan tes Analisa pola jalan
13) Melakukan pengujian dan pengukuran gerak dan fungsi
14) Melakukan pemeriksaan fungsi bermain dan kognitif
c. Kasus Kardiorespirasi
1) Melakukan pemeriksaan Inspeksi
2) Melakukan Pemeriksaan Palpasi
3) Melakukan Pemeriksaan Refleks (Batuk, Sucking,
Rooting, Swallowing)
d. Kasus Tumbuh Kembang
1) Melakukan Pengamatan Pola Gerak di setiap Posisi
(telentang, telungkup, berguling, ke duduk, duduk, merangkak, ke
berdiri, berdiri, berjalan)
2) Melakukan Pemeriksaan GMFM (Gross Motor Functional
Measure), DDST
3) Melakukan Pemeriksaan Spastis, Flaccid, Rigid, Athetosa,
Involuntary movement
4) Melakukan Pemeriksaan Clonus
5) Melakukan Pemeriksaan Joint Laxity
6) Melakukan Pemeriksaan Anthropometri
7) Melakukan Pemeriksaan Panjang Otot
8) Melakukan Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi
9) Melakukan Pemeriksaan Refleks pada tumbuh kembang
10) Melakukan penatalaksanaan intervensi Tumbuh Kembang
7. Melakukan pemeriksaan fisioterapi pada pasien dewasa
a. Kasus Musculoskeletal
1) Melakukan analisa postur
2) Melakukan analisa sistem limpedema dan antropometri
3) Melakukan tes kebugaran
4) Melakukan pengujian dan pengukuran gerak dan fungsi
5) Melakukan pemeriksaan kekuatan otot
6) Melakukan tes provokasi
7) Melakukan tes analisa pola jalan

36
b. Kasus Neuromuscular
1) Melakukan analisa postur
2) Melakukan pemerikasaan antropometri
3) Melakukan Step test
4) Melakukan tes provokasi
5) Melakukan pemeriksaan referred pain
6) Melakukan tes Analisa pola jalan
7) Melakukan tes keseimbangan
8) Melakukan tes koordinasi
9) Mendokumentasikan hasil tes MMSE (Mini Mental Stage
Examination)
10) Melakukan tes GCS (Glasgow Coma Scale)
11) Melakukan tes Spinal Cord Injury
12) Menganalisa hasil tes NCSE (Neurobehaviour Cognition Scale
Examination) untuk rencana intervensi selanjutnya
13) Menganalisa hasil tes skala Stroke untuk rencana intervensi
selanjutnya
14) Melakukan tes klasifikasi saraf perifer
c. Kasus Kardiorespirasi
1) Melakukan analisa postur
2) Melakukan analisa antropometri
3) Melakukan tes peak flow meter
4) Melakukan tes analisa pola jalan
5) Melakukan tes kebugaran
d. Neurorestorasi
1) Melakukan tes aktifitas fungsional
2) Melakukan tes keseimbangan
3) Melakukan tes koordinasi
4) Melakukan tes fleksibilitas
5) Melakukan terapi manipulasi
6) Melakukan stretching pasif
7) Melakukan neuro muscular testing stimulasi
8) Melakukan latihan Activity Daily Living (ADL)

37
8. Melakukan pemeriksaan fisioterapi pada pasien geriatri

38
a. Melakukan uji keseimbangan
b. Melakukan analisa joint play movement dan fungsi gerak
c. Melakukan tes incontinensia
d. Melakukan Manual Muscle Testing (MMT)
e. Melakukan tes spastisitas (Asworth)
f. Melakukan tes Borg Scale
g. Melakukan tes Glasgow Coma Scale (GCS)
h. Melakukan tes fleksibilitas
i. Melakukan tes koordinasi
j. Melakukan senam lansia
k. Melakukan tes analisa pola jalan
l. Menganalisa hasil tes Mini Mental State Ezamination (MMSE)
untuk rencana intervensi selanjutnya
m. Menganalisa hasil tes skala Stroke untuk rencana intervensi selanjutnya
n. Menganalisa hasil tes NCSE (Neurobehaviour Cognition Scale
Examination) untuk rencana intervensi selanjutnya
o. Melakukan tes Low Level Exercise
9. Melakukan pemeriksaan fisioterapi pada pasien cidera olahraga
a. Melakukan analisa postur
b. Melakukan analisa antropometri
c. Melakukan joint play movement dan analisa fungsi gerak
d. Melakukan tes provokasi
e. Melakukan tes inflamasi
10. Melakukan pemeriksaan fisioterapi kesehatan wanita
11. Melakukan pemeriksaan fisioterapi Integumen
a. Melakukan tes aktifitas fungsional
b. Melakukan tes transfer dan ambulasi
c. Melakukan tes analisa pola jalan
d. Melakukan perencanaan pemakaian alat bantu
12. Melakukan senam stroke
13. Melakukan senam lutut
14. Melakukan senam bahu
15. Melakukan senam pinggang
39
16. Melakukan senam paru
17. Melakukan senam Down Sindrom
18. Melakukan senam Cerebral Palsy
19. Melakukan senam osteoporosis
20. Melakukan penatalaksanaan intervensi fisioterapi
a. Konsep Manual Lymp Drainage Vodder (MLDV)
b. Konsep Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
c. Bandaging
d. Tapping
e. Myofacial Release
f. Metode Mezieres
g. Terapi Manipulasi
h. Latihan menggunakan repetisi dan beban yang terukur
i. Membuat senam sesuai kasus pasien
j. Melakukan hidroterapi
k. Konsep Bobath
l. Latihan endurance dengan kasus komprehensif
m. Program kegiatan lansia
n. Wellness lansia
o. Latihan jalan dengan track atau di treadmill
p. Latihan jalan dengan alat bantu
q. Latihan sepeda statik
r. Suspension exercise
21. Penggunaan modalitas intervensi dan dosis
a. Modalitas Intervensi Inhalasi
b. Modalitas Intervensi Chest Physical Therapy (Chest PT)
c. Modalitas Intervensi teknik tickle manuver
d. Modalitas Intervensi suction superficial dengan kombinasi teknik
batuk dan posisi
e. Modalitas Intervensi stimulasi oral
f. Modalitas Intervensi NDT (Neuro Development Treatment)
g. Modalitas Intervensi Hydrotherapy

40
Pelatihan :
1. Pelatihan Asuhan Fisioterapi Dewasa dan Anak/Pediatrik
2. Pelatihan Clinical Educator
3. Pelatihan Clinical Instructor
4. Pelatihan Psikomotor terapi
5. Pelatihan Metode Mezieres
6. Pelatihan Metode Feldenkrais
7. Pelatihan Neuro Development Treatment (NDT)
8. Pelatihan Feeding Problem
9. Pelatihan konsep Manual Lymp Drainage Vodder (MLDV)
10. Pelatihan Terapi Manipulasi (Manual Therapy)
11. Pelatihan Kinesio Tapping
12. Pelatihan Hidroterapi
13. Pelatihan Scoliosis
14. Pelatihan Myofacial Release
15. Pelatihan Fisioterapi pada kasus tertentu
16. Basic and Advance Bobath Course
17. Pelatihan Penanganan Incontinentia urine and alvi
18. Pelatihan Tapping
19. Pelatihan Instruktur Senam
20. Pelatihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan fisioterapi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan fisioterapi di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
41
4. Dalam pengajuan re-kredensial fisioterapis harus memenuhi pelayanan
fisioterapi minimal 1.200 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

42
6. OKUPASI TERAPI (Okupasi Terapis)
Okupasi Terapi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada
pasien/klien dengan kelainan/kecacatan fisik dan/atau mental yang
mempunyai gangguan pada kinerja okupasional, dengan menggunakan
aktivitas bermakna (okupasi) untuk mengoptimalkan kemandirian individu
pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan
waktu luang.
Pelayanan okupasi terapi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan dimana kebutuhan akan pelayanan okupasi terapi
pada fasilitas pelayanan kesehatan akan cenderung meningkat
sehubungan dengan meningkatnya prevalensi penyakit dan/atau
kecacatan yang diakibatkannya.
Dalam praktik okupasi terapi menggunakan okupasi atau aktivitas
terapeutik dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan komponen
kinerja okupasional (Senso-motorik, persepsi, kognitif, sosial dan spiritual)
dan area kinerja okupasional (perawatan diri, produktivitas dan
pemanfaatan waktu luang) sehingga pasien/klien mampu meningkatkan
kemandirian fungsional, meningkatkan derajat kesehatan dan partisipasi di
masyarakat sesuai perannya.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Okupasi Terapi
2. Pendidikan Diploma IV Okupasi Terapi
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Okupasi Terapi

Kewenangan Dasar
1. Melakukan persiapan pelayanan Okupasi Terapi berupa persiapan
ruangan, alat dan media terapi
2. Melakukan pengumpulan data subjektif dan objektif pasien
3. Melakukan pengkajian data
a. Menentukan aset dan limitasi
b. Menentukan prioritas masalah
c. Menentukan diagnosis Okupasi Terapi
4. Membuat rencana terapi
a. Menentukan model treatment

43
b. Menentukan tujuan terapi
c. Menentukan strategi/teknik terapi
d. Menentukan frekuensi kehadiran terapi

44
e. Menentukan media terapi yang akan dipakai
f. Menentukan home program
5. Melakukan proses intervensi OT (adjunctive methods, enabling
activities, purposeful activities, occupations)
6. Melakukan re-evaluasi program terapi
7. Merekomendasikan tindakan okupasi Terapi lanjutan
8. Melakukan tindakan Okupasi Terapi
a. Pemeriksaan Okupasi Terapi pada gangguan activity of daily
living
b. Pemeriksaan Okupasi Terapi pada gangguan productivity
c. Pemeriksaan Okupasi Terapi pada gangguan leisure
9. Melakukan pencatatan/dokumentasi tindakan Okupasi Terapi

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik okupasi terapi
2. Melakukan konseling okupasi terapi
3. Melakukan tindakan okupasi terapi di ruang perawatan khusus (High
Care)
4. Melakukan kegiatan manajerial okupasi terapi
a. Penilaian kinerja okupasi terapis
b. Supervisi pelayanan okupasi terapis
c. Manajemen pelayanan pasien okupasi terapis
5. Melakukan edukasi dan pelatihan okupasi terapi pada
pasien/masyarakat dan teman sejawat
6. Melakukan asesmen uji kompetensi okupasi terapi

Tindakan okupasi terapi pada divisi Pediatri


1. Melakukan tindakan terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan menggunakan play therapy
2. Melakukan tindakan terapi pada gangguan pre-academic skill
3. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan kognitif dan persepsi
4. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living
5. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan fine motor skill
6. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan komponen kinerja
45
okupasional dengan menggunakan sensori integrasi

46
7. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan menggunakan snoezelen
8. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan pendekatan perilaku
9. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan pendekatan kognitif-perilaku
10. Mendesain dan membuat alat bantu adaptasi (adaptive equipment &
11. Mendesain lingkungan adaptasi untuk pasien
12. Memberikan edukasi tentang latihan untuk pasien di rumah
13. Mendesain dan membuat splint fungsional

Tindakan okupasi terapi pada divisi Psikososial


1. Melakukan tindakan Okupasi Terapi pada gangguan activity of daily
living
2. Melakukan tindakan Okupasi Terapi pada gangguan productivity
3. Melakukan tindakan Okupasi Terapi pada gangguan leisure
4. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan anxietas tinggi
5. Melakukan tindakan okupasi terapi kelompok
6. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan vokasional

Tindakan okupasi terapi pada Divisi Neuromuscular


1. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan kognitif dan persepsi
2. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living (work simplification, konservasi energi, proper body
mechanic, teknik adaptasi)
3. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan aktivitas pre-vocational
dan post vocational (return to work, work hardening, work
simplification)
4. Melakukan tindakan okupasi terapi gangguan leisure time activities
5. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan somatosensorik
6. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan hand function
7. Mendesain dan membuat alat bantu adaptasi
8. Mendesain lingkungan adaptasi untuk pasien
9. Memberikan edukasi tentang latihan home program
10. Mendesain dan membuat splint fungsional

47
Tindakan okupasi terapi pada Divisi Musculoskeletal
1. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living (work simplification, konservasi energi, proper body
mechanic, teknik adaptasi)
2. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan aktivitas pre-vocational
dan post vocational (return to work, work hardening, work
simplification)
3. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan leisure time activities
4. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan somatosensorik
5. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan hand function
6. Mendesain dan membuat alat bantu adaptasi
7. Mendesain lingkungan adaptasi untuk pasien
8. Memberikan edukasi tentang latihan untuk pasien di rumah
9. Mendesain dan membuat splint fungsional

Tindakan okupasi terapi pada Divisi Geriatri


1. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan kognitif dan persepsi
2. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living (work simplification, konservasi energi, proper body
mechanic, teknik adaptasi)
3. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan leisure time activities
4. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan somatosensori
5. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan hand function
6. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan anxietas tinggi
7. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan jiwa/psikososial
8. Melakukan tindakan okupasi terapi kelompok geriatri
9. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan post-vokasional
10. Melakukan tindakan okupasi terapi pada kasus penyakit dalam dan
bedah
11. Melakukan tindakan okupasi terapi program Daycare lansia
12. Mendesain dan membuat alat bantu adaptasi
13. Mendesain lingkungan adaptasi untuk pasien
14. Memberikan edukasi tentang latihan untuk pasien di rumah
15. Mendesain dan membuat splint fungsional

48
Tindakan okupasi terapi pada Divisi Cardiorespirasi
1. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living (work simplification, konservasi energi, proper body
mechanic, teknik adaptasi)
2. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan aktivitas pre-vocational
dan post vocational (return to work, work simplification, work
hardening)
3. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan leisure time activities
4. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan anxietas tinggi
(latihan relaksasi, deep breathing exercise)
5. Memberikan edukasi tentang latihan untuk pasien di rumah

Divisi Cidera Olah Raga


1. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan activity of daily
living (work simplification, konservasi energi, proper body
mechanic, teknik adaptasi)
2. Melakukan tindakan okupasi terapi pada gangguan aktivitas pre-vocational
dan post vocational (persiapan untuk kembali menjadi atlit,
persiapan untuk menjadi atlit disabilitas, mengarahkan cabang
olagraga yang sesuai dengan kondisi setelah trauma)
3. Manajemen stress paska trauma
4. Mendesain dan membuat alat bantu adaptasi
5. Mendesain lingkungan adaptasi untuk pasien
6. Memberikan edukasi tentang latihan untuk pasien di rumah
7. Mendesain dan membuat splint fungsional

Pelatihan :
1. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus pediatric
2. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Neuromuscular
3. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Psikososial
4. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Geriatri
5. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Cardiorespirasi
6. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Cidera olahraga
7. Pelatihan Okupasi Terapi pada kasus Musculosceletal

49
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan okupasi terapi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan okupasi terapi di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial okupasi terapis harus memenuhi
pelayanan okupasi terapi minimal 550 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

50
7. TERAPI WICARA
Terapi Wicara adalah bentuk pelayanan kesehatan profesional
berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang bahasa, wicara,
suara, irama/kelancaran (komunikasi), dan menelan yang ditujukan kepada
individu, keluarga dan/atau kelompok untuk meningkatkan upaya
kesehatan yang diakibatkan oleh adanya gangguan/kelainan anatomis,
fisiologis, psikologis dan sosiologis.
Terapis Wicara adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan Terapi
Wicara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bidang garap pelayanan terapi wicara adalah :
1. Gangguan Bahasa
2. Gangguan Bicara
3. Gangguan Suara
4. Gangguan Irama/kelancaran
5. Gangguan Menelan

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Terapi Wicara
2. Pendidikan Diploma IV Terapi Wicara
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda
registrasi (STR) Terapis Wicara

Kewenangan Dasar
1. Melakukan persiapan alat/intrumen
2. Melakukan anamnesa pasien
3. Melakukan asesmen pasien
a. Pediatrik
b. Dewasa
c. Geriatri
4. Melakukan pengolahan data
5. Melakukan penegakan diagnosa
6. Menentukan prognosis
7. Menentukan rencana tindakan terapi
a. Gangguan Bahasa
b. Gangguan Bicara

51
c. Gangguan Suara
d. Gangguan Irama/kelancaran
e. Gangguan Menelan
6. Melakukan tindakan :
a. Tindakan pada gangguan wicara
1) Dislogia
2) Disarthria
3) Disglossia
4) Disaudia
5) Dislalia
b. Tindakan pada gangguan bahasa
1) Afasia perkembangan
2) Afasia dewasa
c. Tindakan pada gangguan suara
1) Disfonia organik dan fungsional
2) Afonia organik dan fungsional
d. Tindakan pada gangguan irama/kelancaraan
1) Cluttering/latah
2) Stuttering/gagap
7. Memberikan home program
8. Merekomendasikan terapi lanjutan
9. Melakukan re-evaluasi dan evaluasi terapi
10. Mendokumentasikan hasil terapi wicara

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Terapi Wicara
2. Melakukan kegiatan manajerial Terapi Wicara
a. Penilaian kinerja Terapis Wicara
b. Supervisi anggota Terapis Wicara
c. Manajemen pelayanan Terapi Wicara
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Melakukan visite pasien rawat inap

52
5. Melakukan tindakan terapi wicara pada kasus pasca Tracheostomee
6. Melakukan tindakan terapi wicara pada kasus pasca Laryngectomee
7. Melakukan tindakan terapi wicara pada kasus gangguan fungsi luhur/Afasia
8. Melakukan tindakan terapi wicara pada kasus gangguan pendengaran
dengan alat bantu dengar (ABM)
9. Melakukan tindakan terapi wicara pada kasus gangguan pendengaran
dengan pasca cochlear implant/AVT
10. Melakukan pemeriksaan Visual Respons Audiometry (VRA), Behaviour
Observation Audiometry (BOA), Play Audiometry
11. Melakukan Pemeriksaan Nasometer
12. Melakukan tindakan terapi pada kasus gangguan menelan pada fase :
a. Oral
b. Faringeal
c. Esofageal
13. Melakukan terapi wicara pada ruang khusus
a. PICU dan NICU
b. ICU dan ICCU
c. Perinatologi
14. Melakukan tindakan terapi wicara pada pasien anak/pediatrik
a. Gangguan artikulasi
b. Gangguan bahasa
c. Gangguan suara
d. Gangguan irama / kelancaran
e. Gangguan menelan
15. Tatalaksana terapi pada kasus gangguan menelan dengan menggunakan
alat vital stim pada pasien anak ataupun dewasa

Pelatihan :
1. Pelatihan Disfagia dan penanganannya
2. Pelatihan Afasia dan penanganannya
3. Pelatihan pada kasus tracheotomy
4. Pelatihan Fungsi luhur
5. Pelatihan Disaudia
6. Pelatihan AVT seri 1, 2, 3
53
7. Pelatihan Visual Respons Audiometry (VRA), Behaviour Observation
Audiometry (BOA), Play Audiometry
8. Pelatihan Nasometer
9. Pelatihan Bahasa pada anak
10. Pelatihan feeding problem pada bayi prematur dengan celah bibir
11. Pelatihan oral motor
12. Pelatihan Vital Stim
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan terapi wicara lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan terapi wicara di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial terapis wicara harus memenuhi pelayanan
terapi wicara minimal 960 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

54
8. PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
Pelayanan informasi kesehatan adalah kegiatan pelayanan
penunjang secara professional yang berorientasi pada kebutuhan informasi
kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan
manajemen pada sarana pelayanan kesehatan serta instansi lain yang
berkepentingan berdasarkan ilmu pengetahuan teknologi rekam medis
(Sintesa ilmu sosial, epidemiologi, terminology medis, biostatistik, prinsip
hukum medis dan teknologi informasi).
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan

Ruang lingkup Rekam Medis


1. Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisa data pelayanan
kesehatan primer dan sekunder, menyajikan dan mendesiminasi
informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan riset,
perencanaan, monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan.
2. Membuat standard pedoman manajemen informasi kesehatan
meliputi aspek legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan
(confidential), sekuritas, privasi serta integritas data.
3. Manajemen operasional unit kerja manajemen informasi
kesehatan dibagi berdasarkan kemampuan sarana pelayanan
kesehatan dalam menjalankan manajemen informasi
kesehatannya.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
2. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Manajemen Informasi Kesehatan
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda
registrasi (STR) Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Kewenangan Dasar
1. Mengoperasikan komputer guna penyelenggaraan sistem manajemen

55
informasi kesehatan/rekam medis
2. Meregistrasi kunjungan pasien (Registrasi rawat jalan dan rawat inap)

56
3. Memberikan nomer rekam medis secara berurutan dan sistematis
berdasarkan sistem penomoran unit (Unit Numbering System)
4. Menyusun (Assembling) rekam medis dengan baik dan benar berdasarkan
SOP dan IK yang berlaku
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
5. Menentukan nomor kode diagnosis pasien dan tindakan sesuai
International Classification of Disease (ICD)
6. Mengentry rekam medis yang akan dipinjam/dikeluarkan melalui
aplikasi EHR
7. Mengumpulkan (entry) kode diagnosis pasien untuk memenuhi sistem
pengelolaan
8. Menyimpan/menjajarkan rekam medis berdasarkan Terminal Digit
Filling System
9. Mengambil kembali (retrieval) dengan cepat rekam medis yang
diperlukan
10. Melakukan penyusutan (retensi) rekam medis berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku
11. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait/pelayanan
12. Memberikan layanan peminjaman rekam medis
13. Menfasilitasi pelepasan informasi kesehatan kepada pasien dan
pihak ketiga
14. Menvalidasi rekam medis yang telah kembali sesuai peminjaman
15. Melaksanakan komunikasi efektif dengan semua tingkatan

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan
2. Melakukan kegiatan manajerial Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
a. Penilaian kinerja Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
b. Supervisi anggota Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
c. Manajemen pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Melaksanakan pemusnahan rekam medis inaktif
5. Melakukan audit koding rawat jalan dan rawat inap
57
6. Membuat laporan mutu pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan
(analisa statistik RS)
7. Melakukan Registrasi Kanker
8. Mengolah data case mix :
a. Memasukan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan
medis pasien rawat jalan ke dalam software case mix
b. Memasukan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan
medis pasien rawat inap ke dalam software case mix
c. Proses Grouping untuk menentukan tarif case mix
d. Melakukan validasi berkas jaminan INA-CBGS
9. Mengklasifikasi data kode diagnosis bagi kepentingan informasi morbiditas
10. Menyajikan informasi morbiditas bagi kepentingan KLB dan lainnya
11. Mengelola indeks penyakit dan tindakan guna kepentingan laporan
medis dan statistik
12. Menjamin validasi data untuk registrasi penyakit
13. Memantau pelaksanaan sistem penyimpanan rekam medis rawat jalan dan
menjaga kerahasiaan isi rekam medis sesuai PP No. 10 tahun 1966
dan peraturan RS/PKM
14. Memproses permintaan surat keterangan medis, baik untuk
pengadilan maupun non pengadilan
15. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan

Pelatihan :
1. Pelatihan manajemen rekam medis
2. Pelatihan Manajemen rekam medis
3. Pelatihan Sistem Casemix INA CBG's
4. Pelatihan Manajemen rekam medis dan manajemen kearsipan
5. Pelatihan Sistem informasi rumah sakit dan sistem pelaporan
6. Pelatihan manajemen rekam medis dan aspek hukum rekam medis
7. Pelatihan koding dan audit koding
8. Pelatihan Registrasi Kanker
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja
58
tentang pendidikan dan pelatihan perekam medis dan informasi
kesehatan lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki
serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat
izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial perekam medis dan informasi
kesehatan harus memenuhi pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan minimal 3.600 berkas per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat
penugasan klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur
kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga) tahun
dari penetapan sebelumnya.

59
9. TEKNISI KARDIOVASKULER
Teknik Kardiovaskuler adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada Klien
berupa teknik pemeriksaan terhadap kelainan kardivaskuler dengan
menggunakan peralatan teknik sonografi vaskuler, teknik sonografi
ekhokardiografi, teknik elektrokardigrafi dan tekanan darah, serta teknik
kateterisasi jantung.
Teknisi Kardiovaskuler adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan Teknik Kardiovaskuler sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Diploma III Teknik Kardiovaskuler
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Teknisi Kardiovaskuler

Kewenangan Dasar
1. Melakukan pengisian data identitas klien ke mesin pemeriksaan
2. Melakukan persiapan pemeriksaan pasien
a. Duplex Sonografi Vaskuler (Carotis, Ekstremitas Atas,
Ekstremitas Bawah, Renalis, Abdomen)
b. Doppler (TCD)
c. Rheografi (ABI)
d. Trans Thoracal Echocardiography (TEE)
e. Elektrokardiogram (EKG)
f. Treadmill Test
g. Holter Monitoring dan Ambulatory Blood Pressure Monitoring
(ABPM)
h. Catheterization Laboratorium
3. Melakukan perekaman Elektrokardiogram (EKG)
4. Melakukan pemeriksaan Echocardiografi
5. Melaksanakan persiapan pemeriksaan Dobutamin Stress Ekokardiografi
(DSE)
a. Mengoperasionalkan mesin Ekokardiografi saat pemeriksaan DSE
b. Mengoperasionalkan mesin Ekokardiografi saat pemeriksaan Bubble
Test

60
6. Mengoperasionalkan mesin ekokardiografi (TTE ataupun TEE) pada
saat interpretasi non bedah kardiovaskuler seperti pemasangan
Amplatzer Septal Occluder (ASO), Amplatzer Muscular Ventricular
Occluder (AMVO) dan ablasi HOCM
7. Melakukan pemeriksaan Treadmill Test
8. Melakukan pemeriksaan Holter Monitoring
9. Melakukan pemeriksaan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM)
10. Melakukan pemeriksaan Duplex Sonografi Vaskuler (Carotis, Ankle
Brachial Indeks, ekstremitas Atas, Ekstremitas Bawah)
11. Melakukan pencatatan/dokumentasi hasil pemeriksaan

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Teknisi Kardiovaskuler
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan Teknisi Kardiovaskuler :
a. Penilaian kinerja Teknisi Kardiovaskuler
b. Supervisi anggota Teknisi Kardiovaskuler
c. Manajemen Teknik Kardiovaskuler
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Diagnostik invasif dan intervensi non bedah (kateterisasi jantung)
a. Mengoperasikan dan menganalisa data dari mesin hemodinamik
b. Mengoperasikan dan menganalisa data dari alat Rotablator
c. Mengoperasikan dan menganalisa data dari alat elektrofisiologi
dan ablasi
d. Mengoperasikan, menyediakan alat-alat dan menganalisa data
dari alat IVUS (Intravascular Ultrasound)
e. Mengoperasikan, menyediakan alat-alat dan menganalisa data
dari alat FFR (Fractional Flow Reserve) dan Pressure Wire
f. Mengoperasikan, menyediakan alat-alat dan menganalisa data
dari alat Pace maker
g. Mengoperasikan, menyediakan alat-alat dan menganalisa data
dari alat Intra Aortic Balloon Pump (IABP)
h. Mengoperasikan, menyediakan alat-alat dan menganalisa data
dari alat oksimetri

61
i. Mengoperasikan alat-alat tindakan diagnostik invasif dan
intervensi non bedah angiojet
j. Menyediakan alat-alat tindakan percutaneous angiography
coronary
(PAC)
k. Menyediakan alat-alat tindakan percutaneous coronary intervention
(PCI)
l. Menyediakan alat-alat yang berhubungan dengan tindakan
penyadapan jantung kanan-kiri (PA)
m. Menyediakan alat-alat tindakan Balloon Mitral Valvuloplasty (BMV)
n. Menyediakan alat-alat tindakan Ballon Pulmonary Valvuloplasty (BPV)
o. Menyediakan alat-alat tindakan Ballon Aortic Valvuloplasty (BAV)
p. Menyediakan alat-alat tindakan Ballon Atrial Septostomy (BAS)
q. Menyediakan alat-alat tindakan penutupan transkateter Foramen
Ovale
r. Menyediakan alat-alat tindakan penutupan Atrial Septal Defect
s. Menyediakan alat-alat tindakan penutupan Patent Ductus Arteriosus
t. Menyediakan alat-alat tindakan penutupan Ventrikel Septal Defect
u. Menyediakan alat-alat tindakan Pacemaker
v. Menyediakan alat-alat tindakan Ablasi septal
w. Menyediakan alat-alat tindakan Thoracic Endovascular Aortic
Repair
(TEVAR)
x. Menyediakan alat-alat tindakan Endovascular Aortic Repair (EVAR)
y. Menyediakan alat-alat tindakan Percutaneous Transluminal
Angiography (PTA) perifer stenting
z. Menyediakan alat-alat tindakan Tapping Pericard
aa. Menyediakan alat-alat tindakan Coilling
bb. Melakukan setting alat TPM dan PPM
cc. Menyediakan alat-alat tindakan Cardiac Resynchronozation Theraphy
(CRT)
5. Melakukan pemeriksaan Rheografi (ABI)
6. Melakukan pemeriksaan Trans Cranial Doppler (TCD)

Pelatihan :
1. Pelatihan kardiologi dasar
62
2. Pelatihan kateterisasi jantung dasar (cath lab dasar)
3. Pelatihan EKG

63
4. Pelatihan Holter
5. Pelatihan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM)
6. Pelatihan Elektofisiologi
7. Pelatihan Rotablator
8. Pelatihan IVUS
9. Pelatihan IABP
10. Pelatihan Pacemaker
11. Pelatihan Doppler
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan kardiovaskuler
lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan kardiovaskuler di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial teknisi kardiovaskuler harus
memenuhi pelayanan kardiovaskuler minimal 420 pasien per
tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

64
10. TEKNISI PELAYANAN DARAH
Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan
kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang
meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan
darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada
pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Teknisi Pelayanan Darah
a. Diploma I Teknik Transfusi Darah
b. Diploma III Teknik Transfusi Darah
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda
registrasi (STR) Teknisi Transfusi Darah

Kewenangan Dasar
1. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Melakukan proses desinfeksi peralatan pemeriksaan
3. Melakukan persiapan alat dan bahan pemeriksaan
4. Menyiapkan peralatan penyimpanan penyimpanan komponen darah
5. Melakukan stock opname darah
6. Menyiapkan peralatan pendistribusian darah
7. Melakukan Validasi reagensia
8. Melakukan pengontrolan dan pencatatan suhu ruangan dan alat
penyimpanan darah
9. Melakukan penerimaan sampel dan formulir permintaan darah (FPD)
10. Melakukan identifikasi sampel dan formulir permintaan darah (FPD)
11. Memeriksa konfirmasi golongan darah ABO dan Rhesus pada
loket penerimaan
12. Mencatat penerimaan sampel pasien pada formulir permintaan darah
13. Melakukan penerimaan droping darah
14. Melakukan permintaan droping darah ke PMI
15. Melakukan penyimpanan darah sesuai standar

65
16. Melakukan persiapan sampel darah donor dan pasien
17. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pasien
18. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus donor
19. Melakukan pemeriksaan immediate spin (IS)
20. Melakukan pemeriksaan golongan darah dan Rhesus kasus sedang
21. Melakukan bimbingan distribusi darah
22. Melakukan serah terima kantong darah
23. Melakukan pembilahan limbah infeksius dan non infeksius
24. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan uji silang serasi dan serah
terima darah pada formulir permintaan darah

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang transfusi darah
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan transfusi darah:
a. Penilaian kinerja teknisi pelayanan darah
b. Supervisi anggota teknisi pelayanan darah
c. Manajemen pelayanan transfusi darah
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Melakukan pemeriksaan uji silang serasi
5. Melakukan quality control (QC) uji silang serasi
6. Melakukan pemeriksaan skrining Antibodi
7. Melakukan pemeriksaan identifikasi antibody
8. Menganalisis hasil pemeriksaan identifikasi antibody
9. Melakukan pelayanan apheresis
10. Melakukan phlebotomi terapeutik
11. Melakukan penelitian dalam bidang transfusi darah
12. Menyusun laporan kegiatan pelayanan transfusi darah rutin setiap bulan
13. Mengevaluasi kegiatan teknis pelayanan transfusi darah
14. Melakukan stock opname BMHP
15. Melakukan jaminan mutu mikroskop biokuler
16. Melakukan jaminan mutu alat automatisasi

66
Pelatihan :
1. Pelatihan pelayanan Bank Darah
2. Pelatihan skrining dan identifikasi antibody
3. Pelatihan apheresis
4. Pelatihan Phlebotomi
5. Pelatihan bank darah rumah sakit
6. Pelatihan quality control (QC) peralatan automatisasi
7. Pelatihan mikroskop
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan transfusi darah
lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan transfusi darah di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial teknisi transfusi darah harus
memenuhi pelayanan transfusi darah minimal
a. Penerimaan sampel minimal 672 sampel per tahun
b. Pemeriksaan transfusi darah minimal 672 kegiatan per tahun
c. Pendistribusian darah minimal 1185 kantong darah per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

67
11. REFRAKSI OPTISIEN
Pemeriksaan mata dasar adalah pemeriksaan pendahuluan untuk
mengidentifikasi dan menentukan adanya kelainan/penyakit mata yang
perlu dirujuk ke dokter.
Refraksionis Optisien/Optometris adalah tenaga kesehatan yang
telah lulus Pendidikan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku
yang berwenang melakukan pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan
refraksi, menetapkan hasil pemeriksaan, menyiapkan dan membuat lensa
kacamata atau lensa kontak, termasuk pelatihan ortopik.
Pelayanan kesehatan mata meliputi bidang :
1. Pelayanan refraksi
2. Pelayanan optisi

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Diploma III Refraksionis Optisien
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Refraksionis Optisien/Optometris

Kewenangan Dasar
1. Melakukan persiapan alat dan ruang pemeriksaan refraksi
2. Melakukan pemeriksaan pendahuluan
a. Melakukan anamnesa
b. Pemeriksaan posisi bola mata
c. Pemeriksaan segmen depan mata
d. Pemeriksaan tajam penglihatan jauh dan dekat tanpa koreksi
e. Pemeriksaan parameter kacamata lama
f. Pengukuran jarak pupil
3. Pemeriksaan refraksi objektif dengan refraktometer
4. Pemeriksaan non kontak tonometer (NCT)
5. Pemeriksaan refraksi Subjektif
a. Penetapan visus terbaik dengan lensa spheris
b. Penetapan Astigmat
c. Penetapan kelainan organik atau non-organik
d. Penetapan titik akhir pemeriksaan subjektif monokuler
e. Penetapan lensa tambahan/Addition lens

68
5. Pemeriksaan fungsi penglihatan binokuler
a. Penilaian tajam binokuler
b. Pemeriksaan penglihatan binokuler ganda/diplopia
c. Tatalaksana anisometropia dan aniseikonia
6. Melakukan pelayanan lensa kontak
a. Melakukan pengukuran diameter kornea
b. Melakukan pengukuran bukaan kelopak mata
c. Melakukan pemeriksaan keketatan kelopak mata
d. Melakukan pemeriksaan indikasi dan kontra indikasi pemakaian lensa
kontak
e. Melakukan penentuan lensa uji
f. Melakukan penentuan jenis lensa kontak uji
g. Melakukan fitting lensa kontak uji
h. Melakukan penilaian fitting lensa kontak
i. Melakukan penetepan spesifikasi lensa kontak
j. Melakukan penetapan spesifikasi kebutuhan lensa kontak
7. Melakukan edukasi pasien terkait penggunaan dan pemeliharaan kacamata
8. Melakukan edukasi pasien terkait penggunaan dan pemeliharaan
lensa kontak
9. Melakukan pencatatan/dokumentasi hasil pemeriksan refraksi optisi

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang refraksi optisien
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan refraksi optisien i:
a. Penilaian kinerja refraksionis optisien
b. Supervisi anggota refraksionis optisien
c. Manajemen refraksi optisien
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Menggunakan alat streak retinoskopi pada anak
5. Pemeriksaan dengan keratometer
6. Melakukan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak
7. Tatalaksana amblyopia dan fiksasi eksentrik
8. Tatalaksana disfungsi akomodasi
9. Tatalaksana heterophoria
10. Tatalaksana disfungsi vergensi
11. Melakukan pemeriksaan penglihatan sub normal
69
12. Pemeriksaaan diagnostik lasik
a. Penetapan ketebalan kornea
b. Penetapan topografi kornea
c. Pemeriksaan intra oculer Lens/IOL Master
13. Membuat laporan dan evaluasi kegiatan refraksi optisi

Pelatihan :
1. Pelatihan refraksi dan optisi
2. Pelatihan Streak retinoskopi
3. Pelatihan Mata dasar pada anak
4. Pelatihan Keratometer
5. Pelatihan komunikasi pada anak
6. Pelatihan pemeriksaan kelainan penglihatan binokuler
7. Pelatihan penglihatan subnormal
8. Pelatihan lasik
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan refraksi optisien
lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan refraksi optisien di RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial refraksionis optisien harus memenuhi
pelayanan refraksi optisien minimal 5.000 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

70
12. TEKNISI GIGI
Pelayanan Keteknisian Gigi adalah suatu upaya memperbaiki dan
merehabilitasi fungsi gigi tubuh tertentu untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengelolaan analisis,
kesimpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi keteknisian gigi dalam
rangka mencapai status kesehatan optimal dan kondisi sehat.
Keteknisian Gigi adalah upaya di laboratorium yang mengerjakan gigi
tiruan lepasan akrilik, gigi tiruan cekat akrilik, alat ortodonsi lepasan, gigi
tiruan kerangka logam, gigi tiruan kombinasi (precision attachment),
prothesa maxilo facial pada celah bibir, langit-langit, dan obturator, gigi tiruan
cekat porselen, gigi tiruan cekat porselen dengan implant yang dilakukan
oleh teknisi gigi.
Tugas pokok teknisi gigi adalah memberikan pelayanan keteknisian
gigi yaitu melakukan pembuatan protesa gigi tiruan, alat orthodonti dan
maksilo fasial pada fasilitas pelayanan kesehatan atau laboratorium
teknik gigi.

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Diploma III Teknik Gigi
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Teknisi Gigi

Kewenangan Dasar
1. Menyusun draft rencana kegiatan teknik gigi
2. Menyiapkan kegiatan teknik gigi sederhana
3. Membuat sendok cetak perorangan
a. Stent
b. Akrilik
4. Membuat Repro/duplicating model
5. Membuat galangan gigit/bite rim
6. Membuat gigi tiruan/gigi tiruan horseshoe
7. Membuat dasar cetakan gigi tiruan

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik

71
2. Melakukan pembuatan gigi tiruan cekat akrilik
a. Crown

72
b. Inlay
c. Uplay
d. Onlay
3. Melakukan pembuatan gigi tiruan lengkap lepasan akrilik
a. Immediate denture
b. Denture
4. Melakukan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik
a. Immediate denture
b. Denture
5. Melakukan pembuatan alat orthodonti lepasan
a. Retainer
b. Aktivator
c. Bionator
d. Twin Block
e. Vacuum retainer
6. Melakukan pembuatan splint
a. Surgical splint
b. Surgical wafer
c. Temporomandibular Joint Splint acrylic
d. Vacuum splint
7. Melakukan pembuatan protesa maxillo facial
a. Immediate obturator
b. Interim obturator
c. Definitive obturator
d. Hollow obturator
e. Plate Hotz
f. Plate Nasoalveolar molding (NAM)
g. Fantype constriction plate
h. Screw Constriction plate
8. Melakukan pembuatan gigi tiruan lepasan Flexi denture
a. Saddle frame denture
b. Bilateral frame denture
9. Melakukan pembuatan gigi tiruan lepasan kerangka logam
a. Saddle frame denture
b. Bilateral frame denture
10. Melakukan pembuatan orthodonti cekat laboratorium
73
a. Rapid Palatar Expander
b. Quad helix expander
c. Nance appliance
d. Bi-helix expander
e. Space maintainer
f. Palatal arch
g. Ligual Arch
h. Tongue Crib
11. Melakukan pembuatan restorasi gigi (gigi tiruan cekat/tetap metal)
a. Crown
b. Bridge
c. Pin Core
d. Inlay
e. Uplay
f. Onlay
12. Melakukan pembuatan gigi tiruan cekat metal porcelain
a. Crown
b. Bridge
c. Pin crown porcelain
13. Melakukan pembuatan gigi tiruan cekat all procelain
a. Crown
b. Bridge
c. Inlay
d. Uplay
e. Onlay
f. Veneer
14. Melakukan Reparasi
a. Gigi tiruan patah akrilik
b. Relining acrylic
c. Rebasing acrylic
d. Flexy denture
e. Crown porselen
f. Retak akrilik
g. Reparasi tambah gigi
h. Reparasi oclusal elemen gigi akrilik

74
15. Melakukan pembuatan gigi tiruan cekat Composite
a. Crown
b. Inlay
c. Uplay
d. Onlay
e. Veneer
16. Membuat gigi tiruan cekat metal akrilik
a. Crown
b. Bridge
c. Pin Crown

Pelatihan :
1. Pelatihan gigi tiruan cekat akrilik
2. Pelatihan gigi tiruan lengkap lepasan akrilik
3. Pelatihan gigi tiruan lepasan akrilik
4. Pelatihan orthodonti lepasan
5. Pelatihan protesa maxillo facial
6. Pelatihan Flexy denture
7. Pelatihan gigi tiruan cekat logam Crown, Pin Core, Inlay, Uplay
8. Pelatihan gigi tiruan lepasan kerangka logam
9. Pelatihan gigi tiruan cekat porcelain
10. Pelatihan orthodonti cekat laboratorium
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan teknisi gigi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan teknisi gigi di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.

75
4. Dalam pengajuan re-kredensial teknisi gigi harus memenuhi
pelayanan teknisi gigi minimal 150 kegiatan per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

76
13. AUDIOLOGI
Pelayanan audiologi merupakan salah satu pemeriksaan terhadap fungsi
telinga, mendeteksi gangguan pendengaran, keseimbangan dan gangguan
komunikasi. Pelayanan ini berfokus pada evaluasi dan rehabilitasi terhadap
penurunan fungsi telinga yang disebabkan gangguan pendengaran dan
keseimbangan yang terjadi. Tujuan evaluasi dan rehabilitasi adalah
untuk mengetahui tingkat dan jenis gangguan pendengaran terhadap tes
pendengaran yang diberikan dalam menentukan tindak lanjut yang tepat.
Audiologis adalah tenaga kesehatan yang telah lulus Pendidikan
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang berwenang
melakukan pemeriksaan telinga, mengevaluasi dan menawarkan layanan
rehabilitasi untuk alat bantu dengar dan implant koklea.
Pelayanan Audiologi meliputi bidang :
1. Pelayanan Divisi Neurotologi
2. Pelayanan Divisi Komunitas

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Diploma III Audiologi
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Audiologi

Kewenangan Dasar
1. Melakukan persiapan ruangan dan peralatan
2. Melakukan anamnesa pasien
3. Melakukan pengolahan data
4. Merumuskan/menentukan diagnosa
5. Menentukan prognosis
6. Melakukan tindakan pemeriksan sederhana
a. Pemeriksaan Otoskopi
b. Pemeriksaan garpu tala
c. Pemeriksaan audiometri skrining
d. Penggunaan sound level meter untuk pemeriksaan kebisingan
lingkungan
e. Pemeriksaan OAE Skrinning
f. Pemeriksaan BERA Skrinning
g. Pemeriksaan Tympanometri

77
7. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan
8. Melakukan pencatatan/dokumentasi

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Audiologi
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan Audiologi :
a. Penilaian kinerja Audiologi
b. Supervisi anggota Audiologi
c. Manajemen Audiologi
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Pelaksanaan tes berbisik
5. Pelaksanaan behavioral observation test
6. Melakukan mapping koklear implant
7. Melakukan Fitting alat bantu dengar (ABD)
8. Pemeriksaan Tes Nerve Excitability Trest (NET)
9. Pemeriksaan Gustatometri
10. Menyusulkan kebutuhan BMHP dan alat pemeriksaan audiologi
11. Melakukan perawatan rutin alat bantu dengar
12. Melakukan perbaikan alat bantu dengar
13. Melakukan edukasi pemasangan alat bantu dengar
14. Melakukan Uji fungsi safety running untuk audiometer
15. Melakukan Technical calibration untuk audiometer sebelum penggunaan
16. Melakukan teknik komunikasi efektif dengan orang gangguan
pendengaran
17. Melakukan pemeriksaan Otoskopi/Videootoskopi
a. Pemeriksaan aurikula, posisi telinga dan mastoid dengan otoskopi
b. Pemeriksaan liang telinga dengan otoskop/video otoskop
c. Pemeriksaan membran timpani dengan otoskop/video otoskop
d. Pemeriksaan mobilitas membran timpani dengan pneumatic otoskop
(siegel)
18. Melakukan pemeriksaan Timpano
a. Pemeriksaan reflek akustik dengan timpanometer
b. Pemeriksaan Fungsi tuba eustachius dengan timpanometer
19. Melakukan pemeriksaan Audiometri
a. Pemeriksaan audiometri nada murni dasar
b. Pemeriksaan audiometri nada murni dengan masking
78
c. Pemeriksaan audiometri nada murni pada kasus tinnitus
(Psikoakustik)
d. Pemeriksaan audiometri tutur
e. Pemeriksaan audiometri tutur dengan masking
f. Pemeriksaan stenger
g. Pemeriksaan Sensorineural acuity level (SAL)
h. Pemeriksaan Fusion at Inferred Threshold (FIT)
i. Pemeriksaan Loudness Discomfort Levels (LDL)
j. Pemeriksaan speech in noise
k. Pemeriksaan audiometri bermain (play audiometri)
l. Pemeriksaan Behaviour Observation Audiometry (BOA)
m. Pemeriksaan Visual Reinforcement Audiometry (VRA)
n. Pemeriksaan tone decay
o. Pemeriksaan Short Sensitivity Index (SISI)
p. Pemeriksaan Alternate Binaural loudness (ABLB)
q. Pemeriksaan audiometri nada murni gliserol
20. Melakukan pemeriksaan Otoacustic Emission (OAE)
a. Pemeriksaan Transient evoked otoacoustic emissions (TEOAE)
b. Pemeriksaan Distortion-product otoacoustic emission (DPOAE)
21. Melakukan pemeriksaan Bransistem evoked response auditory (BERA)
a. Pemeriksaan BERA click
b. Pemeriksaan BERA toneburst
c. Pemeriksaan BERA bone
d. Pemeriksaan glombang microponik
e. Pemeriksaan BERA post koklear implant
f. Pemeriksaan BERA dengan masking
g. Pemeriksaan (Auditory Steady State Response) ASSR
dengan insertphone
h. Pemeriksaan (Auditory Steady State Response) ASSR dengan
bone
22. Melakukan pemeriksaan keseimbangan
a. Pemeriksaan tes Pass pointing
b. Pemeriksaan tes Kalori
c. Pemeriksaan tes ENG/VNG tanpa menggunakan kaca frenzel
d. Pemeriksaan tes ENG/VNG dengan menggunakan kaca frenzel
e. Pemeriksaan tes Romberg
79
f. Pemeriksaan tes Romberg dipertajam

80
g. Pemeriksaan tes Tandem gait
h. Pemeriksaan tes Hallpike dengan atau kacamata frenzel
i. Pemeriksaan tes Posturografi
j. Pemeriksaan tes Video Head Impulse Test (V-HIT)
23. Pengenalan model alat bantu dengar (ABD)
a. Pengenalan model, tipe dan teknologi alat bantu dengar non-
implant
b. Pengenalan model, tipe dan teknologi alat bantu dengar implant
c. Pengenalan data teknis alat bantu dengar
d. Pengenalan fungsi bagian alat bantu dengar
24. Pra kondisi pemasangan alat bantu dengar non implant
a. Pemilihan alat bantu dengar
b. Pembuatan ear impression
c. Penentuan model dan modifikasi akustik earmult
d. Pembuatan earmuld
25. Pemasangan alat bantu dengar non implan
a. Pemasangan alat bantu dengar non implan
b. Pengaturan/setting alat bantu dengar tanpa alat tambahan
dan dengan alat tambahan
26. Melakukan tes fungsi ABD
a. Manual
b. Real ear measurement
c. Hearing instrumen analyzer
27. Pra kondisi pemasangan alat bantu dengar implant
a. Seleksi kandidat choclear implant berdasarkan kriteria
b. Pemilihan jenis jenis alat bantu dengar implant
28. Pemasangan alat bantu dengar implant
a. Pemasangan cochlea implant (CI), MEI, Bone Anchored Hearing
Aid
(BAHA)
b. Mapping cochlea implant (CI)
29. Re/habilitasi fungsi pendengaran
a. Program kenservasi pendengaran
b. Earplug/pelindung telinga
c. Tahapan perkembangan bahasa dan bicara secara normal
d. Re/habilitasi aural dengan menggunakan alat bantu dengar

81
e. Konseling fungsi dan penggunaan ABD
f. Konseling pendidikan dan intervensi dini pada anak tuna rungu

82
g. Teknik komunikasi efektif dengan orang gangguan pendengaran

Pelatihan :
1. Pelatihan audiometer
2. Pelatihan tympanometri
3. Pelatihan Bransistem evoked response auditory (BERA)
4. Pelatihan Otoacustic Emission (OAE)
5. Pelatihan Auditory Steady State Response (ASSR)
6. Pelatihan pelaksanaan tes keseimbangan
7. Pelatihan pelaksanaan pemeriksaan sonotubometri
8. Pelatihan Fitting Alat Bantu Dengar (ABD)
9. Pelatihan coclear implant
10. Pelatihan Bone Anchored Hearing Aid (BAHA)
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan audiologi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan audiologi di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial audiologis harus memenuhi
pelayanan audiologi minimal 500 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

83
14. RADIOGRAFER
Radiografer adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
teknik radiodiagnostik dan radioterapi sesuai ketentuan peraturan
perundangan- undangan.
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik radiodiagnostik dan
radioterapi hanya dapat melakukan pelayanan atas permintaan tertulis dan
atau elektronik dengan keterangan klinis yang jelas dari dokter, dokter gigi,
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
Secara umum tugas dan tanggung jawab Radiografer dan
Radioterapis, adalah:
1. Melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan :
a. Radiografi konvensional
b. Gigi geligi
c. Mammografi
d. BMD (Bone Mineral Densitometry)
e. CT Scan (Computerized Tomography)
f. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
g. USG (Ultrasonography)
h. Kedokteran Nuklir
i. Intervensional dan Fluoroskopi
2. Melakukan teknik penyinaran radiasi pada radioterapi
3. Menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bidang
radiologi/radiografi sebatas kewenangan dan tanggung jawabnya
4. Menjamin akurasi dan keamanan tindakan poteksi radiasi dalam
mengoperasikan peralatan radiologi dan atau sumber radiasi
5. Melakukan tindakan pengolahan gambar
6. Melakukan tindakan jaminan mutu/quality control peralatan radiografi

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Radiologi, Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
2. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Terapan Teknik Radiologi
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Radiografer

84
Bidang Radiodiagnostik
Kewenangan Dasar
1. Menelaah lembar permintaan rontgen
2. Melakukan persiapan ruangan dan peralatan
3. Memposisikan pasien sesuai pemeriksaan
4. Melakukan persiapan alat pelindung diri
5. Melakukan penerapan keamanan dan keselamatan radiasi bagi pasien,
staf dan lingkungan dengan prinsip (ALARA)
6. Menentukan parameter sinar-x (kV dan mAs), jarak dan kolimasi
pemeriksaan
7. Melakukan teknik radiografi pada pemeriksaan radiologi dasar
a. Melakukan teknik radiografi Alat Gerak Atas tanpa kontras
1) Melakukan Teknik Radiografi Manus (AP, Lateral, Oblique)
2) Melakukan Teknik Radiografi Wrist Joint (AP, Lateral)
3) Melakukan Teknik Radiografi Antebrachii (AP, Lateral)
4) Melakukan Teknik Radiografi Cubiti (AP, Lateral)
5) Melakukan Teknik Radiografi Humerus (AP, Lateral)
6) Melakukan Teknik Radiografi Shoulder (AP)
7) Melakukan Teknik Radiografi Clavicula (AP, Axial)
8) Melakukan Teknik Radiografi Scapula (AP)
b. Melakukan teknik radiografi Alat Gerak Bawah tanpa kontras
1) Melakukan Teknik Radiografi Pedis (AP, Lateral, Oblique)
2) Melakukan Teknik Radiografi Ankle (AP, Lateral)
3) Melakukan Teknik Radiografi Cruris (AP, Lateral)
4) Melakukan Teknik Radiografi Calcaneus (Axial, Lateral)
5) Melakukan Teknik Radiografi Genu (AP, Lateral)
6) Melakukan Teknik Radiografi Femur (AP, Lateral)
7) Melakukan Teknik Radiografi Hip joint (AP, Lateral)
8) Melakukan Teknik Radiografi Pelvis (AP, Lateral)
c. Melakukan teknik radiografi Abdomen
1) Melakukan Teknik Radiografi Abdomen Polos (Supine)
2) Melakukan Teknik Radiografi Akut Abdomen (AP Supine, AP Tegak,
AP LLD)
3) Melakukan Teknik Radiografi Abdomen 2 Posisi (Sinar Horizontal
& Vertical)

85
d. Melakukan teknik radiografi Pelvis
1) Melakukan Teknik Radiografi Sacro illiaka Joint (Oblique
kanan, Oblique kiri)
2) Melakukan Teknik Radiografi Acetabulum
e. Melakukan teknik radiografi Tulang Belakang
1) Melakukan Teknik Radiografi Cervical (AP, Lateral, Oblique)
2) Melakukan Teknik Radiografi Cervical Dinamik
3) Melakukan Teknik Radiografi Thoracal (AP, Lateral)
4) Melakukan Teknik Radiografi Thoracolumbal (AP, Lateral)
5) Melakukan Teknik Radiografi Lumbal (AP, Lateral, Oblique)
6) Melakukan Teknik Radiografi Lumbosacral (AP, Lateral, Oblique)
7) Melakukan Teknik Radiografi Sacrum (AP, Lateral)
8) Melakukan Teknik Radiografi Coccygeus (AP, Lateral)
9) Melakukan Teknik Radiografi Scoliosis Program
10) Melakukan Teknik Radiografi Lumbal Dinamik
f. Melakukan teknik radiografi Kepala
1) Melakukan Teknik Radiografi Schedel (AP, Lateral)
2) Melakukan Teknik Radiografi SPN (AP, Lateral, Water`s)
3) Melakukan Teknik Radiografi Orbita (AP, Cadwel, Lateral, Rhese)
4) Melakukan Teknik Radiografi Mandibulla (AP, Eisler)
5) Melakukan Teknik Radiografi Maxilla (AP, Lateral)
6) Melakukan Teknik Radiografi Petrosum
7) Melakukan Teknik Radiografi TMJ (Schullers Open & Close Mouth)
8) Melakukan Teknik Radiografi Mastoid (Schullers, Stenvers)
9) Melakukan Teknik Radiografi Nasal (Waters, Lateral)
10) Melakukan Teknik Radiografi Wajah (waters)
g. Melakukan teknik radiografi thorax
1) AP/PA dan Lateral
2) Top Lordotik
h. Melakukan teknik radiografi Bone Survey
8. Melakukan pengelolaan gambar (penulisan nama dan letak marker)

Kewenangan Khusus
1. Melakukan Bimbingan Peserta Didik bidang radiografi
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan radiologi :
a. Penilaian kinerja Radiografer
86
b. Supervisi anggota Radiografer
c. Manajemen Radiologi
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Pengoperasian mesin injector
5. Manajemen penggunaan kontras media
6. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Babygram
7. Pemeriksaan Knee Chest/Invertogram
8. Pemeriksaan Hip posisi AP dan Axial
9. Pemeriksaan Pelvis posisi Inlet & OutLet, Alar obturator (Judet View)
10. Pemeriksaan Ankle posisi mortise view, Broden View
11. Pemeriksaan Calceneus posisi Harris view+
12. Pemeriksaan Sendi Bahu posisi Velpeau view, Y view, Axillary view
13. Pemeriksaan Cervicothoracal (Swimmers Methode)
14. Pemeriksaan Scannogram
15. Pemeriksaan dengan Ba Enema Morbus Hisprung
16. Pemeriksaan Pouch
17. Melakukan teknik radiografi Cholangio Intraoperative
18. Melakukan Teknik Radiografi Cholangio T - Tube
19. Teknik Pemeriksaan konvensional Mammografi
20. Teknik pemeriksaan ductulografi
21. Penatalaksanaan radiografi dengan modalitas CT Scan
a. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Kepala / otak
b. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Sinus Paranasal
c. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Nasopharing
d. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Orbita
e. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Leher
f. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Thoraks
g. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Bronchografi
h. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Abdomen
i. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Pelvis
j. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Urografi
k. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Spine
l. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Alat Gerak Atas
m. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Alat Gerak Bawah
87
n. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Abdomen Multi Phase
o. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Angiografi
p. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Perfusi
q. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Colonografi
r. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Cardiac
s. Teknik pemeriksaan CT Scan / MSCT Calcium Score
22. Penatalaksanaan radiografi dengan modalitas MRI
a. Teknik pemeriksaan MRI kepala
b. Teknik pemeriksaan MR Angiografi
c. Teknik pemeriksaan MR Venografi
d. Teknik pemeriksaan MR Spectroscopy
e. Teknik pemeriksaan MRI Soft tissue Leher
f. Teknik pemeriksaan MRI Choclea
g. Teknik pemeriksaan MRI Nasopharing/Lidah
h. Teknik pemeriksaan MRI Breast
i. Teknik pemeriksaan MRI Ekstremitas atas
j. Teknik pemeriksaan MRI Ekstremitas bawah
k. Teknik pemeriksaan MRI Cervikal/Thorakal/Lumbal
l. Teknik pemeriksaan MRI Whole spine
m. Teknik pemeriksaan MRCP
n. Teknik pemeriksaan MRI Abdomen
o. Teknik pemeriksaan MRI Pelvis
p. Teknik pengelolaan gambar Cartigram
23. Penatalaksanaan radiografi dengan modalitas Kedokteran Nuklir
a. Mengevaluasi mutu foto/gambar scintigrafi
b. Melakukan pemerikaan planar thyroid scan
c. Melakukan pemeriksaan planar bone scan
d. Melakukan pemeriksaan planar whole-body scan
e. Melakukan pemeriksaan bone scan 3 fase
f. Melakukan pemeriksaan dinamik renal scan GFR
g. Melakukan pemeriksaan renal scan DMSA
h. Melakukan pemeriksaan dinamik renal scan ERPF
i. Melakukan pemeriksaan lymphoscintigrafi
j. Melakukan pemeriksaan gastric emptying

88
k. Melakukan pemeriksaan radiologi dacryo scintigrafi
l. Melakukan pemeriksaan Hepato Biliary
m. Melakukan pemeriksaan Lung Perfusi/Ventilasi
n. Melakukan pemeriksaan Meckel Scan
o. Melakukan pemeriksaan Salivari/Parotis scintigrafi
p. Melakukan pemeriksaan Mammoscintigrafi
q. Melakukan pemeriksaan bone scan SPECT CT
r. Melakukan pemeriksaan brain scan SPECT CT
s. Melakukan pemeriksaan Cysternografi SPECT CT
t. Melakukan pemeriksaan cardiac scan SPECT CT
u. Melakukan pemeriksaan KNF SPECT CT
v. Melakukan pemeriksaan Parathyroid SPECT CT
w. Melakukan Pemeriksaan Bloodpool Imaging
x. Melakukan Pemeriksaan Sentinel Node SPECT CT
24. Tatalaksana Intervensional Radiografi
a. Pengoperasian mesin angiografi C-Arm
b. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Digital Subtraction
Angiography (DSA) Cerebral
c. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Digital Subtraction
Angiography (DSA) Buceal
d. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Digital Subtraction
Angiography (DSA) Orbita
e. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Digital Subtraction
Angiography (DSA) Thorax
f. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Transcatheter arterial
chemoembolization (TACE)
g. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Transcatheter arterial
chemoinfusion (TACI)
h. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan kateterisasi jantung
pasien dewasa
i. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan kateterisasi jantung
pasien anak
j. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan pembuluh darah
arteri ekstermitas atas

89
k. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan pembuluh darah
arteri ekstermitas bawah
l. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan pembuluh darah
vena ekstermitas atas
m. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan pembuluh darah
vena ekstermitas bawah
n. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Thoracic Endovascular
Aortic Repair (TEVAR)
o. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan Endovascular aneurysm
repair (EVAR)
p. Melakukan teknik radiografi pemeriksaan stent renal
q. Melakukan persiapan dan teknik pemeriksaan radiografi pemasangan
pacemaker
r. Melakukan pengukuran objek (stent, stenosis, dan aneurisma)
s. Melakukan kegiatan QA/QC mesin angiografi secara harian
t. Melakukan pengelolaan gambar :
1) 3 Dimensi (3D)
2) Stent Boost
3) DynaCT
4) DSA Roadmap
u. Melakukan identifikasi gambar hasil pemeriksaan
v. Melakukan pencetakan gambar hasil pemeriksaan
w. Melakukan transfer data angiografi untuk backup/copy dalam
media CD/DVD/Harddisk
x. Melakukan pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD)
25. Melakukan teknik radiografi Tractus Digestivus
a. Melakukan Teknik Radiografi Esofagus
b. Melakukan Teknik Radiografi Maag Duodenum
c. Melakukan Teknik Radiografi Follow Through
d. Melakukan Teknik Radiografi Colon in Loop
e. Melakukan Teknik Radiografi Lopografi
f. Melakukan Teknik Radiografi Fistulografi
g. Melakukan Teknik Radiografi Dacryografi
h. Melakukan Teknik Radiografi Sialografi
90
26. Melakukan teknik radiografi Tractus Urinarius
a. Melakukan Teknik Radiografi BNO-IVP
b. Melakukan Teknik Radiografi RPG
c. Melakukan Teknik Radiografi APG
d. Melakukan Teknik Radiografi Urethrografi
e. Melakukan Teknik Radiografi Bipolar Urethrografi
f. Melakukan Teknik Radiografi Cystogram
g. Melakukan Teknik Radiografi Fistulografi
h. Melakukan Teknik radiografi Tractus Neurologi
i. Melakukan Teknik Radiografi Myelografi
27. Melakukan teknik radiografi Tractus Genitalia
a. Melakukan Teknik Radiografi HSG
b. Melakukan Teknik Radiografi Genitografi
28. Teknik pemeriksaan gigi geligi/Dental
a. Teknik pemeriksaan Panoramic
b. Teknik pemeriksaan cephalografy
c. Teknik pemeriksaan cone beam CT
d. Teknik pemeriksaan oklusal

91
Pelayanan Radiografer Bidang Radioterapi (Radioterapis)
Kewenangan Dasar
1. Melakukan morning check out dan pencatatan setiap pesawat radiasi
2. Melakukan identifikasi pasien radiasi
3. Memastikan ruangan radiasi terbebas dari hal yang tidak
berkepentingan
4. Melakukan verifikasi portal
5. Memonitor proses treatment delivery dalam penyinaran pasien
6. Melakukan proteksi radiasi di ruang pesawat radiasi
7. Melakukan quality control dalam perhitungan dosis monitor unit
8. Melakukan pemantauan, pencatatan suhu dan kelembaban ruang pesawat
radiasi

Kewenangan Khusus
1. Melakukan Bimbingan Peserta Didik bidang radioterapis
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan radioterapi :
a. Penilaian kinerja Radioterapis
b. Supervisi anggota Radioterapis
c. Manajemen Radioterapi
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
4. Melakukan simulasi penyinaran pasien
a. Teknik SSD satu lapangan radiasi
b. Teknik SSD lapangan radiasi tangensial
c. Teknik lapangan radiasi craniospinal
d. Teknik SSD lapangan radiasi plan pararel/opposing lateral
e. Teknik SAD lapangan radiasi isocenter
f. Teknik Lapangan radiasi dengan imobilisator traksi
g. Teknik lapangan radiasi dengan fiksasi masker
h. Teknik lapangan radiasi dengan alat bantu bolus keras
i. Verifikasi set up penyinaran dengan pesawat simulator
5. Melakukan CT Planning penyinaran pasien
a. CT planning tanpa kontras media dengan pesawat CT/CT simulator
b. CT Planning dengan fiksasi masker
92
c. CT planning pada pasien dengan fiksasi vacuum bag (body fix)
d. CT planning meggunakan kontras media dengan pesawat CT/CT
simulator
e. Transfer data CT planning untuk backup/copy dalam media
film/CD/DVD/LAN
f. Persiapan untuk pelayanan radioterapi CT planning pada pasien
dengan kompensator bolus keras di pesawat CT/CT simulator
g. Persiapan untuk pelayanan radioterapi CT planning lokalisasi
aplikator brakhiterapy dengan pesawat CT/CT simulator
h. CT planning pada pasien tanpa imobilisasi khusus di pesawat
CT/CT simulator
i. CT planning pada pasien dengan imobilisasi breastboard/ belly
board di pesawat CT/ CT simulator
j. CT planning untuk pengambilan data kontur dengan pesawat CT/
CT simulator
6. Melakukan penyinaran Radiasi Eksternal
a. Set up penyinaran teknik lapangan radiasi non co-plannar teknik
3D conformal/IMRT
b. Set up penyinaran pada pasien kasus kegawatdaruratan radioterapi
c. Set up Penyinaran dengan alat imobilisasi breast board/belly board
d. Set up penyinaran dengan alat fiksasi kepala masker
e. Set up Penyinaran dengan alat fiksasi kepala Head clamper
f. Set up Penyinaran dengan alat fiksasi kepala Head Frame
(SRS)
g. Set up Penyinaran dengan alat fiksasi tubuh vacuum
bag/body fix (SBRT)
h. Set up Penyinaran dengan blok MLC atau tanpa blok sama
sekali
i. Set up Penyinaran dengan individual blok dalam rangka
tindakan radioterapi eksternal
j. Set up Penyinaran dengan penggunaan blok standar/manual
k. Set up Penyinaran dengan penggunaan aplikator elektron
l. Set up Penyinaran dengan penggunaan wedge filter
m. Set up Penyinaran dengan penggunaan bolus keras
7. Verifikasi Portal dan Input Data
93
a. Verifikasi setup penyinaran dengan foto portal
gammagrafi/foton- grafi
b. Verifikasi set up penyinaran dengan perangkat foto portal
elektronik (EPID)
c. Verifikasi set up penyinaran dengan perangkat cone beam CT
d. Koreksi set up penyinaran berdasarkan analisa hasil verifikasi
portal
e. Menghitung dosis monitor unit (MU) per satu lapangan radiasi
pesawat linac dalam rangka persiapan tindakan pelayanan
radioterapi
f. Menginput data parameter set up penyinaran ke system
pengontrol (control panel) pesawat terapi dalam rangka
tindakan pelayanan radioterapi
8. Melakukan penyinaran Radiasi Internal (Brachyterapi)
a. Membuat foto x-ray dengan pesawat c-arm dalam proses
lokalisasi target/aplikator
b. Memasang dan melepas transfer tube pada aplikator brachyterapi
intra caviter/intra luminer
c. Memasang dan melepas transfer tube pada aplikator superficial
atau implant (interstitial)
d. Membuat radiografi aplikator brachyterapi dalam proses lokalisasi
target dengan pesawat simulator dalam rangka tindakan
radioterapi
9. QA/QA
a. Melakukan QA/QC harian alat radioterapi bekerjasama dengan
mitra terkait sebagai anggota
b. Melakukan pengecekan hasil penghitungan (rekalkulasi)
dosis lapangan penyinaran pra QA/QC

Pelatihan :
Bidang Radiodiagnostik
1. Pelatihan Radiografi Lanjutan
2. Pelatihan Proteksi Radiasi
3. Pelatihan Kontras Media
4. Pelatihan CT Scan
5. Pelatihan MRI
94
6. Pelatihan Kedokteran Nuklir
7. Pelatihan Dasar Ruang Kateterisasi Laboratorium (Cath Lab)

95
8. Pelatihan Angiografi dan Venografi
9. Pelatihan DSA (Digital Subtraction
Angiography) Bidang Radioterapi
1. Pelatihan Dasar Teknik Radioterapi
2. Pelatihan Teknik Radioterapi Lanjutan
3. Pelatihan Teknik CT Simulator
4. Pelatihan Teknik Radioterapi Advanced
5. Pelatihan Aplikasi teknis Verifikasi
6. Pelatihan Teknis brachiterapi
7. Pelatihan aplikasi perangkat keras dan perangkat lunak
Mouldroom
8. Pelatihan teknis QA/QC Radioterapi
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan radiologi dan atau
radioterapi lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan radiologi dan atau radioterapi
di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek
(SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial radiografer harus memenuhi pelayanan
a. Bidang Radiologi
Pelayanan radiografi konvensional minimal 800 pasien per tahun
Pelayanan radiografi CT scan minimal 750 pasien per tahun
Pelayanan radiografi MRI minimal 275 pasien per tahun
Pelayanan radiografi kedokteran nuklir minimal 300 pasien
per tahun
b. Bidang Radioterapi minimal 100 pasien per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
96
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

97
15. AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (Analis Kesehatan)
Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah disiplin ilmu kesehatan
yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik
terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta ilmu kesehatan
lingkungan.
Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan
dan ilmuwan berketrampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi
prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.
Tugas pokok Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imunnologi-serologi, Toksikologi, Kimia
Lingkungan, Patologi Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan Fisika.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Ahli Teknologi Laboratorium Medik
a. Diploma III Analis Kesehatan atau Analis Medis
b. Diploma IV/Sarjana Analis Kesehatan
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda
registrasi (STR) Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Kewenangan Dasar
1. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Melakukan phlebotomi
3. Melakukan persiapan pasien
4. Melakukan penerimaan sampel/spesimen bahan pemeriksaan sesuai SPO
5. Menyiapkan specimen pemeriksaan
6. Melaksanakan persiapan bahan/reagen pemeriksaan
7. Melakukan proses desinfeksi peralatan pemeriksaan
a. Peralatan Mikrobiologi
b. Peralatan Hematologi
c. Peralatan Kimia klinik
d. Peralatan Imunologi
e. Peralatan Polymerace Chain Reaction (PCR)
8. Melakukan kalibrasi dan quality control peralatan
98
9. Melakukan pemeliharaan peralatan laboratorium
a. Peralatan Mikrobiologi
b. Peralatan Hematologi
c. Peralatan Kimia klinik
d. Peralatan Imunologi
e. Peralatan Polymerace Chain Reaction (PCR)
10. Melaksanakan prosedur pemeriksaan
a. Hematologi rutin dan lengkap
b. Gambaran Darah tepi
c. Gambaran Sumsum tulang
d. Laju Endap Darah (LED)
e. Retikulosit
f. Hematologi Khusus (Rasio I/T)
g. Jumlah eosinofil
h. Eosinofil secret hidung
i. Sel LE
j. Cold Aglutinin
k. Kryoglobulin
l. Filaria
m. Malaria (Apus Darah)
n. Analisa Hb HbH inclusion bodies
o. Ham’s dan sugar water test
p. G6PD eritrosit
q. Golongan Darah
r. Resisten Osmotik
s. Kriofibrinogen
t. Pewarnaan besi darah tepi/sumsum tulang
u. Hemostasis
v. Urinalisis dan feses
w. Fungsi Hati
x. LIPID
y. Fungsi Ginjal

99
z. Diabetes
aa. Elektrolit
bb. Jantung
cc. Analisis gas
darah dd. Amilase
ee. Lipase
ff. Fosfatase Asam
gg. FE (SI) + TIBC + UIBC
hh. Ferritin
ii. Osmolaritas
jj. Protein kuantitatif
urin kk. Amoniak
ll. ADA
mm. Serologi imunologi
nn. Petanda Hepatitis
oo. Petanda Tumor
pp. Torch
qq. Hormon
rr. Procalciitonim
ss. Limfosit T Helper (CD4)
tt. Limfosit Subset
uu. CD4 + CD8
vv. CD16 + 56
ww. CD3 +
CD4
xx. Limfosit CD45+
yy. CD19
zz. Imunofiksasi
aaa. Amphetamin
(Shabu) bbb.
Benzodiazepin
ccc. Cocain

10
0
ddd. Morfin (Heroin, Putau,
Opiat) eee.Metamphetamin

10
1
fff. Marijuana
ggg. Bakteriologi
hhh. Parasitologi
iii. Polymerace Chain Reaction (PCR)
jjj. Flowcitometry
11. Melakukan penilaian analisis/kelayakan terhadap mutu hasil pengujian
specimen sebelum hasil diberikan kepada pelanggan
12. Melakukan pencatatan/dokumentasi hasil pemeriksaan laboratorium
13. Melakukan konfirmasi pelaporan hasil nilai kritis pemeriksaan laboratorium
ke dokter klinis atau petugas medis
14. Melakukan pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun (B3)
15. Melakukan stock opname BMHP laboratorium
16. Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang Analis Kesehatan
2. Melakukan kegiatan manajerial pelayanan laboratoriumi :
a. Penilaian kinerja ATLM
b. Supervisi anggota ATLM
c. Manajemen Laboratorium
3. Melakukan asesmen uji kompetensi
Pelayanan Laboratoirum Patologi
Anatomi
1. Melakukan persiapan cairan fiksasi
2. Melakukan fiksasi jaringan
3. Melakukan embedding jaringan
4. Melakukan trimming blok parafin
5. Melakukan potong tipis blok parafin menjadi unstain
6. Melakukan potong beku menggunakan cryostat
7. Melakukan pulasan Hematoksilin-Eosin (HE)
8. Melakukan pulasan khusus Periodic Acid Schiff (PAS)
9. Melakukan pulasan khusus Alcian Blue
10. Melakukan pulasan khusus Congo Red
10
2
11. Melakukan pulasan khusus Masson Trichrome
12. Melakukan pulasan khusus Van Gieson
13. Melakukan pulasan khusus Elastica Weigert
14. Melakukan pulasan khusus BTA-ziehl Neelson
15. Melakukan pulasan khusus Gram
16. Melakukan pulasan khusus Giemsa
17. Melakukan pulasan khusus Prussian Blue
18. Melakukan pulasan khusus Rhodanin
19. Melakukan pulasan khusus Gomori's Methenamine Silver (GMS)
20. Melakukan pulasan khusus Retikulin
21. Melakukan pulasan khusus Silver/Trichrome
22. Melakukan persiapan transport biopsi ginjal dan kulit
23. Melakukan pulasan Imunofluoresensi
24. Melakukan persiapan blok dan sediaan HE untuk pelayanan
pemeriksaan Imunohistokimia (IHK)
25. Melakukan pulasan Imunohistokimia
26. Melakukan proses pulasan CISH (Chromogen In Situ Hybridisation) dan
FISH (Fluorescence In Situ Hybridisation)
27. Melakukan proses pulasan EBER (Ebstein Barr Virus-Encoded RNAs)
28. Melakukan fiksasi sediaan sitopatologi
29. Melakukan penanganan sample cairan tubuh
30. Melakukan penanganan sample aspirasi
31. Melakukan penanganan sample LBC (Liquid Based Cytologi)
32. Melakukan Pembuatan blok sel
33. Melakukan pendampingan tindakan FNAB (Fine-Needle Aspiration Byopsi)
34. Melakukan pendampingan tindakan ROSE (Rapid On-Site Evaluation)
35. Melakukan pulasan Papanicolau
36. Melakukan pulasan Giemsa sitologi
37. Melakukan pulasan Diff Quick Sitologi
38. Melakukan skrening sediaan sitopatologi (Ginekolog dan Non-Ginekolog)

10
3
Pelatihan :
1. Pelatihan Laboratorium Patologi Klinik lanjutan
2. Pelatihan biosafety and biosecurity
3. Pelatihan Pra-Analitik pemeriksaan laboratorium
4. Pelatihan Hematologi
5. Pelatihan Hemostasis
6. Pelatihan Kimia klinik
7. Pelatihan Urinalisis
8. Pelatihan Bakteriologi
9. Pelatihan Parasitologi
10. Pelatihan Serologi imunologi
11. Pelatihan Polymerace Chain Reaction (PCR)
12. Pelatihan Flowcitometry
13. Pelatihan pemantapan mutu (Quality Control) laboratorium
14. Pelatihan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan
15. Pelatihan manajemen logistik laboratorium
16. Pelatihan Laboratorium Patologi Anatomi Dasar
17. Pelatihan Imunohistokimia (IHK)
18. Advance Renal Training
19. Pelatihan Chromogenic in situ hybridization (CISH)
20. Pelatihan EBER (Ebstein Barr Virus-Encoded RNAs)
21. Pelatihan Skrener Sitopatologi
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan ATLM lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan laboratoriumm di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.

10
4
4. Dalam pengajuan re-kredensial ATLM harus memenuhi
pelayanan laboratorium minimal
a. Layanan Laboratorium IGD minimal 200 pasien per tahun
b. Layanan Laboratorium Patologi Klinik minimal 3.000 sampel per
tahun
c. Layanan Laboratorium Kencana minimal 250 kegiatan per tahun
d. Layanan Laboratorium Patologi Anatomi minimal 2000 sediaan
per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

10
5
16. TENAGA BIOLOGI
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tetang mahluk
hidup dari segala aspek, dari tingkat molekul, sel, jaringan, sampai
organisme yang kompleks, sehingga sangat berpengaruh terhadap
kehidupan makhluk hidup. Biologi merupakan salah satu ilmu yang ikut
menentukan dalam kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang medis. Dengan belajar tentang biologi, seseorang dapat
memiliki kemampuan untuk berpikir lebih logis, sistematis, serta lebih kreatif
dalam memecahkan suatu masalah. Hal inilah yang menyebabkan
hubungan antara biologi dengan kedokteran sangatlah luas.
Peranan Ilmu Biologi Dalam Dunia Kedokteran sangatlah
beragam. Pembelajaran biologi yang diterapkan di kehidupan saat ini
adalah hasil dari penelitian dari para ilmuan, serta hasilnya dapat dibuktikan
dan tidak melenceng dari fakta. Saat ini perkembangan ilmu biologi sudah
didukung oleh kemajuan teknologi yang telah melahirkan banyak cabang
dan subdisiplin ilmu. Dengan memanfaatkan ilmu biologi diharapkan
manusia mampu meningkatkan taraf hidupnya terutama pada bidang
kesehatan. Tidak heranlah jika biologi banyak digunakan dalam dunia
kedokteran untuk mengatasi masalah kesehatan manusia.
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan oleh para
Biolog di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangukusumo meliputi :
1. Laboratorium Sel punca
2. Laboratorium Kesehatan Reproduksi
3. Laboratorium Andrologi
4. Laboratorium Sitogenetika
5. Laboratorium Molekuler

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Sarjana Biologi, atau
2. Minimal Pendidikan Sarjana Biologi Medik

Kewenangan
1. Mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat pelindungan diri (APD)
2. Melakukan bimbingan praktikum peserta didik bidang lab biologi
3. Melakukan kegiatan manajerial lab biologi :
a. Penilaian kinerja biolog
10
6
b. Supervisi anggota biolog
c. Manajemen pelayanan lab biologi
4. Melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium secara rutin
5. Melakukan kalibrasi alat-alat laboratorium secara rutin
6. Melakukan perencanaan bahan medis habis (BMHP) laboratorium
7. Melakukan secara mandiri dan atau membantu dalam kegiatan
riset/penelitian
8. Melakukan asesmen uji kompetensi

Pelayanan Laboratorium Sel Punca


1. Melakukan penerimaan dan menilai specimen sel punca
2. Melakukan pembuatan campuran reagensia
3. Melakukan produksi sel punca mesenkimal
4. Melakukan produksi conditioned medium
5. Melakukan produksi bank jaringan
6. Melakukan uji kualitas sel punca
a. Uji karakterisasi dengan flowcytometry
b. Uji diferensiasi (osteogenik, adipogenik, kondrogenik)
c. Uji Sterilitas mikroba dengan BACTEC
d. Uji sterilitas mikoplasma dengan RT-PCR
7. Melakukan pencatatan/dokumentasi hasil pemeriksaan
8. Melakukan perencanaan BMHP laboratorium Sel Punca
9. Melakukan secara mandiri dan atau membantu dalam
kegiatan riset/penelitian sel punca

Pelayanan Laboratorium Sitogenetika


Pemeriksaan sitogenetika berperan untuk mendeteksi adanya
kelainan bahan genetik yang diturunkan (herediter) maupun yang terjadi
secara spontan (de novo) juga kelainan kromosom yang didapat (acquired)
akibat adanya proses di dalam tubuh, seperti keganasan dan dapat diperiksa
dengan mikroskop biasa. Deteksi kelainan kromosom pada penyakit genetik
akan membantu dalam pencegahan, penanganan, intervensi dan program
pendidikan, pemberian konseling dan keluarga berencana. Pada
keganasan hematologik, deteksi kelainan kromosom akan membantu

10
7
dalam diagnosis, penentuan terapi, tindak

10
8
lanjut dan prognosis penyaki Analisis sitogenetika ada dua metode utama
yaitu metode klasik seperti karyotyping yang menggunakan teknik banding
GTG dan metode molekuler seperti fluorescent in situ hybridization
(FISH).

Kewenangan Khusus
1. Menggunakan mikroskop dengan benar
2. Melakukan penerimaan spesimen dan mendokumentasikan data pasien
2. Menilai kwalitas spesimen
3. Menyiapkan peralatan kerja antara lain:
a. Melakukan dekontaminasi BSC (Biogical Safety Cabinet),
b. Melakukan sterilisasi inkubator CO2 secara berkesinambungan,
c. Melakukan kalibrasi 5% CO2 Inkubator secara berkesinambungan,
d. Menyiapkan peralatan untuk melakukan kultur
4. Membuat larutan kerja antara lain:
a. Membuat medium kultur
b. Membuat larutan FdU 1 mM Super Stock dan FdU 0.5 x 10-4M
Stock
c. Membuat larutan BrdU 2 x 10-2M Stock
d. Membuat larutan Leishman’s Stain
e. Membuat larutan KCl 0.075M
f. Membuat larutan PBS (10x)
5. Menyiapkan larutan kerja antara lain:
a. Menyiapkan larutan Carnoy
b. Menyiapkan larutan Leishman’s Stain
c. Menyiapkan larutan Gimsa stain (10%)
d. Menyiapkan Buffer Gurr
e. Menyiapkan larutan trypsin diluent
f. Menyiapkan larutan PBS 1x
6. Melakukan kultur spesimen
7. Melakukan sinkronisasi kultur spesimen
8. Melakukan panen hasil kultur spesimen
9. Membuat sediaan/preparat secara khusus
10. Melakukan aging sediaan/preparat
11. Melakukan proses trypsinisasi/proses pemitaan kromosom
12. Melakukan pewarnaan sediaan/preparat secara khusus

10
9
13. Melakukan analisis kromosom di bawah mokroskop
14. Melakukan karyotyping kromosom pada kelainan yang ditemukan

11
0
Pelayanan Laboratorium Patologi Molekuler
Pemeriksaan Patologi Molekuler adalah pemeriksaan canggih
lanjutan berupa pemeriksaan dari materi asam-nukleat (DNA/RNA) pada
spesimen yang berasal dari jaringan yang dibuat blok parafin atau dari
sediaan sitologi. Penggunaan teknik molekuler ditujukan untuk menentukan
diagnosis tumor, prognosis tumor, mendukung eksekusi targeted-therapy,
maupun pemantauan respon terapi.

Kewenangan Khusus

1. Melakukan pemotongan blok parafin


2. Melakukan pulasan slide Hematoxylin-Eosin (HE)
3. Melakukan ekstraksi DNA
a. Ekstraksi DNA dari blok parafin (FFPE tissue)
b. Ekstraksi DNA dari cairan sitologi (LBC/Liquid Based Cytology)
4. Melakukan proses Polymerase Chain Reaction (PCR)
a. PCR Real Time (Deteksi Mutasi)
b. PCR konvensional (Deteksi HPV/HPV Genotyping)
5. Melakukan proses Elektroforesis
6. Melakukan proses Genotyping (Flow-through hybridization)
7. Melakukan analisis hasil HPV genotyping
8. Melakukan analisis hasil Deteksi Mutasi
9. Melakukan pelaporan hasil pemeriksaan Patologi Molekuler
10. Melakukan perencanaan BMHP laboratorium Patologi Molekuler
11. Melakukan secara mandiri dan atau membantu dalam kegiatan
riset/penelitian Patologi Molekuler

Pelayanan Laboratorium Andrologi


1. Melakukan analisis sperma standar secara makroskopis dan atau
mikroskopis
2. Melakukan analisis sperma secara mikroskopis dengan metode Computer
Assited Semen Analysis (CASA)
3. Melakukan uji membran sperma (Hipo-osmotik Sperma/HOS) dan
menganalisa hasil pengujian
4. Melakukan uji antibodi antisperma (Mixed Antiglobulin Reaction/MAR)
dan menganalisa hasil pengujian
11
1
5. Melakukan uji fruktosa dan menganalisa hasil pengujian
6. Melakukan uji fragmentasi DNA dan menganalisa hasil pengujian
7. Melakukan pencucian sperma dengan Metode Density Gradient dan
atau Swim Up dan menganalisa hasil pengujian
8. Melakukan uji persentase sperma X dan Y dan menganalisa hasil
pengujian
9. Melakukan uji kematangan kromatin sperma dan menganalisa hasil
pengujian
10. Melakukan uji kepadatan kromatin sperma dan menganalisa hasil
pengujian
11. Melakukan pelaporan hasil pemeriksaan analisis sperma
12. Menerapkan Manajemen kualitas IVF (Total Quality Management/TQM
in IVF) dan Penyelesaian Masalah
13. Melakukan perencanaan BMHP laboratorium Andrologi
14. Melakukan secara mandiri dan atau membantu dalam kegiatan
riset/penelitian Andrologi

Pelayanan Laboratorium in Vitro Fertilization (IVF)/Embriologi


1. Melakukan pencarian/deteksi oosit pada tindakan Petik Ovum (Ovum
Pick Up /OPU)
2. Melakukan preparasi sperma (Metode Density Gradient dan Swim up)
dari ejakulat dan dari PESA/MESA/biopsy testis
3. Melakukan kultur oosit dan embrio
4. Melakukan denudasi oosit
5. Mengidentifikasi dan klasifikasi tingkat kematangan oosit
6. Melakukan inseminasi terhadap oosit dengan cara konvensional dan
ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection)
7. Melakukan penilaian fertilisasi dan kualitas embrio
8. Melakukan penetasan berbantu (Assisted Hatching/AH)
9. Melakukan transfer embrio
10. Melakukan simpan-beku embryo & oosit (cryopreservasi) dengan
teknik vitrifikasi
11. Melakukan biopsi embryo untuk PGS (Prenatal Genetic Screening)
12. Melakukan pencarian /deteksi sperma pada prosedur PESA (Percutaneous
Epididymal Sperm Aspiration)/MESA (Microsurgery Epididymal Sperm
11
2
Aspiration)/TESE (Testicular Sperm Extraction)

11
3
13. Melakukan simpan-beku sperma (sperm freezing)
14. Melakukan perencanaan BMHP laboratorium Andrologi
15. Melakukan secara mandiri dan atau membantu dalam kegiatan
riset/penelitian Andrologi

Pelatihan :
1. Pelatihan Biosafety and bio security
2. Pelatihan Sel Punca
3. Pelatihan Uji karakterisasi dengan flowcytometry
4. Pelatihan Uji diferensiasi (osteogenik, adipogenik, kondrogenik)
5. Pelatihan Uji Sterilitas mikroba dengan BACTEC
6. Pelatihan Uji Senescence sel punca
7. Pelatihan Uji Colony Forming Unit (CFU)
8. Pelatihan Sitogenetika
9. Pelatihan teknik dasar patologi molekuler
10. Pelatihan In Vitro Fertilization/Embriologi
11. Pelatihan uji sperma/Andrologi
12. Pelatihan Manajemen Logistik
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan laboratorium biologi
lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan laboratorium biologi di RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial biolog harus memenuhi
pelayanan laboratorium biologi
a. Layanan Laboratorium Sitogenetika minimal 132 pasien per tahun
b. Layanan Laboratorium Sel Punca minimal 100 pasien per tahun
11
4
c. Layanan Laboratorium Andrologi minimal 100 pasien per tahun

11
5
d. Layanan Laboratorium in Vitro Fertilization minimal 100 pasien
per tahun
e. Layanan Laboratorium Patologi Molekuler minimal 100 pasien
per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

11
6
17. FISIKA MEDIS
Pelayanan Fisika Medik adalah pelayanan kesehatan profesional
terhadap pengendalian parameter fisika berupa radiasi dan imejing pada
peralatan radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir.
Parameter fisika adalah keluaran dan atau dampak dari keluaran
peralatan kesehatan meliputi gelombang elektromagnetik (radiasi,
gelombang suara), radiasi partikel, suhu dan dimensi utama fisika (panjang,
berat dan waktu).
Fisikawan Medis adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas,
wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan fisika medik pada rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain.
Tugas pokok Fisikawan Medis adalah melakukan pelayanan Fisika Medik
meliputi :
1. Radiologi diagnostik, imejing dan intervensional
Pada pelayanan radiologi diagnostik, umumnya fisikawan medis tidak
berhubungan langsung dengan pasien, tetapi dapat dibutuhkan pada
kasus-kasus tertentu dan hal tersebut harus dilakukan oleh dokter
atau tenaga kesehatan lainnya secara tertulis. Kegiatan Fisikawan
Medis meliputi: proteksi radiasi, QA dan QC Peralatan radiologi
diagnostik, imejing dan intervensional, pengujian pesawat sinar x dan
imejing, QA dan QC modalitas imejing serta dosimetri radiasi.
2. Radioterapi, mencakup pelayanan dosimetri pelayanan simulasi radiasi,
pelayanan teleterapi dan brachyterapi
Prosedur pelayanan radioterapi merupakan serangkaian tahapan
pemberian terapi radiasi kepada pasien mulai dari pasien datang ke
ruang konsultasi sampai dengan pemberian terapi radiasi. Peran
fisikawan medis bertanggung jawab pada proses TPS, proteksi
radiasi, kalibrasi keluaran pesawat radioterapi radiasi eksternal dan
brakhiterapi, QA dan QC pesawat radioterapi serta dosimetri
radiasi.
3. Kedokteraan nuklir, mencakup pelayanan in vivo diagnostik, in vitro
diagnostik dan terapi internal.
Pada pelayanan fisika medik di kedokteran nuklir untuk terapi,
peran fisikawan medis antara lain melakukan pengukuran proteksi
radiasi, kalibrasi keluaran radiofarmaka, QA dan QC pesawat
kedokteran nuklir dan dosimetri radiasi.
11
7
Adapun aspek kendali mutu pelayanan fisika medik bidang
pelayanan radiologi diagnostik, imejing, intervensional, radioterapi dan
kedokteran nuklir antara lain :
a. Quality Assurance (QA)/Quality Control (QC)
b. Pelayanan dosimetri radiasi pengion dan non pengion
c. Kualitas citra radiografi imejing dan Gafcromic
d. Uji Kesesuaian pesawat sinar x /imejing
e. Acceptance Test & Commisioning
f. Manajemen peralatan radiasi pengion dan non pengion
g. Penelitian dan pengembangan

Kualifikasi :
1. Minimal Pendidikan Sarjana Fisika Medik/Profesi Fisika Medik dan atau
teknik nuklir peminatan fisika medik
2. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Fisikawan Medis

Kewenangan Dasar
1. Menyiapkan alat keselamatan kerja berupa alat pelindung diri terhadap
radiasi pengion pada bidang :
a. Radioterapi
b. Radiodiagnostik
c. Kedokteran nuklir
2. Menyiapkan alat dosimetri lingkungan dan personal
a. Survey meter
b. Film badge/TLD/Pendose
3. Menyiapkan alat Quality Assurance dan Quality Control pada bidang:
a. Radioterapi
b. Radiodiagnostik
c. Kedokteran nuklir
4. Melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan proteksi
5. Membuat rencana kerja survey radiasi
a. Untuk Area/daerah pengawasan
b. Untuk Area/daerah pengendalian

11
8
6. Membuat desain ruangan/bangunan radiasi
a. Radioterapi
b. Radiodiagnostik
c. Kedokteran nuklir
7. Melaksanakan pelayanan fisika medik dalam tindakan emergensi
a. Bila terjadi kebakaran
b. Bila terjadi gempa bumi
c. Bila terjadi kebanjiran
8. Melaksanakan pembinaan teknis konsultasi dan melakukan sosialisasi
budaya keselamatan kerja terhadap radiasi
a. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk dokter dan dokter spesialis
b. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk tenaga kesehatan lain
9. Melakukan pengawasan dan pengelolaan untuk pekerja radiasi
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Penggunaan Personal Monitoring (TLD, Pocket dosimeter)
10. Melakukan kalibrasi peralatan radiasi pengion dan non pengion
a. Radiodiagnostik
b. Radioterapi
c. Kedokteran nuklir
11. Menyiapkan kelengkapan data perizinan peralatan radiasi pengion
a. Program Proteksi Radiasi
b. Uji paparan radiasi
12. Melakukan survey radiasi lapangan/kecelakaan radiasi
a. Paparan radiasi kebocoran tabung sinar X
b. Paparan radiasi hambur
c. Paparan radiasi lingkungan
d. Analisa dan rekomendasi hasil pengukuran paparan radiasi untuk
area/ daerah pengawasan dan pengendalian
13. Membuat pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional
kegiatan pelayanan fisika medik
14. Melakukan pencatatan dan dokumentasi kegiatan pelayanan fisika
medik

11
9
Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan peserta didik bidang fisika medik
2. Melakukan edukasi dan konseling pelayanan fisika medik
3. Melakukan kegiatan manajerial fisika medik :
a. Penilaian kinerja fisikawan medik
b. Supervisi anggota fisikawan medik
c. Manajemen pelayanan fisika medik
4. Melakukan asesmen uji kompetensi
5. Membuat karya tulis/karya ilmiah bidang fisika medik
6. Menterjemahkan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang fisika
medik
7. Membuat teknologi tepat guna di bidang fisika medik
8. Mengajar/melatih pada peserta didik dan pegawai RSCM bidang Fisika
Medik
9. Menyusun analisis kebutuhan peralatan keselamatan dalam fisika medik
10. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medik

Pelayanan Fisika Medis bidang Radiodiagnostik


1. Menyiapkan pasien
a. Untuk pengukuran pasien dengan menggunakan implant radioaktif
b. Untuk pengukuran rekaman dosis pasien radiodiagnostik
2. Menyusun data exposi dalam tabel untuk pesawat X-Ray Non-
Automatic Exposure Control (AEC)
3. Melakukan QA/QC fasilitas dalam pengolahan film
a. Melakukan analisa hasil uji sensitifitas film
b. Melakukan analisa hasil uji kesesuaian DICOM laser printer
c. Melakukan analisa hasil uji resolusi citra Radiografi
4. Melakukan pengujian untuk peralatan proteksi dan keselamatan radiasi
a. Apron
b. Thyroid Shield
c. Gonad Shield
d. Kacamata Pb
e. Mobile Shield
12
0
f. Ceiling Protector
5. Melakukan evaluasi, analisa, dan rekomendasi kelaikan alat proteksi radiasi
6. Melakukan perhitungan tingkat homogenitas lapisan Pb Alat
Proteksi Radiasi
7. Melakukan perhitungan nilai transmisi uji mobile shield
8. Melaksanakan pengukuran/kalibrasi output sumber radiasi pengion
a. General Purpose
b. Dental X ray
c. Mammografi
d. Mobile X ray
e. CT scan
f. Intervensional/Fluoroskopoi
9. Membuat desain ruangan/bangunan radiasi pada fasilitas pelayanan fisika
medik dalam bidang radiodiagnostik/pencitraan medis
a. General Purpose
b. Dental X ray
c. Mammografi
d. Mobile X ray
e. CT scan
f. Intervensional/Fluoroskopi
g. MRI
10. Melaksanakan dosimetri pelayanan fisika medik dalam bidang
radiodiagnostik/pencitraan medis
a. General Purpose
b. Dental X ray
c. Mammografi
d. Mobile X ray
e. CT scan
f. Intervensional/Fluoroskopi
11. Melaksanakan QA/QC pelayanan fisika medik bidang
radiodiagnostik/pencitraan medis
a. General Purpose
b. Dental X ray
12
1
c. Mammografi
d. BMD
e. Mobile X ray
f. CT scan
g. Intervensional/Fluoroskopi
12. Melakukan QA/QC radiasi non pengion (non-ionizing radiation)
pelayanan fisika medik bidang radiodiagnostik/pencitraan medis
a. USG
b. MRI
13. Melaksanakan QA/QC pelayanan fisika medik bidang
radiodiagnostik/pencitraan medis
a. Melakukan uji kolimator/ akurasi berkas kolimasi
b. Melakukan uji illuminasi
c. Melakukan uji akurasi tegangan tabung
d. Melakukan uji akurasi arus tabung
e. Melakukan uji akurasi waktu
f. Melakukan uji linieritas
g. Melakukan uji reproduksibilitas
h. Melakukan uji kualitas berkas sinar X (HVL)
14. Merancang parameter eksposi dan kualitas citra untuk modalitas
a. General Purpose
b. Dental X ray
c. Mammografi
d. Mobile X ray
e. CT scan
f. Intervensional/Fluoroskopi

Pelayanan Fisika Medis bidang Radioterapi


1. Melakukan pengukuran kalibrasi out put standar sumber radiasi
a. Teleterapi
b. Brachyterapi
2. Melakukan pengukuran radiasi output terbuka/wedge/tray untuk
seluruh lapangan sinar
12
2
3. Melakukan pengukuran radiasi BSF (Back Scatter Facter)
4. Melakukan pengukuran radiasi lapangan aplikator
5. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada radioterapi eksternal
manual kovensional 2D
6. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada radioterapi eksternal
Treatment Planning System kovensional 2D
7. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi Treatment Planning
System konvensional 2D
8. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi manual dengan
menghitung dosis untuk teknik intra caviter
9. Melakukan QA/QC jaminan mutu brakhiterapi remote afterloading harian
10. Melakukan QA/QC jaminan mutu brakhiterapi remote afterloading
mingguan
11. Melakukan QA/QC jaminan mutu brakhiterapi remote afterloading
tahunan
12. Melakukan QA/QC jaminan mutu brakhiterapi remote afterloading saat
pergantian sumber
13. Melakukan QA/QC jaminan mutu aplikator brakhiterapi harian
14. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama harian
15. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama mingguan
16. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat linac harian
17. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat simulator harian
18. Melakukan QA/QC jaminan mutu treatment planning system (TPS)
harian
19. Melakukan QA/QC jaminan mutu treatment planning system (TPS)
individual pertama kali sinar
20. Membuat desain ruangan/bangunan radiasi dengan fasilitas radioterapi
a. Teleterapi
b. Brachyterapi
21. Melakukan pengukuran radiasi energi/HVL
22. Melakukan pengukuran radiasi PDD (persentage Dept dose, TMR, TAR)
23. Melakukan pengukuran radiasi Scatter colimator
24. Melakukan pengukuran radiasi radioterapi advance

12
3
c. IMRT
d. Vmat

12
4
25. Melakukan pengukuran radiasi brakhiterapi
26. Melakukan perhitungan dosis radiasi konvensional teknik khusus
27. melakukan perhitungan dosis radiasi teknik advance
28. melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi teknik
advance
29. melakukan perhitungan dosis radiasi Total body irradiation (TBI)
dengan foton
30. Melakukan perhitungan dosis radiasi Total body irradiation (TBI)
dengan elektron
31. Melakukan perhitungan dosis radiasi konvensional 3 Dimensi
32. melakukan perhitungan dosis radiasi konvensional 3 D CRT
(conformal Radiotherapy)
33. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi manual dengan
menghitung dosis untuk teknik implantasi
34. melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi manual
menghitung dosis untuk teknik intra luminal
35. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi manual
menghitung dosis untuk teknik moulding/permukaan kulit
36. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi TPS
konvensional 3D
37. Melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi TPS 3 D CRT
38. Menyusun data penyinaran dalam tabel radioterapi eksternal
39. Menyusun data penyinaran dalam tabel radioterapi brakhiterapi
40. Melakukan verifikasi data TPS dengan data radiasi alat
41. Melakukan QA/QC jaminan mutu aplikator brakhiterapi remote
afterloading tahunan
42. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama bulanan
43. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama saat
pergantian sumber
44. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat linac bulanan
45. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat linac tahunan
46. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat simulator bulanan
47. Melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat simulator tahunan
48. Melakukan QA/QC jaminan mutu treatmen planning system (TPS)
12
5
bulanan

12
6
49. Melakukan QA/QC jaminan mutu treatmen planning system (TPS) tahunan
50. Melakukan QA/QC jaminan mutu treatment planning system (TPS)
individual saat penggantian teknik penyinaran
51. Melakukan QA/QC jaminan mutu alat ukur radiasi eksternal radiasi
52. Melakukan QA/QC jaminan mutu alat ukur radiasi brakhiterapi
53. Melakukan pelayanan fisika medik dibidang Gamma Knife

Pelayanan Fisika Medis bidang Kedokteran Nuklir


1. Melakukan dosimetri menghitung dosis untuk pasien
2. Melakukan dosimetri menghitung dosis sisa
3. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir sederhana harian
4. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir sederhana mingguan
5. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir sederhana bulanan
6. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir advance harian
7. Melakukan dosimetri mengukur organ kritis
8. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir advance mingguan
9. Membuat penilaian rencana kerja survey
10. Melakukan dosimetri kalibrasi aktivitas radioisotope
11. Melakukan pengelolan limbah radioaktif
12. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir advance bulanan
13. Melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir radioisotope
14. Mengelola, mengawasi dan melakukan evaluasi untuk operasional
Cyclotron dalam pelayanan Kedokteran Nuklir

Pelatihan :
1. Pelatihan tentang QA/QC
2. Pelatihan proteksi radiasi medik 1 dan atau medik 2
3. Pelatihan tentang QA/QC pesawat brakhiterapi
4. Pelatihan tentang QA/QC pesawat telegama
5. Pelatihan tentang QA/QC pesawat linac
6. Pelatihan tentang QA/QC pesawat simulator
7. Pelatihan tentang QA/QC TPS
8. Pelatihan dosimetri untuk peralatan radiasi non pengion
9. Pelatihan setting up for nuclear medicine facilities
12
7
10. Workshop/Clinical Training for Medical Physicist in Nuclear Medicine
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap
kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan teknik/cara
kerja tentang pendidikan dan pelatihan fisika medis lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan fisika medis di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial fisikawan medis harus memenuhi
pelayanan fisika medis minimal 1.000 kegiatan per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

12
8
18. ELEKTROMEDIS
Pelayanan Elektromedik adalah kegiatan perencanaan pengadaan dalam
bentuk analisa kebutuhan, instalasi, uji fungsi, pemeliharaan, perbaikan,
pengujian dan atau kalibrasi, penyesuaian (adjustment), pemantauan fungsi dan
inspeksi terhadap alat elektromedik, alat ukur pengujian dan kalibrasi, serta
kegiatan pengendalian atau pemantapan mutu, keamanan, keselamatan,
dari mulai persiapan pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi, pelayanan
rancang bangun atau desain, dan pemecahan masalah serta pembinaan
teknis bidang elektromedik.
Elektromedis adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui Pendidikan Teknik elektromedik serta mempunyai kewenangan untuk
melakukan pelayanan elektromedik.
Tanggungjawab teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai
peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu
yang standar.

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik
2. Pendidikan DIV/Sarjana Terapan Teknik Elektromedik
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda registrasi
(STR) Elektromedis

Kewenangan Dasar
1. Merencanakan pemenuhan kebutuhan alat medik sesuai standar peralatan
kesehatan
2. Melakukan penempatan dan penyimpanan alat medik sesuai instruksi
manual peralatan (dalam keadaan berfungsi, tidak berfungsi dan
terpelihara)
3. Mengoperasikan penggunaan alat medik sesuai dengan instruksi
manual peralatan dan berfungsi dengan benar
4. Merencanakan pemeliharaan alat medik dengan data frekuensi
pemakaian, penjadwalan yang terpelihara dan laik pakai
a. Alat medik teknologi sederhana
b. Alat medik teknologi menengah

12
9
5. Melakukan pemasangan/instalasi alat medik teknologi sederhana dan
menengah sesuai fungsi peralatan tertentu
6. Melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat medik
teknologi sederhana dan menengah tertentu
7. Melakukan uji fungsi dan uji coba peralatan medik
a. EKG
b. Suction
c. Patient Monitor
d. Spygmomanometer
e. Washer Machine
f. Hypo-hypertermia
g. Timbangan baby
h. Automatic Processing Film
i. Sterilisator
j. Inkubator Amoeba
k. Steam Sterilisator
l. Frezzer
m. Slitlamp
n. Lampu operasi
o. Meja operasi
p. Centrifuge and clinical lab units
q. Tensimeter
r. Ventilator
s. X-ray Mobile
t. X-ray general
u. USG
v. Infant wamer
w. Analisa Gas Darah
x. Bubble CPAP
y. Echocardiograph
z. Spirometri
aa. Hematologi Analyzer
bb. Endoscopy
cc. Audiometri
dd. Dental Unit

13
0
ee. Microscope
ff. Fluoroscopy
gg. Fibroscan
hh. Ambulatory ECG Recorders and scanner
ii. Aspirator
jj. Blood bank
refrigerators kk. pH
Analyzers
ll. Blood Pressure unit (noninvasive electronic)
mm. Blood/Solution warmers
nn. Cardiac output
units oo. Circumcision
clamps pp.
Cryosurgical units
qq. Electroconvulsive therapy units
rr. Electroencephalographs
ss. Enteral pumps
tt. Evoked potential units
uu. Laparoscopic insufflators
vv. Lithotripters
ww. Oxygen air proportioners
xx. Phonocardiographs
yy. Phototherapy units
zz. Pneumatic antishock trousers
aaa. Pressure transducers
bbb. Pulmonary Function
analyzers ccc. Regulators
ddd. Surgical drill and saws (powered)
eee.Treadmills
8. Melakukan perbaikan alat medik tanpa sparepart
9. Melakukan pemeliharaan alat medik dengan data frekuensi
pemakaian, penjadwalan yang terpelihara dan laik pakai
a. EKG
b. Suction
c. Patient Monitor
d. Spygmomanometer
e. Washer Machine
13
1
f. Hypo-hypertermia
g. Timbangan baby

13
2
h. Automatic Processing Film
i. Sterilisator
j. Inkubator Amoeba
k. Steam Sterilisator
l. Frezzer
m. Slitlamp
n. Lampu operasi
o. Meja operasi
p. Centrifuge and clinical lab units
q. Tensimeter
r. Ventilator
s. X-ray Mobile
t. X-ray general
u. USG
v. Infant wamer
w. Analisa Gas Darah
x. Bubble CPAP
y. Echocardiograph
z. Spirometri
aa. Hematologi Analyzer
bb. Endoscopy
cc. Audiometri
dd. Dental Unit
ee. Microscope
ff. Fluoroscopy
gg. Fibroscan
hh. Ambulatory ECG Recorders and scanner
ii. Aspirator
jj. Blood bank
refrigerators kk. pH
Analyzers
ll. Blood Pressure unit (noninvasive electronic)
mm. Blood/Solution warmers
nn. Cardiac output
units oo. Circumcision
clamps pp.
Cryosurgical units

13
3
qq. Electroconvulsive therapy units
rr. Electroencephalographs

13
4
ss. Enteral pumps
tt. Evoked potential units
uu. Laparoscopic insufflators
vv. Lithotripters
ww. Oxygen air proportioners
xx. Phonocardiographs
yy. Phototherapy units
zz. Pneumatic antishock trousers
aaa. Pressure transducers
bbb. Pulmonary Function
analyzers ccc. Regulators
ddd. Surgical drill and saws (powered)
eee.Treadmills
10. Melakukan pencatatan alat medik dengan metode penelusuran data
teknis (Daftar Inventaris)
11. Melakukan penghapusan alat medik dengan metode analisis
kerusakan sesuai prosedur yang berlaku
12. Menjelaskan prosedur pemakaian alat medik kepada pengguna
13. Membuat standar prosedur operasional dan instruksi kerja pemakaian
alat medik
14. Melakukan pengawasan pemasangan alat medik yang dilakukan oleh
pihak ketiga
15. Melakukan pengawasan perbaikan alat medik yang dilakukan pihak
ketiga
16. Melakukan pengawasan pengukuran kalibrasi alat medik yang
dilakukan oleh pihak ketiga
17. Melakukan pelaporan kerusakan alat medik berdasarkan analisis
18. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pemeliharaan alat medik

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan kepada peserta didik elektromedik
2. Melakukan kegiatan manajerial elektromedik :
a. Penilaian kinerja elektromedis
b. Supervisi anggota elektromedis

111
c. Manajemen pelayanan fasilitas medik

110
3. Melakukan pengkajian/assessment uji kompetensi
4. Melakukan konsultasi teknis alat medik
5. Melakukan pelatihan/penyuluhan kepada pengguna alat medik
6. Melakukan pemeliharaan alat medik teknologi tinggi dengan data
frekuensi pemakaian, penjadwalan yang terpelihara dan laik pakai
a. Anesthesia units and vaporizes
b. Anethesia ventilators
c. Apnea monitors
d. Argon-enchanced coagulation units
e. Autotransfusion units
f. Blood pressure unit (invasive)
g. Capnometers
h. Defibrillators
i. Electro surgical
j. Fetal monitors
k. Heart-Lung Bypass units
l. Hemodialysis units
m. Hypo/Hyperthermia units
n. Incubators
o. Infusion pumps/controllers
p. Intra-aortic balloon pumps
q. Laser surgical
r. Pulse Oximeter
s. Oxygen monitor and analyzers
t. Pacemaker external
u. Peritoneal dialysis units
v. Phacoemulsification units
w. Physiologic monitors and monitoring systems
x. Radiant warmer
y. Tourniquets
z. Transcutaneous Oxygen and carbon dioxide monitors
aa. Linear Accelerator
bb. Cobalt
cc. Simulator
dd. Brachytherapy
ee. CT-Scan
ff. C-arm
gg. Autmo 2D (Mould Machine)
hh. Electro Enchepalograph
ii. Electromyograph
111
jj. Broncoscopy
kk. Computerized Radiography
ll. Panoramic X-ray
mm.Mamography X-ray
nn. Laser V-Beam
oo. Ventilator
pp. Gamma knife
7. Melakukan Kalibrasi alat medik
a. Suction
b. Patient monitor
c. Sphygymomanometer
d. Infant warmer
e. Echocardiograph
f. Baby incubator
g. Defibrilator
h. Syringe pump/infusion pump
8. Melakukan troubleshooting peralatan alat medik
9. Melakukan pengadaan alat medik yang dibutuhkan
10. Melakukan pernyataan alat medik tidak dapat digunakan/rusak berat

Pelatihan :
1. Pelatihan perbaikan alat medik teknologi sederhana dan menengah
2. Pelatihan pemeliharaan dan pengukuran alat medik
3. Pelatihan kalibrasi alat medik
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan elektromedik lainnya.

Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan fasilitas medis di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.

11
2
4. Dalam pengajuan re-kredensial elektromedis harus memenuhi pelayanan
fasilitas medis minimal
a. Melakukan pemeliharaan minimal 100 kegiatan per tahun
b. Melakukan perbaikan minimal 10 kegiatan per tahun
c. Melakukan kalibrasi minimal 250 kegiatan per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

11
3
19. ORTOTIK PROSTETIK
Ortotik Prostetik adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Ortotis
Prostetis dalam hal alat bantu kesehatan berupa ortosis maupun prostesis
untuk kesehatan fisik dan psikis berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan derajat kesehatan individu, kelompok dan
masyarakat yang diakibatkan oleh adanya ganguan fungsi dan gerak
anggota tubuh dan trunk (batang tubuh) serta hilangnya bagian anggota
gerak tubuh yang yang dapat mengakibatkan gangguan/kelainan anatomis,
fisiologis, psikologis dan sosiologis.
Ortotis Prostetis adalah setiap orang yang telah lulus program
pendidikan ortotik prostetik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Ortosis adalah alat bantu kesehatan yang berfungsi untuk
bracing, splinting, dan supporting yang dipasangkan diluar tubuh yang
diperuntukkan bagi pasien/klien yang membutuhkan.
Prostesis adalah alat pengganti anggota gerak tubuh yang
dipasangkan diluar tubuh yang diperuntukkan bagi pasien/klien yang
membutuhkan.
Tugas pokok Ortotis Protetis dalam melaksanakan pelayanan Ortotik
Prostetik meliputi :
1. Melakukan assesment ortotik-prostetik
2. Melakukan identifikasi fisik
3. Membuat rancang bangun
4. Melakukan produksi dan fabrikasi
5. Melakukan fitting dan exercise
6. Melakukan penyerahan dan edukasi
7. Memberikan pendidikan dan pelatihan
8. Melakukan pengembangan teknologi dan penelitian

Kualifikasi :
1. Pendidikan Diploma III Ortotik Prostetik
2. Pendidikan Diploma IV/Sarjana Ortotik Prostetik
3. Teregistrasi dalam profesi, ditandai kepemilikan surat tanda
registrasi (STR) Ortotis Protetis

Kewenangan Dasar

11
4
1. Melakukan proses rektifikasi, fabrikasi (perakitan) dan penyelesaian
(finishing) pada ortosis prostesis :
a. Transtibial prostesis (TTP) dengan spesifikasi :

11
5
1) Endoskeletal dan exoskeletal
2) Socket suspension (PTB, PTB SC/SP, cuff Dan thigh corset)
b. Ankle Disarticulation prostesis (ADP)
c. Transfemoral prostesis(TFP) dengan spesifikasi :
1) Endoskeletal dan exoskeletal
2) Quadrilateral socket (QL)
d. Knee Disarticulation prostesis (KDP)
e. Partial Foot prostesis (PFP)
f. Foot Ortosis (FO)
g. Ankle Foot Ortosis (AFO)
h. Knee Ankle Foot Ortosis (KAFO)
i. Upper Limb prostesis (ULP)
j. Upper Limb ortosis (ULO)
2. Melakukan reparasi pada ortosis ready made
3. Melakukan pencatatan/dokumentasi pelayanan ortotik prostetik
4. Melakukan tugas kebersihan alat dan kenyamanan ruang pelayanan
ortotik prostetik

Kewenangan Khusus
1. Melakukan bimbingan dan konseling kepada peserta didik ortotik
prostetik
2. Melakukan bimbingan dan edukasi kepada pasien ortotik prostetik
3. Melakukan kegiatan manajerial ortotik prostetik :
a. Penilaian kinerja ortotik prostetik
b. Supervisi anggota ortotik prostetik
c. Manajemen pelayanan pasien ortotik prostetik
5. Melakukan assessment uji kompetensi
6. Melakukan proses assessment terhadap pasien
7. Menentukan jenis ortosis prostesis berdasarkan hasil assessment
8. Mendesain alat bantu ortosis prostesis
9. Melakukan fitting Ortosis prostesis kepada pasien
10. Melakukan evaluasi (Quality Control) terhadap hasil produksi
ortosis prostesis

11
6
11. Melakukan penelitian pelayanan ortosis atau prostesis

11
7
12. Melakukan pembuatan Hip Disarticulation prostesis (HDP)
13. Melakukan pembuatan Spinal ortosis (SO)
14. Melakukan pembuatan sepatu diabetes
15. Melakukan pembuatan prostesis jari
16. Melakukan pembuatan sepatu orthopedic
17. Melakukan pembuatan Ischial Containment socket (ICS) dan Marlo
Anatomical Socket (MAS) untuk Transfemoral prostesis
18. Melakukan pembuatan Helmet ortosis untuk kasus plagiocephaly
19. Melakukan pembuatan Seating Orthosis
20. Melakukan pembuatan socket, fabrikasi dan assembling untuk ortosis
prostesi berteknologi modern (advance) tipe tertentu
a. Modular Socket System (MSS) socket
b. Sport component
c. Microprocessor knee
d. Modern Liner teknologi

Pelatihan :
1. Pelatihan pembuatan Hip Disarticulation prostesis (HDP)
2. Pelatihan Pembuatan Spinal ortosis (SO)
3. Pelatihan pembuatan sepatu diabetes
4. Pelatihan pembuatan prostesis jari
5. Pelatihan pembuatan sepatu orthopedic
6. Pelatihan pembuatan Ischial Containment socket (ICS) dan Marlo
Anatomical Socket (MAS)
7. Pelatihan pembuatan Helmet ortosis
8. Pelatihan pembuatan seating ortosis
9. Pelatihan Modular Socket System (MSS)
10. Pelatihan assembling sport component
11. Pelatihan untuk Microprocessor knee
12. Pelatihan tentang liner teknologi
Program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang relevan
terhadap kompetensi, keterampilan, perubahan prosedur dan perbaikan
teknik/cara kerja tentang pendidikan dan pelatihan ortotik prostetik
lainnya.

11
8
Ketentuan :
1. Kewenangan klinis diberikan berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
2. Dalam menjalankan praktek/pelayanan ortotik prostetik di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo harus memiliki surat izin praktek (SIP).
3. Daftar rincian kewenangan klinis ini tidak membatasi suatu tugas
yang diberikan sebagai tugas tambahan secara tertulis dan dapat
disesuaikan pada kondisi tertentu di uraian tugasnya.
4. Dalam pengajuan re-kredensial ortotis prostetik harus memenuhi
pelayanan ortotik prostetik minimal 170 kegiatan per tahun
5. Daftar kewenangan klinis yang diperoleh akan diberikan surat penugasan
klinis oleh Direktur Utama dan diatur dalam prosedur kredensial.
6. Re-kredensial dilakukan jika terjadi perubahan atau telah 3 (tiga)
tahun dari penetapan sebelumnya.

11
9
BAB IV
PENGUKURAN KEWENANGAN

Pengukuran kewenangan merupakan parameter pencapaian kompetensi


yang dinilai berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian ini
merupakan tolak ukur terhadap kewenangan yang diberikan. Kewenangan yang
diberikan secara mandiri atau supervisi atau tidak/belum berkompeten dan
atau tidak ada fasilitas bagi tenaga kesehatan adalah tanggungjawab yang
diperoleh terhadap kompetensinya.
Dasar proses pemberian rincian kewenangan, yaitu :
1. Terstandar, objektif, berdasar atas bukti (evidence based)
2. Terdokumentasi di kebijakan kredensial tenaga kesehatan
3. Aktif dan berkelanjutan mengikuti perubahan kredensial
4. Dapat dibuktikan bahwa prosedur yang digunakan efektif
Penilaian kewenangan yang direkomendasikan oleh mitra bestari
berdasarkan aspek penilaian berikut :
1. Kognitif
Kemampuan dalam memberikan pengetahuan suatu kompetensi dapat
diukur dengan menggunakan teori Taksonomi Bloom, yaitu :
Kategori
No Indikator penilaian
Kewenangan
 Pengetahuan = mampu menyebutkan,
menuliskan, mencocokan, mengurutkan
menyatakan, mengidentifikasi dan
mendefinisikan.
 Pemahaman = mampu menterjemahkan,
mengubah, menggeneralisasi,
1 Mandiri menguraikan, menuliskan kembali,
merangkum dan mengemukakan pendapat
dan menjelaskan.
 Penerapan = mampu mengoperasikan,
menghasilkan, mengubah, mengatasi,
menggunakan, menunjukkan dan
menghitung.

12
0
 Analisis = mampu menguraikan, membagi-
bagi, memilih dan membedakan.
 Sistesis = mampu merancang,
merumuskan, mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan dan
merencanakan
 Evaluasi = mampu mengkritisi, menafsirkan,
menilai dan memberikan evaluasi
 Pengetahuan = mampu menyebutkan,
menuliskan, mencocokan, mengurutkan
menyatakan, mengidentifikasi dan
mendefinisikan.
 Pemahaman = mampu menterjemahkan,
mengubah, menggeneralisasi,
2 Supervisi menguraikan, menuliskan kembali,
merangkum dan mengemukakan pendapat
dan menjelaskan.
 Penerapan = mampu mengoperasikan,
menghasilkan, mengubah, mengatasi,
menggunakan, menunjukkan dan
menghitung.

2. Afektif
Kategori
No Indikator penilaian
Kewenangan
 Penerimaan = mampu mempercayai,
mengikuti, bertanya dan
mengalokasikan.
 Menanggapi = mampu mengkonfirmasi,
1 Mandiri menjawab, membacar, membantu,
melaksanakan, melaporkan dan
menampilkan.
 Penanaman nilai = mampu
menginisiasi,
mengundang, melibatkan, mengusulkan
dan melakukan.
12
1
 Pengorganisasian = mampu memverifikasi,
menyusun, menyatukan, menghubungkan
dan mempengaruhi.
 Karakterisasi = mampu menggunakan dan
mempertahankan nilai-nilai yang sudah
diyakini.
 Penerimaan = mampu mempercayai,
mengikuti, bertanya dan
mengalokasikan.
 Menanggapi = mampu mengkonfirmasi,
2 Supervisi menjawab, membacar, membantu,
melaksanakan, melaporkan dan
menampilkan.
 Penanaman nilai = mampu menginisiasi,
mengundang, melibatkan, mengusulkan
dan melakukan.

3. Psikomotorik
Kategori
No Indikator penilaian
Kewenangan
 Pengamatan = mampu mengamati
proses, memberikan perhatian pada
tahap-tahap sebuah perbuatan dan
memberi perhatian pada sebuah
artikulasi.
 Peniruan = mampu melatih,
mengubah, membongkar sebuah struktur,
1 Mandiri
membangun kembali sebuah struktur dan
menggunakan sebuah model.
 Pembiasaan = mampu membiasakan
perilaku yang sudah dibentuknya dan
mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten
 Penyesuaian = mampu menyesuaikan
model mengembangkan model dan
menerapkan model.

120
 Pengamatan = mampu mengamati proses,
2 Supervisi
memberikan perhatian pada tahap-tahap

121
sebuah perbuatan dan memberi perhatian
pada sebuah artikulasi.
 Peniruan = mampu melatih,
mengubah, membongkar sebuah struktur,
membangun kembali sebuah struktur dan
menggunajn
sebuah model.

Keterangan pemberian kewenangan dalam penilaian :


inisial Keterangan
1 Diberikan kewenangan secara penuh
Bahwa kewenangan yang diajukan oleh pemohon dinilai mitra
bestari dapat dilakukan pemohon secara mandiri/tidak
membutuhkan bimbingan yang artinya pemohon
berkompeten penuh dalam kewenangannya dan dapat diukur
menggunakan aspek penilaian diatas.
2 Diberikan kewenangan dengan supervisi
Kewenangan yang diajukan oleh pemohon dinilai mitra
bestari masih membutuhkan bimbingan/pendampingan
rekan kerja lainnya baik secara sesekali maupun
bimbingan secara sepenuhnya dan dapat diukur
menggunakan aspek penilaian
diatas.
3 Kewenangan belum/tidak berkompeten
Kewenangan yang diajukan oleh pemohon dinilai mitra
bestari dalam pertimbangan terhadap kompetensinya yang
dapat berupa belum berkompeten atau tidak
berkompeten.
4 Kewenangan yang diajukan tidak terdapat fasilitas di unit
kerja Kewenangan yang diajukan oleh pemohon dinilai mitra
bestari belum didukung/ketidaktersediaan sarana/fasilitas
di unit kerja pemohon.

120
BAB V
PENUTUP

Tenaga kesehatan diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan


area kerja yang diperlukan dan dilakukan pengembangan mutu pegawai
berdasarkan kompetensi yang dimiliki secara berkala. Adapun direktori
kewenangan ini khusus digunakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan
dapat dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan fasilitas yang tersedia. Direktori kewenangan sangat digunakan dalam
proses pengajuan kredensial untuk menentukan kewenangan yang secara
periode, yaitu: tenaga kesehatan baru dilakukan re-kredensial setelah 1
(satu) tahun dari penempatan di unit kerja dan tenaga kesehatan
lama/berjalan dilakukan re- kredensial setiap 3 (tiga) tahun dari
kredensial.
Kredensial diajukan melalui Electronic Health Record (EHR RSCM)
dengan akses pengguna masing-masing tenaga kesehatan. Dan Hasil
kredensial yang telah disetujui oleh Direktur Utama dapat diakses melalui
Electronic Health Record (EHR RSCM) yang dapat digunakan oleh unit
kerja terkait.

xiv
122
Daftar Pustaka

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 370 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 371 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedis. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 372 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Teknisi Gigi. Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Gizi. Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 375 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Radiografer. Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 377 tahun


2007 Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Kementerian
Kesehatan.

Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 571 tahun


2008 Tentang Standar Profesi Okupasi Terapis. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 572 tahun


2008 Tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 573 tahun


2008 Tentang Standar Profesi Asisten Apoteker. Jakarta: Biro Hukum
dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574 tahun


2008 Tentang Standar Profesi Terapis Wicara. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

xii
i
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara RI No. PER/11/M.PAN/5/2008 Tentang Jabatan Fungsional
Psikologi Klinis dan Angka Kreditnya. Jakarta: Menpan.

Republik Indonesia. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 008 tahun


2009 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran Nuklir di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 833 tahun


2009 Tentang Standar Pelayanan Sel Punca. Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 410 tahun


2010 Tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 22 tahun


2013 Tentang Penyelenggaran Pekerjaan Tenaga Sanitarian.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun


2013 Tentang Penyelenggaran Pekerjaan dan Praktik Ortotis Prostetis.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 76 tahun


2014 Tentang Standar Pelayanan Terapi Okupasi. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 81 tahun


2014 Tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 91 tahun


2014 Tentang Standar Pelayanan Teknik Kardiovaskuler. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2015. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02 tahun


2015 Tentang Standar Profesi Audiologis. Jakarta: Biro Hukum
dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun


2015 Tentang Standar Pelayanan Keteknisian Gigi. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

xi
v
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 41 tahun
2015 Tentang Standar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri. Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 65 tahun


2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi. Jakarta: Biro Hukum
dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 83 tahun


2015 Tentang Standar Pelayanan Fisika Medik. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 91 tahun


2015 Tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 65 tahun


2016 Tentang Standar Pelayanan Elektromedik. Jakarta: Biro Hukum
dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun


2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan.

x
v

Anda mungkin juga menyukai