Anda di halaman 1dari 14

FM-437.76.

21 – 05
Revisi : 00

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 243 B Gresik 61161
Telp. 031-3951239 Fax. 031-3955217

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
NOMOR : 023 TAHUN 2022

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK ;
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung program Sustainainable
Development Goals (SDGs) periode waktu tahun 2016-2030
diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal salah satu upaya
adalah meningkatkan kesejahteraan Ibu dan anak dengan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB), maka Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina
Kabupaten Gresik sebagai Rumah Sakit rujukan Regional
Jawa Timur wajib menyelenggarakan pelayanan Keluarga
Berencana (KB) sesuai dengan standar yang berlaku;
b. Bahwa untuk terselenggaranya pelayanan Keluarga
Berencana (KB) secara optimal, efektif, efisien, dan
berkesinambungan di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina
Kabupaten Gresik maka dipandang perlu disusun adanya
Kebijakan Pelayanan Keluarga Berencana (KB);
c. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di RSUD
Ibnu Sina Kabupaten Gresik dalam Peraturan Direktur;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN);
3. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor
5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
tentang Kebidanan;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kesehatan Reproduksi;
10. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 tentang Standar tarif Pelayanan Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan
Seksual;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129
/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
603/MENKES/SK/VII/2008 tentang Pemberlakuan Pedoman
Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit;
24. Keputusan Direktur RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik
Nomor 056 / 437.76.33 / KP / 2014 Tentang Peraturan Internal
Staf Medis (Medical Staff Bylaws) Rumah Sakit Umum Daerah
Ibnu Sina Kabupaten Gresik;

MEMUTUSKAN;
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU
SINA KABUPATEN GRESIK TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat;
2. Rujukan adalah proses yang bermula dan timbal balik pada saat seorang petugas
kesehatan pada salah satu tingkat pelayanan mengalami kekurangan sumber daya
(sarana, prasarana, alat, tenaga, anggaran/uang) dan kompetensi, untuk mengatasi suatu
kondisi, sehingga harus meminta bantuan kepada sarana pelayanan kesehatan lain baik
yang setingkat (horizontal) maupun beda tingkat (vertikal);
3. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang selanjutnya disebut FKRTL adalah
fasilitas kesehatan pelayanan komprehensif spesialistik atau sub spesialistik, meliputi: Klinik
utama atau yang setara, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus;
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit yang selanjutnya disebut PPIRS
adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit;
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat K3RS adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah
sakit;
6. Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut KB adalah upaya untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan
hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, dan dukungan yang
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah,
jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur dan membina ketahanan serta
kesejahteraan anak;
7. Pasangan Usia Subur yang selanjutnya disebut PUS adalah pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun;
8. Peserta KB baru adalah peserta yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi
termasuk mereka yang pasca keguguran dan sesudah melahirkan;
9. Peserta KB aktif yang selanjutnya disebut Current User adalah akseptor yang pada saat ini
sedang memakai alat kontrasepsi (alcon) untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan, dan masih terlindungi oleh kontrasepsi;
10. Keluarga Berencana Pasca Persalinan yang selanjutnya disebut KBPP adalah
pemanfaatan/ penggunaan metode kontrasepsi dalam waktu 42 hari pasca bersalin/masa
nifas;
11. Keluarga Berencana Pasca Keguguran yang selanjutnya disebut KBPK adalah
pemanfaatan/ penggunaan metode kontrasepsi dalam waktu 42 hari pasca keguguran;
12. Konseling adalah proses proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-
petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan
membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi;
13. Strategi Konseling Berimbang adalah strategi konseling interaktif dan berorientasi kepada
klien untuk membantu klien mengenali kebutuhan, memilih dan membuat keputusan jenis
kontrasepsi yang digunakan sebelum dilakukan pelayanan KB;
14. Metode barier adalah salah satu metode dalam merencanakan kehamilan yang bersifat
sementara, tidak efektif, dan sebagai kontrasepsi sementara bila kontrasepsi lainnya harus
ditunda;
15. Metode Amenore Laktasi yang selanjutnya disebut MAL adalah satu metode dalam
merencanakan kehamilan yang bersifat sementara, waktu penggunaan efektif hingga 6
bulan pasca melahirkan;
16. Metode Pil adalah satu metode dalam merencanakan kehamilan yang bersifat sementara,
tidak efektif, dibutuhkan kesadaran dan disiplin minum pil tiap hari ,dan memiliki efek
samping pada kesehatan;
17. Metode suntikan adalah atu metode dalam merencanakan kehamilan yang memiliki
efektifitas tinggi, dilakukan dengan cara suntik jangka waktu 1 bulan (suntikan kombinasi)
dan jangka waktu 3 bulan (suntikan progestin);
18. Kontrasepsi darurat adalah cara untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks yang
tidak menggunakan pengaman;
19. Metode Alat Kontrasepsi Bawah Kulit yang selanjutnya disebut AKBK/ Implan adalah
metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen, dan mencegah kehamilan
dengan efektifitas kurun waktu 3 tahun, dipasang di bawah kulit lengan kiri bagian dalam;
20. Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim yang selanjutnya disebut AKDR adalah metode
kontrasepsi non hormonal yang dipasang di dalam rahim, sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun);
21. Metode Operasi Wanita yang selanjutnya disebut MOW/ tubektomi adalah metode
kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi, perlu prosedur pembedahan
kecil /minor, efektif dan tidak menimbulkan efek samping jangka panjang;
22. Metode Operasi Pria yang selanjutnya disebut MOP/vasektomi adalah metode kontrasepsi
untuk lelaki yang tidak ingin anak lagi, perlu prosedur pembedahan kecil /minor, efektif dan
tidak menimbulkan efek samping jangka panjang;
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Penyusunan kebijakan Pelayanan KB di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten
Gresik bertujuan:
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan dan pengembangan kualitas pelayanan KB
secara komprehensif dan bermutu;
2. Sebagai acuan dalam penyusunan regulasi terkait pelayanan KB;
3. Sebagai acuan dalam meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan
pelayanan KB dan model dalam konseling KB serta pelayanan KB;
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Pelayanan KB
RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik adalah RS Kelas B dan merupakan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), pelayanan KB yang dilaksanakan
meliputi:
a. Pelayanan konseling;
b. Metode KB barier /kondom;
c. Metode Amenore Laktasi (MAL);
d. Metode pil;
e. Metode suntikan;
f. Metode kontrasepsi darurat;
g. Metode kontrasepsi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR);
h. Metode Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan;
i. Metode Operasi Wanita (MOW);
j. Metode Operasi Pria (MOP);
Pasal 5
Pelayanan KB di Instalasi Gawat Darurat
Melakukan konseling berimbang pelayanan KB kepada ibu hamil yang akan dilakukan tindakan
operasi cito secsio secarea untuk KB pasca salin saat pelaksanaan operasi dengan pilihan
metode AKDR dan atau metode MOW.
Pasal 5
Pelayanan KB di Klinik Hamil dan Kandungan
1. Melakukan konseling berimbang pelayanan KB kepada PUS, calon akseptor/peserta KB
baru dan akseptor/peserta KB aktif yang bermasalah;
2. Melakukan konseling berimbang pelayanan KB pada ibu hamil untuk persiapan KB pasca
persalinan, dan ibu nifas/ibu pasca keguguran untuk persiapan KB pasca keguguran;
3. Melakukan pelayanan KB sesuai dengan minat, kebutuhan pasien, dan kondisi pasien;
4. Melakukan evaluasi ulang pasca pemasangan AKDR dan Implant;
5. Melakukan pelayanan pemeriksaan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan IVA, biopsi,
dan krayo.
Pasal 6
Pelayanan KB di Ruang Bersalin/VK
1. Melakukan konseling berimbang pelayanan KB kepada calon akseptor/peserta KB
baru, ibu pasca salin, ibu pasca keguguran untuk persiapan KB pasca salin dan
keguguran;
2. Melakukan pelayanan KB sesuai dengan minat, kebutuhan pasien, dan kondisi pasien.
Pasal 7
Pelayanan KB di Instalasi Bedah Sentral
1. Pelaksanaan pelayanan KB Metode Operasi Wanita (MOW) dan metode AKDR/IUD
pada saat dilakukan cito operasi melahirkan maupun elektif operasi melahirkan;

2. Pelaksanaan pelayanan KB Metode Operasi Wanita (MOW) sebelum 48 jam post partum;

3. Pelaksanaan pelayanan KB Metode Operasi Pria (MOP) pada calon akseptor kontap;
4. Pelaksanaan pelepasan AKDR yang memerlukan tindakan pembedahan.
Pasal 8
Pencegahan dan pengendalian Infeksi
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada pelayanan KB di RSUD Ibnu Sina
Kabupaten Gresik, meliputi:
1. Semua petugas dalam memberikan pelayanan KB wajib melaksanakan 5 momen dan 6
langkah hand hygiene sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Semua petugas dalam memberikan pelayanan KB wajib menggunakan APD sesuai
ketentuan yang berlaku;
3. Semua peralatan dalam rangka pelayanan KB dilakukan precleaning, cleaning, disinfeksi
dan sterilisasi sesuai ketentuan yang berlaku;
4. Linen yang digunakan untuk pelayanan KB dilakukan pengelolaan linen sesuai dengan
prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menurunkan risiko infeksi;
5. Rumah Sakit menerapkan prosedur menyuntik yang aman dengan menerapkan tehnik
aseptik dan menggunakan disposable spuit serta praktik lumbal pungsi yang aman.
Pasal 9
Keselamatan Pasien
Pelaksanaan Pelayanan KB berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas kesehatan
yang meliputi:
1. Ketepatan identifikasi pasien
a. Setiap pasien dipasangkan gelang identitas;
b. Petugas kesehatan selalu melakukan identifikasi pada saat sebelum pemberian obat,
pemberian darah/produk darah, pengambilan sampel darah atau cairan tubuh pasien,
dan sebelum memberikan obat atau tindakan lain;
2. Peningkatan komunikasi efektif
Peningkatan komunikasi dalam pelaksanaan konsultasi dengan dokter konsulen;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Peningkatan kewaspadaan dan ketelitian pada pemberian obat-obat dengan konsentrasi
tinggi;
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi;
Penandaan pada daerah operasi untuk ketepatan pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. Semua petugas rumah sakit menerapkan 6 langkah dan 5 moment cuci tangan dalam
pelayanan pada pasien untuk mencegah infeksi silang antara petugas dengan pasien;
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan;
c. Menggunakan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi dalam pelayanan;
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal pasien kontak dengan petugas
kesehatan dengan menggunakan metode pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan
oleh RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik;
Pasal 10
K3RS
Standar K3RS pelaksanaan pelayanan KB di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik meliputi :
1. Identifikasi risiko dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali;
2. Berdasarkan hasil identifikasi risiko dilakukan penyusunan penanganan insiden
keselamatan pasien;
3. Tersedia APAR di ruang pelayanan KB;
BAB IV
SUMBER DAYA
Pasal 11
Sumber daya Manusia
1. Untuk terselenggaranya pelayanan KB di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina secara
optimal, efektif, efisien, dan berkesinambungan harus tersedia tenaga kesehatan yang
profesional, kompeten, dan terlatih maka dibentuk Tim pelayanan KB melalui keputusan
direktur;
2. Tim pelayanan KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur manajemen,
staf medis, bidan, perawat dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA);
3. Tugas Tim pelayanan KB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:
a. Menyusun panduan pelayanan KB RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik;
b. Menyusun program kerja pelayanan KB RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik;
c. Melengkapi Standar Prosedur Operasional yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pelayanan KB;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan KB;
e. Menyusun dan menyampaikan laporan penyelenggaraan pelayanan KB kepada
Direktur Rumah Sakit;
f. Melakukan koordinasi dengan unit pelayanan penunjang:
a) Pelayanan farmasi;
b) Pelayanan radiologi;
c) Pelayanan laboratorium;
d) Pemeliharaan sarana.

Pasal 12
Sarana Prasarana
Dalam rangka menjaga mutu pada penyelenggaraan pelayanan KB harus dipenuhi sarana
prasarana sebagai berikut:
1. Ruang konseling yang leluasa dan nyaman dilengkapi dengan leaflet dan alat peraga;
2. Ruang tindakan pelayanan KB yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang memadai;
3. Tersedia alat medis/non medis yang memadai;
4. Tersedia area cuci tangan;
5. Tersedia ruang dekontaminasi dan pencucian alat;
6. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap;
7. Tersedia APAR.
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 7
1. Pencatatan pelayanan KB di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik dilakukan dengan
menggunakan register partus, buku konseling kepulangan ibu, buku data KB pasca
salin, kartu peserta KB, kartu status peserta KB, dan buku konseling Ante Natal Care
(ANC)/KIA;
2. Pengelolaan data penyelenggaraan pelayanan KB dilakukan oleh Sekretaris Tim
pelayanan KB;
3. Pelaporan penyelenggaraan pelayanan KB dilakukan oleh Ketua Tim pelayanan KB
kepada direktur RS secara periodik setiap bulan, tribulan, semester dan tahunan;
4. Pelaporan bisa secara online website: pilihanku.kbpascapersalinan.or.id
BAB VI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pasal 8
1. Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan tentang
Pelayanan KB , dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia berupa In
House Training tentang Strategi Konseling Berimbang (SKB) dan Pelayanan KB pasca
persalinan/keguguran;
2. Pelatihan In House Training sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan mendatangkan
nara sumber dari dalam maupun dari luar RS yang kompeten dan mempunyai sertifikat
pelatihan Strategi Konseling Berimbang (SKB) dan Pelayanan KB pasca
persalinan/keguguran;
3. Pelatihan di luar RS yang dikuti adalah pelatihan yang sesuai dengan standart yang
berlaku;
BAB VIII
PEMBIAYAAN

Pasal 9
Segala biaya yang timbul akibat penyelenggaraan Pelayanan KB di Rumah Sakit Umum
Daerah Ibnu Sina KabupatenGresik dibebankan pada anggaran RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik;
BAB IX
PENUTUP

Pasal 10
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : GRESIK
Pada tanggal : Juli 2022
DIREKTUR
RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

dr. SONI

Pembina

NIP. 19780415 200901 1 009

Anda mungkin juga menyukai