SOLOK
TAHUN 2019
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)
PERMATA BUNDA
NOMOR 047/DIR/PER/ RSIA-PB/IX/2019
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN SIMRS
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) PERMATA BUNDA
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK (RSIA) PERMATA BUNDA TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN SIMRS RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK PERMATA BUNDA
KEDUA : Pedoman Pelayanan SIMRS Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Permata Bunda sebagaimana terlampir dalam surat
keputusan ini.
KETIGA : Peraturan Direktur tentang Pedoman Pelayanan SIMRS
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Permata Bunda
sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua harus
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada pasien di RSIA Permata Bunda.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya peraturan direktur ini, apabila
terdapat peraturan yang bertentangan dengan peraturan
direktur ini, maka peraturan terdahulu dinyatakan tidak
berlaku.
Ditetapkan di Solok
Pada tanggal 30 September 2019
RSIA Permata Bunda
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaannya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang
makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan
daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif,
inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Salah satu bentuk teknologi yang dapat dimanfaatkan rumah sakit saat
ini adalah teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi telah
terbukti dapat menigkatkan efesiensi dan efektifitas dalam pelayanan dan
manajemen suatu organisasi. Untuk itu pemerintah mendorong rumah sakit
untuk menggunakan teknologi infomasi berupa Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu sistem teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
SIMRS secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, SIMRS merupakan sistem
komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi
secara cepat, tepat dan akurat.
B. Tujuan
Tersusunnya Pedoman Pelayanan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program
kerja yang terkait dengan kegiatan SIMRS di RSIA Permata Bunda Solok.
C. Ruang Lingkup
Pedoman Pelayanan SIMRS ini juga meliputi proses perencanaan,
pembuatan sistem, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta proses
pengembangan lebih lanjut.
1. Tahap Perencanaan
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja unit SIMRS.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIMRS di unit-unit terkait.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIMRS bagi staf unit
kerja SIMRS
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIMRS di tiap unit kerja terkait.
3. Tahap Pengawasan dan Evaluasi
Unit kerja SIMRS memonitoring penggunaan SIMRS di lingkungan RSIA
Permata Bunda Solok, melakukan maintenance jaringan, dan
mendiskusikan dengan seluruh pihak yang terkait dengan pengguna
Aplikasi SIMRS.
4. Tahap Pengembangan
Hasil pengawasan dan evaluasi akan dikaji oleh direktur dan kepala
bidang/unit terkait untuk peningkatan dan pengembangan lebih lanjut.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Utama
Pelayanan utama rumah sakit secara umum meliputi proses pendaftaran,
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan IGD. Selain
itu terdapat unit pelayanan pendukung seperti laboratorium, gizi, dan
apotik.
2. Pelayanan Admistrasi
Pelayanan administrasi merupakan kegiatan yang terkait dengan
manajemen rumah sakit meliputi, kebutuhan SDM, pengelolaan
keuangan, pengelolaan aset serta pelayanan untuk instansi pemerintah
terkait atau pihak luar lainnya.
3. Infrastruktur, Data dan Aplikasi
a. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjalanan SIMRS antara lain
komputer, jaringan, server serta ruangan khusus server.
b. Data SIMRS harus tersimpan dalam satu database yang terstruktur
dan terlindungi dan hanya dapat diakses oleh rumah sakit.
c. Aplikasi SIMRS dikembangkan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013
tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Unit SIMRS
Kualifiasi personil:
a. Minimal DIII, di utamakan S1 Sistem Informatika
b. Memahami bahasa pemrograman untuk front-end dan back-end
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Memiliki jiwa kepemimpinan
e. Bertanggungjawab
2. Koordinator Logistik
Kualifiasi personil:
a. Minimal SMA atau sederajat, di utamakan D III Komputer Jaringan
b. Memahami sistem komputer dan jaringan
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Bertanggungjawab
3. Koordinator Inputer SIMRS
Kualifiasi personil:
a. Minimal SMA atau sederajat, di utamakan D III Sistem Informasi
b. Memahami bahasa pemrograman untuk front-end dan back-end
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Bertanggungjawab
4. Koordinator Data
Kualifiasi personil:
a. Minimal SMA atau sederajat, di utamakan D III
b. Memahami statistik dan pengolahan data
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Bertanggungjawab
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIMRS menujukkan
bahwa jumlah staf yang ada di unit SIMRS sudah cukup dalam menunjang
proses pengelolaan SIMRS di RSIA Permata Bunda Solok dan tugas-tugas
yang dilakukan oleh staf unit SIMRS.
C. Jadwal Kerja
Shift pagi : 08.00 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Ruangan
1. Ruangan operator
Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIMRS untuk
memonitoring berjalannya aplikasi SIMRS di RSIA Permata Bunda Solok.
Melalui ruangan ini, petugas SIMRS selain memonitoring, juga melakukan
perawatan, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah
diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi
rumah sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik
yang bisa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak
berkepentingan.
2. Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang operator SIMRS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila
terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang
ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan
perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
TATALAKSANA PELAYANAN
Cetak
Cetak Kartu
Kartu
Pasien
Pasien Baru
Baru Input
Input Data
Data Pasien
Pasien Pasien
Pasien
Pasien Datang
Pasien Datang
Cari
Cari Data Berdasarkan
Data Berdasarkan
Pasien Lama
Pasien Lama Pilih Poli // Dokter
Pilih Poli Dokter Cetak
Cetak Antrian
Antrian
NORM
NORM Pasien
Pasien
D. Pengelolaan Data
Pengelolaan data meliputi kebutuhan internal maupun eksternal rumah sakit.
Jenis data yang dibutuhkan mencakup:
1. Untuk mendukung proses asuhan dibutuhkan data rekam medik pasien
dan data capaian mutu pelayanan (indikator area pelayanan)
2. Untuk mendukung proses manajerial dibutuhkan data analisa pasien, data
indikator area klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien, serta
data SDM, sarana, dan keuangan.
3. Untuk mendukung proses mutu pelayanan dibutuhkan data capaian
indikator mutu rumah sakit, termasuk manajemen risiko, manajemen
sarana, program pencegahan infeksi.
4. Untuk keperluan pihak diluar rumah sakit seperti Dinas Kesehatan,
Kementerian Kesehatan, BPJS atau asuransi lainnya.
Proses pengelolaan data RSIA Permata Bunda Solok meliputi:
b. Analisa data
LOGISTIK
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering
tidak dihargai, meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah
sakit. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah
sakit didedikasikan untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya
layanan yang berhubungan dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga
mencakup layanan kesehatan seperti unit operasi dan ruang perawatan pasien.
a. Pengertian
Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan
barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
b. Tujuan
Kegiatan logistik memiliki tujuan agar operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya dan agar persediaan tidak terganggu oleh
kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
KESELAMATAN PASIEN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIMRS RSIA Permata Bunda Solok akan
mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem.
Informasi yang terdapat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat,
tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Data pegawai juga memiliki data, seperti
nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan rumah
sakit dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory
and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut:
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh:
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah
yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
PENUTUP