Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN ULTRASONOGRAFI (USG) ABDOMEN PADA KASUS TRAUMA ABDOMEN Akhmadi ( www.sonograferindonesia.

com)

A. PENDAHULUAN Ultrasonografi (USG) pertama kali digunakan untuk mengevaluasi pasien trauma di Eropa pada tahun 1970-an, sedangkan di Amerika pada pertengahan tahun 1980-an.1 Penatalaksanaan USG Abdomen Pada Kasus Trauma Abdomen, atau biasa disebut FAST (Focused Assessment with Sonography in Trauma) dimana USG memegang peranan penting dalam deteksi dini, adanya suatu struktur cairan bebas di intra abdominal dan pericardium. Teknik pemeriksaan USG FAST, pertama kali diperkenalkan pada awal 1990-an untuk mengevaluasi pasien trauma abdomen, dari 2500 pasien yang dilakukan USG FAST, diperoleh tingkat sensitivitas 86 %, spesifiksitas 98 %, dan tingkat akurasi 97 %.2 Pada teknik pemeriksaan USG FAST terdapat empat titik yang diperiksa yaitu didaerah epigastrium (pericardial / subcostal view), left hypocondrium (splenorenal view), right hypocondrium (hepatorenal recess / morisons pouch), dan pelvic view.1 Yang mana dari keempat titik tersebut, minimal tiga titik wajib yang harus dapat diperiksa yaitu left hypocondrium (splenorenal view), right hypocondrium (hepatorenal recess / morisons pouch), dan pelvic view.

B. PEMBAHASAN 1. Anatomi Pada rongga peritoneum akan terdapat beberapa titik area berkumpulnya cairan bebas, pada saat pasien dalam posisi supine. Akumulasi cairan bebas pada rongga peritoneum, sangat bergantung pada sumber perdarahan, dan posisi pasien.2 Pada pasien trauma, posisi pertama

ketika pertama kali dilakukan evakuasi dari tempat terjadinya trauma adalah posisi supine, dikarenakan pasien trauma pada umumnya dibawa dengan menggunakan tandu/alas yang memungkinkan pasien tersebut berada dalam posisi supine. Jadi hal ini biasanya merupakan posisi awal dalam melakukan pemeriksaan USG FAST. Cairan pada daerah right hypocondrium akan terakumulasi di morisons pouch, kemudian mengalir ke rongga pelvis melalui paracolic gutter, sedangkan pada daerah left hypocondrium cairan akan terkumpul didaerah splenorenal, kemudian mengalir ke rongga pelvis melalui paracolic gutter. Pada rongga pelvis wanita cairan akan berkumpul di cavum douglasi / cul de sac dan/atau di retro vesica urinaria, sedangkan pada pria cairan akan berkumpul di retro vesica urinaria.

Gambaran Pola Perpindahan Struktur Cairan Bebas di Rongga Abdomen

2. Teknik Pemeriksaan 1). Pemilihan Transducer / Probe Pada pemeriksaan USG FAST transducer / probe yang digunakan adalah jenis konveks / kurve linear, dimana menggunakan frekuensi antara 2,5 Mhz sampai dengan 5 Mhz. Penggunaan frekuensi dapat diatur secara manual oleh sonografer, yang tentunya dengan pertimbangan untuk meningkatkan resolusi axial pada gambaran, dimana frekuensi akan mempengaruhi panjang gelombang. Jadi pada pemeriksaan USG, sonografer akan menggunkan frekuensi 5 Mhz ketika memeriksa pasien yang memiliki tingkat ketebalan yang relatif lebih tipis contohnya pada pediatrik, dan sonografer akan menggunakan frekuensi lebih rendah yaitu 2,5 MHz 3,5 Mhz ketika memeriksa pasien yang memiliki tingkat ketebalan yang relatif lebih tebal, contohnya pada pasien dewasa.

2). Tampilan Gambaran USG FAST Dalam melakukan teknik pemeriksaan USG FAST, terdapat 4 (empat) titik yang diperiksa : a. b. c. d. Right hypocondrium / Morisons pouch Left hypocondrium / Spleno renal view Pelvic view Pericardial / subcostal view Pada pemeriksaan USG FAST, minimal 3 (tiga) titik sudah cukup dalam mengevaluasi adanya struktur cairan bebas di rongga peritoneum, yaitu right hypocondrium / morisons pouch, left hypocondrium / spleno renal view, dan pelvic view.

3). Tips Mengoptimalkan Teknik Pemeriksaan USG FAST a. Masalah di Right Upper Quadrant (RUQ) i. Mengatasi Bayangan Costae / Rib / Tulang Rusuk / Tulang Iga a). Letakkan transducer / probe diantara costae. b). Komunikasikan pasien untuk melakukan tarik nafas yang dalam, dan tahan nafas. Hal tersebut dilakukan agar diafragma dan morisons pouch terdorong, sehingga bayangan costae tidak menutupi gambaran USG. ii. Tidak Dapat Melihat Gambaran Diafragma a). Atur depth pada panel kontrol pesawat USG.

b). Letakkam transducer pada bidang coronal, telusuri sampai ke arah posterior tubuh pasien.

b. Masalah di Left Upper Quadrant (LUQ) i. Tidak jauh berbeda dengan saran sebelumnya, pada pemeriksaan di RUQ. ii. Terkadang limpa / spleen / lien sangat mudah di gambarkan dengan USG, dikarenakan ukurannya yang relative lebih kecil. Yang artinya bahwa, akan lebih mudah memvisualisasikannya dari mulai anterior spleen hingga ke pole bawah ginjal kiri.

c. Masalah di Pelvis View i. Tidak Dapat Memvisualisasikan Blader / Vesica Urinaria / Bulibuli / Kandung kemih.

a). Hal ini sangat mungakin terjadi dikarenakan transducer yang terlalu menyudut ke arah cephalad / cranial / kepala. Saran : Letakkan transducer di atas symphisis pubis, dan lakukan penyudutan ke arah caudal / kaki. b). Letak Blader tidak di bidang tengah garis tubuh. Saran : Posisikan transducer pada potongan transversal, kemudian telusuri dari mulai kiri ke kanan, atau sebaliknya.

3. Hasil Gambaran USG FAST Normal

Pemeriksaan di Epigastrium / Pericardium

Pemeriksaan di RUQ / Right Hypocondrium

Pemeriksaan di LUQ / Left Hypocondrium

Pemeriksaan di Rongga Pelvis

4. Hasil Gambaran USG FAST Patologi

Pemeriksaan di Epigastrium / Pericardium

Pemeriksaan di RUQ / Right Hypocondrium

Pemeriksaan di LUQ / Left Hypocondrium

Pemeriksaan di Rongga Pelvis

C. KESIMPULAN USG FAST, merupakan salah satu pilihan pemeriksaan dalam mengevaluasi adanya struktur cairan bebas di rongga abdomen, pada kasus pasien trauma abdomen. USG FAST sangat tergantung pada tampilan gambaran maksimal yang dihasilkan pesawat USG, selain itu tergantung kemampuan sonografer, dan kemampuan dokter/radiolog dalam menganalisa gambaran.

Anda mungkin juga menyukai