Anda di halaman 1dari 12

Persiapan CT-Scan Upper-Lower Abdomen / Upper Abdomen

SATU HARI SEBELUM PEMERIKSAAN :


 Tidak makan makanan berserat selama 1 hari sebelum pemeriksaan.
 Makan malam terakhir pada jam 19:00 lalu puasa sampai selesai pemeriksaan.
 Jam 21.00 makan Dulcolax tablet sebanyak 2-3 tablet atau garam inggris 30 gram.
PADA HARI PEMERIKSAAN
 Jam 06:00 pagi masukkan Dulcolax suppositoria sebanyak 2 supp melalui anus
 Jam 09:00 pagi datang ke bagian radiologi dalam keadaan puasa.
Bila menggunakan kontras intravena sebelum dilakukan pemeriksaan sudah harus terlebih
dahulu periksa kadar ureum dan kreatinin (Berlaku untuk 1 minggu )

Measurement GI :
NORMAL KIDNEYS SIZE

NORMAL SPLEEN SIZE

NORMAL GALLBLADDER SIZE NORMAL URINARY BLADDER


Indikasi

Indikasi pemasangan DJ Stent adalah:

 Menyambung ureter yang terputus.


 Jika saat tindakan ureteroscopic lithotripsy (URS) lapisan dalam ureter terluka atau
bengkak sehingga urin tidak dapat mengalir
 Stenosis atau penyempitan ureter. DJ stent berfungsi agar setelah dipasang penyempitan
tersebut menjadi longgar.
 Operasi batu ginjal yang jumlahnya banyak dan terdapat kemungkinan batu sisa. Jika
tidak dipasang dapat terjadi bocor urine berkepanjangan.
 Batu ginjal yang besar dan direncanakan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL).
Seandainya tidak dipasang maka serpihan batu dapat menimbulkan rasa nyeri.
 Untuk mengamankan saluran kencing pada pasien kanker cervix.
 Untuk mengamankan ginjal saat kedua ginjal/ureter tersumbat dan baru dapat diterapi
pada 1 sisi saja. Maka sisi yang lain dipasang DJ stent.
 Pada pasien gagal ginjal karena sumbatan kencing.

Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan akibat pemasangan DJ stent berupa nyeri pada perut bawah (flank
pain), nyeri saat buang kemih dan demam. Bila sten mengalami slip atau berpindah tempat
disarankan kontrol langsung ke rumah sakit karena dapat menyebabkan gangguan pada saluran
kemih.
Hystersalpingogram

1. Dilakukan pada fase mens awal pada saat fase endometrium proliferatif (fase penebalan
meningkatkan resiko intravasasi dan false positive oklusi kornual)
2. Antibiotik dapat diberikan seebelum atau sesudah bila ada riwayat inflamasi: metronidazole 1 g
rektal + doxycicline 2x100 mg 1 minggu. Premed steroid pada riwayat asma
3. Posisi ginekologis
4. Bersihkan genital dengan antiseptik
5. Spekulum vagina, bersihkan cervix dengan antiseptik
6. Tarik servix uteri dengan forseps (tenakulum)
7. Lakukan kateterisasi. Opsi: HSG catheter, cervical vacuum cup, foley catheter 6 fr
8. Lepas spekulum
9. Masukkan media kontras lewat kateter
10. Foto sekali sebelum memasukkan media kontras, sekali setelah mengisi uterus, sekali setelah
mengisi tuba fallopi
11. Jumlah kontras yang dipakai minus yang mengisi kateter dicatat. Normal sekitar 10 ml
12. Lepas tenakulum dan kateter

Barium enema

Indikasi

1. polyp
2. cancer
3. divertikula
4. colonoscopy gagal

Barium 600-800 ml, double contrast 100% w/v, single contrast 20% w/v

Persiapan

1. Bowel prep
1. puasa makan 24 jam
2. laksatif malam sebelum pemeriksaan (4x5mg bysacodyl)
3. puasa total sesudah tengah malam
4. Laksatif rektal saat pagi pemeriksaan
2. rectal tube atau fole catheter besar, plester, kantong enema, iv pole
3. posisi LLD, masukkan tube
4. Prone isi barium sampai midtransverse
5. Tarik barium dari rectum
6. Masukkan gas
7. Sigmoid colon: LPO, RPO, prone
8. Rectum: prone, lateral
9. ascending colon erect LPO
10. transverse colon erect/supine
11. descending colon erect RPO
12. cecum LPO, prone

Upper GI study
Indikasi

1. Dysphagia
2. GERD
3. globus pharyngeus
4. assessment hernia/fistual
5. Muntah persisten

Bahan: Barium +-120 ml

Proses

1. Puasa 9 jam, tidak boleh merokok/mengunyah permen


2. Scout film
3. Minum barium, upright lateral
4. Foto saat menahan respirasi dan fonasi
5. Double contrast: minum tablet effervescent langsung dilanjutkan barium
6. Foto frontal dan LPO
7. Foto right lateral (gaster fundus)
8. prone RAO 2-5x minum barium untuk motilitas esofagus
9. supine lalu pelan2 ke RPO untuk melihat GE junction
10. valsava manuver atau water siphon dapat dilakukan untuk mentrigger GER

Kelainan:

1. Barrett esofagus: high stricture+ hiatal hernia


2. feline esophagus: transient fold
3. Cancer: irreguler contour. squamous: mid. adeno: distal
4. candidiasis: plaque like lesion
5. ulcer: herpes, cmv, hiv
6. divertikulum
1. zenker: pulsasi di belakang. dari hipofaring, killian dehiscence
2. Killian-jameson: anterior dan lateral. Dari esofagus servikal, di bawah otot krikofaring
3. Traction: mid esofagus
4. Esofageal pseudodiverticulosis: multiple small pouching
7. Corkscrew: spasme
8. Concentric ringL esofagitis
9. Esofagus dilatasi di atas striktur GE junction: achalasia

Upper GI + stomach

glukagon 0,1 mg untuk relaksasi gaster dan duodenum

Barium +- 400 ml

Teknik

1. Puasa
2. effervescent + 10 ml air
3. 120 ml barium upright, LPO: mukosa esofagus
4. Supine, RPO, LPO: antrum, body
5. right lateral: cardia, fundus
6. supine-> LPO: flow
7. semi upright RPO: upper body, kurva minor
8. LPO: duodenum
9. prone RAO: esophageal motility
10. supine-> RPO: menilai GER

Gaster

1. Malignant: irreguler, dalam lumen


2. benign: kontur tegas, melebihi lumen, biasanya pada kurva minor
3. GIST: massa submukosa. bisa benign atau malignan. malignan >5 cm dengan ulserasi
4. volvulus: organoaxial, mesenteroaxial
5. gastric varices
6. gastric diverticulum

Small bowel follow through

1. setelah upper GI
2. Tambah 1-2 gelas. Total 500-1000 ml
3. 15-30 menit kemudian difoto
4. foto setiap 15-30 menit
5. total transit time 30-120 menit

Enteroclysis

600-1200 ml barium
cathether enteric 8-13 F
Syringe atau pump

1. puasa
2. metoclopramide
3. dapat dilakukan sedasi
4. Enteric tube
5. 600-1200 ml contrast, flow 75 ml/min

Indikasi:

1. benign and malignant tumor


2. divertikulum
3. hernia
4. obstruksi

IVP

Indikasi
1. obstruksi
2. morfologi ureter pada pasien kanker
3. varian anatomi

Persiapan

1. Puasa 5 jam
2. eGFR >45 tanpa resiko 30-45 beresiko, <30 beresiko tinggi
3. Injeksi kontras iodin 1,5 ml/kg
4. AP sebelum pemeriksaan
5. 3 menit post injeksi: sistem pelviokaluses
6. 10 menit post injeksi
7. post miksi

retrograde pyleography: apabila tidak mampu menoleransi iv contrast

voiding cystography

kateter fr 14-16
syringe 60 ml
kontras 300-600 ml

kosongkan bladder sebelum pemeriksaan


setelah penuh kontras lepas kateter dan diminta voiding

Indikasi:

1. leak
2. trauma
3. fistula
4. striktur

retrourethrography: tidak sampai bladder: evaluasi uretra anterior

KONTRAS MEDIA

1. Definisi kontras media


 Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh
pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan
tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
 Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk
meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan
diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya
attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada
berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain
sebagainya.
2. Fungsi kontras media
 Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat
terlihat dalam radiografi. Selain itu kontras media juga untuk memperlihatkan bentuk
anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi
organ yang diperiksa.
 Secara terperinci fungsi dari kontras media adalah:
a. Visualisasi saluran kemih ( ginjal, vesika dan saluran kemih)
b. Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)
c. Visualisasi saluran empedu ( kandung empedu dan saluran empedu )
d. Visualisasi saluran cerna ( lambung dan usus )

3. Alasan penggunaan kontras


 Alasan penggunaan kontras media pada pemeriksaan radiografi adalah karena
organ-organ yang diperiksa seperti pembuluh darah, organ saluran kemih, organ saluran
cerna,dan saluran empedu tidak terlihat jika tidak mengunakan kontras media. Untuk itu
diperlukan kontras media sehingga organ yang dimasukkan tampak lebih radioopaque
atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
4. Jenis-jenis kontras media berikut contohnya
 Kontras media negatif (mempunyai nomor atom rendah)
- Udara
- CO2
- Gas lainnya
 Kontras media positif ( mempunyai nomor atom tinggi )
- Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur
dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras.
Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan
sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.

- Golongan larut dalam air ( water soluble )


Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion
bermuatan negatif). Kation terikat pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation
juga memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan dalam media kontras.

(1). Bahan Kontras Ionik Monomer


Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu buah
cincin asam benzoat dalam satu molekul

(2). Bahan Kontras Ionik dimer


Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah cincin asam benzoat dalam satu
molekul. Salah satu contoh bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah Ioxaglate
(Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik dimer pertama dibuat.

Bahan Kontras Non-ionik.

Dua dalam susunan kimia media kontras non-ionik sudah tidak dijumpai lagi adanya ikatan ion
antar atom penyusun molekul. Kalau dalam media kontras ionik terdapat dua partikel penyususn
molekul (kation dan anion) maka dalam bahan kontras non-ionik hanya ada satu partikel
penyusun molekul sehingga memiliki karakteristik tersendiri.
1). Bahan kontras Non-ionik Monomer
Bahan kontras ini berasal dari media kontras ionik monomer yang dibentuk dengan mengganti
gugus karboksil oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2).
Contoh kontras media Non-ionik Manomer :
- Iopamidol
- Iohexol
- Iopromide
- Ioversol
- Iopentol
2). Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui proses penggantian pada gugus karboksil
media kontras ionik dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir sisntesa
menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel media kontras
Sebutkan dan jelaskan secara singkat pemeriksaan radiologi kontras konvensional untuk
mendiagnosa kelainan urologi?
BNO IVP

IVP

Indikasi

4. obstruksi
5. morfologi ureter pada pasien kanker
6. varian anatomi

Persiapan

8. Puasa 5 jam
9. eGFR >45 tanpa resiko 30-45 beresiko, <30 beresiko tinggi
10. Injeksi kontras iodin 1,5 ml/kg
11. AP sebelum pemeriksaan
12. 3 menit post injeksi: sistem pelviokaluses
13. 10 menit post injeksi
14. post miksi

Sebutkan dan jelaskan secara singkat pemeriksaan radiologi kovensional untuk mendiagnosa
kelainan gastrointestinal?

Upper GI study

Indikasi

6. Dysphagia
7. GERD
8. globus pharyngeus
9. assessment hernia/fistual
10. Muntah persisten

Bahan: Barium +-120 ml

Proses

11. Puasa 9 jam, tidak boleh merokok/mengunyah permen


12. Scout film
13. Minum barium, upright lateral
14. Foto saat menahan respirasi dan fonasi
15. Double contrast: minum tablet effervescent langsung dilanjutkan barium
16. Foto frontal dan LPO
17. Foto right lateral (gaster fundus)
18. prone RAO 2-5x minum barium untuk motilitas esofagus
19. supine lalu pelan2 ke RPO untuk melihat GE junction

valsava manuver atau water siphon dapat dilakukan untuk mentrigger GER

Sebutkan dan jelaskan secara singkat pemeriksaan radiologi kovensional untuk mendiagnosa
kelainan reproduksi wanita?

Hystersalpingogram

1. Dilakukan pada fase mens awal pada saat fase endometrium proliferatif (fase penebalan
meningkatkan resiko intravasasi dan false positive oklusi kornual)
2. Antibiotik dapat diberikan seebelum atau sesudah bila ada riwayat inflamasi: metronidazole 1 g
rektal + doxycicline 2x100 mg 1 minggu. Premed steroid pada riwayat asma
3. Posisi ginekologis
4. Bersihkan genital dengan antiseptik
5. Spekulum vagina, bersihkan cervix dengan antiseptik
6. Tarik servix uteri dengan forseps (tenakulum)
7. Lakukan kateterisasi. Opsi: HSG catheter, cervical vacuum cup, foley catheter 6 fr
8. Lepas spekulum
9. Masukkan media kontras lewat kateter
10. Foto sekali sebelum memasukkan media kontras, sekali setelah mengisi uterus, sekali setelah
mengisi tuba fallopi
11. Jumlah kontras yang dipakai minus yang mengisi kateter dicatat. Normal sekitar 10 ml
12. Lepas tenakulum dan kateter

CA colon
Colon in loop
Pemeriksaan colon in loop adalah pemeriksaan secara radiologis usus besar dengan menggunakan media
kontras untuk menampakkan kelainan pada kolon beserta komponennya. Pemeriksaan colon in loop
dilakukan dengan proyeksi AP/PA, RAO, LAO, RPO, LPO, lateral rectum, R/L lateral decubitus, dan
AP/PA postevacuation. Suhu air yang digunakan dalam melarutkan media kontras barium sulfat memiliki
pengaruh terhadap kualitas hasil radiograf

Barium enema

Indikasi

5. polyp
6. cancer
7. divertikula
8. colonoscopy gagal

Barium 600-800 ml, double contrast 100% w/v, single contrast 20% w/v
Persiapan

13. Bowel prep


1. puasa makan 24 jam
2. laksatif malam sebelum pemeriksaan (4x5mg bysacodyl)
3. puasa total sesudah tengah malam
4. Laksatif rektal saat pagi pemeriksaan
14. rectal tube atau fole catheter besar, plester, kantong enema, iv pole
15. posisi LLD, masukkan tube
16. Prone isi barium sampai midtransverse
17. Tarik barium dari rectum
18. Masukkan gas
19. Sigmoid colon: LPO, RPO, prone
20. Rectum: prone, lateral
21. ascending colon erect LPO
22. transverse colon erect/supine
23. descending colon erect RPO
24. cecum LPO, prone

Anda mungkin juga menyukai