PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Alat kelamin wanita eksternal secara bersama disebut sebagai vulva. Dan
di bawah ini merupakan bagian dari vulva :
Mons Veneris
The veneris mons, bahasa Latin untuk "bukit Venus" (Roma Dewi cinta) adalah
jaringan lemak yang menutupi tulang kemaluan bawah perut tapi di atas labia.
Mons Veneris secara seksual sensitif pada beberapa perempuan dan melindungi
tulang kemaluan dari dampak hubungan seksual.
Labia Mayor
Labia mayora adalah bibir luar vulva, bantalan jaringan lemak yang membungkus
di sekitar vulva dari mons ke perineum. Labia ini biasanya ditutupi dengan rambut
kemaluan, dan mengandung banyak keringat dan kelenjar minyak, dan telah
dikatakan bahwa aroma dari ini membangkitkan gairah seksual.
Labia Minor
Labia minora adalah bibir dalam dari vulva, membentang tipis jaringan dalam
labia majora yang melipat dan melindungi vagina, uretra, dan klitoris. Munculnya
labia minora bisa sangat bervariasi, dari bibir kecil yang menyembunyikan antara
labia majora ke bibir besar yang menonjol. Baik labia dalam dan luar cukup
sensitif terhadap sentuhan dan tekanan.
Klitoris
Klitoris sebagai oval putih kecil antara bagian atas labia minora dan klitoris,
adalah tubuh kecil jaringan spons yang sangat sensitif seksual. Hanya ujung atau
kelenjar klitoris menunjukkan extrernally, tetapi organ itu sendiri yang
memanjang dan bercabang menjadi dua garpu, krura, yang memperpanjang ke
bawah sepanjang tepi lubang vagina ke arah perineum. Pada avergae The kelenjar
klitoris atau ujung eksternal klitoris dilindungi oleh kulup, atau klitoris hood,
penutup jaringan mirip dengan kulup penis pria. Selama rangsangan seksual,
klitoris dapat memperpanjang dan tenda menarik untuk membuat kelenjar klitoris
lebih mudah diakses. Pada beberapa wanita kelenjar klitoris sangat kecil;
perempuan lain mungkin memiliki klitoris tenda besar yang tidak sepenuhnya
menutup.
Uretra
Saluran uretra tepat di bawah klitoris. Hal ini tidak berhubungan dengan seks atau
reproduksi, tetapi bagian untuk urin. Urethra dihubungkan ke kandung kemih.
Karena saluran kencing sangat dekat dengan anus, perempuan harus selalu
membersihkan diri dari depan ke belakang untuk menghindari infeksi vagina dan
uretra dengan bakteri.
Perineum
Perineum adalah peregangan pendek kulit dimulai di bagian bawah vulva sampai
ke anus. Perineum pada wanita sering terluka saat lahir untuk mengakomodasi
bagian anak, dan ini tampaknya alami. Beberapa dokter mungkin memotong
perineum terlebih dahulu dengan alasan bahwa "merobek"mungkin lebih
berbahaya dari pisau bedah yang tepat, tetapi statistik menunjukkan bahwa
pemotongan tersebut sebenarnya dapat meningkatkan potensi untuk infeksi.
2.2.2 Etiologi
Tidak diketahui secara pasti, diduga karena adanya factor iritasi
ekstern dan kronik atau pada kasus-kasus seperti:
Penyakit kelamin (granuloma inguinal) yang menyebabkan vulvitis
kronik. Lesi-lesi kronik menimbulkan gatal, kadang-kadang multifokal
dari vulva (leukoplakia dan kraurosis).
2.2.3 Patofisiologi
Pembengkakan
Neoplasma non-neoplasma
(tumor)
Karsinoma Sarkoma
Menyebar
Sel ca keluar organ Sal limfe kapiler darah Dinding sal suatu system Tindakan medik
(sal cerna, kemih, nafas)
2.2.7 Terapi
a. Karsinoma in situ: eksisi local atau vulvektomi sederhana, penanganan dengan terapi
laser dan salep 5-FU dapat digunakan.
b. Tumor invasive (stadium I-III): vulvektomi radikal dengan ikut mengambil klitoris,
labia, otot-otot superficial dan fascia, dilakukan ekstirpasi kelenjar limfe bilateral
dengan reseksi en bloc semua jaringan lemak.
c. Pada stadium IV umumnya tidak dilakukan pembedahan, terapi paliatif lebih banyak
digunakan dengan penyinaran megavolt (radioterapi).
2.2.8 Prognosis
Ketahanan hidup 5 tahun semua stadium memberi gambaran berikut:
a. Stadium I: 85-95%
b. Stadium II: 65-80%
c. Stadium III: 25-40%
d. Stadium IV: 0-25%
e. Adanya metastasis kelenjar membuat prognosis lebih buruk, tetapi tidak tanpa
harapan.
2. Jelaskan apa yang terjadi selama Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan
periode pra operasi dan pasca membnatu mengurangi ansietas dan
operasi, termasuk obat-obatan pra meningkatkan kerjasama pasien selama
operasi, tinggal di ruang pemulihan pemulihan.
dan program pasca operasi.
5. Perbaiki jika ada kekeliruan konsep. Daftar cek memastikan semua aktifitas
Lengkapi daftar aktifitas pada daftar yang diperlukan sudah lengkap. Aktifitas
cek pra operasi. tersebut dirancang untuk membantu pasien
siap secara fisiologis untuk pembedahan,
sehingga mengurangi resiko lamanya
penyembuhan.
2. Intra operasi
a. Pengkajian data dasar
1) Kaji tingkat kesadaran pasien, vital sign setiap 5 menit.
2) Kaji kesiapan instrument, operator, asisten operasi dan instrumentator operasi.
3) Kaji kesiapan obat-obat anestesi dan anafilaktik syok.
4) Kaji kesiapan cairan pengganti.
b. Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
2. Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang
banyak.
c. Rencana tindakan dan rasional
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
Batasan karakteristik: manifestasi dehidrasi.
Hasil pasien: mendemonstrasikan keseimbangan cairan adekuat.
Kriteria evaluasi: tak ada manifestasi dehidrasi, hasil elektrolit serum menunjukkan nilai
rentang normal.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
tanda vital setiap 5 menit.. adanya penyimpangan dari hasil yang
masukan dan haluaran diharapkan.
durante operasi.
2. Berikan cairan pengganti sesuai Mengganti kehilangan/haluaran cairan sesuai
dengan haluaran dari urine, dengan jumlah haluaran yang terjadi untuk
penguapan, perdarahan serta mencapai keseimbangan cairan tubuh.
kebutuhan cairan maintenance.
3. Kaji refill time. Mengidentifikasikan adanay gangguan perfusi
jaringan akibat penurunan cardiac output akibat
penggunaan obat anestesi.
4. Kolaborasi pemberian cairan Menggantikan elektrolit yang hilang durante
elektrolit pengganti bila terjadi operasi.
perdarahan > 500 cc.
2. Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang
banyak.
Batasan karakteristik: menifestasi hipotermi.
Hasil pasien: menunjukkan keseimbangan suhu tubuh selama operasi berlangsung.
Kriteria evaluasi: Tak ada manifestasi hipotermi, suhu tubuh pasien stabil.
Rencana tindakan:
No Intervensi Rasional
1. Catat suhu pra operasi. Sebagai dasar untuk memantau suhu intra
operasi. Elevasi suhu pra operasi adalah
indikasi dari proses penyakit.
2. Pantau: Mengidentifikasi adanya penyimpangan dari
vital sign. criteria yang diharapkan. Kehilangan cairan
keseimbangan cairan durante durante operasi dapat meningkatkan suhu
operasi. tubuh.
kestabilan suhu ruangan
operasi.
3. Kaji suhu lingkungan dan Membantu mempertahankan suhu pasien.
modifikasi sesuai kebutuhan.
4. Lindungi area kulit diluar wilayah Kehilangan panas dapat trejadi waktu kulit
operasi. dipajankan dengan suhu dingin.
5. Sediakan selimut penghangat pada Anestesi dapat menekan hipotalamus dan
saat-saat darurat untuk anestesi. mnegakibatkan gangguan regulasi suhu tubuh.
3. Pasca operasi
a. Pengkajian data dasar
1) Kaji tingkat kesadaran.
2) Ukur tanda-tanda vital.
3) Auskultasi bunyi nafas.
4) Kaji kulit: warna, adanya bengkak, suhu (hangat, kering, dingin, lembab).
5) Inspeksi status balutan.
6) Kaji terhadap nyeri atau mual.
7) Kaji status alat intrusive:
a. Infus intravena: tipe cairan, kecepatan aliran, sisi infuse terhadap tanda-tanda
infiltrasi atau flebitis.
b. Alat drainase luka.
c. Kateter foley: selang bebas lipatan, warna dan jumlah urine, selang ditempelkan
pada paha.
d. Selang NG untuk penghisapan: warna dan jumlah drainase.
e. Selang dada.
8) Periksa laporang ruang pemulihan (recovery room/RR) terhadap:
a. Adanya obat yang diberikan.
b. Masukan dan haluaran urine.
c. Adanya masalah khusus.
d. Perkiraan kehilangan darah.
9) Palpasi nadi pedalis secara bilateral.
10) Evaluasi kembalinya refleks gag.
11) Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya waktu di
bawah anestesi.
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d pembedahan.
2. Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi terhadap penurunan
cardiac output, perdarahan intra operasi.
3. Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
c. Rencana tindakan dan rasional
1. Nyeri b/d pembedahan.
Batasan karakteristik: menyatakan tidak nyaman, mengeluh nyeri, meringis, postur
tubuh tegang.
Hasil pasien: Mendemontrasikan berkurangnya rasa tidak nyaman.
Kriteria evaluasi: Tidak merasa sakit, postur tubuh rileks, tidak mengeluh.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengenal indikasi kemajuan dan
Tekanan darah, nadi dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
pernafasan setiap 15 menit.
Intensitas nyeri dengan skala 1-
10.
Tingkat kesadaran.
2. Jika diresepkan analgetik, aturlah Mempertahankan kadar darah yang
analgesic secara rutin selama 24 jam konsisten dari analgesic merupakan
pertama, tanpa menunggu pasien pengendali yang terbaik.
memintanya.
3. Beritahu dokter jika analgesic tidak Mengindikasikan perlunya untuk
dapat menghilangkan sakit. mengubah dosis, jarak, atau jenis
analgesic. Juga mengindikasikan adanya
komplikasi, seperti perdarahan ke bagian
yang dioperasi.
4. Latih teknik distraksi seperti nafas Teknik distraksi seperti nafas dalam dapat
dalam. meningkatkan relaksasi pasien dan
membantu mengontrol nyeri.
2. Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi terhadap penurunan
cardiac output, perdarahan intra operasi.
Batasan karakteristik: Menunjukkan manifestasi awal komplikasi, pengamatan insisi
pasca pembedahan.
Hasil pasien: mendemontasikan tidak adanya komplikasi.
Kriteria evaluasi: Tidak ada dehidrasi, tidak ada perdarahan, vital sign dalam batas
normal, masukan dan haluaran seimbang.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Pantau: Mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
tanda vital setiap 5 menit.. adanya penyimpangan dari hasil yang
Masukan dan haluaran durante diharapkan.
operasi.
2. Berikan cairan pengganti sesuai Mengganti kehilangan/haluaran cairan
dengan haluaran dari urine, sesuai dengan jumlah haluaran yang
penguapan, perdarahan serta terjadi untuk mencapai keseimbangan
kebutuhan cairan maintenance. cairan tubuh.
3. Kaji refill time.
4. Kolaborasi pemberian cairan Mengidentifikasikan adanay gangguan
elektrolit pengganti bila terjadi perfusi jaringan akibat penurunan cardiac
perdarahan > 500 cc. output akibat penggunaan obat anestesi.
Menggantikan elektrolit yang hilang
durante operasi.
3. Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
Batasan karakteristik: Meminta bantuan beberapa aspek AKS (makan, mandi,
berdandan, ke kamar mandi, ambulasi).
Hasil pasien: mendemonstrasikan bahwa kebutuhan AKS terpenuhi.
Kriteria evaluasi: Mengidentifikasikan area kebutuhan, mengungkapkan AKS terpenuhi.
Rencana intervensi:
No Intervensi Rasional
1. Tentukan tingkat bantuan yang Mendorong kemandirian pasien.
diperlukan. Berikan bantuan AKS
sesuai keperluan. Membiarkan pasien
melakukan sebanyak mungkin
aktifitas untuk dirinya sebatas yang
diperbolehkan.
Berikan waktu yang cukup bagi
2. pasien untuk melkaukan aktifitas. Membebani pasien dengan aktifitas akan
Jelaskan prosedur pasca operasi yang menimbulkan frustasi.
harus ditaati pasien:
3. Berbaring telentang selama waktu Pengetahuan dapat meningkatkan
anestesi masih berpengaruh. kerjasama pasien sehingga membnatu
Larangan makan minum sampai pasien mentaati prosedur pasca operasi.
peristaltic usus baik pada anestesi
dengan inhalasi.
Telentang 24 jam pada
penggunaan anestesi SAB, boleh
miki/mika tapi tidak boleh duduk.
Boleh minum sedikit bila sudah
sadar baik.
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE – INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
PENGKAJIAN
A. PRA OPERASI
I. Identitas
Nama : Ny. J
Umur : 47 tahun Register : 10113448
Jenis kelamin : perempuan Diagnose : Ca vulva post vulvectomy
Suku Bangsa : Jawa pro groin dissection.
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Alamat : Desa Cepet Rt 1/RW 3, Ngawi.
Keluhan utama : nyeri pada kemaluan dan keluar darah
Sejak lebih kurang 3 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri pada kemaluan hilang
timbul serta seperti tumbuh benjolan pada kemaluan bagian luar, dibawa berobat ke dokter
swasta di Ngawi dan diberi obat tapi nyeri tidak berkurang. Kemudian pasien mengeluhkan
keluar darah dari kemaluan dan nyeri dirasa semakin hebat. Pasien berobat ke RSUD
Magetan dan dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk mendapat penanganan lebih
lanjut. Pasien dilakukan biopsi pada tgl 20 Februari 2015 dengan hasil adanya keganasan.
Kemudian pasien dilakuan vulvectomy pada tanggal 25 Februari 2015 dan dilakukan
pengangkatan massa tumor, diperiksakan ke PA dan hasilnya adanya keganasan. Kemudian
pasien direncanakan untuk dilakukan groin dissection untuk mengetahui adanya metastase
tumor ke kelenjar inguinalis dan sekitranya pada tgl 27 Februari 2015
II. Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya : DM dan riwayat HT disangkal.
2.2 Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan
dilakukan dan bertanya mengapa harus dioperasi lagi. Pasien banyak bicara ngalur-ngidul.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-) .
2.4 Keadaan kesehatan lingkungan : tidak dikaji
2.5 Riwayat kesehatan lainnya : taa
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu :-
Kaca mata :-
Pendengaran : taa
Lain-lain : taa
III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sadar CM, terbaring di tt
2. Tanda vital : S: 36,8 0C, N: 112 x/mnt, TD: 110/70 mmHg, RR: 20 x/mnt
Body System
3.1 Pernafasan
Hidung : taa
Trachea : taa
Dada
Bentuk : simetris
Gerakan : simetris, nyeri dada (-).
Suara nafas dan lokasi : vesikuler +/+
Jenis nafas : hidung
Batuk : --
Sputum : taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 20 x/mnt.
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada : taa
Pusing : taa.
Kram kaki : --.
Sakit kepala : --
Palpitasi : --
Clubing finger :--
Suara jantung : S1 S2 tunggal.
Edema : taa
Kapilari refill : 2 dtk.
Lainnya : --
3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS : E4 V5 M6
Kepala dan wajah : dbn
Mata : anemis (-), sianosis (-).
Sklera : putih
Konjunctiva : merah muda.
Pupil : isokor
Leher : DVJ (-).
Reflek fisiologis : dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman : dbn
Pengecapan : dbn
Penglihatan : dbn
Perabaan : dbn
Lainnya : --
3.4 Perkemihan - Eliminasi Urine
Produksi urine : tidak dapat dikaji
Warna urine :--.
Gangguan saat kencing : taa.
Lainnya :-
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut : bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Tenggorokan : sakit menelan (-).
Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik.
Rectum : dbn
Bab : --
Obat pencahar : --
Lavement : --
Lain-lain : --
3.6 Tulang – Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi: 555 555
555 555
Extremitas :
- Atas : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Bawah : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Tulang belakang :dbn
Kulit:
- Warna kulit :sawo matang.
- Akral :hangat, oedem (--)
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : --
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan fisik: taa
3.8 Sistem Hematopoieti
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu: --
Type darah: O
3.9 Reproduksi
Perempuan : pasien menopause 1 tahuan yang lalu, riwayat menarche umur 16 tahun,
nyeri haid jarang, riwayat persalinan 2 kali, spontan, di bidan, umur anak terkecil 23
tahun.
Pemeriksaan alat genetalia eksterna : vulva tidak ada, labia mayora dan labia minora
tidak ada, bekas luka operasi vulvectomy kering. Pemeriksaan kelenjar getah bening
inguinal kiri kanan teraba ada massa, berdungkul tidak merata
3.10 Psikososial
Konsep diri: --
Citra diri:
Tanggapan tentang tubuh: taa
Bagian tubuh yang disukai: taa
Bagian tubuh yang tidak disukai: taa
Persepsi thd kehilangan bagian tubuh: taa
Lainnya, sebutkan: taa
Identitas :
Status klien dalam keluarga: istri, ibu rumah tangga
Kepuasan klien thd status dan posisi dlm keluarga: puas
Kepuasan klien thd jenis kelamin: puas
Lainnya, sebutkan: taa
Peran :
Tanggapan klien thd perannya : cukup puas.
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya : sanggup melaksanakan peran.
Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/harapan:
harapan klien thd: = Tubuh : suapaya cepat sembuh.
= Posisi (dlm pekerjaan) : taa
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan:taa.
Harapan klien thd lingkungan: taa
Harapan klien thd penyakit yg diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Harga diri:
Tanggapan klien thd harga dirinya: taa
Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
Hubungan dengan klien: suami.
Dukungan keluarga: baik
Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik
Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas.
Konflik yang terjadi terhadap: taa
3.11 Spiritual:
Konsep tentang penguasa kehidupan : Allah SWT.
Sumber kekuatan/harapan saat sakit : Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta
dukungan keluarga.
Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini : dapat melaksanakan sholat dengan baik
(selama dirawat klien sholat di TT).
Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan
saat ini : taa
Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama : taa
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat
ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu.
Pemeriksaan penunjang:
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
20/02/2015 Biopsi jaringan tumor. Invansive keratinizing Tidak ada.
epidermoid carcinoma, well
differentiated dengan bentukan
papil.
21/02/2015 Mikrobiologi urine:
Jml kuman/ml/24 jam > 105 --
jenis kuman proteus mirabilis. --
Kepekaan antibiotika:
Amikasin + +
Ampisilin + +
Chlorampenicol + +
Cotrimoxazole + +
Cefepime + +
Ceftriaxone + +
Nalidixic acid + +
Nitrofurantoin - +
Terapi:
Tanggal 27 Februari 2015:
Diet bubur kasar, Kanamycin 3x2 tab, Adona 3x1 ampul, Ampisilin 3x1 gr, Gentamycin 2x 80 mg,
siap GSH 2 bag, lavament, puasa mulai pk. 03.00 WIB.
ANALISA DATA:
DATA ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MASALAH
S: Pasien mengatakan Kurang Kurang pengetahuan mengenai Ansietas
takut dengan operasi pengetahuan beberapa aspek pembedahan
yang akan dilakukan. mengenai
O: Pasien banyak beberapa aspek Kurang dapat memahami tujuan
bertanya tentang operasi pembedahan. pembedahan
yang akan dilakukan,
pasien banyak bicara Gelisah, cemas, takut
ngalur-ngidul, skala
HARS: 5-6
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pembedahan.
Data penunjang:
S: Pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan dilakukan.
O: Pasien banyak bertanya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalur-
ngidul, skala HARS: 5-6
Rencana Intervensi
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
Ansietas b/d kurang Setelah diberikan Kaji tingkat ansietas pasien. Membantu menentukan 07.00 Mengkaji tingkat pemahaman Pasien tenang, pasien
pengetahuan mengenai asuhan keperawatan intervensi keperawatan pasein tentang prosedur operasi mengatakan mengerti dengan
beberapa aspek pembedahan. selama 15 menit, untuk mengatasi ansietas. yang akan dilakukan. penjelasan yang diberikan
Data penunjang: ansietas berkurang. Jelaskan apa yang terjadi Pengetahuan tentang apa mengenai prosedur dan tujuan
S : Pasien mengatakan takut selama periode pra operasi yang diperkirakan 07.05 Menjelaskan prosedur operasi yang operasi dilakukan.
dengan operasi yang akan dan pasca operasi, termasuk membnatu mengurangi akan dilakukan secara sederhana.
dilakukan. obat-obatan pra operasi, ansietas dan meningkatkan
O : Pasien banyak bertanya tinggal di ruang pemulihan kerjasama pasien selama 07.10 Mengajarkan pasien nafas dalam
tentang operasi yang akan dan program pasca operasi. pemulihan. untuk mengurangi nyeri.
dilakukan, pasien banyak Ajarkan dan usahakan Mendorong keterlibatan
bicara ngalur-ngidul, skala pasien untuk : nafas dalam pasien dalam perawatan diri 07.15 Memberikan kesempatan pasien
HARS: 5-6 berbalik turun dari tempat pasca operasi. untuk mengungkapkan
tidur. Membebat bagian perasaannya.
yang dibedah ketika batuk.
Biarkan pasien Dengan mengungkapkan
mengungkapkan perasaan perasaan membantu
tentang pengalaman ketika memecahkan masalah dan
pembedahan sebelumnya. memungkinkan pemberi
Perbaiki jika ada kekeliruan perawatan untuk
konsep. mengidentifikasi kekeliruan
yang dapat menjadi sumber
ketakutan.
Lengkapi daftar aktifitas Daftar cek memastikan
pada daftar cek pra operasi. semua aktifitas yang
diperlukan sudah lengkap.
Aktifitas tersebut dirancang
untuk membantu pasien
siap secara fisiologis untuk
pembedahan, sehingga
mengurangi resiko lamanya
penyembuhan.
Tegaskan penjelasan dari Pengulangan tersebut
dokter. meningkatkan pemahaman
pasien.
Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
Data penunjang:
S: -
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi
cairan 500 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc.
2. Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang banyak.
Data penunjang:
S:--
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi
cairan 1000 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc, lama pembedahan 1 jam 30
menit.
Diagnosa Keperawatan Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
Resiko kekurangan volume Setelah diberikan asuhan Pantau: Mengidentifikasi indikasi 08.30 Mengukur vital sign. TD: 110/70 mmHg, N:
cairan b/d penurunan cardiac keperawatan selama operasi tanda vital setiap 5 kemajuan atau adanya 08.40 Melakukan hidrasi cairan 500 88 x/mnt; RR: 20
output akibat penggunaan berlangsung, kekuranagn menit.. penyimpangan dari hasil yang cc. x/mnt; S: 36,50C, HR:
obat anestesi, perdarahan volume cairan tubuh tidak Masukan dan haluaran diharapkan. 08.50 Memasang dower catheter 88 x/mnt,
durante operasi. terjadi. durante operasi. (urine 750 cc) Output dan input
Data penunjang: Mengganti kehilangan/haluaran 09.30 Mengobservasi balance seimbang, refill time
S: -- Berikan cairan cairan sesuai dengan jumlah cairan. 1-3 detik.
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 pengganti sesuai haluaran yang terjadi untuk 10.00 Mengukur vital sign (TD:
x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 dengan haluaran dari mencapai keseimbangan cairan 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt,
x/mnt, anestesi SAB, hidrasi urine, penguapan, tubuh. HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt;
cairan 1000 cc, urine 750 cc, perdarahan serta S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
refill time 3 dtk, perdarahan kebutuhan cairan 10.30 Mngukur balance cairan:
50 cc. maintenance. Mengidentifikasikan adanay urine: 1500 cc, penguapan:
gangguan perfusi jaringan akibat 150 cc, perdarhan 50 cc
Kaji refill time. penurunan cardiac output akibat (1700 cc), cairan masuk:
penggunaan obat anestesi. (2500 cc)
Resiko hipotermi b/d Setelah diberikan asuhan Catat suhu pra operasi. Sebagai dasar untuk memantau 08.30 Membaringkan pasien di atas TD: 110/70 mmHg, N:
pembedahan lama dengan keperawatan selama operasi Pantau: suhu intra operasi. Elevasi suhu meja operasi, memberi alas 88 x/mnt, HR: 88
pengeluaran darah atau cairan berlangsung, hipotermi Vital sign. pra operasi adalah indikasi dari meja operasi dengan kain x/mnt, RR: 20 x/mnt;
yang banyak. tidak terjadi. proses penyakit. bersih. S: 36,50C, akral hangat
Data penunjang: Keseimbangan cairan Mengidentifikasi adanya 09.00 Mempersempit lapang dan kering.
S:-- durante operasi. penyimpangan dari criteria yang operasi denagn doek steril.
O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 Kestabilan suhu diharapkan. Kehilangan cairan 09.10 memantau vital sign: TD:
x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 ruangan operasi. durante operasi dapat 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt;
x/mnt, anestesi SAB, hidrasi meningkatkan suhu tubuh. HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt;
cairan 500 cc, urine 750 cc, S: 36,40C, refill time 3 dtk,
refill time 3 dtk, perdarahan Kaji suhu lingkungan Membantu mempertahankan suhu suhu ruang operasi: 200C.
50 cc, lama pembedahan 1 dan modifikasi sesuai pasien. 10.30 Mengukur vital sign (TD:
jam 30 menit. kebutuhan. Lindungi 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt,
area kulit diluar HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt;
wilayah operasi. S: 36,9 0C), refill time: 2 dtk.
Sediakan selimut Kehilangan panas dapat trejadi
penghangat pada saat- waktu kulit dipajankan dengan
saat darurat untuk suhu dingin. Anestesi dapat
anestesi. menekan hipotalamus dan
mnegakibatkan gangguan regulasi
suhu tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, The
C.V Mosby Company St. Louis, USA.
Barbara Engram (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid II Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
C.J.H Van De Velde, F.T. Bosman, D.J.Th.Wagener (1999), Onkologi, Panitia Kanker RSUP Dr.
Sardjito, Yogyakarta.
Geoffrey Chamberlain, Sir John Dewhurst (1994), Obstetri dan Ginekologi Praktis, Widya Medika,
Jakarta.
Guyton & Hall (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedoketran EGC,
Jakarta
Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I, Penerbit Buku
Kedoketran EGC, Jakarta.
Larry J.Copeland (1993), Textbook of Gynecology, WB. Sauders Company, Philadelphia.
Marylin E. Doenges (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3, Penerbit Buku Kedoketran EGC, Jakarta.
R. Sjamsuhidajat, Wim De Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 4 Buku 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta