PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Obstruksi usus atau sering disebut ileus obstruktif merupakan
kegawatan dalam bedah abdomen yang sering dijumpai, merupakan 60-70%
seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut. Di Indonesia,
tercatat 7.059 kasus yang dirawat inap dan 7.024 kasus rawat jalan pada 2004,
sedangkan di Amerika, diperkirakan sekitar 300-400 ribu kasus tercatat tiap
tahunnya (Jeekel, 2003).
Obstruksi ini dapat bersiat parsial atau komplet. Keparahannya
tergantung pada daerah usus yang terkena, derajat dimana lumen tersumbat,
dan khususnya derajat dimana sirkulasi darah dalam dinding usus terganggu.
Jadi, obstruksi usus adalah penyumbatan yang terjadi pada usus dimana
fungsi peristaltik usus normal namun isi usus tidak mampu untuk berjalan
kedepan untuk menjalani proses sebagaimana fungsi normal usus.
Kebanyakan obstruksi usus (85%) terjadi dalam usus halus. Perlekatan
paling umum menyebabkan obstruksi usus halus (insiden sebanyak 60%),
diikuti dengan hernia dan neoplasma. Penyebab lain mencangkup intususepsi,
vulvus (pemutaran usus), dan ileus paralitik. Dan diperkirakan 15% obstruksi
usus terjadi di usus besar dan kebanyakan ditemukan di sigmoid. Penyebab
paling umum adalah karsinoma, divertikulitis, gangguan usus inflamasi dan
tumor ganas. (Brunner & Suddarth, 2001)
Usus halus yang mengalami strangulasi dapat menjadi nekrosis dan
ganggrendalam waktu
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
Besar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 OBSTRUKSI USUS HALUS
2.1.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Usus halus adalah tabung yang panjangnya
2,5 m dalam
keadaan hidup dan 6 m saat mati saat otot telah kehilangan tonusnya dan
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
Besar
omphalomesentericus,
(tabung
panjang
yang
penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, usus ini memiliki panjang sekitar 2-4 m
dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh
usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam
empedu.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
Besar
isi
usus
2.1.2 DEFINISI
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan aliran
normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat bersifat
akut maupun kronis, parsial maupun total. Obstruksi usus kronis
biasanya mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan
tumor dan perkembangannya lambat (Sylvia & Lorraine, 2005).
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
Besar
yaitu
penyakit akibat
turunnya
buah
zakar
seiring
Crohn (juga
dikenal
sebagai kolitis
Besar
10
berupa
saluran
terbuka
dari
lambung
yang
tidak
Besar
11
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
12
obstruksi,
selanjutnya
yang
lamanya
bias
obstruksi,
muncul
dan
termasuk
penyebabnya.
dehidrasi,
Gejala
oliguria,
Besar
13
intraseluler
5. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus
ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih
efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
6. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
14
morbiditas
dan
mortalitas.
Hal
ini
disebabkan
telah
Dekompressi usus.
Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa.
Atasi dehidrasi.
Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
15
WOC (Terlampir)
2.1.11
PROGNOSIS
Usus yang mengalami strangulasi (keadaan terjepitnya suatu
saluran, yang mengakibatkan gangguan oksigenasi jaringan) dapat
menjadi nekrosis dan gangren dalam waktu setidak-tidaknya 6 jam.
Diagnosis yang akurat dan cepat memegang peranan penting.
Keterlambatan diagnosis obstruksi lengkung usus tertutup atau
strangulasi memperburuk prognosis. Obstruksi lengkung usus terbuka
biasanya akan sembuh dengan terapi konservatif. Angka mortalitas
meningkat dramatis (dari 10-50% menjadi 50%) jika iskemia usus
ditemukan pada saat operasi (Burner & Suddarth, 2002).
2.1.12
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Keluhan utama
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
16
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya
biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan
kaku.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
misalnya gejala awal sakit, keluhan utama seperti yang tertera diatas. Kaji
skala nyeri dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S
Besar
17
2. B2 (Blood)
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi
Tanda : Syok
3. B3 (Brain)
Gejala : pusing, pening
Tanda : gelisah
4. B4 (Bladder)
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
5. B5 (Bowel)
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik,
anoreksia, mual atau muntah dan haus terus menerus.
Tanda
Etiologi
Obstuksi usus
Masalah
Nyeri
Distensi perut
Nyeri
Obstruksi usus
Risiko kekurangan
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
18
DO : mual, muntah
volume cairan
Distensi abdomen/
akumulasi gas di usus
Mual muntah
Risiko kekurangan cairan
Tekanan intra-abdomen
meningkat
Ketidakefektifan
pola nafas
Relaksasi diafragma
terhambat
Kapasitas residual
fungsional
Suplai O2 menurun
Sesak
Besar
19
Risiko infeksi
Terjadinya obstruksi
Konstipasi
Anxietas
Pre Operasi
Kurang pengetahuan
Anxietas
1.
2.
3.
4.
mual muntah.
Tujuan
Besar
20
TD
ortostatik
berubah
dan
peningkatan
takikardia
Tujuan
Kriteria Hasil:
Dalam 1 x 24 jam nyeri mereda
Intervensi
Besar
21
gastrointestinal,
irigasi
saluran
gastrointestinal
membantu
mempertahankan ketepatan.
4. Pertahankan posisi semi fowler.
Rasional : Membantu gerakan gralisasi terhadap selang gastrointestinal
dan meningkatkan ekspansi paru.
5. Pertahankan puasa sampai bising usus kembali, distensi abdomen
berkurang dan flatus keluar.
Rasional : Memungkinkan makanan peroral dengan tidak ada bising usus
akan meningkatkan distensi dan ketidaknyamanan.
6. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional :
umum.
3. Diagnosa
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
22
nutrisi.
Tujuan
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
2. Berat badan stabil.
3. Pasien tidak mengalami mual muntah.
Intervensi :
1. Anjurkan pembatasan aktivitas selama fase akut.
Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan
kalori dan simpanan energi.
2. Anjurkan istirahat sebelum makan.
Rasional : Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk
makan.
3. Berikan perawatan oral.
Rasional : Rasa tak enak, bau dan penampilan dapat menurunkan nafsu
makan dan merangsang mual dan muntah.
4. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen.
Rasional : Mencegah serangan akut.
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, mis: antikolinergik 15-30
menit sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan kram dan diare, menurunkan motilitas gaster
dan meningkatkan waktu untuk absorpsi nutrisi.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
23
5. Diagnosa
Tujuan
usus.
Kriteria Hasil: Klien tidak menunjukan gejala terjadinya infeksi (misal demam)
Intervensi :
1. Pantau kualitas dan intensitas nyeri, TTV dan status abdomen.
Rasional : Deteksi dini terhadap potensial masalah.
2. Beritahu dokter segera bila nyeri abdomen, suhu, lingkaran abdomen
terus meningkat disertai dengan penghentian bising usus tiba-tiba.
Rasional : Temuan ini menunjukkan potensial ruptur dan peritonitis
sehingga intervensi bedah daperuntukkan untuk mencegah akibat yang
serius.
3. Siapkan pasien untuk pembedahan usus bila direncanakan.
Rasional : Obstruksi vaskuler atau mekanis umumnya memerlukan
intervensi bedah.
4. Ikuti kewaspadaan umum, mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
perawatan dan menggunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah
atau cairan tubuh yang mungkin terjadi.
Rasional : Penyakit meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi.
Petugas pelayanan kesehatan paling umum sebagai sumber infeksi
nosokomial.
6. Diagnosa : Konstipasi berhubungan dengan kelemahan fungsi abdomen
Tujuan
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
24
Tujuan
ditangani.
Kriteria hasil :
1. Klien menunjukan koping individu yang kuat
2. Klien akan menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan.
Intervensi :
1. Motivasi klien menyatakan perasaannya.
Rasional : Membantu pasien/orang terdekat dalam mengidentifikasi
masalah yang menyebabkan stress.
2. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Rasional : Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan dapat
memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.
3. Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat, ajarkan teknik relaksasi.
Rasional : Relaksasi mengurangi stress dan ansietas serta membantu klien
untuk mengatasi ketidakmampuannya.
4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku koping yang digunakan pada
masa lalu.
Rasional : Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan
masalah/ stress saat ini, meningkatkan rasa kontrol dari pasien.
D. EVALUASI
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
25
masukan
makanan,
mempertahankan/
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
26
menyilangi
abdomen
sebagai
kolon
transversum
dalam
Besar
27
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
28
usus
besar
merupakan
kondisi
darurat
yang
merupakan gangguan aliran isi usu besar yang dapat terjadi secra parsial
ataupun secara total. Obstruksi pada daerah ini biasanya disebabkan oleh
kanker kolon. Obstruksi pada daerah usus besar ini sangat sulit
dibedakan dengan kelainan motilitas.
Obstruksi usus terjadi apabila sumbatan mencegah aliran normal
dari isi usus melalui saluran usus (Brunner & Suddarth, 2001).
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
29
Aliran ini dapat terjadi karena 2 tipe proses yaitu Mekanis dan
Fungsional:
1. Tipe proses mekanis yaitu terjadinya obstruksi intramural atau
obstruksi mural dari tekanan pada dinding usus. Contoh penyebab
kondisi ini adalah intususepsis, tumor polipoid dan neoplasma,
stenosis, striktur, perlekatan, hernia, dan abses.
2. Tipe proses fungsional yaitu muskulatur usus tidak mampu
mendorong isi sepanjang usus. Contohnya adalah amiloidosis,
distrofi otot, gangguan endokrin seperti diabetes melitus, atau
gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson yang juga bersifat
sementara sebagai akibat dari penanganan usus selama pembedahan.
Obstruksi usus besar mengakibatkan isi usus, cairan dan gas
berada
pada
bagian
proksimal
obstruksi.
Obstruksi
ini
dapat
menyebabkan distensi hebat dan perforasi kecuali gas dan cairan yang
masih dapat mengalir balik melalui katup ileal (Burner & Suddarth,
2011).
2.2.3 ETIOLOGI
Etiologi Obstruksi Usus Besar menurut Burner & Suddarth
(2011):
1. Kanker usus besar
Kanker merupakan penyebab utama terjadinya obstruksi usus besar.
Banyak kanker usus besar yang diketahui berasal dari polip
adenoma pada usus dan penumpukan tinja akibat konstipasi yang
terlalu
lama.
Perkembangan
polip
tersebut
kadang-kadang
Besar
30
bawaan yang paling umum dari saluran pencernaan. Ini terjadi pada
sekitar 2-3 persen dari populasi umum. Ini adalah cacat bawaan,
yang berarti bahwa anda dilahirkan dengan itu atau dengan kelainan
struktur.
3. Sembelit
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem
pencernaan di mana seorang manusia mengalami pengerasan tinja
yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan
dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya.
4. Strikur
Strikur merupakan proses penyempitan usus yang disebabakan oleh
peradanagan pada jaringan parut. Bila terjadi penganangkatan pada
bagian yang terkena peradangan dapat menyebabkan gangguan
fungsi nutrisis usus halus.
5. Adhesi atau perlengketan pasca bedah
Adhesi bisa terjadi setelah pembedahan abdominal sebagai respon
peradangan intra abdominal. Jaringan parut bisa melilit pada sebuah
segmen dari usus, dan membuat segmen itu kusut atau menekan
segmen itu sehingga bisa terjadi segmen tersebut mengalami supply
darah yang kurang. Lengkung usus menjadi melekat pada area yang
sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan
abdomen, akibatnya 3 atau 4 pasca operatif keadaan ini
menghasilkan perputaran lengkung usus.
6. Intususepsin
Intususepsi adalah invaginasi atau masuknya sebagian dari usus ke
dalam lumen usus yang berikutnya. Intususepsi sering terjadi antara
ileum bagian distal dan cecum, dimana bagian terminal dari ileum
masuk kedalam lumen cecum. Salah satu bagian dari usus menyusup
ke dalam bagian lain yang ada di bawahnya (seperti pendekatan
teleskop), akibatnya terjadi penyempitan lumen usus. Intususepsin
yang terjadi pada anak-anak bersifat idiopatik (penyebabnya tidak
diketahui).
7. Volvulus
Merupakan usus yang terpuntir sedikitnya sampai dengan 180
derajat sehingga menyebabkan obstruksi usus dan iskemia, yang
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
31
yaitu
penyakit akibat
turunnya
buah
zakar
seiring
dikenal
sebagai kolitis
2.2.4 PATOFISIOLOGI
Seperti pada obstruksi usus halus obstruksi usus besar
mengakibatkan isi usus, cairan dan gas berada di proksimal sebelah
lokasi obstruksi. Obstruksi pada usus besar dapat menimbulkan distensi
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
32
hebat dan perforasi kecuali gas dan cairan yang masih dapat mengalir
balik melalui katup ileal.
Pada obstruksi usus besar, meskipun menutup seluruhnya
biasanya tidak terlalu berbahaya asalkan suplai darah ke kolon tidak
terhambat. Apabila suplai darah berhenti maka akan terjadi strangulasi
dan nekrosis atau kematian jaringan. Kondisi ini dapat menancam
hidup. Pada usus besar, proses dehidrasi akan berjalan lebih lambat
dibandingkan dengan obstruksi pada usus halus, hal ini dikarenakan
kolon mampu mengabsorbsi isi cairanya dan dapat melebar sampai
ukuran diatas kapasitas ukuran normalnya (Burner & Suddath, 2002).
Bagan patofisiologi obstruksi usus besar
Perlekatan, intususepin,
hernia, volvulus
Penyempitan
lumen usus besar
Suplai darah ke
usus terhenti
Terjadinya nekrosis
atau kerusakan
jaringan usus
bawah.
Akhirnya
terjadi
muntah
fekal,
dapat
juga
Besar
33
Besar
34
untuk
Sekostomi berisiko
membuka
buruk
lilitan
terhadap
dan
dekompresi
pembedahan
dan
usus.
sangat
Besar
35
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas D
yang luas
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasnya diberikan
selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi,
dan/atau imunoterapi.
Terapi ajufan standar yang diberikan kepada paien dengan
kanker kolon kelas C adalah program 5-FU/Levamesole. Pasien dengan
kanker rektal dengan kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU
dan dosis tinggi radiasi pelvis (Burner & Sudath, 2002).
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif,
intraoperatif dan postoperatif untuk memperkecil tumur, mencapai hasil
yang lebih baik dari pembedahan dan mengurangi resiko kekambuhan.
Untuk tumor yang tidak dioperasi atau tidak dapat direseksi, radiasi
digunakan untuk menghilangkan gejala secara bermakna. Alat radiasi
intraaktivitas yang dapat diimplantasikan dapat digunakan.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
36
pembedahan dan
serta
reanastomosis
lanjut
dari
kolostomi
Besar
37
WOC (Terlampir)
2.2.11
PROGNOSIS
Pasien obstruksi usus besar dengan kanker pada saat diagnosis
mempunyai prognosis yang lebih buruk. Angka mortalitas
meningkat dramatis (20%) jika iskemia atau perforasi terjadi. Pada
obstruksi usus besar, biasanya angka kematian berkisar antara 1530 %. Perforasi sekum merupakan penyebab utama kematian yang
masih dapat dihindarkan (Kahan & Ravers, 2011).
2.2.12
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.
Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya
biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan
kaku.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
38
2.
4.
5.
Pemeriksaan umum
a. Inspeksi: perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm
steifung. Benjolan pada regio inguinalis, femoral, dan skrotum
menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat terlihat
massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila
ada bekas luka operasi sebelumnya.
b. Auskultasi: hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase
6.
b. B2 (Blood)
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
39
Tanda : Syok
c. B3 (Brain)
Gejala : pusing, pening
Tanda : gelisah
d. B4 (Bladder)
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
e. B5 (Bowel)
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat
kolik, anoreksia, mual atau muntah dan haus terus menerus.
Tanda
Besar
40
Kapasitas residual
fungsional
Suplai O2 menurun
Sesak
Ketidakefektifan pola nafas
DS : Klien mengeluh tidak
Nyeri
Nutrisi kurang dari
nafsu makan dan mual
kebutuhan tubuh
DO : misal
Mual & muntah
A:
BB 55 Kg, sedangkan BB Penurunan intake nutrisi
idealnya 64,8 Kg
TB 172 cm
Nutrisi kurang dari
LILA30 cm
kebutuhan tubuh
B = kenaikan Hb, eritrosit,
leukosit dan limfosit, Albumin
3,5 gr/dl
C = Klien merasa mual dan
terlihat
lemas,
membran
mukosa pucat
D
=
Klien
hanya
menghabiskan setengah porsi
ketika makan. Jenis diet tinggi
kalori, tinggi protein
DS : Klien mengaku susah
Terjadinya obstruksi
Konstipasi
buang air besar
DO : Dalam 3 hari klien tidak Penumpukan isi usus di
buang air besar
bagian peroksimal
Konstipasi
Penatalaksanaan
pembedahan
Anxietas
Pre Operasi
Kurang pengetahuan
Anxietas
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
41
Tujuan :
Nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Hasil:
Dalam 1x 24 jam nyeri mereda
Intervensi
gastrointestinal,
irigasi
saluran
gastrointestinal
membantu
mempertahankan ketepatan.
4. Pertahankan posisi semi fowler.
Rasional : Membantu gerakan gralisasi terhadap selang gastrointestinal
dan meningkatkan ekspansi paru.
5. Pertahankan puasa sampai bising usus kembali, distensi abdomen
berkurang dan flatus keluar.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
42
Tujuan
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
2. Berat badan stabil.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
43
Tujuan
Kriteria Hasil:
BAB pasien dalam batas normal dalam bentuk feses lunak.
Intervensi
Besar
44
Tujuan
ditangani.
Kriteria hasil :
1. Klien menunjukkan koping individu yang kuat.
2. Klien akan menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan.
Intervensi :
1. Motivasi klien menyatakan perasaannya.
Rasional : Membantu pasien/orang terdekat dalam mengidentifikasi
masalah yang menyebabkan stress.
2. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Rasional : Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan dapat
memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.
3. Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat, ajarkan teknik
relaksasi.
Rasional : Relaksasi mengurangi stress dan ansietas serta membantu
klien untuk mengatasi ketidakmampuannya.
4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku koping yang digunakan
pada masa lalu.
Rasional : Perilaku yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan
masalah/ stress saat ini, meningkatkan rasa kontrol dari pasien.
D. EVALUASI
1. Nyeri hilang atau terkontrol.
2. Menunjukkan peningkatan
masukan
atau
intake
makanan,
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
45
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 KESIMPULAN
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan aliran normal
isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun
kronis, parsial maupun total. Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon
akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan tumor dan perkembangannya
lambat.
Obstruksi usus halus meliputi obstrusksi parsial atau total usus halus.
Penyebab obstruksi usus halus yang paling sering meliputi adhesi, hernia dan
tumor. Pada obstrusksi usus halus dapat terjadi obstruksi lengkung usus
terbuka ataupun tertutup. Pada obstruksi lengkung usus tertutup komplikasi
penyakit dapat terjadi dengan cepat, sedangkan pada obstruksi usus terbuka
perkembangan komplikasi menjadi lebih lambat.
Obstruksi usus besar merupakan gangguan aliran isi usus besar yang
dapat terjadi secra parsial ataupun secara total. Obstruksi pada daerah ini
biasanya disebabkan oleh kanker kolon. Obstruksi pada daerah usus besar ini
sangat sulit dibedakan dengan kelainan motilitas.
5.2 SARAN
Sebaiknya mahasiswa keperawatan memahami dan mempelajari
mengenani obstruksi usus baik usus besar maupun usus kecil. Hal ini
dikarenakan Obstruksi usus atau sering disebut ileus obstruktif merupakan
kegawatan dalam bedah abdomen yang sering dijumpai.
Dengan memahami dan mempelajari dengan baik maka mahasiswa
diharapkan mampu melakukan implementasi keperawatan yang sesuai untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
46
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah (edisi 8).
Jakarta: EGC
Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat (edisi 2).
Jakarta: EGC
Crace, Pierce & Neil Borley. 2006. At Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta.
Erlangga Medical Series
Heller,
Jacob
L.
2012.
Small
Bowel
Obstruction.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000260.htm.
diakses
Chrysti.
2011.
Large
Bowel
Obstruction.
Nittany
Health.
2011.
Large
Bowel
Obstruction.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Obstruksi Usus Halus Dan Usus
Besar
47