ILEUS OBSTRUKTIF
Oleh:
dr. Hardiansyah
Pembimbing:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus yang mana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi
usus. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kelainan didalam lumen usus, dinding usus
atau benda asing diluar usus yang menekan, serta kelainan vaskularisasi pada
suatu segmen usus yang dapat menyebabkan nekrosis segmen usus.1
Berdasarkan data dari World Health Organization tahun 2008 penyakit
saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian didunia. Indonesia
menempati urutan ke 107 dalam jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit
saluran cerna di dunia yaitu 39,3 jiwa per 100.000 jiwa. Setiap tahunnya, 1 dari
1000 penduduk dari segala usia didiagnosis ileus. Obstruksi usus sering disebut
juga ileus obstruksi yang merupakan kegawatan dalam bedah abdomen yang
sering dijumpai. Ileus obstruksi merupakan 60-70% seluruh kasus akut abdomen
yang bukan apendisitis akut.2
Akut abdomen menjadi salah satu gejala yang sering dikeluhkan pasien ke
dokter. Sekitar 60 % - 90 % kasus ileus menjadi penyebab akut abdomen yang
bukan apendisitis akut. Menurut Ansari P (2007) dari segala usia, setiap tahun ada
1 dari 1000 orang yang terdiagnosa ileus. Terdapat 2 macam ileus, yakni ileus
obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif merupakan pasase usus yang
terganggu akibat sumbatan mekanik. Sedangkan ileus paral itik merupakan
peristiwa peristaltik usus yang terhenti akibat adanya peradangan pada lesi saraf
ataupun terjepitnya lesi saraf sehingga memicu saraf yang mengalami
kelumpuhan. Menurut Mukherjee, S (2008) data dari rumah sakit yang ada di
Australia pada tahun 2001-2002 menyebutkan, pasien yang diopname karena
penyakit ileus obstruktif dan ileus paralitik diperkirakan 6,5 per 10.000 penduduk.
Di Indonesia, terdapat 7.024 kasus ileus obstruktif tanpa hernia dan 7.059 kasus
ileus paralitik pada tahun 2004.3
Terapi ileus obstruktif biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan
waktu kritis tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi
dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan
keseluruhan pasien.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Ileus obstruktif merupakan kondisi emergensi yang sering ditemukan,
kasusnya dapat mencapai 20% dari seluruh pasien yang datang ke bagian unit
gawat darurat bedah. Ileus obstruktif adalah gangguan aliran normal isi usus
akibat hambatan mekanik atau sumbatan pada usus, sehingga terjadi akumulasi isi
usus pada bagian proksimal obstruksi. Peristaltik usus pada keadaan obstruksi
pada awalnya normal, kemudian meningkat untuk mendorong isi usus ke distal
dan pada akhirnya bisa melemah bahkan hilang jika sudah kelelahan atau terjadi
komplikasi. Perbedaan utama antara ileus obstruktif dan ileus paralitik adalah
pada ileus paralitik peristaltik usus dari awal sudah tidak ada sehingga
menyebabkan gangguan aliran isi usus.4
II. Anatomi
Usus halus berbentuk tubuler, dengan panjang sekitar 6 meter pada orang
dewasa, yang terbagi atas tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Duodenum, merupakan segmen yang paling proksimal, terletak retroperitoneal
berbatasan dengan kaput dan batas inferior dari korpus pankreas. Doudenum
dipisahkan dari gaster oleh adanya pylorus dan dari jejunum oleh batas
ligamentum Treitz. Jejunum dan ileum terletak di intraperitoneal dan bertambat ke
retroperitoneal melalui mesenterium. Tak ada batas anatomi yang jelas untuk
membedakan antara Jejunum dan Ileum; 40% panjang dari jejunoileal diyakini
sebagai Jejunum dan 60% sisanya sebagai ileum. Ileum berbatasan dengan sekum
di katup ileosekal.5
Jejunum merupakan bagian kedua dari usus halus, dimulai dari flexura
duodenojejunalis dimana traktus gastrointestinalis kembali menjadi
intraperitoneal. Sebagian besar jejunum berada di kuadran kiri atas abdomen dan
lebih besar diameternya serta memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan
ileum. Lapisan bagian dalam mukosa jejunum ditandai dengan adanya banyak
lipatan menonjol yang mengelilingi lumennya (plika sirkularis). Karakteristik
unik jejunum adalah adanya arcade arteriae yang kurang jelas dan vasa recta
yang lebih panjang dibandingkan dengan yang ada di ileum.
Dinding dari duodenum terdiri atas 4 lapisan. Lapisan pertama adalah
lapisan mukosa dengan muskularis mukosa, lamina propia serta epitel. Lapisan
kedua adalah jaringan ikat submukosa dengan kelenjar duodenal (Brunner).
Lapisan ketiga adalah dua lapis otot polos pada muskularis eksterna. Lapisan
terakhir adalah serosa peritoneum visceralis.
Usus halus memiliki beberapa ciri yaitu tonjolan seperti jari yang disebut
vili, lapisan sel epitel kolumner berjajar dengan mikrovili yang membentuk
striated borders, dan kelenjar intestinal yang tubular dan pendek (kripte
Lieberkuhn). Vili merupakan mukosa yang mengalami modifikasi. Diantara vili
terdapat intervillous space. Setiap vili berisi inti yaitu lamina propria , serabut otot
polos yang menonjol dari muskularis mukosa ke vili, dan pembuluh limfatik
sentral yaitu lacteal.
Ileum merupakan bagian ketiga dari usus halus yang akan berakhir pada
ileocecal junction. Dibandingkan dengan jejunum, ileum memiliki dinding yang
lebih tipis, lipatan-lipatan mukosa (plika sirkularis) yang lebih sedikit dan kurang
menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak mesenterium lebih banyak, dan
lebih banyak arcade arteriae.
Ileum memiliki karakteristik yaitu agregasi dari nodul limfatik yang disebut
plaque peyeri. Setiap plaque peyeri adalah agregasi dari beberapa nodul limfatik
yang berada pada inding ileum berlawanan dengan penempelan mesenterium.
Sebagian besar dari nodul limfatik menampilkan sentrum germinativum. Nodul
limfatik umumnya bersatu dan batas antara keduanya menjadi sukar dibedakan.
Nodul limfatik berasal dari jaringan limfatik pada lamina propia. Plaque peyeri
mengandung banyak limfosit B, beberapa limfosit T, makrofag dan sel plasma.
Tidak terdapat vili pada area lumen usus halus dimana nodul mencapai permukaan
mukosa.
Diantara vili-vili terdapat kelenjar intestinal. Di dasar kelenjar intestinal
terdapat sel paneth yang merupakan kelenjar eksokrin memproduksi lisozim. Sel
paneth juga memiliki fungsi fagositosis dengan demikian sel ini memiliki fungsi
penting untuk mengontrol flora mikroba pada usus halus.
Usus halus terdiri atas lipatan mukosa yang disebut plika sirkularis atau
valvula conniventes yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Lipatan ini juga
terlihat secara radiografi dan membantu untuk membedakan antara usus halus dan
kolon. Lipatan ini akan terlihat lebih jelas pada bagian proksimal usus halus dari
pada bagian distal. Hal lain yang juga dapat digunakan untuk membedakan bagian
proksimal dan distal usus halus ialah sirkumferensial yang lebih besar, dinding
yang lebih tebal, lemak mesenterial yang lebih sedikit dan vasa rekta yang lebih
panjang. Pemeriksaan makroskopis dari usus halus juga didapatkan adanya folikel
limfoid. Folikel tersebut, berlokasi di ileum, juga disebut sebagai Peyer Patches.5
II.1 Suplai Vaskuler
(1) Ileokolika
(2) Sigmoidalis
II.2 Persarafan
Saraf - saraf duodenum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus)
dari pleksus mesentericus superior dan pleksus coeliacus. Saraf untuk jejunum
dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) dari pleksus
mesentericus superior. Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan
pergerakan, sedangkan rangsangan simpatis menghambat pergerakan usus.
Serabut - serabut sensorik sistem simpatis menghantarkan nyeri, sedangkan
serabut - serabut parasimpatis mengatur refleks usus. Suplai saraf intrinsik, yang
menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak
dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan submukosa.6
III. Etiologi
Ileus obstruktif sering dijumpai dan merupakan penyebab terbesar
pembedahan pada akut abdomen. Hal ini terjadi ketika udara dan hasil sekresi tak
dapat melewati lumen intestinal karena adanya sumbatan yang menghalangi.
Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga
mekanisme
IV. Patofisiologi
Pada ileus obstruksi, usus dibagian distal sumbatan menjadi kolaps dan
usus bagian proksimal berdilatasi mengalami penumpukan cairan, gas, serta
konten makanan. Peningkatan tekana hidrostatik menyebabkan perpindahan
cairan dari pembuluh darah kapiler masuk kelumen usus sehingga menyebabkan
penururnan volume intravaskuler. Hal ini mengakibatkan bertambah parahnya
dehidrasi, hipotensi dan takikardia. Hipertensi vena yang berlangsung terus dan
peningkatan tekanan intra lumen usus menyebabkan penekanan pada
makrovaskuler dan mikrovaskuler sehingga mengakibatkan iskemia, nekrosis
dinding usus dan perforasi. Hal ini sering pada close loop obstruction dimana
afferent dan efferent usus tersumbat sehingga tekanan intra lumen cepat sekali
meningkat.
V. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga
kelompok.4
Gallstone ileus
Gambar 7. Sebuah batu besar sekitar 2 cm duduk di ileum dengan
usus halus proksimal berisi cairan yang sangat menonjol. Perhatikan
fistula antara kandung empedu berdinding tebal dan duodenum
(fistula kolesistoduodenal) dengan gas di lumen kandung empedu.
Semuanya merupakan ciri khas gallstone ileus
Invaginasi
Gambar 9. Jaringan lunak yang berbentuk sosis di tengah-tengah foto. X-ray
menunjukkanopasitas jaringan lunak yang besar di kuadran kanan atas yang
tampaknya menonjol ke dalamsuatu intralumen (mungkin kolon transversum).
Hirsprung disease
Gambar 10. Loop usus yang terisi udara, tidak ada udara di rectum
c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya
Volvulus
Gambar 11. Loop usus besar yang sangat melebar memiliki 'bentuk biji kopi' dan
kolon desendens mengecil di bagian inferiornya sesuai dengan volvulus sigmoid.
Air-fluid level pada proyeksi tegak.
Hernia
Gambar 12. Hernia Bochdale. Tampak depan dada menunjukkan struktur besar
yang berisi udara dan berdinding di daerah lobus kiri bawah (panah putih). Itu
berasal dari bawah diafragma. Struktur yang mengandung udara terlihat di
posterior pada pandangan lateral (panah merah)
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada: 11
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus.
Obstruksi sederhana usus halus, nyeri pada abdomen meningkat secara
perlahan, distensi, muntah, peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen
Obstruksi sederhan kolon, kolik, distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekal), peningkatan bisng usus, yeri tekan abdomen
Obstrksi parsial, gejalanya kram nyeri abdomen, distensi rinagn, kadang
masih bisa flatus dan diare.
Close loop obstruksi,nyeri biasanya menetap dan meningkat sampai terjadi
perforasi.lalu nyeri berkurang sampai muncul gejala peritonitis
Strangulasi, gejala berkembang cepat, nyeri hebat, terus menerus dan
terlokalisir, disertai gejala sistemik, distensi sedang, muntah persisten,
dirasakan nyeri tekan terlokalisir hebat. Fases atau vomitus bisa menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.pasien
biasanya tempak gelisah dan takikardi.4
Gejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan
obstipasi. Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan ciri
khas dari obstruksi parsial. Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta
yang berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi.
Nyerinya menyebar dan jarang terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada
bagian tengah abdomen. Saat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga
menyertai. Saat nyeri menetap dan terus menerus kita harus mencurigai telah
terjadi strangulasi dan infark.5
Muntah terjadi setelah terjadi obstruksi lumen intestinal dan menjadi lebih
sering saat telah terjadi akumulasi cairan di lumen intestinal. Derajat muntah
linear dengan tingkat obstruksi, menjadi tanda yang lebih sering ditemukan pada
obstruksi letak tinggi. Obstruksi letak tinggi juga ditandai dengan bilios vomiting
dan letak rendah muntah lebih bersifat malodorus.7
Kegagalan untuk defekasi dan flatus merupakan tanda yang penting untuk
membedakan terjadinya obstruksi komplit atau parsial. Defekasi masih terjadi
pada obstruksi letak tinggi karena perjalan isi lumen di bawah daerah obstruksi.
Diare yang terus menerus dapat juga menjadi tanda adanya obstruksi partial.
Tanda-tanda pada pemeriksaan fisik dapat saja normal pada awalnya, namun
distensi akan segera terjadi, terutama pada obstruksi letak rendah. Tanda awal
yang muncul ialah penderita segera mengalami dehidrasi. Massa yang teraba
dapat di diagnosis banding dengan keganasan, abses, ataupun strangulasi.
Auskultasi digunakan untuk membedakan pasien menjadi tiga kategori : loud,
high pitch dengan burst ataupun rushes yang merupakan tanda awal terjadinya
obstruksi mekanik. Saat bising usus tak terdengar dapat diartikan bahwa obstruksi
telah berlangsung lama, ileus paralitik atau terjadinya infark. Seiring waktu,
dehidrasi menjadi lebih berat dan tanda-tanda strangulasi mulai tampak.
Pemeriksaan lipat paha untuk mengetahui adanya hernia serta rectal toucher untuk
mengetahui adanya darah atau massa di rectum harus selalu dilakukan.
VII. Diagnosis
VII.1 Anamnesis
Lokasi obstruksi
Lamanya obstruksi
Penyebabnya
Ada atau tidaknya iskemia usus
Ada atau tidaknya komplikasi.
Nyeri biasanya bersifat kolik, jika usus sudah mengalami dilatasi biasanya
akan menetap. Pada obstruksi usus halus bagian atas, nyeri biasanya akan
berkurang jika telah muntah atau dilakukan pemasangan NGT.
Selain itu riwayat lain yang penting diketahui untuk mengetahui risiko
terjadinya ileus adalah riwayat keganasan, Riwayat hernia, penggunaan NSAID,
terapi radiasi, tumor yang dapat menyebabkan striktur, trauma pada abdomen dan
Riwayat invaginasi.
Pada obstruksi usus besar (large bowel obstruction/ LBO) dapat dilihat
distensi abdomen yang lebih signifikan dan padaobstruksi usus halus (small bowel
obstruction/SBO) distensi abdomen berkurang dengan adanya muntah atau
pemasangan NGT.
VII.2.2 Auskultasi
VII.2.3 Perkusi
VII.2.4 Palpasi
VII.2.6 Laboratorium
VIII. Radiologi
Gambar 13. Obstruksi usus besar – loop terbuka. Ada yang melebar lingkaran
usus besar di sisi kanan perut – perhatikan lipatan mukosa tidak melewati
seluruh lebar dinding usus. Ada juga dilatasi usus kecil terpusat di dalam perut
menunjukkan bahwa katup ileocaecal tidak kompeten.12
Gambar 14. Obstruksi usus halus dengan perforasi. Perhatikan lengkung usus
yang melebar di tengah perut. Di sana adalah lipatan mukosa yang membentang
di seluruh lebar dinding usus menunjukkan ini mewakili loop usus kecil. Ada
yang berbentuk bulat telur kerapatan udara diproyeksikan di atas perut bagian
atas yang disebu "Tanda Sepak Bola" (panah hitam) dan sesuai dengan besar
pneumoperitoneum. 12
Ct Scan Abdomen
Ct scan abomen dapat dilakukan pada kasus dengan dugaan obstruksis
usus dimana pemeriksaan klinis dan foto polos abdomen tidak menghasilkan
diagnosis definitive atau ragu. CT scan sensitive untuk mendeteksi obstruksi
tingkat tinggi (90%), dan dapat menentukan penyebab obstruksi pada Sebagian
besar pasien. Identifikasi zona transisi sangat penting pada evaluasi SBO,
penyebab obstruksi sering dapat ditentukan pada zona transisi. Setelah
mengedintifikasi zona transisi maka sanat penting menentukan apakah terjadi
obstruksi sederhana atau obstruksi close loop. Gambaran obstruksi close loop
yaitu ditemukan gambaran bentuk usus seperti U-shape atau C-shaped.12
IX. Penatalasanaan
DAFTAR PUSTAKA