Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Demam Berdarah Dengue/


Dengue Haemorrhagic Fever
Radian Rendra
Tukan

Pembimbing :
dr. H. Budi Risjadi Sp.A M.Kes
Pendahuluan

Dengue haemorrhagic fever/DHF adalah penyakit


infeksi yang disebabkan oleh virus dengue atau yang
sering dikenal dengan Demam dengue (DD) dan demam
berdarah dengue (DBD).
Sampai saat ini, infeksi virus Dengue tetap menjadi
masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan
dalam kategori A dalam stratifikasi DHF oleh World
Health Organization (WHO) yang mengindikasikan
tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian
akibat DHF, khususnya pada anak.
Tinjauan pustaka

DEFINISI

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam


akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian.
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI

Penyebab: virus Dengue


genus Flavivirus, famili Flavifiridae
virus RNA, 50 nm
Serotipe : DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4
Vektor: Aedes aegypti, A. Albopictus, A. polynesiensis
PATOGENESIS
Teori Secondary Heterologous Infection / Infection Enhancing
Antibody (Halstead)

Antibody neutralizing = IgM


Infeksi pertama (+) DBD (-)
Belum tentu dpt menetralkan/
efektif terhadap strain virus
dengue lain.
Host

Virus mudah
Infeksi Antibody non-neutralizing = IgG masuk dalam sel
kedua (+) target
Virus DEN 2,3,4
(tipe virus yang
berbeda)
Antibody non-neutralizing = IgG Virus mudah
(+) masuk dalam sel
target
Menyerang sel
mononuklear, makrofag,
monosit
Menempel pd
Reseptor Fc pada permukaan sel yg
permukaan sel sesuai
yang terinfeksi
Replikasi
Virus Terbentuk
kompleks
imun
Titer replikasi virus pada
sel mononuklear
Penyebaran
Kompleks
Imun
Replikasi Peningkatan
Virus Pembentukan kompleks
imun
(virus antibody dependent
enhacement)

Renjatan
1. Mengaktifkan sistem komplemen
2. Melekat pada permukaan
trombosit
3. Kerusakan Sel endotel pembuluh
Aktifitas komplemen drh (merangsang/aktifasi faktor
intravaskuler pembekuan)
meningkat
1. Mengaktifkan sistem komplemen Dilepasnya C3a dan
(Vasculopati) C5a (anafilaktoksin)

Permeabilitas dinding
pembuluh darah
meningkat
Kelainan hemostasis

Pengeluaran Plasma
ekstra vaskuler
(Kebocoran plasma)

2.Melekat pada permukaan


trombosit
Agregasi trombosit
(Trombositopeni)
menurun

3. Kerusakan Sel endotel pembuluh drh


(merangsang/aktifasi faktor pembekuan)
(Koagulopati)
MANIFESTASI KLINIK
DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis DBD ditegakkan melalui 2 kriteria :

Kriteria Klinis
Kriteria Laboratorium
1. Demam tinggi
mendadak 2-7 hari 1. Trombositopenia.
2. Uji tourniquet + 2. Peningkatan hematokrit
3. Pembesaran hati 3. Tanda kebocoran plasma
4. Syok
TATALAKSANA

Kebutuhan cairan rumatan


Menurut cara Holiday & Segar

Berat Badan (Kg) Jumlah Cairan (ml)


10 100 per kgBB

10-20 1000 + 50 x kg (di atas 10 kg)

>20 1500 + 20 x kg (di atas 20 kg)


Kriteria pasien pulang
Tidak ditemukan
demam selama Tiga hari setelah
Hematokrit stabil
24 jam tanpa syok teratasi
antipiretik

Trombosit
Tidak dijumpai
>50.000 atau Nafsu makan
distres
cenderung membaik
pernafasan
meningkat.

Secara klinis
tampak
perbaikan
KOMPLIKASI DHF
1. Ensefalopati
2. GGA karena syok yang tidak teratasi
3. Edema paru karena overload cairan
PROGNOSIS

DBD Derajat I dan II akan memberikan prognosis yang


baik, penatalaksanaan yang cepat, tepat akan
menentukan prognosis. Umumnya DBD Derajat I dan II
tidak menyebabkan komplikasi sehingga dapat sembuh
sempurna.

DBD derajat III dan IV merupakan derajat sindrom syok


dengue dimana pasien jatuh ke dalam keadaan syok
dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Hasil
prognosa tergantung bagaimana penatalaksaanaan yang
baik dan benar sesuai aturan.
Pencegahan
Kesimpulan

Dengue Fever (DF) dan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah


penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopeni dan diatesis hemoragik.

Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh


hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh.

Penatalaksanaannya adalah dengan mengatasi gejala/keluhan yang


dirasakan pasien dan pemberian resusitasi cairan untuk mengatasi
gangguan sirkulasi yang terjadi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai