Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

SPESIALITE DAN TERMINOLOGI


“OBAT GANGGUAN PENCERNAAN”

OLEH KELOMPOK 5:
SARI PATUL AENI [A171013]
NIA RUSADI [A171014]
LUCKY PRASTIANI DEWI P. [A171028]

SEMESTER 5
PEROGRAM STUDI D III FARMASI
POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA
MATARAM
2019
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“OBAT SALURAN PENCERNAAN (LAMBUNG)”. Pembuatan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas mata kuliah SPESIALIT DAN TERMINOLOGI dan sebagai acuan
dalam proses perkuliahan bagi mahasiswa.
Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
segala kritik dan saran pembaca baik dari kalangan dosen maupun sesama mahasiswa sangat
kami butuhkan, demi memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata penulis
ucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu daam penyusunan makalah ini.

Mataram, 27 September 2019

Penulis,
Daftar Isi

Cover
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
a. Saluran pencernaan
b. Obat saluran pencernaan
2. Jenis – jenis obat yang bekerja pada sistem pencernaan
a. Obat untuk terapi ulcer (Tukak lambung)
b. Antiemetik (Anti muntah)
c. Antidiare
d. Laksatif
e. Antipasmodik
3. Informasi farmakologi dan keterangan lainnya

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Baik buruknya kualitas hidup dapat dilihat dari bagaimana kita menjaga pola
makan untuk memiliki pencernaan yang bagus. Ketika pencernaan kita terganggu,
maka seluruh produktivitas tubuh akan ikut menurun. Agar kualitas hidup meningkat
maka perlu menjaga gaya hidup seperti, makan makanan yang sehat penuh dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, ketepatan waktu pemberian nutrisi bagi tubuh,
olahraga dan berbagai usaha lainnya.
Sistem saluran cerna manusia meliputi beberapa bagian tubuh yaitu mulut,
lambung, usus dan dubur. Fungsi saluran pencernaan adalah mencerna makanan
dengan cara menghaluskan kemudian mengubah zat – zat makanan secara kimiawi
menjadi 3 komponen yang penting bagi tubuh yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
Tiga komponen yang telah terbentuk kemudian dipecah kembali menjadi molekul –
molekul yang lebih sederhada agar mudiah diserap oelh tubuh. Proses pemecahan
senyawa makanan mejadi molekul dalam tubuh dibantu dengan enzim penernaan.
Pada proses pencernaan dapat terjadi gangguan yang disebabkan oleh kondisi tubuh
kurang baik atau terjadi kelainan pada enzim pencernaan(Aduka, 2015).
Pentingnya mempelajari obat saluran pencernaan adalah agar dapat memahami
jenis obat dan penyakit pada saluran pencernaan, untuk menghindari hal yang dapat
memberikan efek buruk pada saluran pencernaan dan mengetahui berbagai macam
obat yang bekerja untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan.
2. Rumusan masalah
a. Apa definisi saluran pencernaan dan obat saluran pencernaan.
b. Apa saja jenis obatyang bekerja pada sistem pencernaan.
c. Bagaimana informasi farmakologi dan keterangan lainnya.
3. Tujuan
a. Untuk memahami definisi saluran pencernaan dan obat saluran pencernaan.
b. Untuk mengetahui jenis – jenis obat yang bekerja pada sistem pencernaan.
c. Untuk memahami informasi farmakologi dan keterangan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

4. Definisi
a. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan adalah sebuah sistem yang membantu manusia dalam
mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih
mudah dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan didalamnya yang
berguna untuk organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan. Dalam
pengertian lain, sistem penceranaan adalah perubahan makanan dan penyerapan
sari makanan yang berupa nutrisi – nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan bantuan
enzim yang memecah molekul makanan kompleks menjadi sederhana sehingga
mudah dicerna tubuh.Bagian – bagian utama saluran pencernaan pada manusia
adalah mulut, kerongkongan (esofagus), lambung, baguan usus halus dan usus
besar, rektum dan anxs (Aduka dkk., 2015).
b. Obat saluran pencernaan
Gangguan pencernaan akan timbul dan dirasakan oleh penderita yang
memiliki pola hidup atau lifestyle yang kurang baik. Selain mengatur pola hidup
atau life style untuk mengurangi atau menghindari gangguan kesehatan
pencernaan, apabila sudah terjangkit penyakit atau gangguan pada pencernaan
dapat ditanggulangi dengan obat saluran pencernaan. Obat saluran pencernaan
adalah jenis obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan hepatobiliar yang
merupakan baguan dari sistem pencernaan (Aduka dkk., 2015).
5. Jenis – jenis obat yang bekerja pada sistem pencernaan
a. Obat untuk terapi ulcer (Tukak lambung)
Ulcer atau tukak pada lambung dan usus penyebabnya belum sepenuhnya
diketahui.Beberapa faktor yang diduga sebagai pencetusnya adalah infeksi H.
Pilory, peningkatan asam lambung, kerentanan mukosa, dan efek samping
beberapa obat.Efektivitas antasida sangat dipengaruhi oleh waktu minum obat di
mana antasidaharus diminum pada saat lambung kosong (2 jam setelah makan
dan 1 jam sebelum makan),agar obat bereaksi dengan asam yang ada di dalam
lambung sehingga membuat kondisilambung menjadi netral. Kemampuan
antasida menetralisir asam lambung disebut kapasitaspenetralan (Ganthina,
2016).
Hal yang sama dilakukan untuk obat pelindung mukosa.Pemilihan obat
untuk terapi tukak sangat tergantung pada penyebabnya. Pilihan obatsesuai
peruntukannya yaitu:
1) Penghambat sekresi asam dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
 Golongan prenghambat antagonis H2. Contoh obat ranitidin, simetidin,
famotidin, nizatidin.
 Golongan inhibitor pompa proton. Contoh obat: omeprazol,lansoprazol,
pantoprazol.
2) Anti hiperasiditas (anti hipersekresi asam lambung): antasida (kombinasi
senyawa organik Al-hidroksida, Mg-trisilikat,dan senyawa lainnya).
3) Pelindung mukosa: sukralfat, misoprostol(prostaglandin sintetis).
b. Antiemetik (Anti muntah)
Mual merupakan sensasi yang sangat tidak enak pada perut yang biasanya
terjadisebelum keinginan untuk muntah. Muntah adalah aksi dari mengosongkan
lambung secarapaksa dan merupakan suatu cara perlindungan alamiah dari tubuh.
Perangsangan padapusat muntah (chemoreceptor triger zone/CTZ) dapat
menyebabkan kontraksi lambung dandisusul dengan pengeluaran isi lambung.
Obat anti muntah umumnya bekerja menghambatrangsangan CTZ(Ganthina,
2016).Antiemetik yang digunakan adalah:
1) Golongan fenotiazin: prometazin, piratiazin.
2) Antagonis reseptor H1: dimenhidrinat, meklizin, cisaprid, domperidon.
3) Antagonis reseptor serotonin: ondansetron, ganisetron, ramosetron,
palonosetron.
c. Antidiare
Diare adalah buang air besar encer atau lembek lebih dari 3 kali sehari. Secara
klinisdisebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, parasit) dan noninfeksi (malabsorpsi,
defisiensi,keracunan, dll)(Ganthina, 2016).Obat untuk terapi diare antara lain:
1) Pengganti cairan elektrolit: oralit.
2) Penghambat motilitas: loperamid, defenoksilat.
3) Adsorben: kaolin, pektin, norit (arang aktif).
4) Antisekretori: bismut subsalisilat.
5) Antibakteri: kotrimoksazol, eritromisin, sefalosporin, klindamisin.

d. Laksatif
Konstipasi ialah kesulitan defekasi karena feses yang mengeras, otot polos
yanglumpuh, dan gangguan refleks defekasi; sedangkan obstipasi ialah kesulitan
defekasi karenaobstruksi lumen (intra atau ekstra) usus.Konstipasi dan obstipasi
menunjukkan bahwa perjalanan (passage) feses mengalamipenghambatan dan
biasanya disertai kesulitan defekasi. Pada keadaan normal dalam 24 jamkolon
harus dikosongkan secara teratur. Beberapa orang sehat mengalami defekasi 2-3
kalidalam sehari(Ganthina, 2016).
Obat obat laksatif:
1) Pencahar perangsang: minyak jarak, fenolftalein, bisakodil.
2) Pencahar osmotik: magnesium sulfat, natrium fosfat, laktulosa
3) Pencahar pembentuk masa: metilselulosa, CMC-Na, agar-agar
4) Pencahar emolien/pelunak: parafin cair, Na-dioktil sulfosuksinat
e. Antipasmodik
Spasmus atau kejang pada otot polos saluran pencernaan menyebabkan nyeri
karenakontraksi yang berlebihan. Antispasmodik digunakan untuk gangguan
tersebut.Obat yang digunakan adalah ekstrak beladon, atropin sulfat, propantalin
bromida, danhiosin butil bromida(Ganthina, 2016).

6. Informasi farmakologi dan keterangan lainnya


a. Obat untuk terapi ulcer (tukak lambung)
1) Golongan Antagonis reseptor histamin 2 (H2)
 Zat aktif :Ranitidin
Mekanisme kerja :Menghambat reseptor H2 pada sel pariental lambung
sehingga menurunkan sekresi asam lambung berlebih.
Indikasi :Tukak lambung
Dosis :2x 1 tab
BSO :150mg/tab, inj amp 2ml:25mg/ml
Merk/produsen :Ranin/Takeda Indonesia
 Zat aktif :Simetidin
Mekanisme kerja :Menghambat reseptor H2 pada sel pariental lambung
sehingga menurunkan sekresi asam lambung berlebih.
Indikasi :Tukak lambunng dan usus 12 jari
Dosis :Dewasa sehari 800-1600mg, anak-anak 20-40mg
BSO :400mg/tab, inj IM/IV:200mg/amp
Merk/produsen :Corasamet/Corsa
 Zat aktif :Famotidin
Mekanisme kerja :Menghambat kerja zat histamine pada reseptor H2
(lambung), sehingga mengurangi produksi asam
lambung.
Indikasi :Ulkus duodenum
Dosis :Sehari 1x40mg sebelum tidur
BSO :20 mg dan 40mg/tab
Merk/Produsen :Ranapesa/Fahrenheit

2) Golongan inhibitor pompa proton


 Zat aktif :Omeprazol
Mekanisme kerja :Menghambat sekresi hidrogen (proton) sehingga HCl
tidak terbentuk.
Indikasi :Terapi jangka pendek tukak duodenum yang tidak
responsif terhadap antagonis reseptor H2
Dosis :Sehari 20-40mg
BSO :20mg/kapsul
Merk/produsen :Omed/Futamed
 Zat aktif :Lanzoprazol
Mekanisme kerja :Menghambat sekresi hidrogen (proton) sehingga HCl
tidak terbentuk.
Indikasi :Ulkus duodenum, ulkus gaster benigna
Dosis :Sehari 1 kapsul
BSO :30mg/kapsul
Merk/produsen :Lagas/Promedrahardjo
 Zat aktif :Pantoprazol
Mekanisme kerja :Menghambat pompa proton yang dapat menekan
tahapan akhir produksi asam lambung. Senyawa ini
bekerja mengikat H+ dan ATPase K+ yang terjadi pada
permukaan sel parietal lambung.
Indikasi :Ulkus duodenum
Dosis : 1x1 tab. IV inj 40mg/hari
BSO : mg/tab, 40mg/vial /Otto
Merk/Produsen :Ottozol40

3) Golongan antihiperasiditas
 Zat aktif : Antasida (aluminium hidroksida dan magnesium

idroksida)

BSO :Tab 200mg


Merk/produsen :Antasida Doen/Mega esa farma
Indikasi :Hiperasiditas, tukak peptik, gastritis.
Dosis :Dewasa (3-4x sehari, 1-2 tab/sendok takar suspensi).
Anak 6-12 tahun (3-4x sehari, ½ tab sebelum makan,
lebih baik dikunyah.
Mekanisme kerja :Menetralkan asam lambung dengan cara
mencampurkan asam (asam lambung) dengan basa
(antasida)

4) Golongan Analog PG
 Zat aktif :Sukralfat
BSO :Susp 500mg/5ml
Merk/produsen :Molafate/Molex ayus
Indikasi :Peradangan pada lambung
Dosis :Dewasa (1xsehari 2 sendok takar, 1 jam sebelum
makan/pada saat lambung kosong.
Mekanisme kerja :Melapisi mukosa lambung untuk melindungi dari asam
lambung, menyembuhkanulkus yang ada, mencegah
kerusakan mukosa.
 Zat aktif :Misoprostol
BSO :Tab 200mcg
Merk/produsen :Invitec/Kalbe farma
Indikasi :Pencegahan ulkus gaster
Dosis :Dosis maksimum 800 mcg/ hari
Mekanisme kerja : Menurunkan kadar asam lambung, meningkatkan
lendir dan bikarbonat untuk melindungi mukosa
lambung.

b. Obat golongan Antiemetik (anti muntah)


1) Golongan Fenotiazin
 Zat aktif :Prometazin
Mekanisme kerja :Menghambat histamine untuk meredakan reaksi alergi,
serta mempengaruhi asetilkon dan bagian tertentu pada
otak untuk meredakan mual, nyeri, dan memberi efek
penenang
Indikasi :meredakan batuk yang berdahak yang disebabkan oleh
alergi
Dosis : Dws: 2-4 cth tiap 4 jam, Anak:1-2cth tiap 4 jam
BSO :60ml/botol
Merk/Produsen :Zenirex/Zenith farma
 Zat aktif :Piratiazin
Mekanisme kerja : Menghambat histamine untuk meredakan reaksi alergi,
serta mempengaruhi asetilkon dan bagian tertentu pada
otak untuk meredakan mual, nyeri, dan memberi efek
penenang
Indikasi :Mencegah muntah selama hamil, perjalanan, dan pasca
operasi.
Dosis :1-2 tab sehari
BSO : 40mg/tab
Merk/Produsen :Emergav B6/Global Multi Pharmalab
2) Golongan Antagonis Reseptor H1
 Zat aktif :Dimenhydrinat
Mekanisme kerja :Menghambat kerja histamin, sehinga mencegah
stimulasi saraf di otak dan telinga dalam yang bisa
menyebabkan mual, muntah, dan pusing
Indikasi :Mabuk dalam perjalanan
Dosis : Sehari 1 tablet
BSO :50mg/tab, 5ml/saschet
Merk/Produsen :Antimo/Phapros
 Zat aktif :Domperidon
Mekanisme kerja :Menghambat kerja dopamin dengan menginhibisi
dopamin pada reseptornya
Indikasi :Mual muntah
Dosis :3x1 tab
BSO :1omg/tab, 5mg/tab, 5ml/syr
Merk/Produsen :Costil/Pyridam
 Zat aktif :Cisapride
Mekanisme kerja :Menstimulasi reseptor serotonin untuk meningkatkan
pelepasan asetilkolin pada pleksus myenteric di usus
otot polos
Indikasi :Mengatasi gangguan motilitas gastrointestinal
Dosis :Sehari 3-4mg
BSO :5mg/tab
Merk/Produsen :Pridesia/Sanbe Farma
3) Golongan Reseptor Serotonin
 Zat aktif :Ondansetron
Mekanisme kerja :Menghambat reseptor serotonin di saluran cerna dan
sistem persarafan pusar, senyawa kimia alami yang
merangsang timbulnya mual dan muntah
Indikasi :Mual muntah akibat radioterapi dan sitostatistika
Dosis :Kemoterapi yang sangat emetogenik, awal 8mg
injeksi IV lambat/infuse selama 15 menit segera
sebelum kemoterapi, dilanjutkan dengan dosis 1mg/jam
melalui infuse IV hingga 24 jam
Kemoterapi yang kurang emetogenik, 8mg injeksi IV
lambat/infus selama 15 menit segera sebelum
kemoterapi, dilanjutkan dengan pemberian dosis oral
8mg 2x/hari selama<5hari
Pasca operasi, awal 8mg 1 jam sebelum induksi
anestesi dilanjutkan dengan 2 sosis 8mg selang waktu
pemebrian 8 jam
BSO :8mg/tab salut selaput, 2ml/amp
Merk/Produsen :Fundanton/Futamed
 Zat aktif : Granisetron
Mekanisme kerja :Menghambat salah satu zat alami tubuh (serotonin)
yang bisa menyebabkan mual muntah
Indikasi :Pencegahan dan pengobatan mual muntah akut yang
berhubungan dengan kemoterapi dan radioterapi
Dosis :Kemoterapi, IV 1-3mg injeksi lambat selama 30
detik/infus IV dengan dilarutkan dalam 20-50ml cairan
infus
Radioterapi, IV 1-3mg injeksi lambat selama 30
detik/infus IV dengan dilarutkan dalam 20-50ml cairan
infus
Pasca operasi, sebelum di induksi anestesi, berikan
1mg secara IV lambat selama 30 detik
BSO :1ml/amp
Merk/Produsen :Degrani/Fahrenheit
 Zat aktif :Ramosetron
Mekanisme kerja :Menghambat zat reseptor serotonin
Indikasi :Mual muntah akibat pemberian obat karsinostatistik
Dosis :1x0,1mg ampl
BSO :Ampul
Merk/Produsen :Nasea/Combiphar
 Zat aktif :Palonosetron
Mekanisme kerja :Antagonis reseptor serotonin 5-HT3 selektif
Indikasi :Mual muntah fase akut dan lambat akibat kemoterapi
potensi emetogenik
Dosis :0,25mg dosis tunggal IV( selama 30 detik) 30 menit
sebelum terapi di mulai
BSO :0,25mg/vial
Merk/Produsen :Paloxi/Kalbe Farma

c. Antidiare
1) Pengganti cairan elektrolit
 Zat aktif :Oralit
Mekanisme kerja :Penyerapan natrium di usus akan sulit tanpa ada
glukosa, dengan adanya glukosa konsentrasi cukup
penyerapan garam akan mampu menghidrasi tubuh
meskipun diare sedang berlangsung
Indikasi :Mengatasi kondisi kekurangab elektrolit dan mineral di
dalam tubuh akibat dehidrasi yang terjadi akibat diare
Dosis :50-100ml per kg BB dalam 4-6 jam
BSO :0,52gr Na, 0,3gr Cl
Merk/Produsen :Oralit/Kimia Farma
2) Penghambat Motilas
 Zat aktif :Loperamid
Mekanisme kerja :Mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus
dan dengan memperlambat gerakan usus untuk
mengurangi jumlah buang air besar
Indikasi :Diare akut non spesifik dan daire kronik
Dosis :2x1 selanjutanya 1 tab setiap kali diare
BSO :2mg/tab
Merk/Produsen :Diasec/Armoxindo Farma
 Zat aktif :Difenoksilat
Mekanisme kerja :Menghambat motilitas saluran cerna dan
mempengaruhi otot sirkular dan longitudinal usus
Indikasi :Menangani kontraksi/kejang otot pada perut dan usus,
kandung kemih, dan saluran empedu
Dosis :500mcg tiap3-5 menit, 2mg IV/IM/inj
BSO :600mcg, inj 1 mg/1 ml, tetes mata larutan 1%
Merk/Produsen :Atropin/Ethica
3) Golongan Adsoben
 Zat aktif :Kaolin
Mekanisme kerja :Menyerap racun dan zat-zat lain dari usus, sehingga
membantu memadatkan feses yang cair dalam 1-2 hari
Indikasi :Pengobatan simtomatik pada diare nonspesifik
Dosis :Sehari 2 sdm
BSO :700mg/ml
Merk/Produsen :Neo Kaolana/Sanbe Farma
 Zat aktif :Pektin
Mekanisme kerja :Mengikat zat-zat berlemak berlemak di saluran cerna
Indikasi :Antidiare
Dosis :2 sdm setiap kali diare
BSO :50mg/tab
Merk/Produsen :Arcapec sirup/Meprofarm
 Zat aktif :Norit (karbon aktif)
Mekanisme kerja :Mencegah penyerapan racun sekaligus mempermudah
proses pembuangan kotoran dalam saluran cerna
Indikasi :Diare
Dosis :3-4 kapsul x sehari
BSO :Kapsul 200mg, tab 125mg.
Merk/Produsen :Tidak ada merk, norit (generik)/cap lang
d. Laksatif
 Zat aktif : Bisakodil
Mekanisme kerja :Merangsang saraf enterik sehingga menyebabkan
kontraksi kolon (usus besar).
Indikasi :Konstipasi atau susah buang air besar, pengosongan
perut sebelum operasi.
Dosis :Untuk mengatasi konstipasi (Dewasa: 5-10mg pada
malam hari. Anak <10 thn: 1x seharo 5mg), (Suppo
dewasa: 1x1 10mg, anak <10 thn: 1x1 5mg).
Untuk mengosongkan perut sebelum prosedur radiologi
dan bedah (tab 10mg sebelum tidur selama 2 hari, suppo
10mg 1 jam sebelum prosedur).
BSO :Tab 5mg, suppo 5 dan 10mg,
Merk/produsen :Dulcolax/boehringer ingelheim
e. Antispasmodik
 Zat aktif :Hyoscine Butyiromide
Mekanisme kerja :Melemaskan otot-otot pada saluran pencernaan
Indikasi :Meredakan kram perut
Dosis :20mg, 4x sehari
BSO :Tablet 10mg, injeksi 20mg/ml
Merk/produsen :Buscopan/Boehringer ingelheim

.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas datak ditarik kesimpulan sebagai berikut :
 Sistem saluran cerna manusia meliputi beberapa bagian tubuh yaitu mulut,
lambung, usus dan dubur. Fungsi saluran pencernaan adalah mencerna makanan
dengan cara menghaluskan kemudian mengubah zat – zat makanan secara
kimiawi menjadi 3 komponen yang penting bagi tubuh yaitu protein, lemak dan
karbohidrat.
 Saluran pencernaan adalah sebuah sistem yang membantu manusia dalam
mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat yang lebih
mudah dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan didalamnya yang
berguna untuk organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan.
 Obat saluran pencernaan adalah jenis obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar yang merupakan baguan dari sistem pencernaan
(Aduka dkk., 2015).
 Jenis – jenis obat yang bekerja pada sistem pencernaan
Obat untuk terapi ulcer (Tukak lambung), Antiemetik (Anti Muntah), Antidiare
dan laksatif. Dari semua jenis obat-obatan ini pastinya mempunyai indikasi yang
berbeda-beda maupun itu dari efek samping dan dosis.
2. Saran
Sesuai pemaparan diatas diketahui bahwa gangguan yang terjadi pada system
pencernaan sangat bervariasi, maka dari itu kita perlu menyadari dan menjaga
kesehatan system pencernaan yang kita miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Aduka E., dkk., 2015. Makalah Sistem Pencernaan. Prodi S1 Keperawatan Stikes
Muhammadyah : Manado.

Ganthina, 2016. Modul Bahan Ajar Farmasi [Praktikum Spesialit Dan Teminologi
Kesehatan]. Kementrian Kesehatan : Jakarta Selatan.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2015. ISO Informasi Spesialit Obat Indonesia. Vol 492015 S/D
2016. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Anda mungkin juga menyukai