Anda di halaman 1dari 12

“FARMAKODINAMIK OBAT PENYAKIT GASTROINTESTINAL"

KELAS 3A
Kelompok 11:
Athia Auladiah P05130219001
Rosita Febrianti P05130219030

Dosen Pengampuh:
Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt.
 
Latar Belakang

Gastrointestinal merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya


sekitar 9 meter mulai dari mulut sampai anus ,meliputi
oropharing ,esophagus ,stomach(lambung) ,usus halus dan usus besar .dimulut
makanan makanan dikunyah dan dicampur dengan kelenjar saliva sehingga
menjadi bolus .
Lumen Gastrointestinal secara umum memiliki lapisan mukosa,submukosa
,lapisan otot .sistem gastrointestinal dan organ accesoris memperoleh aliran
darah sekitar 25-30 % dari cardiac out put.saraf yang terlibat dalam
mengendalikan sistem gastrointestinal melibatkan saraf autonom saraf
parasimpatis dan simpatis.
Makanan dan nutrient spesifik dalam makanan, jika dicerna bersama
dengan beberapa obat, pasti dapat mempengaruhi seluruh ketersediaan hayati,
farmakokinetik, farmakodinamik dan efek terapi dalam pengobatan. Makanan
dapat mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil dari pengubahan dalam
saluran gastrointestinal atau interaksi fisika atau kimia antara partikel
komponen makanan dan molekul obat.. Pengaruh tergantung pada tipe dan
tingkat interaksi sehingga absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, tidak
terpengaruh atau meningkat oleh makanan yang masuk.Interaksi obat dapat
menghasilkan efek yang memang dikehendaki atau efek  yang tidak dikehendaki
yang lazimnya menyebabkan efek samping obat atau toksisitas karena
meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar
obat dalam plasm dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak
optimal. (Badan, Obat and Makanan, 2021).
PENGERTIAN FARMAKODINAMIK

• Farmakodinamik adalah bagian dari ilmu Farmakologi yang


mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi, serta mekanisme
kerja obat.
• Tujuan mempelajari Farmakodinamik adalah untuk meneliti
efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan
mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan
respons yang terjadi.Pengetahuan yang baik mengenai hal ini
merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis
(pembuatan) obat baru.
• Farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari
seputar efek obat-obatan di dalam tubuh baik dari segi
fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta
mekanisme kerja obat-obatan itu di dalam tubuh manusia.
Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek
obat.
Konsep Farmakodinamik

Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari
pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
1.Mekanisme Obat
Efek obat terjadi karena interaksi fisiko-kimiawi antara obat atau metabolit aktif dengan
reseptor atau bagian tertentu dalam tubuh. Obat bekerja melalui mekanisme sebagai berikut:
• Interaksi obat-reseptor
Obat+Reseptor memberikan efek farmakologi, disebut agonis. Contoh: agonis reseptor
kolinergik/muskarinik a.l. carbakol, arecolin, methakolin, pilokarpin. Obat+Reseptor
menghalangi obat lain memberikan efek farmakologi, disebut antagonis.
• Interaksi obat-enzim
Contoh: obat penghambat enzim asetil kolin esterase (ACE) sehingga memberikan efek
kolinergik a.l. neostigmin, parathion.
• Kerja non-spesifik (tanpa ikatan dengan reseptor atau enzim)
Contoh: Na-bikarbonas (merubah pH cairan tubuh), alcohol (denaturasi protein), norit
(mengikat racun atau bakteri).
2.Reseptor Obat
Reseptor dapat berupa protein, asam nukleat, enzim,
karbohidrat atau lemak yang merupakan bagian dari
sel, ribosom, atau bagian lain. Semakin banyak obat
yang menduduki reseptor, berbanding lurus dengan
kadar obat dalam plasma. Reseptor yang umumnya
dikenal a.l. reseptor kolinergik/muskarinik, reseptor
alfa-adrenergik (alfa-1 & alfa-2), reseptor beta-
adrenergik (beta-1 & beta-2).

3.Transmisi Sinyal Obat


Interaksi obat dengan reseptor mengasilkan bisa
menghasilkan efek agonis, agonis parsial, antagonis
kompetitif dan antagonis non-kompetitif.
4.Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi obat-reseptor sering
dianalogikan sebagai
Gembok-Kunci. Obat adalah
Kunci, Reseptor adalah
Gembok. Kecocokan obat
dengan reseptor tertentu
tergantung pada struktur
molekulnya.

5.Kerja Obat yang Tidak


Diperantarai Reseptor
disebut juga Kerja Non
Spesifik.
C. Mekanisme Penyakit Gastrointestinal

• Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut


sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti
dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
penyerapan zat gizi yang penting bagi tubuh kita untuk hidup
dan tumbuh. Saluran pencernaan berawal dari mulut, dan
berlanjut ke esofagus dan lambung. Makanan disimpan
sementara di lambung sampai disalurkan ke usus halus.
Usus halus di bagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum,
yeyunum dan ileum. Pencernaan dan penyerapan makan
berlangsung terutama di usus halus. Dari usus halus,
makanan kemudian masuk ke usus besar yang terdiri dari
kolon dan rektum. (Elizabeth J. Corwin 2009).
D.Obat-Obat Gatrointetinal

1. Antasida dan obat pengontrol asam


2. Antidiare
3. Obat Pencahar
4. Anti Kembung
5. Antiemetik
1. Antasida & pengontrol asam
• Antasida untuk menetralkan asam lambung
• Antagonis histamin 2 (AH2) untuk mencegah hipersekresi asam lambung .
• Inhibitor pompa proton untuk mencegah hipersekresi asam lambung.
• Obat pelindung mukosa untuk melindungi mukosa saluran cerna dari
asam.
Antasida merupakan senyawa obat yang bersifat basa ,ASAM (pada
lambung) + BASA (obat) GARAM (Netral)
Contoh:
– Aluminium Hidroksida Al(OH)3
– Magnesium Hidroksida Mg(OH)2
– Calsium Karbonat CaCO3
– Natrium Karbonat Na2CO3
 
Antagonis Histamin 2 (AH2)
• Bekerja menurunkan sekresi asam lambung dengan cara menghambat reseptor
histamin 2 yang terdapat pada sel-sel parietal lambung
Contoh:
– Ranitidin
– Simetidin
– Famotidin
– Nizatidin

2.ANTIDIARE
• Diare: BAB lebih dari 3 x sehari dengan konsistensi yang encer
• Merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh, Masalah: sering disertai dengan nyeri
perut, mual, muntah, dan demam, dan dapat menyebabkan dehidrasi
Obat Antidiare
• Antimotilitas untuk mencegah gerakan peristaltik usus sehingga gerakan menekan ke
bawah untuk BAB menjadi berkurang. Contoh: Loperamid (Imodium®) 2 mg
• Adsorben menyerap racun/ mikroorganisme pada usus dan melapisi usus. Contoh:
Kaolin, Pektin, Atapulgit.

 
3. OBAT PENCAHAR
Beberapa istilah yang berkaitan
• Defekasi: proses BAB
• Konstipasi: Kesulitan defekasi karena tinja mengeras atau otot polos usus yang lumpuh
• Obstipasi: keadaan konstipasi yang parah karena obstruksi intral (misalnya pada karsinoma kolon
sigmoid)
• Pencahar: Golongan obat yang dapat membantu memperlancar defekasi

4. ANTIKEMBUNG (antiflatulent)
• Flatulent: flatus atau gas yang terdapat pada saluran pencernaan
• Gas yang berlebihan dapat menimbulkan nyeri dan rasa yang tidak nyaman
• Penyebab utama gas adalah air swallowing (gas yang tertelan). Selain itu pasca operasi, dispepsia,
tukak lambung, iritasi kolon.
Obat Antiflatulents
• Simetikon
– Dofoaming action: mencegah terbentuknya kantong gas pada usus
• Charcoal
– Merupakan adsorbent yang menurunkan jumlah gas pada intestinal.

5. ANTIEMETIK (ANTIMUNTAH)
Emesis = muntah
• Merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh (sesuatu yang normal)
OBAT ANTIEMETIK
-Obat bebas (obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter)
-Obat dengan resep.
 
 
 
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai