Fiks NN
Fiks NN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Critical Ill Tentang Asuhan Gizi Critical Ill
Pasien Kardiovaskuler
Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
Dosen Pengampu :
1. Kusdalinah, SST.,M. Gizi
2. Arie Krisnasary, S.Gz., M. Biomed
3. Sandy Ardiansyah, SST., M.S
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiarat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahCritical Ill.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya serta dapat membawa perubahan positif terutama
bagi penulis sendiri dan pembaca.. penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah ini dan kepada semua pihak yang telah berperan
serta. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian.
Oleh karena itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala
saran dan masukan sangat berarti demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak Atas perhatian dan
masukannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I KARDIOVASKULER.........................................................................
A. Definisi Kardiovaskuler...............................................................
B. Pengelompokkan Kardiovaskuler..................................................
C. Fungsi Sistem Kardiovaskuler.......................................................
D. Kelainan Atau Penyakit Kardiovaskuler........................................
A. Pengertian MNT.......................................................................
1. Asessment...............................................................................
2. Diagnosa Gizi.........................................................................
3. Intervensi................................................................................
3
BAB I
KARDIOVASKULAR
4
koroner (CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan
penyakit vaskular perifer (PVD). Definisi CVD juga menyangkut penyakit lain
seperti rheumatic heart disease (kerusakan jantung akibat rematik) dan penyakit
jantung kongenital (kerusakan bentuk struktur jantung sejak lahir) (Guilherme
dan Kalil, 2016).
B. Pengelompokkan Kardiovaskuler
...........Banyak penderita dengan gangguan kardiovaskular bersifat
asimtomatik, baik saat istirahat dan selama beraktivitas. Gangguan
kardiovaskular biasanya baru ditemukan melalui pemeriksaan fisik (bising
jantung atau peningkatan arterial), elektrokardiogram (EKG), serta foto
rontgen toraks atau siluet jantung pada radiografi toraks. Penderita dapat
menunjukkan iskemia asimtomatik pada exercise stress test. Pada beberapa
penderita asimtomatik, kejadian klinis pertama dapat bersifat katastropik,
misalnya serangan jantung (sudden cardiac death), infark miokard akut, atau
stroke. Klasifikasi dari New York Heart Association merupakan panduan
universal yang digunakan untuk mengukur intensitas gagal jantung
berdasarkan keterbatasan fisik.
Tabel 1 Klasifikasi gangguan system kardiovaskular (New York Heart
Association)
5
C. Fungsi Sistem Kardiovaskuler
1. menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan.
2. menstranpor nutrien dan oksigen ke semua sel
3. menstranpor limbah yang tidak berguna
4. menstranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya.
D. Kelainan Atau Penyakit Kardiovaskuler
1. dislipidemia
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan HDL. Lipid merupakan
istilah yang merujuk pada minyak atau lemak di dalam tubuh. Secara
umum, lipid di dalam tubuh terdiri dari dua komponen utama, yakni
kolesterol dan trigleserida Trigliserida berasal dari pemecahan lemak dari
makanan. Kadar trigleserida sangat bergantung pada makanan yang
dikonsumsi. Sedangkan kolesterol adalah bentuk lemak yang berada dalam
sirkulasi darah manusia.
2. Serangan Jantung
Penyakit kardiovaskuler telah menjadi salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Presentase
kematian dini dari berbagai penyakit kardiovaskuler sebanyak4 % terjadi
pada negara yang berpendapatan tinggi dan 42 % terjadi pada negara
dengan pendapatan rendah. Diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 23,6
juta penduduk dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler, dan 60%
dari seluruh kematian diakibatkan oleh penyakit jantung koroner dan
serangan jantung mendadak (Mendis et.al., 2011). Menurut British Heart
Foundation (2011) penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama
serangan jantung dan dapat mengancam kehidupan.
6
Penanganan penyakit jantung akut di RS disediakan tempat atau
unit tersendiri yang memiliki staf dan peralatan khusus ditujukan untuk
menganggulangi pasien gawat karena penyakit jantung serius yang
disebut ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) atau ruangan khusus
kegawatan penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi yaitu ruang
Intensive Care Unit (ICU). Menjalani perawatan di ruang ICU/ICCU
dapat menimbulkan stressor bagi pasien dan keluarga. Stressor yang
dialami pasien dapat berupa stressor fisik, lingkungan serta psikologis.
Faktor- faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stress pada pasien di
ICU/ ICCU diantaranya pengalaman dirawat sebelumnya, nyeri,
kecemasan, lingkungan asing dan ketakutan (Bally, 2010).
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami
oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan
darah secara mendadak ke jantung. Berkuranganya pasokan darah ke
jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu arteri koroner atau
akibat penggumpalan darah thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya
dipasok darah oleh arteri mengalami blockade sehingga berhenti
berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya,
gejala-gejala akan hilang secara menyeluruh dan otot jantung dapat
berfungsi secara normal lagi.
Menurut Aaronson & Jeremy (2008), peningkatan stress fisik
dan mental dapat menyebabkan miokard infark dan kematian mendadak.
Kecemasan yang dialami pasien dengan penyakit jantung dapat
memperberat dispnea dan meningkatkan kebutuhan oksigen pada
jantung. Perubahan haemodinamik sistem kardiovaskuler akibat
kecemasan akan mengaktivasi saraf sympatis sehingga meningkatkan
produksi norepinephrine yang menyebabkan peningkatan tahanan perifer.
Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Proses tersebut sering disebut crescendo angina atau coronary
insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama
sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan permanen hanya
7
dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung tersebut mengalami
penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati tersebut
disebut infark.
3. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
tubuh Anda. Gagalnya aktivitas jantung terhadap pemenuhan kebutuhan
metabolik tubuh gagal.
8
tekanan volume yang melebihi batas sehingga tidak mampu memompa
lagi sesuai volume yang ada.
d. Penyakit penurunan fungsi otot jantung
Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
berhubungan dengan gagal jantung. Demikian juga akibat bertambahnya
usia, jantung mengalami degenerasi. Kerusakan serabut otot jantung
menyebabkan penurunan fungsi bahkan mungkin tidak bisa berfungsi
sama sekali.
4. Aterosklerosis
9
6. Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease)
10
BAB II
A. Pengertian MNT
Medical Nutrition Therapy (MNT) dirumuskan oleh American
Dietetic Association pada pertengahan tahun 1990. Terapi ini bertujuan untuk
mempromosikan peranan/manfaat gizi dalam mengelola atau merawat suatu
penyakit. Langkahlangkah dalam TGM mencakup asesmen status gizi pasien
dan pemberian modifikasi diet, konseling dan terapi gizi khusus. Terapi gizi
medik merupakan standar asuhan dengan penekanan pada apa yang harus
dilakukan dan merupakan komponen asuhan pada penyakit tertentu(Berg,
Young and Grobler, 2012).
1. Asessment
11
daging berlemak, junk food, gula yang berlebihan, soft drink,
rendah konsumsi serat (sayuran dan buah).
2. Penyakit jantung
pengumpulan data riwayat gizi dan makanan pada pasien jantung
meliputi data riwayat kebiasaan makan, makanan pantangan,
makanan kesukaan, ada tidaknya alergi serta rata-rata asupan
makan pasien sehari. Penderita penyakit jantung memiliki
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan padat energi
khususnya energi dari lemak, daging berlemak, junk food, gula
yang berlebihan, garam berlebihan, soft drink, rendah konsumsi
serat (sayuran dan buah).
b. Antopometri data
Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk
mendapatkan data antropometri. Bila pasien tidak dapat diukur tinggi
badannya maka dapat diukur rentang lengan, tinggi lutut, lingkar
lengan atas dan lingkar pinggang. Banyak kasus mengalami kelebihan
berat badan, sehingga aktivitas fisik cenderung menjadi berkurang.
c. Data biokimia
1. dislipidemia
hasil pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid
seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat,
trigliserida meningkat profil lipid serum, pemeriksaan enzim
jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam 12 -24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal), AST/SGOT,
Penunjang : EKG.
2. penyakit jantung
data hasil pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid
seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat,
trigliserida meningkat profil lipid serum, pemeriksaan enzim
jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
12
meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam 12 -24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal), AST/SGOT,
Penunjang : EKG.
d. Data pemeriksaan fisik klinis terkait gizi
Data pemeriksaan fisik klinis dicatat tentang keadaan umum pasien:
nafas pendek-pendek, ada asites, mual, muntah, tekanan darah
(meningkat), frekuensi nafas (meningkat).
Tabel 3. Pemeriksaan Clinis
Pemeriksaan Nilai normal
Tekanan darah (TD) 120/80 mmHg
Pernapasan (RR) 20 x/menit
Nadi 60-100 x/menit
Suhu 36-37o C
2. Diagnosa Gizi
13
menetapkan diagnosis gizi. Penulisan kalimat diagnosis gizi terstruktur
dengan konsep PES atau problem etiologi dan sign/symstoms (ADA, 2008).
1. Beberapa contoh diagnosis gizi yang biasa ditemukan pada penderita
dislipidemia:
a. NI.5.1: kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan dalam porsi besar ditandai oleh hasil recall > 150%
kebutuhan dan IMT >27.
b. NI.5.8: kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya
mengkonsumsi makanan gorengan dan kurang menyukai sayur
dan buah ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi
buang air besar (BAB) hanya 3 kali seminggu.
c. NC 3.3: Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi
ditandai oleh IMT lebih dari 27.
d. NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan
mengandung gula tinggi dan berlemak.
e. NB 1.3: ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan
berkaitan dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan
terhadap anjuran diet.
14
d) NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan
mengandung gula tinggi dan berlemak.
e) NB 1.3: ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan
berkaitan dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan
terhadap anjuran diet.
3. Intervensi
Intervensi Gizi merupakan kegiatan atau langkah ke tiga dalam
proses asuhan gizi terstandar. Intervensi Gizi merupakan suatu tindakan
yang terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi dan
kesehatan, merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi masalah gizi pasien. Adapun tujuan dari intervensi gizi
adalah untuk mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi dalam diagnosis
gizi. Terdapat dua komponen dalam intervensi gizi yaitu perencanaan
intervensi dan implementasi.
Perencanaan intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi
yang ditegakkan. Intervensi Gizi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberian makanan (ND), edukasi gizi (E), konseling gizi (C) dan
koordinasi asuhan gizi (RC). Implementasi adalah bagian kegiatan
intervensi gizi dimana tenaga gizi mengkomunikasikan rencana intervensi
gizi yang sudah ditetapkan kepada pasien/klien dan kepada pihak terkait
lainnya misalnya kepada bagian produksi makanan, perawat termasuk
keluarga pasien/klien.
1. penyakit dislipidemia
- nama diet : diet dislipidemia
- syarat diet :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan
dan aktivitas fisik. Bila kegemukan, penurunan berat badan
dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik.
15
2. b. Lemak diberikan sedang yaitu < 30% dari kebutuhan
energi total. Lemak jenuh untuk Diet Dislipidemia I
diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan
untuk Diet Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan
energi total. Lemak tak jenuh ganda dan tunggal untuk Diet
Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari kebutuhan
energi total. Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia I
dan < 200 mg untuk Diet Dislipidemia II.
3. c. Protein diberikan 10 – 20% dari kebutuhan energi total.
Sumber protein hewani yang berasal dari ikan dan protein
nabati lebih dianjurkan.
4. d. Karbohidrat sedang, yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan
energi total.
5. e. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam
apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan
kacang-kacangan.
6. f. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin
dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal
energi sehari.
2. penyakit jantung
- nama diet : Diet Jantung I. Diet Jantung II, Diet Jantung III,
Diet Jantung IV
- prinsip diet : kolesterol dibatasi
- syarat diet
16
4. Kolesterol rendah terutama jika disertai dengan
dislipidemia.
17
BAB III
18
buang air besar yang sehat, dan menurunkan risiko penyakit jantung
koroner. Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil
olahnya, serta dapat dijumpai dalam bentuk ditambahkan pada makanan.
Pati secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung
beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta,
sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering.
Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.
2) Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan
berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain.
Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam
amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi.
Karena menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh, protein
disebut zat pembangun.Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila
asam-asam amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat,
kemampuan tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika
asam-asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh
dapat memecah protein tubuh untuk memperoleh asam-asam amino yang
dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas
tinggi yang memadai untuk kesehatan. Kualitas protein sangat bervariasi
dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan daya cerna
(digestibility). Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan
trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram)
sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat
badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-vitamin
larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak berfungsi
sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai
19
makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak
omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensia.
3) Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen,
oksigen dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil agar metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan
normal. Jenis nutrien ini merupakan zat-zat organik yang dalam kecil
ditemukan pada berbagai macam makanan. Vitamin tidak dapat
digunakan untuk rnenghasilkan energi. Vitamin dapat dipilah menjadi 2
kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut dalam
air.Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K.
Sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks
yang dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin),
vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Pantothenic
Acid), vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat),
vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin C.
4) Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh
manusia. Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali
magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan
memperoleh mineral dari tumbuh tumbuhan dan menumpuknya di
jaringan tubuhnya.
20
Penerapkan kombinasi terapi : Guided Imagery dan terapi musik
pada pasien dengan penyakit kardivaskuler yang di rawat di ICCU/ICU yang
menunjukkan gejala kecemasan,sehingga dapat memberikan efek relaksasi
dan menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Kemudian kombinasi terapi :
Guided Imagery dan terapi musik dapat digunakan sebagai pendamping terapi
farmakologi untuk mengatasi kecemasan pada penderita penyakit
kardiovaskuler.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Suryani, I. et al. (2018) Buku Ajar Gizi Dietetika Penyakit Tidak Menular.
Kementerian kesehatan republik indonesia.
Berg, J., Young, M. and Grobler, N. (2012) ‘Medical nutrition therapy’, Journal
of Endocrinology, Metabolism and Diabetes of South Africa, 17(1), pp. 36–
43.
Saha, S. K. and Pathak, N. N. (2021) ‘Clinical and Therapeutic Nutrition’,
Medical Nutrition Therapy, pp. 1–481. doi: 10.1007/978-981-15-9125-9_17.
6.
23