Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Critical Ill Tentang Asuhan Gizi Critical Ill
Pasien Kardiovaskuler

Disusun Oleh :

KELOMPOK 12

1. Ratna Kinanthi P05130219069


2. Risna Wulandari P05130219029
3. Zoli Apriani P05130219040

Dosen Pengampu :
1. Kusdalinah, SST.,M. Gizi
2. Arie Krisnasary, S.Gz., M. Biomed
3. Sandy Ardiansyah, SST., M.S

PRODI GIZI DAN DIETETIKA


PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadiarat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahCritical Ill.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya serta dapat membawa perubahan positif terutama
bagi penulis sendiri dan pembaca.. penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah ini dan kepada semua pihak yang telah berperan
serta. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian.
Oleh karena itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala
saran dan masukan sangat berarti demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak Atas perhatian dan
masukannya penulis mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I KARDIOVASKULER.........................................................................

A. Definisi Kardiovaskuler...............................................................
B. Pengelompokkan Kardiovaskuler..................................................
C. Fungsi Sistem Kardiovaskuler.......................................................
D. Kelainan Atau Penyakit Kardiovaskuler........................................

BAB II MNT PADA PASIEN PENYAKIT KARDIOVASKULER .........

A. Pengertian MNT.......................................................................

1. Asessment...............................................................................

2. Diagnosa Gizi.........................................................................

3. Intervensi................................................................................

4. Monitoring Dan Evaluasi........................................................


BAB III MEKANISME DAN METABOLISME CRITICAL PADA
PASIEN PENYAKIT KARDIOVASKULER ...............................................

A. Mekanisme Zat Gizi ..................................................................

B. Mekanisme Yang Terjadi Pada Pasien Penyakit Kardiovaskuler..


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

3
BAB I

KARDIOVASKULAR

A. Definisi Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskular memulai aktivitasnya ketika janin baru berusia


empat minggu dan merupakan sistem terakhir yang aktivitasnya berhenti
ketika kehidupan seseorang berakhir. Jantung dibentuk oleh organ-organ
muskular, apek, dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan
dan kiri. Jantung terletak di rongga dada, dibawah perlindungan tulang iga,
sedikit ke sebelah kiri sternum.
.........Jantung, arteri, vena, dan sistem limfatik membentuk jaringan
kardiovaskular yang bekerja sebagai sistem transportasi dalam tubuh, yaitu
dengan memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa darah,
otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Sistem ini membawa oksigen
serta nutrient yang mendukung kehidupan kedalam sel, mengeluarkan produk
limbah metabolic, dan membawa hormon dari bagian tubuh yang satu
kebagian tubuh lain (Kowlak, 2014:138).

Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung


umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau pemblokiran
pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina)
atau stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot jantung, katup atau
ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung. Menurut American Heart
Association tahun (2017) dalam Oliver (2013) Penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian sebanyak 17,3 juta penduduk dunia, sekitar 3 juta dari
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun .Menurut statistik dunia, ada 9,4
juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan
45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Diperkirakan
angka tersebut akan meningkat hingga 23,3 juta pada tahun 2030 (Lestari , 2014).

Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah bagi serangkaian gangguan


yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung

4
koroner (CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan
penyakit vaskular perifer (PVD). Definisi CVD juga menyangkut penyakit lain
seperti rheumatic heart disease (kerusakan jantung akibat rematik) dan penyakit
jantung kongenital (kerusakan bentuk struktur jantung sejak lahir) (Guilherme
dan Kalil, 2016).

B. Pengelompokkan Kardiovaskuler
...........Banyak penderita dengan gangguan kardiovaskular bersifat
asimtomatik, baik saat istirahat dan selama beraktivitas. Gangguan
kardiovaskular biasanya baru ditemukan melalui pemeriksaan fisik (bising
jantung atau peningkatan arterial), elektrokardiogram (EKG), serta foto
rontgen toraks atau siluet jantung pada radiografi toraks. Penderita dapat
menunjukkan iskemia asimtomatik pada exercise stress test. Pada beberapa
penderita asimtomatik, kejadian klinis pertama dapat bersifat katastropik,
misalnya serangan jantung (sudden cardiac death), infark miokard akut, atau
stroke. Klasifikasi dari New York Heart Association merupakan panduan
universal yang digunakan untuk mengukur intensitas gagal jantung
berdasarkan keterbatasan fisik.
Tabel 1 Klasifikasi gangguan system kardiovaskular (New York Heart
Association)

KELAS I  Tidak ada keterbatasan pada aktivitas fisik.


 Tidak ada gejala dengan aktivitas biasa.
KELAS II Sedikit keterbatasan pada aktivitas fisik.
 Aktivitas biasa menyebabkan timbulnya gejala.
KELAS III Keterbatasan nyata pada aktivitas fisik.
 Aktivitas dengan intensitas kurang dari biasa dapat
menimbulkan gejala.
 Asimtomatik saat istirahat.
KELAS IV  Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apa pun
tanpa ketidaknyamanan.
 Gejala timbul saat istirahat.

5
C. Fungsi Sistem Kardiovaskuler
1. menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan.
2. menstranpor nutrien dan oksigen ke semua sel
3. menstranpor limbah yang tidak berguna
4. menstranspor hormon dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh lainnya.
D. Kelainan Atau Penyakit Kardiovaskuler
1. dislipidemia
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan HDL. Lipid merupakan
istilah yang merujuk pada minyak atau lemak di dalam tubuh. Secara
umum, lipid di dalam tubuh terdiri dari dua komponen utama, yakni
kolesterol dan trigleserida Trigliserida berasal dari pemecahan lemak dari
makanan. Kadar trigleserida sangat bergantung pada makanan yang
dikonsumsi. Sedangkan kolesterol adalah bentuk lemak yang berada dalam
sirkulasi darah manusia.

2. Serangan Jantung
Penyakit kardiovaskuler telah menjadi salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Presentase
kematian dini dari berbagai penyakit kardiovaskuler sebanyak4 % terjadi
pada negara yang berpendapatan tinggi dan 42 % terjadi pada negara
dengan pendapatan rendah. Diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 23,6
juta penduduk dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler, dan 60%
dari seluruh kematian diakibatkan oleh penyakit jantung koroner dan
serangan jantung mendadak (Mendis et.al., 2011). Menurut British Heart
Foundation (2011) penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama
serangan jantung dan dapat mengancam kehidupan.

6
Penanganan penyakit jantung akut di RS disediakan tempat atau
unit tersendiri yang memiliki staf dan peralatan khusus ditujukan untuk
menganggulangi pasien gawat karena penyakit jantung serius yang
disebut ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) atau ruangan khusus
kegawatan penyakit, trauma atau komplikasi-komplikasi yaitu ruang
Intensive Care Unit (ICU). Menjalani perawatan di ruang ICU/ICCU
dapat menimbulkan stressor bagi pasien dan keluarga. Stressor yang
dialami pasien dapat berupa stressor fisik, lingkungan serta psikologis.
Faktor- faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stress pada pasien di
ICU/ ICCU diantaranya pengalaman dirawat sebelumnya, nyeri,
kecemasan, lingkungan asing dan ketakutan (Bally, 2010).
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami
oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan
darah secara mendadak ke jantung. Berkuranganya pasokan darah ke
jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu arteri koroner atau
akibat penggumpalan darah thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya
dipasok darah oleh arteri mengalami blockade sehingga berhenti
berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya,
gejala-gejala akan hilang secara menyeluruh dan otot jantung dapat
berfungsi secara normal lagi.
Menurut Aaronson & Jeremy (2008), peningkatan stress fisik
dan mental dapat menyebabkan miokard infark dan kematian mendadak.
Kecemasan yang dialami pasien dengan penyakit jantung dapat
memperberat dispnea dan meningkatkan kebutuhan oksigen pada
jantung. Perubahan haemodinamik sistem kardiovaskuler akibat
kecemasan akan mengaktivasi saraf sympatis sehingga meningkatkan
produksi norepinephrine yang menyebabkan peningkatan tahanan perifer.
Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Proses tersebut sering disebut crescendo angina atau coronary
insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama
sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan permanen hanya

7
dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung tersebut mengalami
penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati tersebut
disebut infark.
3. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
tubuh Anda. Gagalnya aktivitas jantung terhadap pemenuhan kebutuhan
metabolik tubuh gagal.

Kondisi-kondisi penyebab gagal jantung secara umum dapat terjadi oleh


mekanisme sebagai berikut :

a. Penyempitan pembuluh darah koroner

Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh penyempitan


pembuluh darah koroner. ini mengakibatkan otot jantung tidak berfungsi
karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Ketidakmampuan otot
jantung untuk melakukan gerakan memompa seperti biasanya
mengakibatkan isi cairan darah dan curah jantung menurun.

b. Tekanan darah tinggi


Hipertensi sistemik meningkatkan beban kerja jantung dan
pada gilirannya mengakibatkan kelainan serabut-serabut otot jantung.
Perubahan otot jantung tersebut dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraksi jantung. Beban tekanan
dari sistol yang berlebihan di luar kemampuan ventrikel sehingga
menyebabkan hambatan pada pengeluaran aliran darah dari ventrikel
yang menurunkan curah ventrikel.
c. Volume cairan berlebihan
jika volume cairan berlebihan maka curah jantung mula-mula
akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila
beban terus bertambah hingga melampaui batas maka curah jantung
justru akan menurun. Hal ini terjadi karena otot jantung rusak akibat

8
tekanan volume yang melebihi batas sehingga tidak mampu memompa
lagi sesuai volume yang ada.
d. Penyakit penurunan fungsi otot jantung
Peradangan dan penyakit miokardium degenerative
berhubungan dengan gagal jantung. Demikian juga akibat bertambahnya
usia, jantung mengalami degenerasi. Kerusakan serabut otot jantung
menyebabkan penurunan fungsi bahkan mungkin tidak bisa berfungsi
sama sekali.
4. Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam


karena endapan plak (lemak, kolestrol dan buangan sel lainnya) sehingga
menghambat dan menyumbat pasokan darah ke sel-sel otot.
Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Apabila terjadi pada
dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary
artery disease) atau penyakit jantung iskemik. Aterosklerosis
berlangsung menahun dan menimbulkan banyakSalah satu gejala
aterosklerosis jantung adalah angina pectoris, yaitu rasa nyeri/tidak enak
di daerah jantung dan dada karena berkurangnya pasokan darah ke otot
jantung. Angina bisa terjadi baik saat beraktivitas fisik maupun
berisitirahat. Apabila berlanjut, angina bisa berkembang menjadi infark
miokard akut yang berbahaya.
5. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik/rheumatic Heart Disease (RHD) adalah
kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung
yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral
(stenosis katup mitral) yang disebabkan oleh demam rematik. Penyebab
jantung rematik ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan
tubuh) yang disebabkan oleh demam rematik. Demam rematik
merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, sub akut,
kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setalah infeksi Streptococcus
beta hemolyticus group A pada saluran pernapasan bagain atas. .

9
6. Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease)

Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah


arteri menuju jantung atau terjadinya penyumbatan pembuluh darah arteri
jantung yang disebut pembuluh darah koroner. Penyakit jantung koroner
ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel
yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan
tersebar di percabangan besar di kedua arteri koroner utama, yang
mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.

Gejala jantung koroner di antaranya seperti: nyeri di dada, lebih


spesifiknya nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan
kiri atau leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah
nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini timbul hanya ketika
melakukan aktivitas fisik dan akan berkurang saat istirahat. Gejala
penyerta lain: seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual.

7. Penyakit Jantung Hipertensi

Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang


berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi
sistemik yang lama dan berkepanjangan. Etiologi penyakit ini dimulai
dari adanya tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan
seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan
otot jantung.

10
BAB II

MNT PADA PASIEN PENYAKIT KARDIOVASKULER

A. Pengertian MNT
Medical Nutrition Therapy (MNT) dirumuskan oleh American
Dietetic Association pada pertengahan tahun 1990. Terapi ini bertujuan untuk
mempromosikan peranan/manfaat gizi dalam mengelola atau merawat suatu
penyakit. Langkahlangkah dalam TGM mencakup asesmen status gizi pasien
dan pemberian modifikasi diet, konseling dan terapi gizi khusus. Terapi gizi
medik merupakan standar asuhan dengan penekanan pada apa yang harus
dilakukan dan merupakan komponen asuhan pada penyakit tertentu(Berg,
Young and Grobler, 2012).

MNT dimulai dengan penilaian status gizipasiendengansuatukondisi.


Penyakitataucedera yang menempatkanpasien padarisiko. Termasuk review
dan analisis dari riwayat medis dan gizi, nilai laboratorium dan pengukuran
antropometri . Berdasarkan penilaian, rencanaperawatannutrisi, yang paling
tepatuntukdikelolakondisiataumengobatipenyakitataucederadirumuskan.
MNT juga mencakup intervensi dan evaluasi pencapaian hasil klinis yang
diinginkan(Saha and Pathak, 2021).

1. Asessment

Langkah awal pada proses asuhan gizi terstandar adalah


asesmen atau pengkajian gizi. Pada kegiatan pengkajian gizi, data
dikelompokkan dalam lima domain yaitu riwayat terkait gizi dan makanan,
data antropometri, data biokimia, tes medis dan prosedur, data
pemeriksaan fisik fokus gizi dan data riwayat klien (Kementerian Kes RI,
2014).
a) Riwayat terkait gizi dan makanan
1. dislipedmia
Penderita dislipidemia memiliki kecenderungan untuk
mengkonsumsi makanan padat energi khususnya energi dari lemak,

11
daging berlemak, junk food, gula yang berlebihan, soft drink,
rendah konsumsi serat (sayuran dan buah).
2. Penyakit jantung
pengumpulan data riwayat gizi dan makanan pada pasien jantung
meliputi data riwayat kebiasaan makan, makanan pantangan,
makanan kesukaan, ada tidaknya alergi serta rata-rata asupan
makan pasien sehari. Penderita penyakit jantung memiliki
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan padat energi
khususnya energi dari lemak, daging berlemak, junk food, gula
yang berlebihan, garam berlebihan, soft drink, rendah konsumsi
serat (sayuran dan buah).
b. Antopometri data
Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk
mendapatkan data antropometri. Bila pasien tidak dapat diukur tinggi
badannya maka dapat diukur rentang lengan, tinggi lutut, lingkar
lengan atas dan lingkar pinggang. Banyak kasus mengalami kelebihan
berat badan, sehingga aktivitas fisik cenderung menjadi berkurang.
c. Data biokimia
1. dislipidemia
hasil pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid
seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat,
trigliserida meningkat profil lipid serum, pemeriksaan enzim
jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung
meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam 12 -24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal), AST/SGOT,
Penunjang : EKG.
2. penyakit jantung
data hasil pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid
seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat,
trigliserida meningkat profil lipid serum, pemeriksaan enzim
jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung

12
meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam 12 -24 jam dan
memakan waktu lama untuk kembali normal), AST/SGOT,
Penunjang : EKG.
d. Data pemeriksaan fisik klinis terkait gizi
Data pemeriksaan fisik klinis dicatat tentang keadaan umum pasien:
nafas pendek-pendek, ada asites, mual, muntah, tekanan darah
(meningkat), frekuensi nafas (meningkat).
Tabel 3. Pemeriksaan Clinis
Pemeriksaan Nilai normal
Tekanan darah (TD) 120/80 mmHg
Pernapasan (RR) 20 x/menit
Nadi 60-100 x/menit
Suhu 36-37o C

e. Data riwayat klien


Untuk riwayat klien, informasi ini memberikan gambaran saat ini
maupun masa lalu terkait riwayat personal, medis, keluarga, dan
sosial. Pada data personal meliputi umur, jenis kelamin, suku atau
etnis, pendidikan, peran dalam keluarga, kebiasaan merokok,
keterbatasan fisik dan mobilitas. Pada riwayat medis pasien dan
keluarga dapat digali penyakit yang berdampak pada status gizi
pasien, termasuk keluhan yang dialami pasien terkait gizi. Sedangkan
riwayat sosial dibutuhkan untuk mengetahui situasi rumah, atau
dukungan asuhan medis dan keterlibatan pasien dalam kelompok
sosial.

2. Diagnosa Gizi

Diagnosis Gizi merupakan gambaran keadaan masalah gizi atau risiko


masalah gizi yang terjadi saat ini dan dapat berubah sesuai dengan respons
pasien, khususnya terhadap intervensi gizi yang didapatkan. Diagnosis gizi
ini merupakan rangkuman masalah gizi, dimana seluruh data yang
dikumpulkan pada pengkajian gizi diolah dan diidentifikasi menjadi
informasi. Informasi inilah yang akan menjadi input pada proses

13
menetapkan diagnosis gizi. Penulisan kalimat diagnosis gizi terstruktur
dengan konsep PES atau problem etiologi dan sign/symstoms (ADA, 2008).
1. Beberapa contoh diagnosis gizi yang biasa ditemukan pada penderita
dislipidemia:
a. NI.5.1: kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan dalam porsi besar ditandai oleh hasil recall > 150%
kebutuhan dan IMT >27.
b. NI.5.8: kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya
mengkonsumsi makanan gorengan dan kurang menyukai sayur
dan buah ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi
buang air besar (BAB) hanya 3 kali seminggu.
c. NC 3.3: Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi
ditandai oleh IMT lebih dari 27.
d. NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan
mengandung gula tinggi dan berlemak.
e. NB 1.3: ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan
berkaitan dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan
terhadap anjuran diet.

2. contoh diagnosis gizi yang biasa ditemukan pada penderita penyakit


jantung :
a) NI.5.1: kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan dalam porsi besar ditandai oleh hasil recall > 150%
kebutuhan dan IMT >27.
b) NI.5.8: kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya
mengkonsumsi makanan gorengan dan kurang menyukai sayur
dan buah ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi
buang air besar (BAB) hanya 3 kali seminggu.
c) NC 3.3: overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi
ditandai oleh IMT 30.

14
d) NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan
mengandung gula tinggi dan berlemak.
e) NB 1.3: ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan
berkaitan dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan
terhadap anjuran diet.

3. Intervensi
Intervensi Gizi merupakan kegiatan atau langkah ke tiga dalam
proses asuhan gizi terstandar. Intervensi Gizi merupakan suatu tindakan
yang terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi dan
kesehatan, merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi masalah gizi pasien. Adapun tujuan dari intervensi gizi
adalah untuk mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi dalam diagnosis
gizi. Terdapat dua komponen dalam intervensi gizi yaitu perencanaan
intervensi dan implementasi.
Perencanaan intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi
yang ditegakkan. Intervensi Gizi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberian makanan (ND), edukasi gizi (E), konseling gizi (C) dan
koordinasi asuhan gizi (RC). Implementasi adalah bagian kegiatan
intervensi gizi dimana tenaga gizi mengkomunikasikan rencana intervensi
gizi yang sudah ditetapkan kepada pasien/klien dan kepada pihak terkait
lainnya misalnya kepada bagian produksi makanan, perawat termasuk
keluarga pasien/klien.
1. penyakit dislipidemia
- nama diet : diet dislipidemia
- syarat diet :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan
dan aktivitas fisik. Bila kegemukan, penurunan berat badan
dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik.

15
2. b. Lemak diberikan sedang yaitu < 30% dari kebutuhan
energi total. Lemak jenuh untuk Diet Dislipidemia I
diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan
untuk Diet Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan
energi total. Lemak tak jenuh ganda dan tunggal untuk Diet
Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari kebutuhan
energi total. Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia I
dan < 200 mg untuk Diet Dislipidemia II.
3. c. Protein diberikan 10 – 20% dari kebutuhan energi total.
Sumber protein hewani yang berasal dari ikan dan protein
nabati lebih dianjurkan.
4. d. Karbohidrat sedang, yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan
energi total.
5. e. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam
apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout dan
kacang-kacangan.
6. f. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin
dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal
energi sehari.
2. penyakit jantung
- nama diet : Diet Jantung I. Diet Jantung II, Diet Jantung III,
Diet Jantung IV
- prinsip diet : kolesterol dibatasi
- syarat diet

1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat


badan normal.

2. Protein cukup, yaitu 0,8 g/kg BB.

3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total


10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.

16
4. Kolesterol rendah terutama jika disertai dengan
dislipidemia.

5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen


kalsium, kalium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.

6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai dengan hipertensi


dan edema.

7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.

8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.

9. Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.

10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit,


diberikan dalam porsi kecil.

3. Monitoring Dan Evaluasi

Langkah selanjutnya yang merupakan langkah terakhir dalam


proses asuhan gizi terstandar adalah monitoring dan evaluasi gizi. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui respons pasien/klien terhadap intervensi dan
tingkat keberhasilannya. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara
memonitor perkembangan, mengukur hasil dan mengevaluasi hasil. Pada
monitoring dan evaluasi gizi, data digunakan untuk mengevaluasi dampak
dari intervensi gizi sesuai dengan outcome dan indikator asuhan gizi.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi gizi
tersebut adalah asupan makan dan minum (konsumsi selama dirawat), asupan
ini dimonitor setiap hari, nilai laboratorium terkait gizi, perubahan berat
badan, keadaan fisik klinis pasien.

17
BAB III

MEKANISME DAN METABOLISME CRITICAL PADA PASIEN


PENYAKIT KARDIOVASKULER

A. Mekanisme Zat Gizi


Zat gizi adalah senyawa dari makanan yang digunakan tubuh untuk
fungsi fisiologis normal. Definisi yang luas ini mencakup senyawa yang
digunakan langsung untuk produksi energi yang membantu dalam
metabolisme (koenzim), untuk membangun struktur tubuh atau untuk
membantu dalam sel tertentu. Suatu zat gizi sangat penting untuk organisme
dalam kelangsungan siklus hidup dan terlibat dalam fungsi organisme.
Zat Gizi Mikro adalah komponen yang diperlukan agar zat gizi
makro dapat berfungsi dengan baik. Zat gizi mikro dibutuhkan dalam
jumlah kecil atau sedikit, tetapi ada di dalam makanan. Zat gizi mikro terdiri
atas mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan miligram
(mg) untuk sebagian besar mineral dan vitamin.
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat.
Gula dan pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi
utama untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta dan
janin. Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati
dan otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika energi dalam tubuh
berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat dicerna dan diserap
dalam aliran darah sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai
energi. Pati termasuk jenis karbohidrat yang lama dicerna dan diserap
darah, karena perlu dipecah dulu oleh enzim pencernaan menjadi gula,
sebelum dapat digunakan tubuh sebagai energi, tetapi ada beberapa jenis
pati yang tahan terhadap enzim pencernaan.Sementara serat adalah jenis
karbobidrat yang tidak dapat dicerna, sebab tidak dapat dipecah oleh
enzim pencernaan, sehingga relatif utuh ketika melewati usus besar. Serat
membantu memberikan perasaan kenyang, penting untuk mendorong

18
buang air besar yang sehat, dan menurunkan risiko penyakit jantung
koroner. Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil
olahnya, serta dapat dijumpai dalam bentuk ditambahkan pada makanan.
Pati secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung
beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta,
sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang), sayuran, kacang kering.
Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh, umbi-
umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.
2) Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan
berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain.
Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam
amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi.
Karena menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh, protein
disebut zat pembangun.Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila
asam-asam amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat,
kemampuan tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika
asam-asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh
dapat memecah protein tubuh untuk memperoleh asam-asam amino yang
dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas
tinggi yang memadai untuk kesehatan. Kualitas protein sangat bervariasi
dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan daya cerna
(digestibility). Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan
trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram)
sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat
badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-vitamin
larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak berfungsi
sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih menyukai

19
makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak
omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensia.
3) Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen,
oksigen dan terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil agar metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan
normal. Jenis nutrien ini merupakan zat-zat organik yang dalam kecil
ditemukan pada berbagai macam makanan. Vitamin tidak dapat
digunakan untuk rnenghasilkan energi. Vitamin dapat dipilah menjadi 2
kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut dalam
air.Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K.
Sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks
yang dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin),
vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Pantothenic
Acid), vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat),
vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin C.
4) Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh
manusia. Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali
magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan
memperoleh mineral dari tumbuh tumbuhan dan menumpuknya di
jaringan tubuhnya.

B. Mekanisme Yang Terjadi Pada Pasien Penyakit Kardiovaskuler

Kebanyakan pasien yang sudah bisa makan akan sering menerapkan


diet sehat jantung yang dibatasi kolesterol, lemak jenuh, dan lemak total.
Pembatasan natrium akan ditentukan, mulai dari 2 g untuk mereka yang gagal
jantung kongestif hingga 4 g sodium untuk mereka yang tidak mengalami
edema yang signifikan. Diet terapeutik lain yang mungkin diperlukan, seperti
diet karbohidrat yang konsisten untuk penderita diabetes. modifikasi jangka
pendek mungkin diperlukan, seperti pembatasan selama gagal ginjal akut.

20
Penerapkan kombinasi terapi : Guided Imagery dan terapi musik
pada pasien dengan penyakit kardivaskuler yang di rawat di ICCU/ICU yang
menunjukkan gejala kecemasan,sehingga dapat memberikan efek relaksasi
dan menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Kemudian kombinasi terapi :
Guided Imagery dan terapi musik dapat digunakan sebagai pendamping terapi
farmakologi untuk mengatasi kecemasan pada penderita penyakit
kardiovaskuler.

Kecukupan asupan oral bisa bervariasi. Beberapa orang akan makan


dengan baik, sedangkan pasien lain akan makan hampir tidak ada nafsu
makan. Mual, muntah, diare, anoreksia, asites, dan rasa kenyang dini dapat
terjadi perfusi darah yang buruk ke saluran pencernaan selama gagal jantung.
Menyesuaikan jantung obat-obatan dapat membantu meningkatkan fungsi
pencernaan. Obat jantung dapat mengubah rasa. Untuk mereka yang tidak
makan dengan baik, hanya menyediakan pembatasan diet yang diperlukan
untuk mempromosikan pemulihan membantu meningkatkan kelezatan
makanan, meningkatkan penyediaan nutrisi dan mempromosikan pasien
kepuasan.

Misalnya, jika pasien makan sangat sedikit, tidak perlu ada


pembatasan diet sampai asupan oral meningkat secara signifikan. Pasien
dengan nafsu makan yang buruk dapat mengambil manfaat dari cairan oral
suplemen dan sering, makanan kecil. Terakhir, pasien jantung yang sakit
kritis mungkin mengeluh makanan, sebagian karena hambar tanpa garam dan
lemak, tetapi juga karena frustrasi dan kemarahan tentang berada di ICU .

Pasien yang menggunakan ventilasi mekanik akan membutuhkan


rute nutrisi . Jika saluran pencernaan berfungsi, nutrisi enteral harus dimulai
lebih awal selama ICU penerimaan. Nutrisi parenteral hanya digunakan jika
saluranpencernaan tidak berfungsi. Itu konsentrasi formula enteral dan larutan
parenteral tergantung pada fungsi jantung.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar, K. (2020) ‘BUKU AJAR CRITICAL ILL Page i’.{Bibliography}

Suryani, I. et al. (2018) Buku Ajar Gizi Dietetika Penyakit Tidak Menular.
Kementerian kesehatan republik indonesia.

Rusminingsih, E.(2016) PENGARUH KOMBINASI TERAPI : GUIDED


IMAGERY DAN TERAPI MUSIK TERHADAP STATUS HEMODINAMIK
PASIEN DENGAN PENYAKIT KARDIOVASKULER DI ICU RUMAH
SAKIT ISLAM SURAKARTA.

Berg, J., Young, M. and Grobler, N. (2012) ‘Medical nutrition therapy’, Journal
of Endocrinology, Metabolism and Diabetes of South Africa, 17(1), pp. 36–
43.
Saha, S. K. and Pathak, N. N. (2021) ‘Clinical and Therapeutic Nutrition’,
Medical Nutrition Therapy, pp. 1–481. doi: 10.1007/978-981-15-9125-9_17.
6.

23

Anda mungkin juga menyukai