Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dosen Pengampu
Fujianti, Ph.D
FARMAKOLOGI 5F
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Sejarah Obat 5
2.2 Mekanisme Obat pada Indikasi yang Ditentukan 6
2.3 Efek Farmakokinetik 6
2.4 Dosis Obat 7
2.5 Indikasi 7
2.6 Efek Samping 7
2.7 Interaksi dengan Obat Lain 7
2.8 Penyimpanan 8
BAB III. PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
penyakit gastritis bisa menimbulkan bahaya merusak fungsi lambung dan dapat
meningkatkan risiko terkena kanker lambung yang dapat menyebabkan kematian.
Secara garis besar, penyebab gastritis dibedakan menjadi 2 yaitu zat internal dan zat
eksternal. Zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yaitu yang menyebabkan iritasi dan
infeksi.Terapi pengobatan gastritis dilakukan dengan terapi non farmakologi
seperti melakukan pola hidup sehat.
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (32%),
China (31%), Jepang (14%), dan Perancis (29,5%). Persentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8% (Gustin, 2012).
Terapi penggunaan obat ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau
mempertahankan hidup pasien, Namun ada hal-hal yang tak dapat disangkal dalam
pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang
diharapkan. Penggunaan obat yang rasional adalah sangat penting dalam terapi
pengobatan pasien untuk mencegah adanya kegagalan dalam terapi pengobatan
tukak peptik (Siregar dan Kumolosari, 2006). Tujuan utama dalam pengobatan
gastritis ialah menghilangkan nyeri, menghilangkan inflamasi dan mencegah
terjadinya ulkus peptikum dan komplikasi (Burmana, 2015). Berdasarkan
patofisiologinya, terapi
farmakologi gastritis ditujukan untuk menekan faktoragresif (asam lambung) dan
memperkuat faktor defensive (ketahanan mukosa). Salah satu obat yang digunakan
untuk menetralkan asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung antara
adalah omeprazole. Omeprazole adalah obat yang tergolong dalam PPI (Proton
Pump Inhibitors) merupakan salah satu obat yang digunakan untuk menetralkan
asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung.
3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah obat omeprazole
2. Mengetahui mekanisme obat pada indikasi yang ditentukan
3. Mengetahui efek farmakokinetik omeprazole
4. Mengetahui dosis, indikasi dan efek samping dari penggunaan omeprazole
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Omeprazole
5
2.2 Mekanisme obat pada indikasi yang ditentukan
Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim K+H+ATPase (pompa
proton) yang akan memecah K+H+ATP menghasilkan energi yang digunakan
untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen
lambung. PPI mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli,
menyebabkan pengurangan rasa sakit pasien tukak, mengurangi aktifitas faktor
agresif pepsin dengan pH >4 serta meningkatkan efek eradikasi oleh regimen triple
drugs.
Omeprazol digunakan dengan berhasil bersama obat-obat anti mikroba untuk
mengeradikasi kuman H. pylori.
6
dengan gangguan fungsi organ hati, memiliki waktu paruh yang lebih lama
yaitu 3 jam.
2.5 Indikasi
Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung dan duodenum yang terkait
dengan AINS, lesi lambung dan duodenum, regimen eradikasi H. pylori pada tukak
peptik, refluks esofagitis, Sindrom Zollinger Ellison..
7
2.8 Penyimpanan
Penyimpanan sediaan injeksi omeprazole yaitu 15◦C - 25◦C. Sediaan kampsul
disimpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Omeprazole merupakan salah satu senyawa inhibitor pompa proton atau pump
proton inhibitor (PPI) yang merupakan agen antisekretorik lambung. Obat dengan
golongan Proton Pump Inhibitor merupakan first line terapi untuk pasien dengan
diagnosis gangguan gastrointestinal. Mekanisme kerja obat ini adalah dengan
mengontrol sekresi asam lambung dengan menghambat pompa proton yang
mentransfer ion H+ keluar dari sel pariental lambung. Karena sistem enzim ini
dianggap sebagai asam (proton, atau H +) memompa ke dalam mukosa lambung,
omeprazol menghambat langkah terakhir dari produksi asam. Omeprazole juga
menghambat basal dan dirangsang sekresi asam terlepas dari stimulus. Indikasi dari
obat ini adalah Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung dan
duodenum yang terkait dengan AINS, lesi lambung dan duodenum, regimen
eradikasi H. pylori pada tukak peptik, refluks esofagitis, Sindrom Zollinger Ellison.
Dengan absorpsi memiliki waktu kerja yang cepat dengan bioavaibilitas 30-40 %
jika diberikan secara oral, distribusi sekitar 95% dengan volume distribusi sekitar
0,39 L/kg, dimetabolisme secara cepat oleh enzim sitokrom P45 hepar terutama
melalui CYP2C19 dengan hasil metabolitnya hidroksiomeprazole, dan eksresi
metabolit terutama melalui urine dan sisanya melalui feces (bile). Dosis
omeprazole yaitu Intra Vena 1x40mg/ml dan 2x40mg/ml dan Per Oral
2x20mg/ml dan 3x20mg/ml
3.2 Saran
Hindari penggunaan omeprazole oada ibu hamil trimester 1 dan ibu menyusui.
Omeprazole adalah obat yang termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C
menurut US Food and Drugs Administration. Penelitian yang dilakukan hingga
hari ini belum menunjukkan adanya masaah yang dapat menghambat efektivitas
omeprazole pada anak-anak berusia 1-16 tahun. Namun sebelum menggunakan
obat tertentu, sebaiknya mempertimbangkan resiko dan manfaatnya sesuai dengan
yang tubuh kita butuhkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Burmana, F. 2015. Ketepatan Teknik dan saat pemberian obat pada pasien dewasa di
puskesmas rawat inap. Kemiling Bandar Lampung: Universitas Bandar Lampung.
Goodman, & Gilman. 2008. The Pharmacological Basis Of Therapeutics. Ed 12th. New
York : Mc Graw-Hill Publition.
Gustin, Rahmikunia. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pada pasien yang berobat
jalan di puskesmas gulai bancah kota Bukit Tinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian.
Mahdayana, I. D., Sudjatmiko, S., Sumarno, S., & Padolo, E. (2020). Studi Penggunaan
Profilaksis Stress Ulcer pada Pasien Bedah Digestif di RSUD dr.Soetomo Surabaya.
Pharmaceutical Journal of Indonesia, 005(02), 73–78.
https://doi.org/10.21776/ub.pji.2020.005.02.1
Siregar, C. & Kumolosari, E. 2006, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Jakarta :
EGC.
10