(KETOPROFEN)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Farmakologi
Dosen Pengampu:
Amid Samid, SKM., MKM.
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Farmakologi – 1B
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakologi yang berjudul
“ketoprofen supp”. Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu
standar atau kriteria penilaian dari mata kuliah Farmakologi yang diberikan secara
berkelompok.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Amid Samid, SKM.
MKM. selaku dosen dari mata kuliah Farmakologi di Politeknik Kesehatan Bandung,
yang telah banyak membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu kami dalam menyelasaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena
keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan baik itu dalam penyusunan maupun
isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari Dosen
ataupun pihak-pihak lain dan sesama teman mahasiswa untuk dapat menambahkan
sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau memperbaiki sesuatu yang dianggap
salah dalam tulisan ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk
lebih memperluas wawasan kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
2.8 Peran Perawat dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat ..................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya latar belakang tersebut, maka diambillah rumusan masalahnya sebagai
berikut :
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obat ketoprofren
2. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam memberikan obat ketoprofren
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip obat
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penyimpanan obat
5. Untuk mengetahui hak klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat
6. Untuk mengetahui bagaimana Mencegah Kesalahan dalam Pemberian Obat
7. Mengenal Bagaimana Peran Perawat dalam Mendukung Keefektifitasan Obat
8. Mengenal Bagaimana Peran Perawat dalam Mengobservasi Efek Samping dan
Alergi Obat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indikasi Ketoprofen
Kontra Ketoprofen
3
Sakit perut, sembelit, diare, pusing atau sakit kepala ringan, kantuk, kehilangan
selera makan, sakit kepala.
• Efek samping berat
Peningkatan tekanan darah, Serangan jantung atau stroke, pingsan, detak
jantung terasa cepat, perubahan pendengaran, seperti telinga berdenging,
perubahan mental atau suasana hati, termasuk kebingungan dan depresi, sakit
kepala persisten atau parah, perubahan penglihatan, termasuk penglihatan kabur,
Sakit perut, bisul, atau pendarahan, gejala gagal jantung. Seperti kaki atau
pergelangan kaki bengkak, kelelahan yang tidak biasa, penurunan berat badan
yang tidak biasa atau tiba-tiba, gejala masalah hati. Seperti menguningnya kulit
atau bagian putih mata, nyeri di bagian atas perut, gatal.
• Efek samping jarang tapi serius
Mudah berdarah atau memar, masalah pada ginjal, misalnya penurunan
jumlah urine, tanda-tanda infeksi. Seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan
nyeri, tubuh, gejala meningitis, seperti leher kaku dan demam yang tidak dapat
dijelaskan, anafilaksis. Reaksi alergi yang sangat parah.
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah
(parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat
tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki
oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan
jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut
serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama
dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat.
4
2.3 Prinsip Pemberian Obat
5
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui
rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh
efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang
tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang
lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk
pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin),
combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi
oksigen.
5. Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak
boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat
itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6
6. Dokumentasi yang Benar
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat
itu tidak dapat diminum, harus dicatat.
7
2.5 Hak Klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat
1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.
Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan setelah mendapatkan
informasi (informed consent) yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan.
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan. Adalah tanggung
jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan
mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau
menerima pengobatan. Jika tetap menolak, perawat wajib mendokumentasikan
pada catatan perawatan dan melapor kepada dokter yang menginstruksikan.
Kewaspadaan Rasional
Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak,
warna, dan bentuk yang sama
Pertanyakan pemberian banyak Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua
tablet atau vial untuk dosis tablet atau kapsul atau vial dosis tunggal.
tunggal. Interpretasi yang salah terhadap program
obat dapat mengakibatkan pemberian dosis
tinggi berlebihan
Waspadai obat-obatan bernama Banyak nama obat terdengar sama
sama (misalnya, digoksindan digitoksin, keflex
dan keflin, orinase
Cermati angka di belakang Beberapa obat tersedia dalam jumlah
koma, seperti dibawah ini : tablet coumadin dalam
tablet 2,5 dan 25 mg, Thorazine dalam
Spansules (sejenis kapsul) 30 dan 300 mg
8
Pertanyakan peningkatan dosis Kebanyakan dosis diprogramkan secara
yang tiba-tiba dan berlebihan bertahap supaya dokter dapat memantau
efek terapeutik dan responsnya
Ketika suatu obat baru atau obat Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut
yang tidak lazim diprogramkan, maka risiko pemberian dosis yang tidak
konsultasi kepada sumbernya akurat menjadi besar
Jangan beri obat yang Banyak dokter menggunakan nama pendek
diprogramkan dengan nama atau singkatan tidak resmi untuk obat yang
pendek atau singkatan tidak sering diprogramkan. Apabila perawat atau
resmi ahli farmasi tidak mengenal nama tersebut,
obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa
salah
Jangan berupaya atau Apabila ragu, tanyakan kepada dokter.
mencobamenguraikan dan Kesempatan terjadinya salah interpretasi
mengartikan tulisan yang tidak besar, kecuali jika perawat
dapat dibaca mempertanyakan program obat yang sulit
dibaca
Kenali klien yang memiliki Seringkali, satu dua orang klien memiliki
nama akhir sama. Juga minta nama akhir yang sama atau mirip. Label
klien menyebutkan nama khusus pada kardeks atau buku obat dapat
lengkapnya. Cermati nama memberi peringatan tentang masalah yang
yang tertera pada tanda potensial.
pengenal.
Cermati ekuivalen. Saat tergesa-gesa, salah baca ekuivalen
mudah terjadi (contoh, dibaca miligram,
padahal mililiter)
9
dipandang sebagai pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana
dengan pemberian obat saja. Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan
obat yang diberikan kepada pasien. Namun, laporan langsung yang disampaikan oleh
pasien dapat digunakan pada berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk
bertanya langsung kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.
2.8 Peran Perawat dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang paling penting.
Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Perawat bertanggung jawab pada obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat
tersebut benar. Obat yang diberikan kepada pasien, menjadi bagian integral dari
rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien
terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat
minum obat karena alasan tertentu. Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual
atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien tidak bias mengkonsumsi obat juga
harus diperhatikan. Rencana tindakan keperawatanan harus mencangkup rencana
pemberian obat, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama
kerja obat dan program dari dokter. Tugas seorang perawat sebelum memberikan obat
adalah harus memeriksa identitas pasien yang meliputi: papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas atau ditanyakan langsung kepada pasien dan keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti
menanyakan langsung kepada keluarganya. Obat memiliki nama dagang dan nama
generik. Setiap obat dengan nama dagang harus diperiksa nama generiknya sebelum
obat tersebut diberikan oleh perawat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak
terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan Tugas seorang perawat adalah harus
mengembalikan ke bagian farmasi. Setelah obat diberikan, tugas seorang perawat
adalah mendokumentasikan, dosis, cara/ rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan.
Bila pasien menolak diberikan obat, atau obat itu tidak dapat dapat diberikan karena
alasan tertentu, perawat harus mencatat alasannya dan dilaporkan kepada dokter
untuk tindakan selanjutnya
11
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah seharusnya kita memahami dan
mengimplementasikan langsung pada saat proses keperawatan mengenai peran perawat
dalam pengobatan agar terciptanya keperawatan profesional.
12
DAFTAR PUSTAKA
Halodoc, R. (2022, August 30). Ketoprofen: Manfaat, Aturan Minum, Dan Efek
Sampingnya. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/ketoprofen-manfaat-aturan-
minum-dan-efek-sampingnya
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
POLTEKKES KEMENKES RI BANDUNG
PRODI DIII KEPERAWATAN BOGOR
TK 1B
MK FARMAKOLOGI
Lampiran : 1
Dosen Pengampu :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Amid Samid,
OBAT MELALUI SUPOSITORIA
SKM., MKM
• Pengalas
• Sarung tangan
• Tissue
• Bengkok
2. Persiapan Pasien
3. Mengatur posisi pasien miring kesalah satu sisi, kaki sebelah atas
ditekuk
10. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal dengan tissue
16. Catat nama obat, dosis, dan waktu pemberian obat pada catatan obat
17. Observasi adanya efek supositoria +30 menit setelah obat diberikan
Tahap Akhir 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
Dokumentasi hasil
15