KELOMPOK 2
Nama Anggota:
Anisatulumah (2004015106)
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi
umum dari bagian pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiaadakan, sehingga agak mirip dengan keadaan pingsan. Anestetika
umum dibedakan menjadi dua yaitu anestetika inhalan dan intravena. Secara
tradisional, efek anestetika pada otak menimbulkan empat stadium tingkat.
B. Tujuan Praktikum
Diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa dapat :
Mengenal tahap-tahap manifestasi anestesi umum dan tahap-tahap pemulihan dari
anestesi umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi umum adalah obat yang digunakan untuk meniadakan persepsi terhadap semua
rangsangan. Anestesi umum digunakan dalam berbagai tindakan pembedahan (operasi).
Untuk menimbulkan efek anestesi yang ideal, sering diperlukan kombinasi dari beberapa
obat. Obat anestesi umumnya diberikan secara inhalasi atau injeksi IV. Mekanisme
kebanyakan anestesi umum belum diketahui. Tetapi, semua sifatnya menghilangkan rasa
sakit dengan mendepresi SSP melalui mekanisme yang belum diketahui sepenuhnya
(Ganiswara, 2007).
Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai
hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi ideal
terdiri dari hipnotik, analgesik, dan relaksasi otot. Tahapan analgesia terdiri dari beberapa
fase, yaitu:
Fase I: analgesia. Fase ini diawali analgesi tanpa amnesia, kemudian amnesia terjadi.
Fase II: eksitasi. Fase ini ditandai dengan mengigau, gelisah, pernafasan tidak teratur,
penderita meronta, muntah, urinasi, diakhiri dengan nafas mulai teratur.
Fase III: pembedahan/operasi. Fase ini ditandai dengan pernafasan mulai teratur, perubahan
gerak bola mata, ukuran pupil, hilangnya refleks bulumata, dan nafas stabil.
Fase IV: depresi medula. Fase ini ditandai dengan nafas berhenti dan kematian.
A. Perhitungan Dosis
Diketahui :
BB Tikus : 262 gram → 0,262 kg
DIH : 6,5 mg/kg BB – 13 mg/kg BB
Konsentrasi Obat : 100 mg/ml
Rumus :
= 40,08 mg/kg BB
( ) ( )
VAO = ( )
= 0,105 ml
t (Waktu t hilang
Tikus BB (Kg) Efek yang ditimbulkan
Pemberian) respon
Tikus 3 - 01:40 Diam 09:00
09:01 Gelisah 13:01
13:02 Sadar kembali/aktif -
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan tiga jenis obat anastesi yang berbeda, yaitu
eter, klorofom, dan ketamine. Rute pemberian ketiga obat tersebut berbeda, yaitu pada
tikus 2 dan 3dengan menjenuhkan toples dengan kapas yang sudah ditetesi eter atau
kloroform, kemudian dimasukkan kedalam toples tersebut. Namun pada tikus 1
terlebih dahulu diberi ketamin yang disuntikkan sesuai perhitungan dosis sebelum.
Dengan diberikannya tiga jenis obat yang berbeda, sehingga dapat membedakan
kemampuan masing-masing dalam menganastesi sehingga tikus dapat memasuki tiap
tingkat anastesi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa anastesi umum dibagi menjadi
empat fase, yaitu Fase I (analgesia) Fase ini diawali analgesi tanpa amnesia, kemudian
amnesia terjadi. Fase II (eksitasi) Fase ini ditandai dengan mengigau, gelisah,
pernafasan tidak teratur, penderita meronta, muntah, urinasi, diakhiri dengan nafas
mulai teratur. Fase III (pembedahan/operasi) Fase ini ditandai dengan pernafasan
mulai teratur, perubahan gerak bola mata, ukuran pupil, hilangnya refleks bulumata,
dan nafas stabil. Dan fase IV (depresi medulla) Fase ini ditandai dengan nafas
berhenti dan kematian.
Hasil praktikum kali ini, dari tiga jenis obat anastesi berbeda yang digunakan,
efek yang paling lama untuk kembali sadar yaitu dengan pemberian obat anastesi
ketamine yang diberikan dengan disuntikkan sesuai perhitungan dosis sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA