Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN III

ANASTESI UMUM

A. DASAR TEORI

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah menyelesaikan praktikum ini ,mahasiswa diharapkan :

1. Mengenal tahap tahapan manisfestasi anestesi umum dan tahap tahap


pemulihan dari anestesi umum
2. Mampu menganalisa perbedaan anastesi oleh berbagai bahan yang
digunakan

C. ALAT DAN BAHAN

1. tikus jantan 3 ekor


2. Obat : eter, kloroform atau etanol absolut
3. Timbangan hewan, toples kaca dengan tutup,kapas, pipet tetes, dan
peralatan lainnya.

D. PROSEDUR DAN PENGAMATAN


1. Tiap kelompok mahasiswabekerjadengan 3 ekortikusjantan

2. Pada masing-masing mencit, amati dan catat hal-hal berikut sebelum pemberian
anestesi umum :

a. Kelakuan umum tikus

b. Reflek-reflek (nyeri)

3. Masukkan tikus kedalam toplees kaca yang di dalamnya diberi kapas yang
sudah ditetesi dengan eter, kloroform, atau etanol absolut.
4. Catat setiap perubahan yang terjadi pada masing-masing tikus

5. Setelah dicapai tingkatan estesi untuk pembedahan, pemberian anestesi


dihentikan.

6. Perhatikan dan catat tahap-tahap pemulihan kesadaran tikus.

7.Buat table pengamatan selengkap mungkin sehingga saudara dapat membahas


dan menarik kesimpulan dari percobaan ini dan terlihat kolerasi antara gejala yang
muncul dengan tahap bab anestesi yang di capai.

LEMBAR KERJA

HASIL PRAKTIKUM

Hari/Tgl Praktikum : Senin, 12 Maret 2018

Materi Praktikum : Anastesi Umum

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui tahapan anastesi pada mencit

DATA PENGAMATAN

Nama Zat Mencit BB Tahap Anastesi Waktu Reaksi yang terjadi


Eter Kelompok 25,74 Analgesia 02:18 Melompat, mengendus-
1 gram ngendus, diam berlari
Ekstasi 03:11 Berlari, meloncat, aktif atau
lincah
Anastesi 02:08 Mengendus-ngendus, berlari-
lari, normal, manjat-manjat,
matanya sayup, kejang-
kejang, keling-keling
Pemulihan 04:35 Mengendus, aktif bergerak,
– pernafasan teratur, kembali
05:22 bersikap normal
Petroleum Kelompok 25,28 Analgesia 01:54 Tenang, diam, tidak banyak,
Eter 2 gram tidak banyak bergerak, tidak
mengigit
Eksitasi 02:05 Melompat, gelisah, bergetar
Anastesi 02:20 Pernafasan cepat, diam,
kejang-kejang
Pemulihan 02:28 Pelumpuhan sum-sum
tulang, mati
Alkohol Kelompok 28,46 Analgesia 01:46 Tenang, diam, tidak banyak
96 % 3 gram bergerak, tidak menggigit
Eksitasi 02:12 Gelisah, menggigit,
melompat
Anastesi 04:33 Pernafasan, cepat, mata
sayup, diam
Pemulihan 04:35 Mengendus, aktif bergerak,
– pernafasan teratur, kembali
05:22 ketingkah normal
Petroleum Kelompok 24,35 Analgesia 09:35 Tenang, diam, tidak banyak
Eter 4 gram – bergerak
09:38
Eksitasi 09:40 Melompat, menggigit,
gelisah, berlari
Anastesi 09:41 Pernafasan cepat, bergetar,
mata sayup, terdiam saat
toples digoyang
Pemulihan 09:53 Nafas teratur, lincah, berlari,
melompat
Eter Kelompok 39,12 Analgesia 00:55 Merasa tenang, diam,
5 gram pergerakan melompat,
melambat
Eksitasi 05:30 Diam, tenang, sesekali
gelisah, mata mulai menyipit
Anastesi 08:11 Pernafasan cepat, mata sayu,
tidak melakukan pergerakan
Pemulihan 12:20 Pernafasan mulai kembali
normal, aktif bergerak,
mengendus
Alkohol Kelompok 29,86 Analgesia 01:28 Kurang bergerak, banyak
96 % 6 gram diam
Eksitasi 03:28 Mulai gelisah
Anastesi 05:25 Pernafasan cepat, bola mata
redup
Pemulihan 07:10 Mulai kembali normal
LEMBAR PEMBAHASAAN

Anastesi adalah hilangnya sensasi atau kontrol terhadap tubuh. Biasa


digunakan untuk mendeskripsikan proses teversible yang membiarkan prosedur
operasi atau terapi ataupun yang menyebabkan rasa nyeri hebat untuk dilakukan
tanpa pasien merasa stres atau tidak nyaman (marcovhchh,2003)

Pada praktikum kali ini akan membahas tentang anastesi umum yang
dilakukan terhadap hewan percobaan yaitu mencit dengan berat badan mencit
yaitu 25,28gram, 28,46 gram, 24,35 gram, 25,74 gram, 39,12 gram, dan 29,86
gram .

Suatu anastetika yang ideal dapat menimbulkan anstesi dengan tenang dan
cepat serta memungkinkan pemulihan segera setelah penangana selesai. Obat
yang digunakan akan menimbulkan anastesia disebut sebagai anstetik, dan
kelompok obat ini dibedakan dalam anastetik umum dan anastetik lokal. Dalam
pembiusan, anastetik umum dapat memberikan efek analgesia yaitu hilangnay
kesadaran, sedangkan anastetik lokal hanya dapat menimbulkan efek analgesia.
Anastetik umum bekerja disusunan saraf pusat sedangkan anastetik lokal bekerja
lansgung pada serabut saraf di ferifet(weish,2009)

Pada percobaan hewan uji dalam praktikum anastesi umum ini yang
digunakan yaitu anastetik menguap dengan zat aktif yang digunakan adalah eter,
alkohol96%, dan petroleum eter. Pertama yang dilakukan yaitu timbang berat
badan mencit yang akan diujikan didapatkan hasilnya yaitu. 25,28 gram, 28,46
gram, 24,35 gram, 25,74 gram, 39,12 gram, 29,86 gram .

Tahap selanjutnya zat aktif yang akan digunakan diambil sebanyak 3 tetes,
lalu diteteskan ke kapas dan dimasukan ke dalam toples. Pada praktikum ini zat
aktif yang diguanakan yaitu:

A. Eter
Eter merupakan cairan tidak berwarnah, mudah menguap, berbau,
mudah terbakar, mengiritasi saluran nafas dan mudah meledak. Sifat
analgesik yang kuat sekali, dengan kadar dalam darah arteri 10-15mg%
sudah terjadi analgesik tetapi penderita, masih sadar. Eter pada kadar
tinggi dan sedang menimbulkan feleksasi otot serta hambatan yang tidak
dapat dilawan oleh neutikmin (goodman,dkk.2008)

B. Alkohol 96%
Alkohol ialah suatu molekul kecil, larut dalam air dan diserap
sempurnah dengan dari saluran pencernaan, uap alkohol atau etanol dapat
juga diserap melalui paru-paru, kadar puncak dalam darah dapat dicapai
dalam 30 menit, alkohol adalah zat yang bersifat adiktif zat psikoaktif
adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak yang
dapat menimbulkan perubahan pada prilaku, emosi dan kesehatan, alkohol
juga merupakan zat penekan susunan saraf pusat meskipun dalam jumblah
kecil, mempunyai efek stimulant ringan( ganiswara,1995)
Pada percobaan anastesi umum ini yang menggunakan zat aktif alkohol
yaitu :
a. Kelompok 3 mencit dimasukan kedalam toples yang sudah berisi gas
alkohol yang ditetsi sebanyak 3 tetes pada kapas. Pada tahap analgesia
0.146 mencit bereaksi tenang, diam, nyaman, tidak banyak bergerak
dan menggigit, mendengus. Tahap ke 2 yaityu eksitasi 0,2. 12 mencit
mulai gelisah, menggigit, dan melompat. Lalu tahap anastesi pada
waktu 04.33 pernafasan mencit cepat, diam, dan metode mata sayup,
pada tahap ini mencit langsung dikeluarkan dari toples kemudian
melakukan tahap pemulihan dengan waktu 0,4.25 sampai 0,5.22
mencit mulai aktif kembali, bergerak, pernafasan teratur dan kembali
ketingkat normal.
b. Kelompok 6 mencit dimasukkan kedalam toples yang sudah berisi gas
alkohol pada kapas sebanyak 3 tetes pada tahap analgesia pada waktu
01.28 mencit mulai dalam dan kurang bergerak, pada tahap ke 2 pada
waktu 03.28 mencit bereaksi gelisah dan berlari lari ini masuk ke tahap
meksiotasi. Selnajutnya tahap anastesi dengan waktu 05.25 pernafasan
mencit cepat dan tidak teratur, bola mata redup, lalu mencit langsunhg
dikeluarkan dan melalui tahap pemulihan dalam waktu 07.10 mencit
kembali normal dan mendengus.
C. PE (Petroleum Eter)
PE ialah bahan pelarut lemak non polar yang paling bayak digunakan
karena harganya relatif murah dan larutan berbahaya terhadap resiko
kebakaran, serta lebih selektif untuk lemak non polar (katzung,1997).
Pada percobaan anastesi umum yang menggunakan zat aktif PE yaitu :
a. Kelompok 2
mencit dimasukan kedala toples yang sudah berisi gas PE. Pada tahap
analgesia pada waktu 01.54-02.00 mencit menimbulkan reaksi tenang,
diam, tidak menggigit dan banyak bergerak, lalu pada waktu 02.03-
02.10 mencit bereaksi melompat bergetar dan gelisah sedangkan pada
tahap anastesi 02.20-02.25 pernafasan mencit cepat dan kejang kejang.
Setelah itu mencit diam dan mata terbuka pada waktu 02.28 dalam
waktu 3 detik mencit mengalami pelumpuhan sumsum tulang belakang
dan mati.hal ini dapat terjadi kemungkinan kadar PE yang diberikan
terlalu banyak dan kesalahan praktikan dan tidak mengikuti aturan
pemberian zat, faktor penyebab lainnya kemungkinan usia mencit yang
masih muda. Pada proses anastesi umum ini kelompok 2 tidak bisa
mengamati pemulihan pada mencit setelah dianastesi.
b. Kelompok 4
Mencit dimaskan kedalam toples yang sudah berisi gas PE, pada waktu
09,35-09,38 yaitu tahap anastesia mencit bereaksi tenang, dan tidak
bayak bergerak kemudian pada waktu 09,40 yaitu masuk ketahap
eksitasi, mencit melompat, menggigit, gelisah dan berlari lalu tahap
anastesi dalam waktu 09,41 pernafasan mencit cepat, bergetar, mata
sayup, dan diam, kemudia mencit langsung dikeluarkan dari toples
untuk melihat reaksi pemilihan pada mencit, pada waktu 09,53 mencit
kembali beraktifitas kembali.
Pada hewan uji, mencit yang diuji dengan menggunakan zat aktif eter
yaitu: mencit kelompok 1 setelah dimasukan kedalam toples yang sudah
berisi gas eter yang menguap setelah ditetesi diatas kapas, dalam waktu
09,40-09,42 (2detik) mencit menimbulkan reaksi melompat, mengendus
dan diam ,ini masuk kedalam tahap analgesia, kedua tahap eksitasi pada
waktu 09,42 - 09,45 (2detik) reaksi mencit yang terjadi yaitu berlari lari,
mengendus dan aktif, pada tahap ketiga yaitu anastesi pada waktu 09,45-
09,47 (2detik) mencit menibulkan reaksi memanjat, mata sayu, kejang dan
berputar putar/kesimbangan mencit mula tidak seeimbang ,lalu mencit
dikeluarkan dari ruangan atau toples yang tertutup tadi, pada 09,47-10,00
menit masuk ketahap pemulihan yaitu aktif bergerak ,nafas teratur,
kemudian mencit kelompok 5 dengan zat aktif yang sama yaitu eter,
setelah dimasukan ke dalam toples yang sudah berisi gas eter dalam waktu
55 detik mencit menimbulkan reaksi tenang, diam, melompat lambat ini
masuk kedalam tahap analgesia, kemudian pada waktu 05,30 detik
memasuki tahap eksitasi reaksinya yaitu gelisah, mata mulai sayu lalu
pada tahap anastesi pada waktu 08,11 detik mencit pernafasan nya mulai
cepat, tidak melakukan pergerakan dan mata sayu, pada tahap ini mencit
dikeluarkan dari toples untuk segera melalui tahap pemulihan pada waktu
12,20 detik pernafasan mencit kemali normal, aktif bergerak dan
mengendus.

LEMBAR KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan anestesi umum terhadap mencit putih dapat


disimpulkan bahwa :

 Tiap mencit yang diberikan anestesi inhalasi akan mengalami ,


Tahap 1 yang ditandai dengan kesadaran berkurang,terjadi rasa nyaman.
Tahap ke 2 eksitasi yang ditandai dengan terjadinya kegelisahan seperti
menjilat bagian anggota tubuh.
Tahap ke 3 anestesi yang ditandai dengan terjadinya pernapasan perut
semakin cepat, gerakan polamata dan reflex bola mata hilang, otot lemas
dan yang terakhir adalah Tahap pemulihan dimana hewan uji akan kembali
aktif dikarenakan anestesi yang diberikan secara inhalasi berkurang sedikit
demi sedikit.
 Zat anestesi yang lebih cepat yaitu Eter karena eter memiliki sifat
anelgesik yang kuat dan relaksasi yang baik.
 Adapun faktor yang mempengaruhi anestesi yaitu : Umur hewan, ukuran
hewan, kondisi fisik hewan, tempramen hewan, dll.
 Salah satu terjadinya insiden mencit yang uji mati, hal ini disebabkan
karena adanya kesalahan dalam penetesan PE yang berlebihan sehingga
terjadi over dosis dan menyebabkan mencit mati. Selain itu,kurang teliti
saat mengamati tahap-tahapnya.

LEMBAR DAFTAR REFERENSI


LEMBAR LAMPIRAN FOTO HASIL PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai