SEBAGAI BAGIAN DARI MATA

TEKNOLOGI KULIAH TEKNOLOGI OBAT

HERBAL I

EKSTRAKSI Disampaikan oleh:

Nina Dewi Oktaviyanti, S.Farm.,

Bagian I: M.Farm., Apt.
Ekstraksi dan Variabel yang mempengaruhi proses nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
ekstraksi

*kecuali atas ijin dosen
Attitude when leave and join
the class
SISTEM PENILAIAN?
Ujian tulis 60%
Ujian tulis 100%
Tugas + kuis 40%

• KEHADIRAN Etika menghubungi

• KETERLAMBATAN dosen
• Ijin masuk dan keluar kelas
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
3 TM (Sebelum UTS):
1. Variabel ekstraksi
2. Metode kesetimbangan
3. Metode exhaustive

Ujian Tulis (UTS)

TUGAS/KUIS/PRETEST/DISKUSI (30-40%)

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Whole bioactive component in concentrated form

Bioactivity of total component may not change

May be used as medicinal agent for further

processed to be incorporated in any dosage form

Reduce of side effect

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 FRESH PLANT

SIMPLISIA (KERING)
1. Penyerbukan (Size reduction)
2. Pengayakan (Sieving)
SERBUK SIMPLISIA
1. Pembasahan
2. Ekstraksi
EKSTRAK
1. Pemurnian
2. Pemekatan
EKSTRAK KENTAL
Pengeringan

EKSTRAK KERING
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Pemisahan bahan/zat dari campuran
dengan menggunakan pelarut

Berdasarkan FHI 2008:

Ekstrak: sediaan kering, kental, atau cair, dibuat
dengan menyari (mengekstraksi) simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, di luar
pengaruh cahaya matahari langsung

Menstruum Miscella Rinsing Lixiviation/ leaching

larutan yang Pembilasan:

Solvent/ pelarut/
mengandung pelarutan senyawa Ekstraksi dengan
campuran pelarut
senyawa yang kimia keluar dari air sebagai pelarut
untuk ekstraksi
terekstraksi sel-sel yang hancur

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 • Dinding sel microfibril yg tersusun atas selulosa
P → cara mekanis
R • Membran sel semipermiabel, tersusun lipid dan
I protein
• Sitoplasma metabolit primer dan sekunder
N
S
I
P Adanya perbedaan tekanan luar dan dalam sel

PROSES EKSTRAKSI
E
Pelarut pengekstraksi terpenetrasi ke dalam sel
K
S
T • Sel pecah
R • Senyawa akan terlarut dalam pelarut
A • Ampas??

K
S EKSTRAKSI = proses pararel dari:
I 1. Pelepasan senyawa yang diekstraksi dari sel tanaman yang telah dirusak
2. Penarikan senyawa yang diekstraksi melalui proses difusi nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 TAHAPAN EKSTRAKSI

1. Pra-ekstraksi (pembasahan)

Optimum → Variabel yang mempengaruhi

2. Ekstraksi ekstraksi

a. Pemurnian
b. Pemekatan
3. Pasca-ekstraksi c. Pengeringan
d. Formulasi
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
To avoid sudden swelling → burst
extractor
Increase
To ensure uniform moistening contact and
Prevent formation preferential passage with
channels/bubble solvent

To increase porosity of the cell wall →

increase diffusion
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Sel menyusut
setelah pengeringan Peningkatan porositas

Pembasahan

Solvent

Teknis
Pembasahan? Simplisia Ekstraksi
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
VARIABEL EKSTRAKSI
1. Size particle
2. Jenis pelarut
3. Viskositas
4. Solid to liquid ratio
5. Suhu
6. Waktu
7. pH
8. Metode ekstraksi
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
– Mechanically breaking down coarse fragment into
fine powder
– Objective:
– To rupture its organ, tissue and cell structures so that its
medicinal ingredients are exposed to the extraction solvent.
– To maximize the surface area →enhances the mass transfer of
active principle from plant material to the solvent.
– Parameter: homogenitas ukuran partikel (Diameter
partikel ± 0,5 mm)
– Pengaruhnya terhadap:
– Laju difusi senyawa Hasil ekstraksi
– Waktu kontak → mutu
– Kecepatan solven yang melalui simplisia
– Pada bahan segar: Keluarnya enzim dari sel tanaman
→ stabilitas kimia, hidrolisis, oksidasi. Cara
mengatasi? nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
• Widely use
• Rotating hammer

Use: Leaves,
cortex, root, for
maceration and
percolation

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Result: Very fine
powder
Use: Hard seed,
prechopped drugs

Parameter Kinerja grinding machine:

• Kapasitas dan efisiensi tenaga mesin untuk tiap unit material
• Rasio penggilingan
• Laju penggilingan
• Ukuran dan bentuk sebelum dan sesudah penggilingan
• Interval ukuran dan bentuk material setelah penggilingan
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh PARTICLE SIZE terhadap MUTU EKSTRAK

Massa
ekstrak
(total)

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh PARTICLE SIZE terhadap MUTU EKSTRAK

Parameter mutu ekstrak

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
• No.pengayak → jumlah lubang tiap cm dihitung
searah dengan panjang kawat
• Lihat daftar lubang pengayak baku FHI !

DERAJAT KEHALUSAN SERBUK

– Dinyatakan dengan nomor pengayak → Ukuran nominal/ukuran mesh
ayakan, di mana serbuk dapat melewatinya.
– SERBUK sangat kasar, kasar, agak kasar, halus, sangat halus (FHI,
2008).

• Serbuk simplisia no. 10

• Serbuk simplisia berukuran 4/18
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Polar solute dissolve in polar solvent
Non polar solute dissolve in non polar solvent

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Air Pelarut Organik Green solvent
Keuntungan • Murah • Banyak alternatif pilihan • Ramah lingkungan, aman, tidak toksik
• Tidak toksik • Tidak menghidrolisis • Tidak mudah terbakar
• Tidak mudah • Titik didih relatif rendah • Banyak alternatif pilihan
terbakar • Waktu pemekatan lebih • Tidak menghidrolisis
cepat • Stabil
• Tidak dapat ditumbuhi • Harga terjangkau
jamur • Bisa langsung dimanfaatkan sebagai
sediaan tanpa pemekatan
Kerugian • Dapat terjadi reaksi • Mahal • Perlu metode khusus untuk
hidrolisis • Mudah terbakar memisahkan dari senyawa
• Titik didih 100°C → • Beberapa toksik
senyawa termolabil
• Waktu pemekatan
lama
• Dapat terkontaminasi
mikroba, jamur

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
• Dapat mengekstraksi senyawa yg ingin di ekstraksi secara selektif.
• Memberikan kapasitas yang tinggi pada proses ekstraksi
• Tidak bereaksi dengan senyawa
• Ekonomis
• Tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
• Dapat menguap seluruhnya

COMMON RULE of EXTRACTION

– Aliphatic alcohol with up to 3 carbon atoms. Example?
– Woody parts, cortex, root, seed → alcohol:water (8:2 or 7:3 or
lower based on stability)
– Leaves/ aerial green parts → 1:1
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Green solvents

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Conventional oxygenated solvents
Pena-Pereira dan Tobiszewski, 2017
that can be prepared from
renewable feedstocks (e.g.,
acetone, methyl ethyl ketone,
methanol, ethyl acetate, and 2-
methyltetrahydrofuran)

Lymonene, glycerol
carbonate, methyl oleate
etc.

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
HBA + HBD

DES

heating

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh JENIS PELARUT terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Pengaruh JENIS PELARUT terhadap MUTU EKSTRAK

Ekstraksi senyawa asam fenolik

(asam ferulat) Kulit jeruk orange
Metode ekstraksi: solid-liquid
extraction (SLE)

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Pengaruh JENIS PELARUT terhadap MUTU EKSTRAK
Effects of different extraction solvents on extraction yield of total anthocyanins from L.
ruthenicum fruit Sang et al., 2018

ChCl : 1,2- ChCl : 1,4- ChCl : Lactic acid ChCl : Citric acid
Propanediol Butanediol

*means p < 0.05 compared with 75% ethanol, and # means p < 0.05 compared with 75%
methanol

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 (Mempengaruhi proses difusi dan kelarutan)

Rata-rata peak area HPLC pada 520 nm dari anthocyanin yang

diekstraksi dari petal berwarna ungu Catharanthus roseus
menggunakan pelarut yang berbeda (Dai et al., 2016):
(1) methanol 3% formic acid
(2) 1,2-propanediol-choline chloride-water (1:1:1)
(3) lactic acid-glucose-water (5:1:3)
(4) proline-malic acid
(5) malic acid-choline chloride
(6) glucose-choline chloride
(7) 75% (v/v)glucose-fructose-sucrose

Density (40 kinematic viscosity (40 dynamic viscosity

name composition (mole ratio) oC) g/cm3 oC) mm2/s (40 oC) cP1
MCH malic acid:choline chloride:water(1:1:2) 1.2303 445.9 548.6
MAH malic acid:β-alanine:water (1:1:3) 1.352 174.6 236.1
PMH proline:malic acid: water (1:1:3) 1.3184 251 330.9
GCH glucose: choline chloride: water (2:5:5) 1.2069 397.4 479.6
PCH 1,2-propanediol: choline chloride: water (1:1:1) 1.0833 33 35.7
LGH lactic acid:glucose: water (5:1:3) 1.2497 37 46.2
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
– Perbandingan
antara jumlah
solid terhadap
jumlah pelarut
(liquid)
– Satuan?
– Solid to liquid
ratio >> → jumlah
solvent?

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Solubility Viscosity
Solubility NaCl in water

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh SUHU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh SUHU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Pengaruh SUHU terhadap MUTU EKSTRAK

Influence of temperature during UAE on the extraction yield of sum of anthocyanin-3-O-

monoglucosides (AMon), sum of anthocyanin-3-acetylmonoglucosides (AAc), sum of
anthocyanin-3-(6-O-p-coumaroyl)monoglucosides (ACm)
Bubalo et al., 2016
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh SUHU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh SUHU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
– Waktu ekstraksi >> →
kontak solvent dengan
pelarut >>
– Pengaruh dari metode
ekstraksi?
– Siklus ekstraksi?

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh WAKTU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh WAKTU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh WAKTU terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh WAKTU terhadap MUTU EKSTRAK

Recovery of
anthocyanins
and total phenolic
compounds
using different
extraction times

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
– Pengaruh pH:
– Kelarutan
– Stabilitas
senyawa

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Pengaruh pH terhadap MUTU EKSTRAK

TA: Total anthocyanin

Dp: Delphinidin-3-O-
monoglucoside
Cy: Cyanidin-3-O-
monoglucoside
Pt: Petunidin-3-O-
monoglucoside
Pn: Peonidin-3-O-
monoglucoside
Mv: Malvidin-3-O-
monoglucoside

Radosevic et al., 2016

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Anda bekerja sebagai RnD di sebuah industri dan akan mengembangkan ekstraksi
ramah lingkungan terhadap senyawa antosianin. Berikut ini adalah hasil dari
optimasi anda
Pelarut apakah yang anda pilih untuk memperoleh ekstrak yang
optimal?

Choline Choline Choline Choline Choline

chloride & chloride & chloride & chloride & chloride &
gliserol xylitol glukosa fruktosa asam malat Metanol

Katekin
Kuersetin
Delphinidin
Cyanidin
Petunidin
Peonidin
Malvidin

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
 Comparison between conventional extraction method (CE), MAE and UAE extraction
yield for total free anthocyanins (TA), (+)-catechin (C) and quercetin-3-Oglucoside (Q).

Bubalo et al., 2016 nina_dewi@staff.ubaya.ac.id

Pengaruh METODE EKSTRAKSI terhadap MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
– Berdasarkan temperatur ekstraksi
– Ekstraksi Cara Dingin
– Ekstraksi Cara Panas
– Berdasarkan perolehan ekstrak
– Ekstraksi sampai habis (Exhaustive)
– Ekstraksi kesetimbangan
– Berdasarkan bahan yang diekstraksi dan pelarut
– Padat-cair
– Cair-cair

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
Mutu simplisia
• Terstandarisasi atau tidak (OHT,
Fitofarmaka)
Jumlah simplisia
• perhitungan dosis
Derajat kehalusan simplisia
• luas permukaan serbuk yang
kontak dengan menstruum
Jenis pelarut /menstruum
• keamanan, efisiensi penarikan
senyawa aktif
Pembasahan serbuk
• pra-ekstraksi
Proses ekstraksi
• terlindung dari cahaya/tidak
• Suhu proses ekstraksi
• jumlah senyawa aktif dan
kecepatan ekstraksi
Lama waktu penyarian
• jumlah bahan terekstraksi
nina_dewi@staff.ubaya.ac.id
FAKTOR MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK

nina_dewi@staff.ubaya.ac.id