PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efek tarapeutik obat dan efek toksik obat adalah hasil dari interaksi obat
tersebut dengan molekul didalam tubuh pasien.sebagian besar obat bekerja melalui
penggabungan dengan makromolekul khusus dengan cara mengubahaktivitas
biokoimia dan biofisika makromolekul.ini disebut sebagai reseptor.
Afinitas reseptor untuk mengikat obat menentukan konsentrasi obat yang
diperlukan untuk membentuk kompleks obat-reseptor dalam jumlah yang
berarti,dan jumlah reseptor secara keseluruhan dapat membatasi efek maksimal
yang ditimbulkan oleh obat.
Respon terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding
langsung dengan dosis.Namun, dengan meningkatnya dosis peningkatan respon
menurun.Pada akhirnya,tercapailah dosis yang tidak dapat meningkatkan respon
lagi
Diazepam merupakan obat dari golongan benzodiazepine, dimana
benzodiazepine adalah segolongan obat golongan psikotropika yang mempunyai
efek yaitu: sedasi,hypnosis,pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas,relaksasi otot dan antikonvulasi. Efek Sedasi dimana obat akan
memberikan efek untuk menenangkan pasien dalam suatu periode yang dapat
membuat pasien cemas,tidak nyaman,atau gelisah. Seringkali diberian kepada
pasien sebelum pembedahan atau selama prosedur medis tidak nyaman.
Diazepam memang menyebabkan tidur dan penurunan kesadaran yang
disertai nistagmus dan bicara lambat,namun tidak bersifat analgesic. Analgesic
merupakan obat-obat yang dirancang untuk meringankan nyeri tanpa menyebabkan
hilangnya kesadaran. Percobaan ED 50 merupakan dosis yang meberikan efek tidur
pada 50% individu pada suatu atau separuh dari jumlah individu yang diamati.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan bereaksinya diazepam didalam tubuh
tikus ?
2. Bagaimana pengaruh dan efek diazepam terhadap tubuh tikus?
3. Berapa dosis yang dibutuhkan agar tikus tidur?
4. Bagaimana menentukan ED50 pada tikus?
2
BAB 2
DASAR TEORI
A. Landasan Teori
Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan dengan
efek samping yang minimal. Seorang dokter harus mengetahui potensi farmakologik
relatif dan efikasi maksimal dari obat-obatan dalam hubungannya dengan efek
terapeutik yang diinginkan untuk memilih di antara banyak obat dan menentukan
dosis yang tepat dari suatu obat. Dosis terapi yang menimbulkan efek terapi pada
50% individu atau binatang percobaan disebut dosis terapi median/lethal dose
(LD50) ialah dosis kematian pada 50% individu atau bianatang percobaan. Adapun
effective dose (ED50) yaitu dosis yang menimbulkan efek terapi pada 50% populasi.
Dalam studi farmakodinamik indeks terapi suatu obat dinyatakan dalam rasio sebagai
berikut :
Indeks Terapi : LD50/ED50
3
Tinajauan Bahan
a) Alkohol
Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk
dari hidrokarbon-hidrokarbon oleh pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan
atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk berbagai hasil
pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih gugus alkohol
(Dorland, 2002).
b) Diazepam
4
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
Alat :
1. Kasa
2. Kapas
3. Kain
4. Klem (tang)
5. Spuit
6. Stopwatch
7. Handscoon
Bahan :
1. Tikus putih (Mencit) 3 ekor(dengan berat badab yang berbeda)
2. Obat diazepam dengan dosis : 1 mg/KgBB, 2,5 mg/KgBB, 5
mg/KgBB
3. Alkohol
B. Prosedur Kerja
1. Bersihkan permukaan abdomen tikus dengan kapas alcohol
2. Suntikkan pada masing-masing tikus : Diazepam dengan dosis 1 mg/kgBB,
2,5 mg/kgBB, 5 mg/kgBB secara intraperitoneal
5
3. Amati perubahan perilaku tikus yang berupa postur tubuh, aktivitas motor,
ataksia, righting reflex, test kasa, analgesia dan ptosis
4. Postur tubuh (perhatikan bagian kepala dan punggung)
5. Aktivitas motor (gerakan spontan saat dipegang)
6. Ataksia (koordinasi saat berjalan)
7. Righting reflex (diam pada suatu atau beberapa posisi)
8. Test kasa
9. Analgesia (respon saat kaki dijepit)
10. Ptosis (katup mata)
11. Percobaan tersebut dilihat secara berurutan dan bergantian pada setiap tikus
selama 5, 10, 15, 30, dan 60 menit pada masa percobaan
6
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Meni Nomor Postu Aktivita Ataksi Rightin Test Analges Ptosi Mat
t experimen r s motor a g feflex kasa a s i
t tubuh
5 1 + + + + + + +
2 + + + + + + +
3 +++ +++ ++ + ++ ++ +
10 1 ++ ++ + + + + +
2 + + + + ++ + +
3 +++ ++++ +++ ++ +++ ++ ++
+
15 1 ++ ++ ++ + ++ ++ +
2 ++ ++ + + ++ ++ +
3 +++ ++++ +++ ++ ++ ++ +
30 1 +++ +++ ++ + + + +
2 +++ ++ ++ + + ++ +
3 +++ +++ +++ ++ + ++ +
7
HASIL PENGAMATAN A2 (Total 6 kelompok)
Dosis Respon tidur (+/-) pada tikus no. % Indikasi yang berespon
1 2 3 4 5 6
1 - - - - - - 0%
mg/KgBB
2,5 + + + + - + 83,33%
mg/KgBB
5 + + + + + + 100%
mg/KgBB
8
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dengan obat diazepam , tikus yang:
1. Tikus yang diinjeksikan dengan dosis 1mg/kgBB ( 0,0234ml) tidak menimbulkan efek
sedative
2. Tikus yang diinjeksikan dengan dosis 2.5mg/kgBB (0,052ml) menimbulkan efek
sedative
3. Tikus yang diinjeksikan dengan dosis 5mg/kgBB ( 0,104ml) menimbulkan efek
sedative
Semakin besar pemberian dosis terhadap tikus, semakin besar pula efikasi yang
dihasilkan dari obat tersebut, dalam hal ini adalah obat Diazepam. Dan berpengaruh
terhadap aktivitasnya yaitu salah satunya, aktivitas analgesia, postur tubuh, dan
pengukuran lainnya. Efek yang diberikan berupa semakin menurunnya keseimbangan
tubuh dan tikus akan tertidur.
B. Saran
1. Dalam melakukan penelitian, harus terdapat jarak dan rentang waktu agar dapat
dengan mudah mengukur efek yang ditimbulkan.
2. Dalam melakukan penelitan diperlukan suasana yang kondusif, tenang, dan tidak
membuat bahan coba menjadi stress sehingga tidak dapat memberikan efek dan
pengaruh yang akurat dan kita harapkan
9
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC
Ernst, Mutschler. 1986. Dinamika Obat : Farmakologi dan Toksikologi(terjemahan). Bandung :ITB
10