Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI MENENTUKAN ED50

(EFFECTIVE DOSE) DIAZEPAM PADA TIKUS

Kelompok 1

B2 2019

Nama Anggota :

1. Nadhira Idzhar 201910330311


2. Alda Raihan Almira 201910330311032
3. Nabilah Fikri Alimah 201910330311109
4. Bhakti Kartika Sari 201910330311
5. Rehan Iza 201910330311
6. 201910330311

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
BAB I

TUJUAN

1. Mengamati perubahan aktivitas perilaku setelah pemberian diazepam secara


intraperitoneal
2. Menentukan ED50 (dosis yang memberi efek tidur) diazepam
BAB II
LANDASAN TEORI

ED50 (effective Dose 50) adalah dosis yang menimbulkan efik terapi pada 50% individu.
Pemberian Diazepam secara intraperitoneal digunakan untuk menentukan ED50 yaitu dosis yang
memberikan efek tidur pada 50% individua tau separuh dari jumlah individu yang diamati.
Benzodiazepin meningkatkan kerja GABA di Sistem syaraf pusat. Diazepam bekerja disemua
sinaps GABAa, tetapi kerjanya dalam mengurangi spastisitas sebagai dimediasi di medula
spinalis. Karena itu Diazepam dapat juga digunakan pada spasme otot yang asalnya dari mana
saja, termasuk trauma otot lokal. Tetapi, obat ini menyebabkan sedasi pada dosis yang
diperlukan untuk mengurangi tonus otot.
Dosis dimulai dengan 4mg/hari yang dapat ditingkatkan bertahap inga maksimum
60mg/hari. Benzodiazepin lain yang sering juga dipakai sebagai pelemas otot adalah midazolam
(Dikutip dari Farmakologi dan Terapi Universitas Indonesia, Thn 2007,hal 112)
Benzodiazepin yang tidak larut dalam air adalah Diazepam dan Lorazepam, oleh
karenanya obat-obat ini tidak diberikan secara intra vena pada pasien, karena dapat
menyebabkan iritasi vena, sehingga diberikan secara intra muscular dalam pelarut propilenglikol.
( Dikutip dari Farmakologi dan Terapi Universitas Indonesia, Thn 2007, hal 126)
Benzodiazepin yang digunakan sebagai anestesi umum adalah Diazepam, Lorazepam,
dan Midazolam. Dengan dosis untuk induksi anestesi kelompok obat ini dapat menyebabkan
tidur, mengurangi cemas, dan menimbulkan amnesia anterograd, tetapi tidak berefek anelgesik.
Diazepam yang diberikan secara Intra vena segera didistribusi ke otak, tetapi efeknya baru
tampak setelah beberapa menit. Kadarnya segera turun karena adanya redistribusi tetapi sedasi
sering muncul lagi setelah 6-8 jam akibat adanya penyerapan ulang Diazepam yang dibuang
melalui empedu. Masa paruh Diazepam memanjang dengan meningkatnya usia, kira-kira 20 jam
pada usia 20 tahun, dan kira-kira 90 jam pada usia 80 tahun. Klirens plasma hampir konstan (20-
30 mL/menit), karena itu pemberian Diazepam dalam waktu lama tidak memerlukan koreksi
dosis. (Dikutip dari Farmakologi dan Terapi Universitas Indonesia, Thn 2007, hal 134-135)
BAB III

ALAT DAN BAHAN

1. Kain
2. Spuit
3. Kasa
4. Klem
5. Kandang tikus
6. Kapas
7. Tikus putih 3 ekor
8. Diazepam (dosis 1mg/kgBB, 2,5mg/kgBB, 7,5mg/kgBB)
9. Alkohol
BAB IV
LANGKAH KERJA

1. Permukaan Abdomen tikus dibersihkan dengan kapas alcohol


2. Pada masing-masing tikus disuntikan Diazepam dengan dosis 1mg/kgBB, 2,5mg/kgBB,
dan 7.5mg/kgBB secara intraperitonial
3. Perubahan perilaku tikus diamati (seperti yang tertera pada lembar pengamatan) dengan
seksama.
BAB V
HASIL PENGAMATAN

5.1 Penghitungan dosis pada tikus

Tikus 1 dengan berat badan : 162 mg

5mg/kgBB
X mg/ 0,162 kgBB maka X = 0,81 mg
5mg/ml
0,81 mg/X ml maka X = 0,162 ml

Tikus 2 dengan berat badan :120 mg

7,5mg/kgBB
X mg/ 0,12 kgBB maka X = 0,9 mg
5mg/ml
0,9mg/X ml maka X = 0,18 ml

Tikus 3 dengan berat badan :132 mg

15mg/kgBB
X mg/ 0,132 kgBB maka X = 1,98 mg
5mg/ml
1,98 mg/X ml maka X = 0,396 ml

5.2 Tabel pengamatan

Menit No Postur Aktifitas Ataxia Righting Test Analgesi Ptosis Mati


eksperimen tubuh motor reflex kasa

5 1 + + + + + + + -
2 +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ -
3 + + + + ++ + + -
10 1 + + ++ + ++++ + + -
2 +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ -
3 + + ++ + ++ + + -
15 1 +++ +++ +++ + +++ + + -
2 +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ -
3 + ++ +++ + ++ + + -
30 1 ++ ++ ++ + +++ + + -
2 +++ +++ +++ +++ +++ ++ ++ -
3 + ++ +++ + ++ + + -
60 1 ++ ++ +++ + + ++ + -
2 +++ +++ +++ ++ +++ + + -
3 ++ + ++ + ++ + + -

Keterangan :
1. Postur Tubuh
+ = Jaga = Kepala dan punggung tegak
++ = Ngantuk = Kepala tegak, punggung mulai datar
+++ = Tidur = Kepala dan punggung datar
2. Aktivitas Motorik
+ = Gerak spontan
++ = Gerak spontan bila dipegang
+++ = Gerak menurun saat dipegang
3. Antaxia
+ = Inkoordinasi terlihat jarang-jarang
++ = Inkoordinasi jelas terlihat
+++ = Tidak dapat berjalan lurus
4. Righting Refleks
+ = Diam pada satu posisi miring
++ = Diam pada dua posisi miring
+++ = Diam pada waktu terlentang
5. Test Kasa
+ = Tidak jatuh apabila kasa dibalik dan digoyang
++ = Jatuh apabila kasa dibalik 180o
+++ = Jatuh apabila kasa 90o
++++ = Jatuh apabila kasa 45o
6. Analgesia
+ = Respon berkurang pada saat telapak kaki dijepit
++ = Tidak ada respon pada saat telapak kaki dijepit
7. Ptosis
+ = Masih terjaga .
++ = Mengantuk
+++ = seluruh mata tertutup

Dosis Respontidur(+/-)pada tikus % Indikasi yang berespon


1 2 3 4 5 6
5mg
7,5mg
15mg
BAB VI
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai