Anda di halaman 1dari 15

 Menentukan nama obat dan golongan senyawa obat yang

digunakan dalam percobaan.


 Mengetahui gejala-gejala yang mempunyai efek
farmakologis dari suatu sediaan obat
Depresan sistem saraf pusat adalah senyawa yg dapat
menurunkan aktivitas fungional dari sistem saraf pusat (SSP).
Depresansia terbagi atas golongan sedatif, hipnotika, dan
analgetik umum.
1. Depresansia sedative menyebabkan respon fisik dan mental
menghilang, tetapi tidak mempengaruhi kesadaran,
2. Depresansia hipnotika menimbulkan efek hipnotik pada hewan,
sehingga rasa kantuk pada hewan.
3. Depresansia analgetik umum adalah senyawa yang dapat
menimbulkan anastesi sehingga kesadaran, rasa nyeri pada hewan
menjadi hilang.
 Pada tabung berisi Zat Stimulansia pada hewan coba
akan terjadi peningkatan aktivitas pada hewan coba.
 Pada tabung berisi Zat Depresan pada hewan coba
akan terjadi pelemasan otot sehingga hewan coba
akan mengantuk dan lemas.
 Alat  Bahan
› Batang pensil › Alkohol
› Suntikan › Kapas
› Timbangan › Mencit
› Sampel
1. Diamati pengamatan biologisnya
2. Disuntikan sampel dengan dosis bertingkat (0,1 ml, 0,2
ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 ml) secara IP
3. Damati gejala yang terdapat
Pengamatan Hasil
BB 39 gram
Laju nafas 100 / menit
Frekuensi jantung 132 / menit
Tonus otot +++
Refleks +++
Kesadaran +++
Rasa nyeri +++
Gejala lain Urinasi

KET ( +++ = sangat baik )


( ++ = baik )
( + = cukup baik )
0,1 ml 0,2 ml 0,3 ml 0,4 ml

1. Uji Panggung
- Aktivitas Motorik 2X 2X 5X 3X
- Piloreksi - ++ ++ +
- Ptosis + ++ ++ +

2. Uji Refleks
- Pineal +++ +++ +++ +++
- Kornea +++ +++ +++ ++
- IPsilateral +++ +++ +++ +++

3. Uji Katalepsi +++ +++ +++ +


4. Refleks Postur +++ +++ ++ +
5. Uji Gelantung +++ ++ ++ +

6. Uji Haffner +++ +++ ++ -

7. Uji Straub ++ + - -

8. Efek Lain
- Lakrimasi - - - -
- Midriasi - - - -
- Mortalitas - - - -

KET ( +++ = sangat baik )


( ++ = baik )
( + = cukup baik )
( - = tidak terjadi )
. Pada percobaan kali ini yaitu skriining farmakologi yang bertujuan
untuk mengetahui obat baru yang belum diketahui khasiatnya serta agar
terlatih mengenali gejala-gejala yang mempunyai efek farmakologi dari suatu
sediaan obat. Hewan coba yang digunakan yaitu mencit, dengan berat
badan 39 gram. sampel disuntikan dengan dosis yang bertingkat secara
Intraperitonial, sampel yang digunakan yaitu Stimulan ( Kafein dan Stirgnin) dan
Depresan ( Diazepam dan Urethan). Skrining ini dilakukan secara skrining buta
yang menentukan golongan suatu zat dengan keadaan normal. Dari petunjuk
evaluasi skrining buta pada bagian di dapatkan bahwa katalepsi ptosis (+)
merupakan golongan hiptotik .ketiga uji refleks baik,pineal,kornea,ipsiateral
juga (+) termasuk dalam transtulaizer relaxan otot kemudian lanjutkan pada uji
hafner dan straub yang menghasilkan (+) ini juga termasuk analgetik narkotik
dan ptosis yang (+) disini tanpa mengurangi aktiifitas motorik jadi merupakan
simpatolitik. kesalahan- kesalhan yang terjadi mungkin di sebabkan karena
pengamatan dari efek terapi yang subjektif.
Diketahi juga bahwa larutan zat B Yng dipakai merupakan
urethane yang merupakan golongan hipnotik. Selain itu
urethan juga bersifat relaksan otot dan termasuk analgetik
narkotik. Dari gejala – gejala yang kita dapat membuktikan
bahwa skring buta sesuai dengan spesifikasi pada zat
urethan.
Pada percobaan ini dapat di smpulkan bahwa :
 Skrining farmakologi merupakan metode untuk
mengetahui aktifitas farmakologi suatu zat yang belum
diketahui
 Berdasarkan hasil praktikum zat B yg digunakan
merupakan golongan hipnotik,analgetik
narkotik,simpatolitik yaitu urethan

Anda mungkin juga menyukai