FARMAKOLOGI
o Bagian dari Blind Screening, yaitu suatu uji farmakologi untuk melihat efek
farmakologi senyawa obat baru.
o Meliputi pengamatan umum, uji sikap/tingkah laku, profil neurologik, profil
otonomik dan toksisitas.
o Merupakan uji yang relatif murah karena hanya menggunakan sejumlah kecil
hewan yaitu mencit atau tikus putih.
o Menggunakan papan datar bulat, tinggi 30 cm, spuit/alat suntik atau jarum oral.
Telah dibuat alat-alat modern/digital untuk pengamatan uji neurofarmakologi.
o Senyawa obat baru akan diketahui golongannya
o Kolinergik,
o Adrenergik
o Antiadrenergik
o Pada SSP
JENIS UJI NEUROFARMAKOLOGIK
o Pengamatan sikap
a. Awareness, Visual placing, Stereotypy, Passivity
b. Mood grooming
c. Aktivitas motorik/aktivitas spontan
o Pengamatan/profil neurologis
a. Eksitasi SSP
b. Inkoordinasi motorik
c. Tonus otot anggota tubuh
d. Refleks
o Fungsi/profil otonomik
a. Optik
b. Sekresi
c. Tanda Umum
SIKAP
A. Eksitasi SSP
Stimulasi SSP ditunjukkan dengan startle response, straub
response, tremor dan konvulsi
Startle response atau respon kejut: mencit diberi kejutan
dengan suara keras
Straub response yaitu ekor mencit berdiri, derajat berdirinya
ekor mencit menunjukkan besarnya rangsang pada SSP
Tremor
Konvulsi
PROFIL NEUROLOGIS
B. Inkoordinasi motorik
Posisi tubuh & anggota badan/tungkai. Jika berbeda dengan
normal, maka ada hambatan neuromuskular, gangguan SSP.
Staggering gait, abnormal gait atau berjalan tidak normal :
adanya relaksasi otot atau ataksia (hilang keseimbangan).
Somersault test atau righting reflex : mencit dipegang pada
ujung ekornya kemudian diputar di udara 2x & dibiarkan jatuh pada
bantalan. Dilakukan sebanyak 5x.
Jatuh dengan berdiri pada keempat kakinya dengan baik nilai 5/5, skor = 0.
Jatuh dalam posisi miring :
• 1- 2 kali nilai 1/5 atau 2/5, skor=1
• 3/5 atau 4/5, skor = 2
• 5/5, skor = 3.
Jatuh dalam posisi terlentang, bagian perut di atas,
• 1/5 atau 2/5, skor = 4,
• 3/5 atau 4/5, skor=5,
• 5/5, skor = 6,
• lambat kembali ke posisi normal, skor = 7
• tetap terlentang, skor = 8.
Skor yang tinggi menunjukkan adanya pengaruh depresan SSP, muskelrelaksan,
zat anestetik
PROFIL NEUROLOGIS
C. Tonus Otot
Kekuatan otot anggota tubuh : grip strenght, body tone &
abdominal tone.
Limb tone atau kekuatan anggota badan yaitu mencit diletakkan
pada pensil/kawat sehingga cakarnya menggenggam pensil/kawat
tsb
Grip strenghth atau kekuatan menggenggam : hampir = dengan
limb tone, pensil dalam posisi horisontal & mencit tidak jatuh ke
meja.
Body tone & abdominal tone : diamati letak tubuh dan perut
dibandingkan mencit normal. Uji ini untuk melihat pengaruh obat
muskel relaksan, neuromuscular blocker & depresi SSP
PROFIL NEUROLOGIS
D. Refleks Pinna, Corneal, Ipsilateral flexor
Refleks pinna: pusat daun telinga mencit disentuh dengan
benda halus seperti rambut/benda halus mencit normal akan
berusaha menghindar, skor normal empat.
Refleks corneal: bila kornea mata disentuh dengan rambut
kaku, mencit normal akan menghindar dengan memejamkan
mata (skor normal=4).
Refleks ipsilateral flexor: refleks menarik jari kaki yang
dijepit pinset. Mencit normal akan menarik kakinya. Refleks
tidak normal, ada penghambatan saraf sensoris, sinapsis
spiral.
PROFIL OTONOMIK
Berkaitan dengan sistem saraf otonom: optik, sekresi & tanda-tanda umum.
Optik : Ukuran pupil sebelum & sesudah pemberian obat. Midriasis = hewan
terpengaruh obat parasimpatolitik atau simpatomimetik. Skor rendah = adanya
aktivitas muskarinik.
Ptosis = turunnya kelopak mata bagian atas
Exophtalmus = bola mata menonjol keluar
Sekresi: Urinasi = ada aktivitas muskarinik, iritasi saluran kemih. Salivasi = ada
aktivitas muskarinik.
Tanda-tanda umum: Writhing/menggeliat menunjukkan adanya iritasi jaringan
atau stimulasi reseptor sensoris. Piloereksi/bulu berdiri, ada penurunan suhu
yang rendah atau aktivitas simpatomimetik.
Warna kulit khususnya warna daun telinga, perubahan menjadi merah =
vasodilatasi (pengaruh simpatolitik). Warna putih = vasikontriksi (pengaruh
simpatomimetik). Denyut jantung: dipercepat oleh aktivitas parasimpatomimetik,
diperlambat oleh depresan pernafasan & SSP, khususnya pada dosis tinggi;
kecepatan respirasi
PERCOBAAN
3 mencit per kelompok:
2 diberi sampel uji, 1 diberi NaCl fisiologis / CMC-Na
0,5%
15 menit setelah pemberian sampel, letakkan mencit
pada platform, dan amati selama 2 menit
Catat hasil pengamatan pada form skrining
Lakukan kembali pengamatan pada menit ke-30, 60,
dan 90 setelah pemberian sampel
Simpulkan kandungan zat aktif dalam sampel uji
Buat laporan sesuai format yang diberikan
Kirim ke dhyanka@fa.itb.ac.id cc afrillia@fa.itb.ac.id
paling lambat pukul 19.00 WIB
PERBEDAAN ANTARA SISTEM SARAF SOMATIK
DENGAN OTONOMIK
Persarafannya
• Somatik – 1 neuron motorik
• Otonom – persarafannya praganglionik & pasca ganglionik
Organ efektornya
• Somatik– otot rangka
• Otonom – otot polos, otot jantung & kelenjar-kelenjar
Neurotransmiter
• Somatik– asetilkolin
• Otonom – asetilkolin, adrenalin/epinefrin,
noradrenalin/norepinefrin
18
LA-SF ITB
19
LA-SF ITB
20
LA-SF ITB
21
LA-SF ITB
NEUROTRANSMITER PADA SS OTONOM
• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik :
asetilkolin (Ach) menstimulasi potensial aksi
neuron pascaganglionik
22
LA-SF ITB
SISTEM SARAF OTONOM (1)
23
LA-SF ITB
SISTEM SARAF OTONOM (2)
CNS jalur efferen SS otonom pleksus otonom organ efektor
24
LA-SF ITB
SISTEM SARAF SIMPATIS & PARASIMPATIS (1)
25
LA-SF ITB
SISTEM SARAF SIMPATIS
Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan
spinalis cordata melalui serabut saraf
Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
• 3 psg ganglion servikal
• 11 psg ganglion torakal
• 4 psg ganglion lumbal
• 4 psg ganglion sakral
• 1 psg ganglion koksigeal
Sering disebut sistem saraf torakolumbar
Fungsi :
• Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah,
organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik
sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar
pada kulit
• Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar
26
LA-SF ITB
SISTEM SARAF PARASIMPATIS
Disebut sistem saraf kraniosakral
27
LA-SF ITB
SISTEM SARAF OTONOM (4)
28
LA-SF ITB
SISTEM SARAF OTONOM (5)
29
LA-SF ITB
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
30
LA-SF ITB
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
32
LA-SF ITB
Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects
33
LA-SF ITB
34
LA-SF ITB