Anda di halaman 1dari 14

MEDICATION SAFETY

&
COMMUNICATION SKILLS

Dra. Aziza Nuraini, MM. Apt.


MEDICATION ERROR

Adalah semua kasus yang dapat


menyebabkan penggunaan obat
yang tidak tepat , atau pasien
mengalami kesakitan atau bahkan
kematian akibat penggunaan obat
dibawah pengelolaan tenaga
kesehatan, pasien atau konsumen.
Ketrampilan Komunikasi Efektif

1. Menjamin pasien mengerti cara


pakai obat dengan tepat.
2. Terbukti menjamin patient safety
dalam berbagai kondisi institusi
pelayanan kesehatan
3. Kualitas komunikasi berhubungan
langsung dengan tingkat keamanan
pasien
STUDI KASUS 1
Brenda, wanita 78 th kontrol ke dokter , dan kembali mendapat R/
pengencer darah , hanya ada penyesuaian dosis, disesuaikan
dengan hasil Lab ybs .

R/ Coumadin 5 mg No. 30
S. 2 ½ mg dd 1 utk 4 hari ; lalu 1 tab dd 1

John Coleman, apoteker yg mengisi R/ menulis :


2 ½ tab 1x sehari untuk 4 hari dan selanjutnya 1 tab 1x sehari .

John tidak sempat memberi konseling pada Brenda. Brenda pun tidak
ingat apa yg dijelaskan dokter ttg cara minum obat . Dia langsung
menggunakan sesuai instruksi tertulis apoteker .
Jadi dia minum dengan dosis 5x dari yg seharusnya !

4 hari kemudian Brenda meninggal karena perdarahan hebat .


( Laporan Medication Error )
ANALISA STUDI KASUS 1
 John sang Apoteker salah interpretasi R/ , 2 ½ mg dibaca
2 ½ tab .
 Cara dokter menulis R/ juga mengelirukan; 2 ½ mg
bukannya 2,5 mg ; biasanya 2 ½ itu dipakai utk tab/cap
bukan utk mg ; Apalagi di R/ tsb diikuti dengan 1 tab
sehari, bukan 5 mg sehari ; Jadi tidak konsisten
menggunakan satuan ( mg lalu tab ) .
 Karena Brenda mendapat R/ refill , maka tidak
diprioritaskan mendapat konseling karena ybs sudah lama
menggunakan obat tsb . Harusnya konseling tetap
perlu karena ada dosis baru apalagi hanya 4 hari, lalu
dosis berubah lagi .
 Ternyata penerangan di konter apotik itu kurang .
 Hari itu ada asisten apoteker yang absen sakit .
 Kebetulan pasien tidak ingat apa kata dokter tentang cara
minum obat, mungkin karena Brenda sudah 78 tahun .
DAMPAK MEDICATION ERRORS
 Bukan hanya pasien mengalami kesakitan.
 Menurunkan kepatuhan pasien dalam terapi
obat.
 Hilangnya kepercayaan pasien terhadap sistim
pelayanan kesehatan.
 Mendorong pasien melakukan terapi alternatif.
 Saling menyalahkan diantara profesional
kesehatan.
 Perlu ditangani dengan cepat dan tepat untuk
menjaga keutuhan interaksi dan kepercayaan
antar profesi kesehatan serta pasien dan
masyarakat.
PENYEBAB MEDICATION ERROR
 Terjadi karena hubungan yang kompleks antara
SISTIM , SDM dan PROSES KOMUNIKASI .
 Sistim : Fasilitas , SOP, Kontrol proses,
Dokumentasi , SIM .
 SDM : Pengetahuan , Ketrampilan, Beban kerja .
 Proses Komunikasi : Tertulis dan Lisan >>
Fasilitas dan SDM >> SOP dan ketrampilan
penulisan R/ serta ketrampilan konseling .
STUDI KASUS 2
Seorang pasien masuk kedalam apotik dengan membawa resepnya:

Indosin 25 mg No. 20
S. 1 dd bid prn

Sesudah mengisi R/ tersebut, apoteker melakukan konseling pada


pasien sbb.:
Apt : Untuk apakah anda mendapat Indosin?
Pasien : Untuk diare
Apt : Diare ? Apakah anda juga memerlukan obat anti nyeri ?
Pasien : Tidak. Hanya diare saja. Tidak ada keluhan lain.
Apt : Kalau begitu mohon tunggu sebentar, ada yang perlu saya
periksa lagi.

Kemudian Apt menelepon dokter ybs, untuk memberitahukan


pernyataan pasien tersebut. Dokter berkata: “ Wah maksud saya
menulis R/ Imodium . Pasti saya masih memikirkan pasien
sebelumnya yang menderita nyeri tulang belakang. Terima kasih telah
menelepon. Tolong rubah R/ menjadi Imodium 2 mg.
(Laporan Medication Error)
ANALISA STUDI KASUS 2
Pada kasus ini apoteker dengan mudah dapat mengidentifikasi
kesalahan penulisan resep, dengan cara menanyakan sebuah
open ended question kepada pasien,
Dengan pendekatan ini Apt dapat mengetahui persepsi pasien
tentang kegunaan obatnya. Apt juga menanyakan apakah ada
rasa nyeri, karena mungkin Indosin diresepkan untuk nyeri yang
menyertai diare.
Mungkin dokter lupa menulis R/ obat diare atau mungkin pasien
mau mengobati diare dengan cara lain.
Begitu pasien menyebutkan masalah kesehatannya hanya
diare, Apt sadar ada sesuatu yang salah sehingga dia langsung
minta waktu untuk memeriksa kembali.
Klarifikasi Apt ke dokter membuat kesalahan dapat dicegah dan
teratasi dengan baik !
STRATEGI POTENSIAL
 Pasien perlu berperan aktif dalam terapi obat
karena dapat mengidentifikasi kesalahan potensial.
Pasien dan caregivers harus menyadari bahwa
mereka dapat mencegah kesalahan potensial.
 Apoteker harus terlihat siap menerima keluhan /
pertanyaan pasien
 Dalam memberikan informasi pada pasien Apt harus
selalu melakukan tahap verification untuk
mendeteksi kemungkinan kesalahan dan salah
pengertian
 Leaflet untuk edukasi pasien perlu diberikan untuk
rujukan lebih lanjut pasien tersebut.
STRATEGI POTENSIAL (LANJUTAN)
 Profil farmasi penderita sangat penting.
Catat hal hal khusus dari pasien tersebut
(kemampuan komunikasi, pengetahuan
tentang kesehatan, tingkat kepatuhan)
 Mendorong pasien untuk mencatat semua
obat yang dia pakai, info kesehatan kritis
seperti alergi obat dll.
 Pasien harus tahu tentang indikasi, regimen
dosis, efek samping utama dan cara
mengatasinya dari obat2annya.
STRATEGI POTENSIAL (LANJUTAN)

 Penelitian menunjukkan 89% dari kesalahan yang


dibuat pada proses peresepan atau pada
peracikan obat dapat ditemukan dan dicegah
pada saat konseling pasien diwaktu Apt
melakukan verification dengan cara show and tell

 Medication Error dan ketidak patuhan pasien


harus didokumentasikan dan dilaporkan agar
dapat dipakai sebagai pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai