PENDAHULUAN
1
anti bakteri yang lebar, biasanya hanya dipergunakan sebagai pengobatan
alternatif apabila penggunaan golongan penisilin kurang memberikan hasil yang
memuaskan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan
dalam BNRI (ps. 7 ayat 4).
5. Modal dasar minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25% dari
modal dasar (pasal 32 dan pasal 33).
6. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 &
pasal 108 ayat 3).
7. Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia, kecuali PT PMA
2.1.2 Prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT)
4
seseorang yang telah ditunjuk sebagai komisaris utama saja
yang dicantumkan.
3) Menyampaikan maksud dan tujuan perusahaan didirikan. Dalam
hal ini harus dijelaskan secara rinci dan detail mengenai dalam
bidang apa perusahaan dijalankan.
4) Komposisi kepemilikan saham
5) Setelah draft akta pendirian perusahaan jadi, maka para
pemegang saham harus tanda tangan secara langsung pada akta
tersebut agar akta bisa sah menjadi sebuah akta perusahaan.
d. Proses selanjutnya adalah notaris akan mengurus pengesahan akta
pendirian perusahaan (PT) ke Menkumham (Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia). Proses pengurusan akta pendirian
tersebut pada membutuhkan waktu selama beberapa hari.
Pengesahan akta pendirian dari Menkumham ini nantinya dapat
digunakan untuk mengurus dokumen perusahaan lainnya, seperti
SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan, TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), PKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak),
Rekening Bank atas nama PT/CV, dan lain sebagainya.
2. Mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum yang
berisi persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah
Setempat (Pemerintah kabupaten/kota) dan wajib dimiliki/diurus pemilik
bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah /
mengurangiluas, ataupun merenovasi suatu bangunan. Adapun proses
mengurus izin mendirikan bangunan sbb :
a. Mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan di Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut:
1) Persyaratan administrasi:
a) Fotokopi kartu tanda penduduk yang masih berlaku
5
b) Fotokopi surat pemberitahuan pajak terhutang dan surat
tanda terima setoran (bukti pelunasan) pajak bumi dan
bangunan tahun terakhir;
c) Fotokopi serifikat tanah yang dilegalisir oleh Badan
Pertanahan Nasional
d) Fotokopi akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh
camat ( bagi tanah yang belum bersertifikat )
e) Fotokopi akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh
notaris yang dilegalisasi oleh notaries
f) Surat tidak silang sengketa untuk keperluan mengurus
IMB yang dikeluarkan oleh lurah (bagi surat tanah yang
belum bersertifikat)
g) Rekomendasi dari bank bagi surat tanah yang sedang
digunakan.
h) Surat kuasa bermaterai, bagi pemohon bukan pemilik
tanah
i) Fotokopi akte perusahaan
j) Gambar keterangan rencana peruntukan untuk
permohonan bangunan pagar
k) Fotokopi surat perjanjian sewa menyewa tanah bagi
permohonan IMB yang bersifat sementara atau berjangka
waktu kurang dari 5 (lima) tahun yang dilegalisir oleh
notaris
l) Izin dari warga yang berbatasan langsung
2). Persyaratan Teknis
a) Denah lokasi tanah yang dimohonkan
b) Gambar rencana bangunan rangkap 3 (tiga) minimal
ukuran kertas A3 dengan skala 1:100 (satu banding
seratus) atau 1:200 (satu banding dua ratus) yang disetujui
oleh pemohon, yang terdiri dari
6
(1) Denah dan perencanaan tapak bangunan (site plan)
yang menggambarkanbentuk sebenarnya
(2) Tampak depan, tampak samping kiri, tampak samping
kanan dan tampak belakang
(3) Potongan memanjang dan potongan melintang
(4) Konstruksi (pondasi, pengikat pondasi (sloop), kolom,
balok, lantai, tangga, dan rencana atap/kap)
(5) Denah sanitasi, tangki pembuangan limbah manusia
(septic tank), bak kontrol dan
(6) Untuk bangunan pagar (pondasi, tampak bangunan,
potongan dan situasi)
c) Perhitungan konstruksi yang dibuat oleh konsultan dan
ditandatangani oleh perencana dan distempel oleh
konsultan bagi bangunan dengan:
(1) Bentang balok beton atau baja lebih dari 6 (enam)
meter:
(2) Ketinggian 2 (dua) lantai atau lebih untuk bangunan
yang digunakan untuk kepentingan umum;
(3) Ketinggian bangunan lebih dari 4 (empat) lantai;
(4) Konstruksi kuda-kuda baja atau kayu yang
bentangannya lebih dari 5 (lima) meter per lantai; dan
(5) Konstruksi baja atau kayu yang ketinggian tiangnya
lebih dari 5 (lima) meter per lantai, dan
(6) Bangunan yang memiliki basement atau semi
basement
(7) Surat jaminan kekuatan konstruksi yang dibuat oleh
konsultan atau perencana yang bersertifikat untuk
permohonan IMB menambah tingkat.
7
3. Mendapatkan Surat Keterangan Domisili Usaha.
Surat keterangan domisili bisa diperoleh di kantor kelurahan atau
kantor kepala desa di mana perusahaan Anda berdomisili. Berdasarkan
surat ini, Camat mengeluarkan surat keterangan yang sama.
Syarat untuk mendapatkan surat keterangan domisili :
a. Fotokopi akte perusahaan Anda
b. Fotokopi perjanjian sewa menyewa ( bila disewa)
c. Fotocopi sertifikat tanah dan IMB ( bila milik sendiri)
8
g. Surat Keterangan Domisili Usaha
Persyaratan Izin Perpanjangan adalah:
a. Fotocopy KTP Pemilik Usaha/Penanggungjawab/Direktur
b. Fotocopy NPWP Badan Usaha
c. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan
d. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan
e. Surat Kuasa bagi yang Mengusahakan Proses Permohonan
Pernerbitan Izin kepada Pihak lain
f. Surat Keterangan Domisili Usaha
g. Bukti Lunas PBB Tahun Terakhir
h. Izin Asli HO Lama
9
e. Fotokopi Bukti Penguasaan Hak atas tanah, antara lain berupa
sertifikat, perjanjian sewa menyewa, perjanjian pinjam pakai atau
perjanjian dalam bentuk lain
f. Fotokopi akte pendirian perusahaan
g. Persetujuan lingkungan/warga/tetangga radius 200 m dari lokasi
tempat usaha, yang diketahui oleh RT/ RW/Kepala Desa/Lurah
h. Surat Keterangan Domisili Usaha
Syarat Perpanjangan SITU
Bila Anda mau memperpanjang SITU, berikut adalah data-data yang
perlu Anda siapkan:
a. Surat Permohonan Perpanjangan yang ditandatangani oleh
pemohon di atas meterai Rp. 6000,-
b. Fotokopi SITU Lama
c. Fotokopi IMB
d. Fotokopi SPPT dan STTS PBB Tahun terakhir
e. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan
f. Surat Keterangan Domisili Usaha
7. Mengurus SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
Kategori SIUP digolongkan menurut besar kecilnya jumlah modal
kita yaitu;
Prosedur dan Syarat Pembuatan Surai Izin Usaha Perdaganan (SIUP)
a. Pemilik atau pelaku usaha mengurus sendiri atau melalui kuasa
yang dikuasakan ke kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
setempat untuk mengurus perizinan.
b. Mendatangi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Daerah
Tingkat II atau setingkat dengan Kabupaten atau Kotamadya
setempat.
c. Mengambil formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP
bermaterai Rp 6.000 yang ditandatangani oleh pemilik usaha.
Kemudian formulir yang sudah diisi kemudian di fotocopy
10
sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat – syarat
berikut :
1) Fotocopy akte pendirian usaha sebanyak 3 lembar
2) Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak 3 lembar
3) Fotocopy NPWP ( No Pokok Wajib Pajak ) sebanyak 3
lembar
4) Fotocopy ijin gangguan atau HO sebanyak 3 lembar
5) Fotocopy Surat Keterangan Domisili
6) Fotocopy SITU
7) Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar
8) Fotokopi Surat Izin Gangguan (HO)
9) Gambar denah lokasi tempat usaha
d. Untuk biaya pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan ditentukan
oleh masing masing daerah melalui peraturan daerah masing –
masing. Karena itu di tiap daerah tarif yang di tentukan berbeda
beda.
e. Waktu menunggu jadinya SIUP biasanya sekitar dua minggu. Nanti
setelah SIUP Anda jadi, Anda akan dihubungi oleh petugas dan
Anda bisa datang ke kantor tempat Anda mengurus SIUP tersebut
untuk mengambilnya.
8. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
TDP merupakan bagian dari proses pendirian perusahaan. Biasanya
ini diurus setelah Anda mendapatkan SIUP. Pada pemda tertentu, Anda
dapat mengurus SIUP dn TDP sekaligus. Persyaratannya relatif sama
untuk berbagai daerah. Bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah
melakukan Wajib Daftar Perusahaan berdasarkan Undang-undang Nomor
3 Tahun 1982 Tentang “WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN”.
Syarat Pengurusan TDP :
a. Fotokopi Akta Perusahaan
b. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c. Fotokopi NPWP Perusahaan
11
d. Fotokopi KTP Direktur Utama
e. Fotokopi Kartu Keluarga Direktur Utama jika Direktur Utama
seorang wanita
f. Fotokopi SIUP
Masa berlaku Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yaitu 5 (lima) tahun
sejak tanggal dikeluarkan.
12
penggunaannya. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan berdasarkan
pemeriksaan produk akhir saja, melainkan harus dibentuk ke dalam
produk selama keseluruhan proses pembuatan.
13
2.2.3. Permohonan Izin Industri Obat
Izin yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah selesai
melaksanakan tahap persetujuan prinsip, sebelum industri melakukan
kegiatan produksi.
b) Perpanjangan
Perpanjangan persetujuan prinsip dikarenakan pemohon
mengalami kendala yang berkaitan dengan pembangunan sarana
produksi, diperpanjang selama 1 (satu) tahun .
d) Pelaporan
Industri obat wajib menyampaikan laporan industri secara
berkala mengenai kegiatan usahanya:
14
Sekali dalam 6 (enam) bulan, meliputi jumlah dan nilai produksi
setiap obat atau bahan obat yang dihasilkan sesuai dengan
ketentuan.
Sekali dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan ketentuan.
15
Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon wajib
mengajukan permohonan persetujuan Rencana Induk
Pembangunan (RIP) kepada Kepala Badan dengan
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir
2 terlampir.
Persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) diberikan oleh
Kepala Badan dalam bentuk rekomendasi hasil analisis
Rencana Induk Pembangunan (RIP) paling lama dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diterima dengan
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir
3 terlampir.
Permohonan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan dengan kelengkapannya.
Persetujuan prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal paling
lama dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima
dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam
6Formulir 4 terlampir ataumenolaknya dengan menggunakan
contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir 5 terlampir.
Pemohon izin industri farmasi dengan status Penanaman
Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah
mendapatkan Surat Persetujuan Penanaman Modal dari
instansi yang menyelenggarakan urusan penanaman modal,
wajib mengajukan permohonan persetujuan prinsip sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini.
16
f) Persyaratan Izin Industri Obat
Persyaratan permohonan izin industri farmasi
No Persyaratan
17
jawab pemastian mutu
18
Lahan yang direncanakan sebagai areal perluasan telah
dikuasai
Berada dalam kawasan peruntukan industri.
1. Persetujuan Prinsip :
19
Tata tertib kawasan.
Laporan kondisi lapangan untuk dapat dioperasikan, minimal
telah tersedia jalan masuk ke Kawasan Industri, jaringan jalan
dan saluran air hujan dalam Kawasan Industri serta Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) bagi Kawasan Industri sesuai
dengan AMDAL-nya
Pemeriksaan lapangan atas dokumen dilakukan oleh Tim
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Lapangan (BAPL).
20
Keputusan Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001 tanggal 2
Maret 2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal
(PSPM) Bidang Perindustrian dan Perdagangan.
Keputusan Menperindag Nomor 263/MPP/Kep/8/2001 tanggal
31 Agustus 2001 tentang Perubahan Lampiran Keputusan
Menperindag Nomor 78/MPP/Kep/3/2001.
Untuk mengatur seluruh proses produksi dan kontrol kualitas obat Semisolid
Non Betalaktam secara baik dan benar sehingga dihasilkan suatu produk akhir
obat Semisolid Non Betalaktam yang aman dan berkualitas diperlukan: Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Dasar dari hal tersebut adalah Peraturan
Pemerintah RI Nomor 78 Tahun 1992 Tentang Obat Semisolid Non Betalaktam,
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 466 Tahun 1999 tentang Pedoman CPOB,
Keputusan DirJenNak Nomor 247 Departemen Pertanian Tahun 1999 Tentang
Petunjuk Operasional Penerapan CPOB dan Farmakope Obat Semisolid Non
Betalaktam Indonesia. Pengawasan seluruh proses produksi (CPOB) menjamin
obat Semisolid Non Betalaktam bermutu tinggi.
Mutu obat Semisolid Non Betalaktam tergantung pada bahan awal, cara
produksi, cara pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia serta
terkendali cara produksi dan pemantauannya. Adapun, CPOB bertujuan agar sifat
dan mutu obat Semisolid Non Betalaktam yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan atau standar mutu yang ditetapkan.
21
Lokasi bangunan harus dapat mencegah pencemaran udara, debu dan air.
Gedung dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir,
rembesan air dan bersarangnya binatang pengganggu, dan berbagai persyaratan
lainnya. Soal bangunan, kriterianya antara lain untuk administrasi, gudang bahan
awal, ruang Produksi, Ruang Pengujian Mutu, Ruang Pencucian dan Sterilisasi
Peralatan Gelas, Gudang Produk Jadi, Stasiun LPG, Generator Set, Pengolahan
Air Bersih, Pengolahan Limbah /Waste Water Treatment, Kandang hewan
Percobaan. Ada pula pengaturan ruangan dengan rancang bangun dan penataan
ruangan mencegah terjadinya campur baur produk, memisahkan pengolahan
produk biologik dan farmasetik, memisahkan ruangan untuk penyimpanan bahan
awal, bahan dan alat kebersihan, produksi, pengujian mutu dan gudang produk
jadi dan lain sebagainya.
22
Non Betalaktam yang beredar serta dokumentasi serta alur penerbitan sertifikat
CPOB.
23
2.4.4. Machine (Teknologi)
Mesin mempunyai peranan penting dalam proses produksi setelah
terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap sehingga
banyak perkerjaan manusia yang dapat digantikan ataupun dibantu
oleh mesin.Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga
menyebabkan penggunaan mesin makin menonjol. Hal ini
dikarenakan banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli
sehingga memungkinkan peningkatan dalam produksi.
24
BAB III
PEMBAHASAN
25
3.1.3. Aspek-aspek yang diterapkan oleh PT. DIRIFUSALUM dalam
per Industrian Obat Menurut CPOB
Industri obat harus memenuhi persyaratan CPOB dalam
membuat bentuk sediaan obat. Pedoman CPOB memiliki 12 aspek
yaitu:
1. Manajemen Mutu
2. Personalia
3. Bangunan dan fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi dan Higinie
6. Produksi
7. Pengawasan Mutu
8. Inspeksi diri, Audit Mutu dan PersetujuanPemasok
9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan
10. Dokumentasi
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi
26
karyawan. Pada setiap gedung produksi juga dilakukan pemisahan
Luas ruangan.
gerak karyawan.
27
Berhubungan langsung dengan daerah pengolahan tetapi
Alat kebersihan.
28
Anorganik
Padat
Cair
Non-Organik
Karekteristk limbah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan
produksi tablet berbeda-beda, oleh karena itu perlakuan
yang diberikan juga berbeda.
a. Limbah cair, yang digunakan sebagai tempat pengolahan
limbah sisa produk tablet adalah IPAL (Instalasi
Pembuangan Air Limbah)
b. Limbah padat:
Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :
1) Obat-obat kadaluarsa
2) Kegiatan produksi, meliputi: Kegagalan produksi, debu
bahan formulasi yang terkumpul dari dust collector dan
vacuum cleaner, bekas kemasan bahan baku dan bahan
pembantu serta kemasan yang rusak
3) Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel
kadaluarsa
4) Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran/sampah
dapur
5) Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-
arsip kadaluarsa
6) Sampah kebun/halaman
Adapun penanganan untuk limbah padat ini antara lain :
a) Limbah padat termasuk dalam limbah B-3 diolah
kerjasama dengan pengolah limbah B-3 padat misalnya
PT. Prasada Pamunah Limbah Industri (PT. PPLI).
b) Limbah media agar diolah dengan cara disterilisasi
dengan alat autoklaf, ditampung dengan wadah
tertutup, kemudian dikirim ke PT. PPLI.
29
c) Kotoran dan sampah dari kantin dan kebun,
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan kabupaten
bogor untuk dibuang ke TPA
d) Kertas berkas arsip dan berkas kemasan dihancurkan
dan di daur ulang bekerjasama dengan pihak
ketiga.Limbah gas atau debu
c. Limbah gas atau debu berasal dari :
1) Kegiatan sarana penunjang : Gas yang berasal dari sisa
pembakaran bahan bakar boiler.
2) Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan
proses, antara lain dari proses granulasi, proses
pencetakan tablet, proses coating dan proses
pengemasan blister.
Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :
a. Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler.
b. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi
dikurangi dengan pemasangan dust collector pada
ruang-ruangan yang banyak menghasikan debu.
c. Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum
cleaner, kemudian ditampung dan dikumpulkan, untuk
selanjutnya di tangani seperti limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
30
Jenis peralatan yang bersentuhan dengan bahan baku, produk
antara, atau obat jadi, dipilih yang terbuat dari bahan inert untuk
3.2.4. Personalia
karyawan produksi.
31
No Bagian Jumlah
2. Manager 3
3. Kepala Bagian 4
4. Teknik 10
5. Produksi 87
6. Transportasi/logistik/Packing 20
7. Satpam 8
8. kebersihan 10
Jumlah 150
Industri Obat semisolid beta laktam ini, untuk tahap awal akan
per hari
32
Topi pelindung.
Masker.
Sarung Tangan.
produksi.
produksi.
saham dengan nilai nominal sebesar Rp1 juta per lembar saham.
33
Biaya yang dikeluarkan untuk perizinan nama perusahaan dan
pendirian perusahaan :
34
3.3.5. Perhitungan BEP Tahun ke-1
Analisis Return of Investmen dan Pay Back Period
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 281.000.000.000
Pay Back Periode = =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 46.930.000.000
= 0,16%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP unit = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡
1.000.000.000
BEP unit = 𝑅𝑝. = 2.739 box
375.000−𝑅𝑝.10.000
box untuk terjadi Break Event Point. Pada penjualan tablet semisolid beta
35
membuat semisolid betalaktam agar berbeda dengan produk yang lain
yang sudah beredar di pasaran.
3.4.2. Pelaksanaan Distribusi
Distribusi yang kami lakukan yaitu distribusi intensif,diusahakan
sebanyak mungkin agar dapat menjual produk sebanyak-banyaknya
dan berusaha lebih mendekatkan kepada konsumen,sehingga lebih
mudah dalam penjualannya dalam menghasilkan keuntungan yang
sebanyak-banyaknya.
36
obat lain agar perusahaan dapat terus mengembangkan inovasinya dalam
pembuatan obat.
Opportunity (Kesempatan)
Seiring perkembangan waktu, pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia saat ini mempunyai berbagai macam masalah penyakit. Oleh
karena itu perusahaan kami terus mengembangkan obat yang mampu
mengatasi masalah penyakit tersebut. Selain alasan diatas perusahaan ini
juga harus mempunyai hubungan baik dengan customer seperti Pedagang
Besar Farmasi (PBF) untuk memasarkan produk obat ini.
Threat (Ancaman)
Industri obat merupakan industri yang sangat ketat pemantauannya oleh
pemerintah kerena menyangkut kehidupan orang banyak. Oleh karena itu
perusahaan berkomitmen untuk selalu mengikuti aturan – aturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah agar tercipta produk yang terstandar dan
memberikan manfaat bagi orang banyak sehingga keberlangsungan
perusahaan dapat terjaga. Adanya kompetitor dari luar negeri yang
memiliki produk yang berkualitas oleh karena itu perusahaan akan terus
selalu menjaga kualitas dan kuantitas dari produk dan selalu
mengembangkan inovasi dalam pembuatan obat.
Dalam pendirian PT. DIRIFUSALUM harus di sah kan Menteri
Kehakiman dan HAM RI dalam waktu 4 bulan. Lalu mendapatkan status
badan hukum sebagai PT.Bangunan didirikan selama 10 bulan sesuai
dengan layout yang sudah di rancang, yaitu bagian produksi terpisah
dengan instalasi pengolahan limbah. Dan selama proses pembangunan
dilakukan pemesanan alat langsung yang didatangkan dari Germany.
Perekrutan SDM dilakukan 1 bulan sebelum bangunan selesai dengan
kualifikasi minimal SMF.
Setelah bangunan hampir selesai dan alat yang telah dipesan datang
lalu alat dimasukan ke dalam ruangan produksi masing – masing sesuia
layout yang telah dibuat. Setelah bangunan selesai dan dipastikan telah
37
memenuhi syarat yang ditentukan dan SDM yang di inginkan sudah
tersedia, selanjutnya 2 bulan kemudian produksi obat akan dimulai.
Produk – produk obat, kami distribusikan ke 10 PBF yang tersebar
jakarta, bandung, semarang,surabaya dan luar negeri.
38
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
39
DAFTAR PUSTAKA
40