PENDAHULUAN
BAB II
2.1.2 Mekanisme sinyal transduksi Diazepam sampai dengan timbul efek tidur
Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA
(gamma aminobutyric acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu senyawa yang
digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak.
Efek samping diazepam yang paling sering adalah mengantuk, lelah, dan ataksia (kehilangan
keseimbangan). Benzodiazepine dosis hipnotik dapat menimbulkan efek samping diantaranya
lambat bereaksi, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental, gangguan koordinasi
berpikir, bingung, mulut kering, rasa pahit, amnesia anterograd, light headedness,
dan lassitude. Diazepam dapat menyebabkan ketergantungan, terutama jika digunakan dalam
dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama. Pada orang yang mempunyai ketergantungan
Keterangan:
1. Postur Tubuh
+ = Jaga = Kepala dan punggung tegak
++ = Ngantuk = Kepala tegak, punggung mulai datar
+++ = Tidur = Kepala dan punggung datar
2. Aktivitas Motorik
+ = Gerak spontan
++ = Gerak spontan bila dipegang
+++ = Gerak menurun saat dipegang
3. Ataxia
+ = Inkoordinasi terlihat jarang-jarang
++ = Inkoordinasi jelas terlihat
+++ = Tidak dapat berjalan lurus
4. Righting Refleks
+ = Diam pada satu posisi miring
++ = Diam pada dua posisi miring
+++ = Diam pada waktu terlentang
Dari di grafik di atas dapat terlihat jelas sekali bahwa semakin banyak dosis yang kita
berikan maka semakin cepat onset of action atau efek sedatif atau tidur pada tikus coba. Hal
ini dibuktikan dari hasil pengamatan dengan pemberian diazepam pada tikus pertama di
setiap kelompok dengan pemberian dosis 1mg/kgBB belum terlihat timbulnya efek sedatif,
pada tikus kedua terlihat adanya efek sedatif pada beberapa kelompok dengan memberikan
dosis 2,5mg/kgBB, sedangkan pada tikus ketiga dari setiap kelompok yang diberi dosis
5mg/kgBB menimbulkan efek sedatif.
PENENTUAN ED 50 DIAZEPAM
Dari perhitungan persamaan regresi dapat diambil kesimpulan bahwa dosis obat
diazepam yang memberikan efek sedatif atau tidur pada 50% populasi (hewan coba) tikus
atau nilai ED50 adalah 2.833 mg. Dimana ED50 digunakan sebagai ukuran dosis efektif dan
dosis toksis karena dapat ditentukan secara lebih tepat dan paling sedikit variasinya dibanding
5.2 Saran
1. Dalam melakukan penelitian, harus terdapat jarak atau rentang waktu agar dapat
dengan mudah mengukur efek yang ditimbulkan.
2. Dalam melakukan penelitan diperlukan suasana yang kondusif, tenang, dan tidak
membuat bahan coba menjadi stress, sehingga dapat memberikan efek dan pengaruh
yang akurat.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC
Setiabudi, Rianto. 2012. Buku Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Ernst, Mutschler. 1986. Dinamika Obat: Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan).
Bandung: ITB