Anda di halaman 1dari 18

MIOMA UTERI

Sumber:
•Buku Sarwono Ilmu Kebidanan dan Ilmu
Kandungan tahun 2014
•Yelena, et al., 2017. Symptomatic Fibroid of
Management: Systematic Review of Literature.
JSLS. July–September 2017 Volume 21 Issue 3
e2017.00041.
PENDAHULUAN
 Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan
fibromioma, fibroid, atau leiomioma merupakan
neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat.

 Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 –


50 tahun, menunjukkan adanya hubungan
mioma uteri dengan estrogen.
DEFINISI

 Neoplasma berasal dari otot uterus dan jaringan


ikat, memiliki kapsul.

 Dapat disebut leiomioma, fibromioma atau


fibroid.
ETIOLOGI

Menurut Manuaba, 2 faktor penyebab mioma teori:


1. Teori stimulasi estrogen

2. Teori cell nest/Genitoblast


EPIDIOMOLOGI
 Di Indonesia angka kejadian mioma uteri
ditemukan 2,39% - 11,87% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat.
FAKTOR RISIKO
1. Usia penderita antara 25 -50 tahun
2. Hormon endogen : estrogen
3. Riwayat keluarga
4. Indeks massa tubuh
5. Makanan
6. Kehamilan : estrogen meningkat
7. Merokok
KLASIFIKASI

 Menurut tempat di
uterus dan menurut
arah pertumbuhannya :
1. Mioma intramural
(54%)
2. Mioma subserosa(48%)
3. Mioma
submukosa(6,1%)
4. Mioma
intraligamenter(4,4%)
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN GEJALA
KLINIS

1. Besarnya mioma uteri


2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan pada mioma uteri
GEJALA-GEJALA YANG TIMBUL
 Perdarahan abnormal (pada mioma submukosa) :
menorraghia, metrorraghia atau
menometrorraghia.
 Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
pinggang
 Tanda-tanda penekanan

 Infertilitas

 Abortus

 Gejala sekunder : anemia, gangguan ginjal.


PATOFISIOLOGI
 Diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling
banyak oleh hormon estrogen.

 Reseptor estrogen pada mioma lebih banyak dari


miometrium normal(Pukka).

 Asal mioma adalah sel otot yang imatur(Meyer


de snoo)

 Estrogen selain membuat proliferasi


endometrium normal, juga membuat mioma
berproliferasi.
DIAGNOSIS…….ANAMNESIS
 Perdarahan
 Rasa nyeri

 Gangguan berkemih

 Akut abdomen

 infertilitas
DIAGNOSIS….
Pemeriksaan fisik :
1. Dengan pemeriksaan dalam
2. Palpasi abdomen bagian bawah

Pemeriksaan laboratorium
1. Anemia, Hb < 12 g/dl
2. Gangguan fungsi ginjal, ureum dan kreatinin
meningkat.

Pemeriksaana penunjang
1. USG
2. Sitologi : menentukan tingkat keganasannya.
3. Histerekopi
4. MRI
PERUBAHAN SEKUNDER MIOMA UTERI
 Berdasarkan histopatologi
1. Atrofi

2. Degenerasi hialin

3. Degenerasi kistik

4. Degenerasi membantu( kalsifikasi)

5. Degenerasi merah

6. Degenerasi lemak.

7. Degenerasi malignansi.
DIAGNOSIS BANDING
 Ca endometrium
 Endometrioosis
KOMPLIKASI
 Mengurangi kemungkinan hamil
 Kemungkinan abortus bertambah

 Kelainan letak janin

 Menghalang-halangi lahirnya bayi

 Inersia uteri/atonia uteri

 Mempersulit lepasnya plasenta

 Perdarahan masif
PENATALAKSANAAN
Penanganan konservatif
1. Observasi periodik setiap 3 – 6 bulan

2. Monitor Hb

3. Pemberian zat besi

4. Penggunaan agonis GnRH.

Penanganan operatif
1. Miomektomi

2. histerektomi
PROGNOSIS
 Ad bonam
KESIMPULAN

 Mioma uteri sejenis neoplasma yang berasal dari


otot polos dan jaringan ikat yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen.

 Muncul pada usia produksi

 Penanganan mioma dibagi menjadi konservatif


dan operatif tergantung status present pasien.

 Prognosis mioma uteri : ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai