Ca Colon
Nama Kelompok :
1. Aylan Badriyah Tuhfah ( 191FK06068)
2. Gilang Dzihad Bahari ( 191fk06075 )
3. Iqbal Abdal Hadi ( 191FK06080 )
4. Risma Purnama Sidi (191FK06089 )
5. Silpi Septiani (191FK06091 )
DOSEN PENGAMPU
Ns. Winasari Dewi, M.kep.
BAB 1
KONSEP DASAR TEORI
A. DEFINISI
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
B. ETIOLOGI
Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
· Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
· Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
· Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma
kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali
lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
D. PATOFISIOLOGI
a. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun(descending),kolon sigmoid,
dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut
dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).
Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal
adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif
lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian
dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker
dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke
hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi
pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses,
serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).
E. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan
tidak dapat di operasi lagi.
F. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ø Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Ø Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon
(barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor
dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut,
dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak
teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray
dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Ø Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah
adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
Ø Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai
hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif
untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari
daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan
vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
Ø Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau
sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik
sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat,
antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada
kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat,
karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran
3. Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon
4. Riwayat penyakit keluarga
Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota
keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5. Riwayat psikososial dan spiritual
Bgaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum
maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang
dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
b. Riwayat biopsikososial spiritual
1. Pola nutrisi
Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja yang sering di
konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi makanannya
2. Pola eliminasi
kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah, atau tidak, keras,
lembek, cair?
3. Pola istirahat dsn tidur
Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
4. Pola personal hygiene
Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak menyikat gigi
5. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olahraga,
misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan sekitarnya
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras ketergantungan dengan obat –
obatan (narkoba)
7. Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman sekitar lingkungan rumah,
aktif dalam kegiatan adat?
8. Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan dengan
keluarga
9. Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang dianut,
mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap perintah dan larangannya
10. Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga besarnya dan
lingkungan sekitar.
c. Riwayat pengkajian nyeri
P: provokasi paliatif
Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat? Apa yang bisa mengurangi?
Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?
R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?
S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?
T: time
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa serng gejala dirasakan? Tiaba – tiba atau bertahap?
Seberapa lama gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C, nadi 60 – 100 x / menit.
RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
- Pemeriksaan head to toe
- Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a) Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b) Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c) Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda
asing, sklera putih?
d) Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e) Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?
f) Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
- Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping
hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada.
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan
hepar.
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing.
- Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
DAFTAR PUSTAKA
Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER
2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US : ELSEVIER
Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC
Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011Jakarta
:EGC
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya gangguan atau kelainan
pada usus besar (kolon) dan rectum. Gangguan tersebut dapat berupa luka,
bengkak, iritasi, atau pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada usus
besar atau rectum.
Referensi Pedoman pelayanan klinis di puskesmas
Definisi Kolonoskopi atau dikenal juga sebagai tindakan teropong usus biasanya
disarankan dokter bila terdapat keluhan pada system pencernaan , seperti
buang air besar berdarah, nyeri perut, dan perubahan pola buag air besar
(BAB), untuk mencari keadaan yang menyebabkan keluhan tersebut
secara langsung.
Prosedur kerja Prosedur kolonoskopi dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan
umumnya akan berlangsung selama 30-60 menit. Alat kolonoskop yang
digunakan berbentuk seperti selang lentur berdiameter kurang lebih 1,5
cm dan dilengkapi dengan kamera pada ujungnya .
Sebelum prosedur dilakukan. Pasien akan diminta untuk mengganti
pakaian dengan baju khusus. Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan
saat kolonoskopi :
Selama prosedur ini, pasien mungkin akan merasakan kram ringan pada
perut. Ini bias diredakan dengan menatrik napas yang Panjang dengan
perlahan.
Jika terjadi sedikit pendarahan dari anus setelah dilakukan biopsy atau
pengangkatan jaringan. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan
umumnya akan membaik dalam beberapa hari.
Orang yang berusia 50 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi terkena
kanker usus besar. Oleh karena itu, kelompok usia ini disarankan untuk
melakuka setidaknya 1 kali kolonoskopi setiap 10 tahun guna mendeteksi
kemungkinan adanya gangguan tersebut.
Topik : Ca Colon
Peserta : Warga RW 05
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga RW 05 mampu mengetahui cara ± cara
pencegahan dan penanganan Ca Colon dan dapat diaplikasiakan dalam kehidupan sehari
– hari.
III. MATERI
1. Pengertian Ca Colon
2. Penyebab Ca Colon
3. Cara penanganan Ca Colon
4. Nutrisi bagi penderta Ca Colon
5. Pencegahan Ca Colon
IV. METODA
Ceramah dan Tanya jawab
V. MEDIA
Lembar balik
VI. EVALUASI
Dilakukan sesudah ceramah dengan melemparkan tanya jawab tentang :
Apa itu Ca Colon?
Apa penyebab Ca Colon ?
Apa bahaya dari Ca Colon ?
Apa saja nutrisi yang diberikan kepada penderita Ca Colon?
Bagaiman cara penegahan dari Ca Colon ?