Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pendahuluan

Ca Colon

Nama Kelompok :
1. Aylan Badriyah Tuhfah ( 191FK06068)
2. Gilang Dzihad Bahari ( 191fk06075 )
3. Iqbal Abdal Hadi ( 191FK06080 )
4. Risma Purnama Sidi (191FK06089 )
5. Silpi Septiani (191FK06091 )

DOSEN PENGAMPU
Ns. Winasari Dewi, M.kep.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
GARUT

BAB 1
KONSEP DASAR TEORI

A.    DEFINISI
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B.    ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
     1.  Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
     2.  Kelainan kolon
·  Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
·  Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
·  Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma
kolon.
3.  Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali
lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

C. TANDA DAN GEJALA


1. mengalami anemia
Diagnosis anemia mungkin merupakan tanda awal bahwa Anda mengalami pendarahan
internal. Gejala ini biasanya muncul pertama kali dibanding gejala-gejala lainnya.

2. rasa kembung atau keram


Merasa kram dan sakit perut tak tertahankan adalah salah satu gejala khas kanker usus
besar. Jika Anda mulai merasakan sakit terus-menerus di sisi kanan perut Anda, itu mungkin
artinya penyakit ini sudah masuk dalam tahap selanjutnya dan telah menyebar ke hati.
3. sembelit parah
Sembelit masih belum menjadi perhatian serius bagi beberapa orang. Akan tetapi, jika
sembelit menjadi parah dan persisten, itu bisa menjadi salah satu gejala kanker usus besar.
“Sembelit menunjukkan adanya semacam halangan di usus. Jika sembelit terjadi sepanjang
waktu, Anda harus memeriksakannya,” kata Dr. Holcombe.

4, perhatkan bentuk tinja


Jika tinja Anda secara konsisten memiliki bentuk yang sangat "kurus", itu dapat
disebabkan pembatasan di usus besar yang disebabkan polip. Diare terus-menerus juga bisa
menjadi salah satu gejala kanker usus besar.

5. tinja berwarna aneh.


"Pendarahan dari dubur mungkin tidak selalu datang dalam bentuk darah merah terang,"
kata Dr. Holcombe. Kotoran tinja yang gelap dapat menjadi tanda ada darah di feses Anda. Hal
ini dapat disebabkan sakit ringan seperti mag, tapi juga dapat menjadi pertanda Anda mengalami
kanker usus besar.

D.    PATOFISIOLOGI
a.    Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun(descending),kolon sigmoid,
dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut
dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b.    Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).
Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal
adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif
lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian
dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker
dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke
hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1.   Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2.   Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3.   Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4.   Penyebaran secara transperitoneal
5.   Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi
pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses,
serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).

E.    KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A         : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1       : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2       : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
            C1       : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah
C2       : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
            D         : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan
tidak dapat di operasi lagi.

F.    STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

G    MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON


Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan
yang umum terjadi.
1.       Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit
kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer. Anemia
akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes
Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena
tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi
jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen,
dan kadang-kadang pada epigatrium.
2.       Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks.
Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar,
sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun
darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik.
Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah,
keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat
tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak
lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

H.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ø  Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Ø  Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon
(barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor
dan mengidentifikasikan  letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut,
dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak
teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium  secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray
dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Ø  Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah
adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
Ø  Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai
hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif
untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari
daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan
vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.
Ø  Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada
tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening  di abdomen dan hati.
I.      PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
a.     Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b.    Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau
sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik
sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat,
antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c     Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker  yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada
kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat,
karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d.   Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat
bersifat sementara atau permanen.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
a.       Pengumpulan data
1.      Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal
2.      Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran
3.      Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon
4.      Riwayat penyakit keluarga
Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota
keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5.      Riwayat psikososial dan spiritual
Bgaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum
maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang
dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
b.      Riwayat biopsikososial spiritual
1.      Pola nutrisi
Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja yang sering di
konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi makanannya
2.      Pola eliminasi
kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah, atau tidak, keras,
lembek, cair?
3.      Pola istirahat dsn tidur
Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
4.      Pola personal hygiene
Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak menyikat gigi
5.      Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olahraga,
misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan sekitarnya
6.      Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras ketergantungan dengan obat –
obatan (narkoba)
7.      Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman sekitar lingkungan rumah,
aktif dalam kegiatan adat?
8.      Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan dengan
keluarga
9.      Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang dianut,
mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap perintah dan larangannya
10.  Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga besarnya dan
lingkungan sekitar.
c.       Riwayat pengkajian nyeri
P: provokasi paliatif
Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat? Apa yang bisa mengurangi?
Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?
R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?
S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?
T: time
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa serng gejala dirasakan? Tiaba – tiba atau bertahap?
Seberapa lama gejala dirasakan?
d.      Pemeriksaan fisik
-          Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C, nadi 60 – 100 x / menit.
RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
-          Pemeriksaan head to toe
-          Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a)      Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b)      Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c)      Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda
asing, sklera putih?
d)     Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e)      Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?
f)       Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
-          Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping
hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?

Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada.

Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan
hepar.

Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing.

-          Kardiovaskuler
 Inspeksi
Bentuk dada simetris
 Palpasi
Frekuensi dada simetris
 Perkusi
Suara pekak
 Auskultasi
Irama regular, systole / murmur

-          Secara system pencernaan / abdomen


 Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut
menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan – benjolan / massa
 Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk
mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?
 Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara
pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
 Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit
B.     Analisa data, Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial
berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :
a.       Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-
menerus (misalnya lokalisasi)
b.      Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
d.      Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen
sekunder akibat mekanisme kanker kolon
C.    Rencana asuhan keperawatan

No Diagnosa Tujuan dari kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil
1. Nyeri Tujuan : pasien1)   Pantau tempat dan1)   Mengetahui cara
berhubungan mengatakan bahwa respons pasien mengatasi nyeri
dengan insisi rasa nyeri telah terhadap nyeri yang tepat
pembedahan, terkontrol atau hilang.2)   Ajarkan tindakan2)   Pasien merasa
trauma Criteria hasil :pasien untuk meningkatkan lebih nyaman dan
muskuloskletal, tampak rileks, dapat kenyamanan pasien bisa
kehancuran beristirahat / tidur dan perubahan posisi, mengatasi nyerinya
yang terus- melakukan pergerakan gosokan (massase)
menerus yang berarti sesuai dan teknik relaksasi
(misalnya toleransi.. 3)   Ciptakan lingkungan3)   Meningkatkan
lokalisasi) yang kondusif untuk istirahat dan tidur
relaksasi, membatasi yanf adekuat untuk
pengunjung memfasilitasi
4)   Kolaborasi peredaan nyeri
pemberian analgetik 4)   Mengurangi rasa
nyeri

2. Kerusakan Tujuan: 1)   ·         Pantau tanda –1)   Mengetahui


integritas kulit-       Luka semakin tanda kerusakan penanganan yang
b/d tindakan kering dan menutup integritas kulit tepat
keperawatan -       Tidak terjadi 2)   Tetap bersih dan
nekrosis 2)   Jelaskan dan ajarkan menghindari dari
Criteria hasil : cara perawatan kulit infeksi
         Tidak ada da tanda pasca oprasi 3)   Menghindari dari
– tanda infeksi seperti3)   Berikan barier kulit infeksi
pes, kemerahan, sesuai resep
oodema
3. Perubahan Tujuan : klien·      Kaji sejauh mana R : menganalisa
nutrisi kurang mampu ketidak adekuatan penyebab
dari kebutuhan mempertahankan & nutrisi pasien melaksanakan
tubuh b.d meningkatkan intake·      Timbang berat intervensi.
mual / muntah nutrisi. badan sesuai indikasi R : mengawasi
Criteria hasil : ·       Anjurkan makan kefektifan secara
          Klien akan sedikit tapi sering diet
memperlihatkan
perilaku R : tidak memberi
mempertahankan atau·      Tawarkan minum rasa bosan dan
meningkatkan berat saat makan bila pemasukan nutrisi
badan dengan nilai toleran dapat di tingkatkan
laboratorium normal. ·       Kolaborasi dengan R : dapat
          Klien mengerti dan ahli gizi pemberian mengurangi mual
mengikuti anjuran diet makanan yang dan menghilangkan
          Tidak ada mual / bervariasi gas.
muntah. R : Menstimulasi
nafsu makan dan
mempertahankan
intake nutrisi yang
adekuat.
4. Konstipasi Tujuan : pola·      kaji warna dan R : penting untuk
berhubungan eliminasi dalam konsistensi feses, menilai keefektifan
dengan rentang yang di frekuensi, keluarnya intervensi, dan
penurunan harapkan : feses flatus, bising usus dan memudahkan
frekuensi lembut dan berbentuk. nyeri tekan abdomen rencana selanjutnya.
defekasi yang Criteria hasil : ·      pantau tanda gejala
normal pada          klien akan rupture usus. R : keadaan ini
seseorang di menunjukkan dapat menjadi
sertai dengan pengetahuan akan penyebab
kesulitan program defekasi kelemahan otot
keluarnya feses yang di butuhkan abdomen dan
yang tidak          melaporkan penurunan
lengkap atau keluarnya feses·      Kaji faktor peristaltik usus,
keluarnya feses dengan berkurangnya penyebab konstipasi yang dapat
yang keras dan nyeri dan mengejan menebabkan
kering konstipasi.
R : mengetahui
dengan jelas faktor
penyebab
memudahkan
pilihan intervensi
yang tepat

DAFTAR PUSTAKA
Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER
2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US : ELSEVIER
Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC
Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011Jakarta
:EGC
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KOLONOSKOPI

Tujuan Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya gangguan atau kelainan
pada usus besar (kolon) dan rectum. Gangguan tersebut dapat berupa luka,
bengkak, iritasi, atau pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada usus
besar atau rectum.
Referensi Pedoman pelayanan klinis di puskesmas
Definisi Kolonoskopi atau dikenal juga sebagai tindakan teropong usus biasanya
disarankan dokter bila terdapat keluhan pada system pencernaan , seperti
buang air besar berdarah, nyeri perut, dan perubahan pola buag air besar
(BAB), untuk mencari keadaan yang menyebabkan keluhan tersebut
secara langsung.
Prosedur kerja Prosedur kolonoskopi dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan
umumnya akan berlangsung selama 30-60 menit. Alat kolonoskop yang
digunakan berbentuk seperti selang lentur berdiameter kurang lebih 1,5
cm dan dilengkapi dengan kamera pada ujungnya .
Sebelum prosedur dilakukan. Pasien akan diminta untuk mengganti
pakaian dengan baju khusus. Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan
saat kolonoskopi :

 Psien akan diminta berbaring miring ditempat tidur dengan posisi


lutut menekuk kearah dada
 Dokter akan memberiakan obat sedatif untuk membuat pasien
mengantuk dan merasa rileks selama prosedur ini berlangsung.
 Setelah bius efektif, dokter akan memasukan alat kolonoskop
kedalam anus sekaligus memompa udara ke dalam usus besar
untuk mengembangkan usus, sehingga dinding usus dapat terlihat
dengan jelas.
 Dokter kemudian mengambil beberapa gambar yang diperlukan
saat pemeriksaan.
 Dokter akan mengambil polip usus jika ditemukan.
 Dokter juga dapat melakukan biopsy dengan mengambil sampel
jaringan usus yang dicurigai mengalami gangguan untuk dianalisis
lebih lanjut.

Selama prosedur ini, pasien mungkin akan merasakan kram ringan pada
perut. Ini bias diredakan dengan menatrik napas yang Panjang dengan
perlahan.

Jika terjadi sedikit pendarahan dari anus setelah dilakukan biopsy atau
pengangkatan jaringan. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan
umumnya akan membaik dalam beberapa hari.

Orang yang berusia 50 tahun ke atas memiliki resiko lebih tinggi terkena
kanker usus besar. Oleh karena itu, kelompok usia ini disarankan untuk
melakuka setidaknya 1 kali kolonoskopi setiap 10 tahun guna mendeteksi
kemungkinan adanya gangguan tersebut.

Komplikasi kolonoskopi sangat jarang terjadi. Namun jika setelah


kolonoskopi pasien akan mengalami nyeri perut, buang air besar berdarah,
atau demam lebih dari 38 derajat celcius, segera konsultasi ke dokter
untuk pengobatan lebih lanjut.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


CA COLON

Topik : Ca Colon

Sub Topik : Pencegahan dan pertolongan pertama Ca Colon

Hari/Tanggal : sabtu, 11 Januari 2019

Waktu/Jam : 30 Menit/ 10.00 ±10.30 WIB

Tempat : RW 05 Desa Ngamplangsari

Peserta : Warga RW 05

Penyuluh : Perawat Puskesmas Cilawu

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga RW 05 mampu mengetahui cara ± cara
pencegahan dan penanganan Ca Colon dan dapat diaplikasiakan dalam kehidupan sehari
– hari.

II. TUJUAN KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga RW 05 mampu :
 Mampu menjelaskan pengertian Ca Colon
 Menjelaskan penyebab Ca Colon
 Menjelaskan tentang bahaya Ca Colon
 Menjelaskan cara mengenai Ca Colon
 Menyebutkan nutrisi bagi penderita Ca Colon
 Menjelaskan cara pencegahan Ca Colon

III. MATERI
1. Pengertian Ca Colon
2. Penyebab Ca Colon
3. Cara penanganan Ca Colon
4. Nutrisi bagi penderta Ca Colon
5. Pencegahan Ca Colon

IV. METODA
Ceramah dan Tanya jawab

V. MEDIA
Lembar balik
VI. EVALUASI
Dilakukan sesudah ceramah dengan melemparkan tanya jawab tentang :
 Apa itu Ca Colon?
 Apa penyebab Ca Colon ?
 Apa bahaya dari Ca Colon ?
 Apa saja nutrisi yang diberikan kepada penderita Ca Colon?
 Bagaiman cara penegahan dari Ca Colon ?

APA ITU CA COLON ?

KANKER KOLON ( CA Ca Colon atau kanker


COLON) kolorektal adalah jenis
kanker yang tumbuh pada
usus besar (kolon), atau
pada bagian paling bawah
dari usus besar yang
terhubung ke anus
PENCEGAHAN CA COLON
TANDA DAN GEJALA CA -Berolahraga secara
COLON ADALAH
rutin.
-Diare atau konstipasi.
-Mengonsumsi makanan
-Buang air besar yang
terasa tidak tuntas.
dan minuman yang
-Darah pada tinja. mengandung serat.
-Mual. -Menjaga berat badan
-Muntah.
ideal.
-Perut terasa nyeri, kram,
atau kembung. -Berhenti merokok.
-Tubuh mudah lelah.
-Berat badan turun tanpa -Mengurangi atau
sebab yang jelas menghindari minuman
beralkohol

Anda mungkin juga menyukai