Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia keperawatan, pemeriksaan alat kelamin merupakan salah satu
hal yang penting untuk dipelajari. Latar Belakang pemeriksaan dalam
keperawatan menggunakan pendekatan yang sama dengan pengkajian fisik
kedokteran, yaitu dengan pendekatan inspeksi, palpasi. Pengkajian fisik
kedokteran dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang berupa kepastian tentang
penyakit apa yang diderita klien.
pengkajian fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan
model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang ditimbulkan akibat
masalah kesehatan yang dialami. Pengkajian fisik keperawatan harus
mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat
perencanaan tindakan untuk mengatasinya. Untuk mendapatkan data yang akurat
sebelum pemeriksaan fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana cara pemeriksaan fisik alat kelamin pada wanita dan laki-laki?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan ciri-ciri normal alat kelamin pria dan wanita.
1.3.2 Mengidentifikasi aspek-aspek yang di kaji dalam pengkajian alat kelamin
1.3.3 Mengidentifikasi persiapan yang di perlukan dalam pengkajian alat kelamin
1.3.4 Mendemonstrasikan teknis inspeksi dan palpasi dalam alat kelamin.
1.3.5 Menganalisa hasil pengkajian.
1.4 Manfaat
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik kepada perawat sendiri,
maupun bagi profesi kesehatan lain, di antaranya:
1.4.1 Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose
keperawatan.
1.4.2 Mengetahui masalah kesehatan yang di alami oleh klien.
1.4.3 Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pemeriksaanfisik Genitalia merupakan hal yang tidak nyaman bagi klien
maupun perawat sendiri, namun pengkajian genitalia harus tetap di lakukan
Karena merupakan bagian dari pengkajian system tubuh. Sebagian besar klien
umumnya merasa canggung dan malu untuk mendiskusikan masalah ataupun
gangguan yang terkait dengan alat kelaminnya. Oleh karena itu dalam
melakukan pengkajian, perawat harus member penjelasan pada klien tentang
tujuan dilakukannya pengkajian sehingga klien dapat di ajak kerjasama dan tidak
malu.
alat kelamin mempunyai beberapa peranan pokok dalam kehidupan sehari-
hari yaitu sebagai alat untuk mengeluarkan urin(meatus uninaria),pengajian
hormon,juga sebagai alat reproduksi.
pengkajian alat reproduksi yang meliputi dua organ utama:penis dan testis
serta stuktur tambahan(duktus pengeluaran,glandula prostat dan stuktur
inguinal)dapat di kaji secara terpisah atau bersama-sama sewaktu mengkaji
system uninaria.secara anatomis system reproduksi pria mempunyai tiga fungsi
utama yaitu sebagai alat reproduksi,sekresi hormon seksual pria dan eliminasi
urin.
2.2 Pengertian Alat Reproduksi Pria Dan Fungsinya
2.2.1 Organ Reproduksi dalam (Interna)
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung
pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot
polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi
sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron yang
memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan
kejantanan.

2
b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis,Vasdeferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum
yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan
dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens. berfungsi sebagai: menghubungkan testis dengan saluran vas
deferens dan memproduksi cairan yang banyak mengandung enzim dan
gizi.
c. Vas Deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan
saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi
sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung
semen atau kantung mani (vesikula seminalis). Berfungsi untuk
mengeluarkan sperma dari epididimis menuju vesika seminalis (tempat
penyimpanan sebagian sperma sebelum di keluarkan).
d. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan
sperma agar masuk ke dalam uretra. Uretra Uretra merupakan saluran
akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.
e. Kelenjar Assesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan
berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-
getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pergerakakan sperma.

3
f. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan
kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Berfungsi mengeluarkan cairan yang
sifatnya alkalis atau sedikit basah yang mengandung fruktosa dan gizi
dan membuat sperma lebih kuat dan mudah bergerak dalam mencapai
ovum.
g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian
bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang
mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang
bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu.
h. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan
getah yang bersifat alkali (basa).
2.2.2 Organ Reproduksi Luar (Eksterna)
a. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga
yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak
mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada
suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga
penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Berfungsi untuk
menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi.
b. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi
testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang

4
berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi
untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang
stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
c. Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
d. Hormon Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating
Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan
e. Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara
tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk
membentuk spermatosit sekunder.
f. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang
mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
g. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.

5
2.3 Pengertian Alat Reproduksi Wanita Beserta Fungsinya
2.3.1 Genetalia Eksterna Luar
a. Mons veneris
Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang
terletak di permukaan anterior simpisis pubis, berfungsi untuk
melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu estetika.
b. Labia mayora
Tediri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit
biasanya ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai serabut
lender dan mengandung banyak kelenjar sebacea. Berfungsi untuk
menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan
pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.
c. Labia minora
Merupakan 2 buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna
kemerahan yang terlihat jika labia mayora di buka, Berfungsi untuk
menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah
erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
d. Clitoris
Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erekti, mengandung
banyak urat-urat saraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah dan
sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan sensasi tekanan, merupakan
daerah erotik utama pada wanita yang akan membesar dan mengeras
apabila mendapatkan rangsangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral di batasi oleh kedua labia
minora,vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang yaitu:
vagina dan uretra, Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada
rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat
bersenggama.
f. Hymen
Merupakan lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari introitus
vagina, membentuk lubang sebesar ibu jari sehingga darah haid maupun
sekret dan cairan dari genetalia interrnal dapat mengalir keluar

6
2.3.2 Genetalia interna dalam
a. Vagina
Vagina tebentuk dari bahasa latin yang maknanya “pelindung” atau
“selongsong”. vagina adalah saluran tabung yang menghubungkan uterus
ke bagian luar tubuh, vagina menghasilkan berbagai macam sekresi
seperti keringat dan sebum. vagina juga merupakan organ reproduksi
wanita yang sangat rentang terhadap infeksi.
Berfungsi sebagai : Saluran keluar untuk mengeluarkan darah waktu
haid dan sekret dari dalam uterus Alat untuk bersenggama Jalan lahir
bayi waktu melahirkan.
b. Tuba fallopi (Saluran telur)
Tuba fallopi atau tabung fallopi yang dikenal juga sebagai oviduct
atau buluh rahim, 2 buah saluran yang sangat halus dan menghubungkan
ovarium mamalia betina dengan rahim.tuba fallopi di namakan
berdasarkan penemunya, yang ahli anatomi di italia, GABRIELE
FALLOPPIO. Tuba fallopi membentang sepanjang 5-7,6 CM, dari tepi
atas rahim kearah ovarium. Berfungsi sebagai saluran yang membawa
ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus.
c. Ovarium
Ovarium adalah organ yang memproduksi sel telur, sering di
temukan pada pasangan. Ovarium kelenjar berbentuk oval atau system
endokrin, kelompok kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon tubuh
manusia agar berfungsi secara cepat.
Berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen
progesterone. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita
dan cirri-ciri seks sekunder.
d. Ligamentum
ligamentum (ligamen) adalah suatu jaringan berbentuk pita yang
tersusun dari serabut-serabut liat yang terdiri dari jaringan fleksibel yang
mengikat tulang satu dengan yang lain.Berfungsi untuk mengikat atau
menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada
tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya.

7
2.4 Tekhnik Pemeriksaan Fisik Pada Alat Kelamin Pria
2.4.1 Inspeksi
a. Posisi pemeriksaan dapat dilakukan dalam posisi supine atau bisa dengan
kaki sedikit terbuka atau dalam keadaan berdiri.

b. Inspeksi persebaran rambut pubis dan warnanya. Perhatikan kebersihan


penis dan daerah di sekitarnya.
c. Perhatikan apakah klien terpasang kateter urine atau tidak. Jika terpasang
kateter, catat ukuran kateter, produksi urine, dan karakteriktis urinenya.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, buang terlebih dahulu urine yang
tertampung di kantong urine. Jika klien tidak menggunakan kateter,
minta klien untuk BAK terlebih dahulu.
d. Tanyakan apakah ada hambatan saat berkemih. Jika merasa ada
gangguan saat berkemih seperti ada tahanan saat berkemih, rasa urgensi
untuk berkemih, urine menetes, sering berkemih terutama saat malam
hari, mungkin klien menderita BPH.
e. Perhatikan adanya ulkus atau benjolan abnormal yang ada di sekitar penis
dan skortum.
f. Tanyakan pada klien apakah ada nyeri yang di rasakan. Nyeri pada
skrotum menandakan bahwa kemungkinan klien menderita orkitis atau
radang pada testis.
g. Pada anak kecil, perhatikan adanya fimosis. Fimosis adalah infeksi yang
menyebabkan pembengkakan pada prepusium. Hal ini bisa terjadi karena
kurang dijaganya personal hygiene.

8
2.4.2 Palpasi
a. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan nodula,
ataupun cairan kental yang keluar. Palpasi sebaiknya tidak di lakukan
pada pasien pria dewasa yang tidak mempunyai keluhan.
b. Lakukan palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan ibu jari dan
tiga jari pertama. Contoh testis normalnya teraba elastis, licin dan tidak
adanodula atau massa dan ukuran sekitar 2-4 cm.
c. Palpasi epidedimis yang memanjang dari puncak testis ke belakang.
Normalnya epidedimis teraba lunak.
d. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma
biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih
keras daripada epidedimis.
e. Pakai sarung tangan, lapisi ujung sarung tangan dengan pelumas. Minta
klien untuk berbaring dengan posisi miring dan di harapkan untuk rileks.

2.5 Tekhnik Pemeriksaan Fisik Pada Alat Kelamin Wanita


2.5.1 Inspeksi
a. Posisikan klien secara litotomi,minta klien relaks dan tidak kaku.

b. Jika klien terpasang kateter,catatan ukuran kateter,karekteristik urine,dan


folume urine dalam kantong urine.pada orang tua klien yang menderita
gangguan persaratan kemunngkinan besar tidak bisa merasakan ke
inginan untuk berkemih dan mengompol.

9
c. Jika klien tidak terpasang kateter.tanyakn apakah klien bisa buang air kecil
dengan lancar,adakah rasa perih atau panas atau terbakar saat buang air
kecil da apakah klien memiliki hasrat untuk berkemih tetapi tidakk bisa
keluar atau keluar nya sedidikit-sedidkit.
d. Inspeksi pada bagiian mons pubis dan vulva,catat jika ada bekas
luka,tumur,atau keuarnya produksi sekret yang abnormal.
e. Sebelum memalpasi parinium,sentuh dengan perlahan daerah paha supaya
klien tidak terkejut.
f. Pisahkan labia majora dengan ibu jari dan telunjuk dengan yang dominan.
g. Inspeksi labia minora, lihat kesimetrisannya,persebaran warna,adanya
bercak kemerahan,atau ada sekret abnormal yang di
hasilkan(warna,bau,beberapa lama di hasilkan,serta rasa gatal).
h. Retralaksikan labia minora ke samping,lihat klitoris klien.
i. Tetap retraklasikan labia minora,lihat kondisi meatus uretralis.
j. Lihat kondisi meatus vaginalis klien.normalnya tampak berwarna merah
muda,bisa dalam kondisi yang lembap dan mengeluarkan cairan yang
terdiri atas sel epitel.
k. Lihat kondisi perineum dan anos.normanya perenium dalam kondisi utuh
dan halus.
l. Lihat kondisi anus.anus dalam kondisi retraksi dan warna jauh lebih
gelap dari sekitarnya.
m. Jika wanita terbentuk baru saja melahirkan,maka kkeluar darah dari
vagina dengan karekteristik berikut:
lokia rubra di hasilkan hingga tiga hari postpartum,warnanya merah
segar dan berbau khas darah.
lokia alba dihasilkan pada sembilan hari postpartum,warnanya putih
agak kuning,tidak bau dan gatal.
n. Sekret vagina abnormal:
a.cokelat:mungkin ada infeksi monilia atau candida.
b.putih mekoid:infeksi stafilokokus,streptokokus.
c.putih berbusa:infeksi trichomonas viganalis.
d.kuning kehijauan,lengket:gonorea.

10
2.6 Kelainan pada kelamin
2.6.1 Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman
treponema palidum, bentuknya sangat kecil dan berpilin-pilin. Kuman atau
bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan
mulut yang hangat dan basah. Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan
seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk
toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan/dipakai
oleh pengindap. Namun demikian, selain penularanan sifilis melalui
hubungan seksual, sifilis masih dapat menular melalui alat suntik atau
transfusi darah yang mengandung kuman tersebut.

2.6.2 Gonore
Gonore, adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman kecil
berbentuk diplokokus, yaitu seperti biji kopi yang terbelah, dan disebut
gonokokus, atau juga oleh sejenis virus yang disebut klamidia trakomatis.
Terutama yang diakibatkan oleh mikro-organisme yang dikenal dengan
nama neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual, namun demikian penularan penyakit ini dapat juga diakibatkan
karena “sentuhan tangan, pakaian, atau barang-barang yang telah digunakan
penderita/orang yang mengindap penyakit gonore.

11
2.6.3 Klamida
Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus
chlamydia trachomatis (klamidia trakomatis). Klamidia, sering
menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non spesifik yakni radang
saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu
infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria.
Sedangkan pada wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis
(serviksitis), yaitu infeksi leher rahim, dan penyakit peradangan pelvis
(pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas.
2.6.4 Herpes
Herpes sebenarnya hanyalah suatu penyakit bersifat gangguan temporer
(sementara) dan umumnya dapat dicegah oleh setiap orang. Sebagai salah
satu penyakit kelamin penularan herpes melalui oral dan kelamin. virus
herpes terdiri dari 2 jenis yakni herpes simpleks tipe 1 dan herpes simplek
tipe 2. Herpes simplek tipe 1, umumnya menginfeksi didalam dan disekitar
mulut, sedangkan herpes simplek tipe 2, biasanya pada genital (alat
kelamin), hingga disebut pula herpes genitalis. Herpes akan lebih cepat
muncul apabila kulit sedang iritasi (luka-luka atau lecet), seperti halnya
hubungan seks dapat pula menyebabkan timbulnya hespes kelamin, bila
terdapat luka/lecet pada organ genetalia (alat kelamin pria atau wanita).

2.7 RIWAYAT KESEHATAN


Untuk dapat melakukan wawancara pada pasien tentang pengajian alt
kelaminnya,diperlukan suatu keterampilan profesional dalam mengadakan
pendekatan dengan pasien.banyak pasien yang mempunyai gangguan pada alat
kelaminnya merasa risih untuk mendiskusikan masalahnya.pola pemeliharaan
kesehatan,dan pola peranan-kekerabatan. mulailah pengkajian dengan
mengumpulkan riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga.
2.7.1 Riwayat kesehatan sekarang
data tentang status kesehatan sekarang keluhan utama metode
PQRST, pola buang air kecil,adanya luka,bengkak, nyeri atau perubahan
warna pada penis dan skrotum ,masalah hubungan seksual/ereksi atau
ejakulasi dan apakah obat-obatan yang di minum yang berpengaruh terhadap

12
fungsi system reproduksi misalnya antikonvunsal,antikolinergik atau
antikolinergik atau antidepresen.
2.7.2 Riwayat kesehatan keluarga
data tentang status kesehatan keluarga dikumpulkan dengan
menanyakan adakah anggota keluarga pasien mengalami gangguan system
reproduksi yaitu mandul atau hernia.

13
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik pada alat kelamin, merupakan pemeriksaan fisik yang
harus kita pelajari dengan seksama dan teliti agar kita bisa mengetahui
keluhan dan masalah pasien, karena terkadang pasien merasa malu untuk
memberitahukan masalah penyakitnya, pemeriksaan tersebut dapat kita
lakukan dengan baik dan benar.
3.2 Saran
Tehnik pemeriksaan fisik pada alat kelamin. Kami hanya menyarankan
agar pasien benar-benar menjaga kebersihan alat kelamin, agar tidak tekena
kelainan pada alat kelamin. Dan kami juga menyarankan untuk tidak malu
mengungkapkan rasa sakit di sebelah mana yang pasien rasakan, Kami harus
melakukan pemeriksaan tersebut dengan baik dan benar.

14
Daftar pustaka

http://www.wikipedia.com/pemeriksaan fisik, diakses 16 oktober 2013


http://www.totalkesehatananda.com/heartmurmur1.html, diaskes 1 oktober 2013
http://akhlisnurse.blogspot.com/2012/01/kelainan.pada.alat.kelamin.html, diaskes
tanggal 28 september 2013
http://www.doktergaul.com/tentang/gambar-penyakit-kelamin.html, diaskes
tanggal 28 oktober 2013

15

Anda mungkin juga menyukai