Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“Z”
DENGAN DIAGNOSA TUMOR MAMMAE DEXTRA
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL / OK BEDAH ONKOLOGI
RSP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
25 APRIL 2018
1. Biaodata Pasien
a. Nama : Ny. Z
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Tanggal Lahir : 09, Juni 1965
d. Nomor Rekamedik : 83 94 22
e. Agama : ISLAM
f. Alamat : Pangkajene Sidrap
g. Diagnosa Medik : Tumor Mammae Dextra
h. Rencana Tindakan Operasi : Wide Eksisi dan Frozen Section
3. Teori Kasus
a. Defenisi Tindakan
1) Wide Eksisi
Wide Eksisi adalah salah satu cara/ tindakan bedah yaitu membuang jaringan
(tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan
antara lain pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun
ganas dan memeperbaiki penampilan secara kosmetis.
2) Frozen Section
Frozen section (biopsy) atau potong beku adalah pemeriksaan hitopatologi yang
dilakuka pada waktu penderita dioperasi untuk mengetahui ganas tidaknya
kelainan atau tumor yang kemudian untuk menetukan terapi selanjutnya.
b. Tumor Mammae Dextra
1) Pengertia
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
menggangu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di
mammae. ( Sylvia,2011 )
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada
suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan
tidak bisa dikontol. ( Dr.Iskandar,2010 )
2) Etiologi dan Faktor Resiko
Menurut Dr.Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor
payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :
Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu,
gen p53, BARD1, BRCA3, dan juga diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat
dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
Terpapar radiasi
Intake alkohol
Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor
payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
3) Fatofisiologi
Tumor payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada
jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon
dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-
kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon
terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau
adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2009)
4) Macam Tumor Mammae
Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar
keluar jaringan
Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan kerap kali
menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak.
5) Tanda Dan Gejala
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):
Mungkin tidak ada
Tumor mammae umumny atidak nyeri
Ulkus/perdarahan dari ulkus
Erosi putting susu
Perdarahan.keluar cairan dari putting susu
Nyeri pada payudara
Kelainan bentuk payudara
Keluhan karena metastase
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal pemeriksaan 23 mei 2018
Hematologi
Hemoglobin 11,4 gr% 13,00 – 16,00
Hematokrit 34,3 % 40,00 – 54,00
Eritrosit 4,26 juta/ mmk 4,50 – 6,50
MCH 26,80 pg 27,00 – 32,00
MCV 80,60 fL 76,00 – 96,00
MCHC 33,20 g/dL 9,00 – 36,00
Leukosit 18,50 ribu/mmk 4,00 – 11,00
Trombosit 426 ribu/mmk 150,0 – 400,0
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 131 mg/dl 80 – 110
Ureum 13 mg/dl 15 – 39
Creatinin 0,61 mg/dl 0,60 – 1,30
Elektrolit
Natrium 140 mmol/L 136 - 145
Kalium 3,5 mmol/L 3,5 – 5,1
Chlorida 111 mmol/L 98 – 107
Kalsium 2,37 mmol/L 2,12-2,52
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
b. Kesadaran : Composmentis (GCS 15)
c. Data Fokus :
Pasien mengeluh nyeri pada daerah tumor , tulang dan punggung kiri linu dan panas,
nyeri di ketiak, nafsu makan dan berat badan menurun.
d. Vital sign :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 110 x / menit
Suhu : 37 oC
Peranfasan : 20 x / menit
Nyeri : Nyeri Skala 4 dari 1 – 10
e. Analisa Data
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh ada benjolan di payudara kanan
Pasien mengeluh nyeri pada daerah tumor
Pasien mengeluh nyeri di ketiak
Pasien bertanya Tanya tentang penyakitnya
2) Data Objektif
Nampak pasien merigis
Nampak pasien cemas
Nampak ada udema payudara sebelah kanan
6. Pre - Operatif
a. Ruang Penerimaan
Pasien masuk diruang Ok COT dan diterima diruang penerimaan kemudian
dilakukan verifikasi pasien dan kelengkapan berkas. identifikasi pasien : mengecek
nama, tanggal lahir dan nomor Rekamedik pasien sambil mencocokkan dengan
gelang identitas. Kemudian Mengecek informed consent tindakan pembedahan,
anastesi dan informaed consen transfuse : informed consent terlampir dan sudah
ditnda tangani. Mengecek tanda tangan edukasi pembedahan dan anastesi : terlampir
dan sudah ditanda tangani. Mengecek data penunjang : hasil laboratorium terlampir
Mengecek puasa pasien : pasien puasa sejak jam 02.00 .Mengecek gigi palsu dan
aksesoris pasien : pasien tidak memakai gigi palsu dan tidak memakai aksesoris.
Mengecek penandaan area oprasi. Mengecek pemberian antibiotic / profilaksis.
Persiapan darah pisien : darah siap 1 bag di bank darah. Mengganti baju pasien
dengan baju khusus pasien.
b. Kelengkapan berkas
Kelengkapan rekam medic pasien lengkap
Informed consent tindakan lengkap dan terlampir dalam berkas rekam medic
pasien
Hasil laboratorium sudah ada
Pemberian edukasi tentang rencana tindakan operasi dan rencana pembiusan
telah ditanda tangani
c. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Data Fokus
S :
- Pasien mengeluh ada benjolan di payudara kanan
- Pasien mengeluh nyeri pada daerah tumor
- Pasien mengeluh nyeri di ketiak
- Pasien bertanya Tanya tentang penyakitnya
O :
- Nampak pasien merigis
- Nampak pasien cemas
- Nampak ada udema payudara sebelah kanan
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tidakan keperawatan 1 x 10 menit nyeri dapat berkurang atau
hilang dengan criteria hasil Pasien mengatakan nyeri berkuran dan Nampak rileks.
Intervensi :
- Kaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (Metode NRS)
- Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- Atur posisi yang nyaman
Implementasi
- Mengkaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (Metode NRS)
Hasil :
Pasien mengeluh nyeri pada pyudara kanan skala Nyeri 4 (1-10)
- Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
Hasil :
Pasien kooperatif.
- Mengatur posisi yang nyaman
Hasil :
Pasien Nyaman pada posisi telentang
Evaluasi dan SOAP
S : Pasien Mengeluh Nyeri pada payudara kanan
O : Nampak meringis dan skala Nyeri 4
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Kaji tingkat Nyeri Pada skala 1 – 10 (Metode NRS)
- Atur posisi yang nyaman
7. Intra Operasi
a. Jam masuk ruang operasi : 17:05
b. Sign in : 17:20
c. Jam anastesi : 17:35
d. Jenis anastesi : General Anastesi
e. Time Out : 17:50
f. Nama Tindakan : Kraniotomi
g. Jam Mulai Operasi : 18:00
h. Jam Sign out : 18:30
i. Jam selesai operasi : 19:00
j. Jam keluar operasi : 19:30
k. Pengakajian intra
a) Vital Sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 120 x / menit
Suhu : 36,8oC
Peranfasan : 28x / menit
Nyeri : Nyeri Skala 6 dari 1 – 10
b) Alkes BHP
Jumlah
Nama BHP
Awal Tambahan Total
1) Handscoon Nomor 7,5 3 - 3
3) Bisturi Nomor 15 1 - 1
4) Bisturi Nomor 11 1 - 1
5) Selang Suction 1 - 1
6) Couter 1 - 1
7) Plat Couter 1 - 1
15) Aquades 1 - 1
16) NGT 14 1 - 1
c) Set Instrumen
Jumlah
Nama Set Instrumen
Awal Tambahan Total
1) Scalpel Nomor 3 1 - 1
2) Kom kecil 1 - 1
3) Nirbeken 1 - 1
4) Pinset Sirurgi 2 - 2
5) Pinset Anatomis 2 - 2
6) Pinset bayonet 2 - 2
7) Pinset Dura 2 - 2
8) Gunting Benang 1 - 1
9) Gunting Jaringan 1 - 1
10) Klem 2 - 2
11) Nedle Holder 2 - 2
12) Raspa 1 - 1
13) Langeng bag 2 - 2
14) Gigli 2 - 2
15) Olivecrona gigli 1 - 1
16) Knabel 2 - 2
17) Kuret 1 - 1
-
18) Bor 1 1
-
19) Kerrison 1 1
d) Set Kain
Jumlah
Nama Set Kain
Awal Tambahan Total
m. Prosedur Drapping
Suatu prosedur dalam menutup dan melingkupi pasien dengan barrier steril untuk
membentuk, memberi batas tegas daerah steril pada sekitar area incisi setelah
permukaan kulit dilakukan aseptik area operasi dengan antiseptik dan memelihara
area operasi yg steril selama proses pembedahan.
n. Proses Operasi
Pasien dibaringkan dalam pengaruh anastesi Epidural
Lakukan tehnik aseptic dan drapping
insisi horseshoe pada regio temporpparietal sinistra, perdalam hinggapricranium
dan tampak praktur linear pada temporal,buat 5 burrholen lalu dilanjutkan
dengan kraniektomidengan menggunakan gigli saw,tampak epidural hematoma
30cc dilakukan evakuasi hematom identifikasi dura,tampak tidak ada robekan
lalu dilakukan gantung dura lalu oprasi dilanjutkan dengan prosuder
kronioplasti Selanjutnya insisi di bersihkan dan ditutup oleh kasa steril yang
sudah diberi bethadin 10% lalu diplester operator dan asisten melepas jas
operasi, mencuci tangan, perawat instrumen mencuci alat-alat dan
membersihkan kamar operasi.
klien selesai operasi selanjutnya dipindahkan ke RR (Recovery room)
Pendarahan: 300 cc
Kontrol perdarahan
Cuci lapang opearasi dengan Nacl 0,9% hingga bersih, memasang 2 buah drain
kanan pada subhepatal dan kiri pada retrovesica
Melakukan Sign Out
Tutup luka operasi lapis demi lapis
Operasi selesai
o. Tehnik Dressing
Penutupan luka operasi/ dressing adalah cara menutup luka operasi/ luka insisi
operasi dari lingkungan luar berfungsi untuk menutup dan melindungi luka dari
trauma & kontaminasi , Menyerap cairan , Membalut & mengimobilisasi daerah/
area insisi ,Membantu proses hemostasis, Memberi tekanan untuk mengurangi
edema, Mengurangi nyeri & memberikan kenyaman pada pasien, Sirkulasi udara
baik. Dengan cara mencuci luka operasi dengan Larutan Nacl 0,9% lalu bersihkan
dengan kasa kering dan memfikdsasi dengan menggunakan Hepafix.
8. Pasca Operasi
1. Jam Keluar Kamar Operasi : 19:00
2. Jam Masuk Ruang RR : 19.10
3. Pemantauan Ruang RR
Vital Sign :
Tekanan Darah : 94/71 mmHg
Nadi : 96 x / menit
Suhu : 35,8oC
Pernafasan : 20 x / menit
Nyeri : 4 dari (1 – 10)
5. Diagnosa keperawatan
Hipotermi berhubungan dengan pemajangan lingkungan ruangan operasi yang
dingin , ditandai dengan :
DS : -
DO:
- Nampak pasien menggigil kedinginan
Intervensi
1. Observasi pasien dan suhu tubuh secara kontinyu
2. Monitor TD, Nadi, Pernafasan
3. Berikan selimut kepada pasien
4. Berikan alat penghangat
Implementasi
1. Mengobservasi pasien dan suhu tubuh secara kontinyu
Hasil :
Pasien Nampak menggigil , Suhu : 35,8 oC
2. Memonitor TD, Nadi, Pernafasan
Hasil :
Tekanan Darah : 94/71 mmHg
Nadi : 96 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
3. Memberikan selimut kepada pasien
Hasil :
Memberikan selimut tambahan kepada pasien
4. Memberikan alat penghangat
Hasil :
Menggigil mulai berkurang
Evaluasi dan SOAP
S:-
O : Nampak pasien menggigil, kulit teraba dingin
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi pasien dan suhu tubuh secara kontinyu
- Monitor TD, Nadi, Pernafasan
- Berikan alat penghangat