Anda di halaman 1dari 10

Nama: Aryan Roshandi

Grup: A

Kelompok: 6

LAPORAN PENDAHULUAN

CA. MAMAE

A. Definisi
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Rosida, 2020).
Ca mammae adalah suatu keadaan dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
fungsi normal, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta
tidak kendali. Sel-sel tersebut membelah diri dengan cepat dari sel yang normal dan
berakumalasi, kemudian membentuk suatu benjolan atau massa pada payudara.
Kanker
payudara atau Carsinoma mammae merupakan tumor ganas yang menyerang pada
daerah sekitar payudara dan menyebar ke seluruh tubuh (American Cancer Society,
2014) (Swasri, 2021) .Pada kanker payudara ini banyak dialami oleh wanita di seluruh
dunia. Kanker payudara ini bisa berdampak pada fisik maupun psikologis seseorang
yang menderita kanker payudara tersebut (Haryati & Sari, 2019). Faktor risiko yang
erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin
wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen BRCA1,
BRCA2, ATM atau TP53 (p53)), riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS pada
payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mamografi), riwayat menstruasi dini
(< 12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki
anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi
dinding dada, faktor lingkungan (Panigroro et al., 2019).

B. Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko
yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu factor reproduksi,
pengguaan hormone, penyakit fibrokistik, obesitas, konsumsi lemak, radiasi, factor
predisposisi dan resiko tinggi hiperlasia pada sel mamae. Terdapat banyak factor yang
akan menyebabkan terjadinya
kanker payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi
terjadinya kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama yaitu
kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan pengangkatan kanker,
maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu, atau
saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko tiga kali lipat
untuk menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan
menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang mengalami
menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang lambat, dan kehamilan
pertama pada usia yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker payudara.
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas itu akan
meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena
kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada dadanya,
dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara. (Rosida, 2020).
C. Tanda dan Gejala
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran
dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang,
berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma,
2015). dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)
Adapun tanda dan gejala kanker payudara :
a) Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b) Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus) atau puting
mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c) Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk
(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d) Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
e) Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f) Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g) Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h) Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya
tidak terasa sakit.
i) Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
j) Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara

D. Pathway
E. Pemeriksaan Penunjang (diagnostic dan Laboratorium)
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
a. Laboratorium meliputi
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5) Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian
cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dariekskoriasi
b. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause
kurang bermanfaat karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
c. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang
tampak kista sebesar sampai 2 cm.
d. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
e. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-pembuluh
darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
f. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan cara
pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna
klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
g. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
h. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada speredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.

F. Penatalaksanaan (SDKI, SIKI).


a. Nyeri Kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078)
1. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung
lebih dari 3 bulan.
b. Intervensi: Manajemen Nyeri

Observasi:

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik:

 Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan


nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulisasi


(D.0129).
a. Definisi: Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
sendi dan/atau ligamen)
b. Intervensi: Perawatan Integritas Kulit

Observasi:

 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

Terapeutik:

 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring


 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit

Edukasi

 Anjurkan menggunakan pelembab


 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya

Perawatan Luka

Observasi:
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik:

 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan


 Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

Kolaborasi

 Kolaborasi prosedur debridement


 Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

3. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142)


a. Definisi: Berisiko mengalami peningkatan terserang oganisme patogenik.
a. Intervensi : Pencegahan infeksi

Observasi:

 Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik

 Batasi jumlah pengunjung

 Berikan perawatan kulit pada daerah edema

 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan


pasien dan lingkungan pasien

 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko


tinggi

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

 Ajarkan cara memeriksa luka

 Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu

4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).


a. Definisi: Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
b. Intervensi: Reduksi Ansietas

Observasi:

 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah


 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik:

 Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan kepercayaan


 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

Edukasi

 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami


 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
 Latih teknik relaksasi

Pontianak,…………..2023

Preseptor Ruangan Mahasiswa


( ) ( )

Mengetahui Pembimbing
Akademik
( )

Anda mungkin juga menyukai