Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang.
Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua
pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan
bahwa kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula
dalam sambutannya ketika membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi
Indonesia ke-1 (1stInternational Scientific Meeting di Indonesi Society of
SurgicalOncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di
Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia,
2005). Bahkan telah diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta
penyakit di Indonesia akan mendekati peta penyakit di negara maju dimana
penyakit kanker berada padaurutan ketiga penyebab terjadinya kematian setelah
penyakitkardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995 dalam Lumungga 2009).
Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap tahun
karena penyakit kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan
dengan lingkungan dan gaya hidup (life style). Kurang Iebih 30% dari kematian
tersebut karena rokok. Faktor-faktor keturunan (genetik), radiasi, polusi dan
eksposur lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000 kematian. Dari seluruh
penyakit kanker yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60% berhubungan
dengan faktor gizi. Dalam tahun 1984, 22% dari seluruh kematian di Amerika
Serikat, disebabkan karena kanker. Dan 965.000 kasus baru yang didiagnosis
menderita kanker, 483.000 di antaranya meninggal dunia. Diperkirakan 60-70%
kanker disebabkan karena faktor lingkungan, terutama makanan dan rokok
(Sudiman, 1991).
Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting
bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-

1
faktor penyebabkanker dan melakukan tindakan pencegahan agar kanker tidak
menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan salah satu caranya yaitu melakukan diet
kanker.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, masalah yang ingin dikaji adalah :
1. Pengertian Kanker ?
2. Apa yang dimaksud dengan kanker Abdomen?
3. Apa yang dimaksud dengan kanker kolon?
4. Apa yang dimaksud dengan kanker rectum?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah :
1. Mengetahui pengertian kanker.
2. Apa yang dimaksud dengan kanker Abdomen?
3. Apa yang dimaksud dengan kanker kolon?
4. Apa yang dimaksud dengan kanker rectum?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker
Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-
sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke
jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang (Syaifudin, 2007).
Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus
meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru
yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak
jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (PDPI, 2003).
Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap
tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan
tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker
itu akan sulit diketahui dan kadang kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun
timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga sulit diobati (Gale, 2000 :
177).

B. Faktor penyebab kanker


Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab
kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan
lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut (Sunu, 2001).:
Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi
untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker
payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai

3
contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika
ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
Faktor Lingkungan
- Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru,
mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.
- Sinar Ultraviolet dari matahari
- Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar
rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan
bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang
yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang
Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia.
Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker,
terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat
menyebabkan kanker adalah :
- Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung
- Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi
terhadap kanker kerongkongan.
- Zat pewarna makanan
- Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut
yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.
- Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
- Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya
merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
- Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem
pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
- Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

4
- Virus Epstein Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
- Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma
dan kanker darah lainnya.
Infeksi
Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung
kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun
penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran
empedu.
Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan
penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera
dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan
siklus sel.
Faktor perilaku
- Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga
peminum minuman beralkohol.
- Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering
berganti ganti pasangan.
Gangguan keseimbangan hormonal
- Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara,
kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar
pada pria.

5
Faktor kejiwaan, emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel,
dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga
menyebabkan kanker.
Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya.
Sumber sumber radikal bebas yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi
dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari
matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan
berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam
keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun
biologis (Nasar, I, M. 2000).

C. Kanker Abdomen
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter.Secara
patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat
terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi
dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya (Landis
SH, Murray T, Bolden S, Wingo PA. 1998).
Tumor yang sering ditemukan pada bayi dan anak, yaitu Tumor Wilms dan
Neuroblastoma yang merupakan tumor Retroperitonial ( Christin, 1999).
Neoroblastoma adalah salah satu tumor yang sering pada bayi dan anak.
Neuroplasma yang berasal dari Neural Ccrest ini dapat muncul dimanapun
sepanjang rantai ganglion simpatik dari leher hingga pelvis, termasuk di

6
medula adrenal. Tumor dapat terjadi di leher, mediastinum superior,
ganglion retroperitonial, paraspinal, mdula adrenal dan organ pelvis.

a. Etiologi
Penyabab langsung dari tumor sebenarnya belum di ketahui namun ada
beberapa hasil kajian penelitian menunjukkan bahwa :
- Kelebihan nutrisi khususnya lemak
- Hasil akhir metabolik dan bakterial
- Sembelit
- Infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat

b. Tanda Dan Gejala


- Nyeri
adalah nyeri yang dirasakan pada daerah di atas pelvis/pinggul tetapi di bawah
tulang rusuk. Nyeritersebut merupakan gejala yang umum dialami orang pada
berbagai usia, dan khususnya berasal dari salah satu organ dalam perut.
- Anoreksia, mual, lesu
Anoraksia adalah gangguan psikologi yang berkaitan dengan makan dan berat
badan ekstrim. Rasa takut memiliki kenaikan berat badan dan persepsi salah
mengenai berat badan menjadi alasan penderita anoreksia melakukan diet
ekstrim yang bisa membahayakan nyawanya. Secara harfiah arti anoreksia
berarti kehilangan nafsu makan. Namun pengertian tersebut sering
menyesatkan, karena penderita mengalami hal yang lebih buruk dari kehilangan
nafsu makan. Orang dengan anoreksia selalu memprioritaskan pengendalian
berat dan bentuk tubuh sehingga mengupayakan sesuatu yang cenderung
ekstrem yang secara signifikan mengganggu aktivitas sehari-hari.

- Penurunan berat badan


Penurunan massa dan lemak tubuh. Namun, dalam kasus-kasus yang ekstrim,
kondisi ini juga mencakup hilangnya protein, massa tubuh tak berlemak (lean
mass), dan substrat lain dalam tubuh.

7
- Pendarahan
- Adanya pembesaran pada organ yang ada tumor

d. Pemeriksaan Penunjang
- Uji dubur digital
- X ray
- Sigmoidoscope
- Fiber optik plexible scope
- Ultra sonografi

e. Diagnosa Keperawatan sesuai prioritas masalah


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas
jaringan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri luka post operasi
3. Gangguan rasa nyaman panas berhubungan dengan proses peradangan
4. Penurunan kemampuan rawat diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas
5. gangguan pola eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan
peristaltik usus
6. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
7. Kecemasan berhubungan dengan koping tidak efektif
8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama
9. Risiko infeksi berhubungan dengan proses invasif luka
10. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang

f. Pencegahan
Pencegahan dilalukan berdasarkan fakta epidemologi terutama factor penyebab
yaitu dengan memberikan penyuluhan kepeda masyarakat maupun perorangan.
Pencegahan primer dimaksudkan untuk menghilangkan factor penyebab
masalah yang nyata .Dalam gaya hidup adalah kebiasaan merokok sehingga
yang penting sekali ialah mencegah remaja mulai merokok dan mencegah

8
adanya perokok pasif, masalah kelebihan makanan, pajangan sinar ultra violt
dan rotgen.
Pencegahan sekunder merupakan panapisan pada kelompok tertentu yang
berisiko tinggi Terhadap keganasan tersebut. Penapisan ini bertitik tolak pada
anggapan bahwa jika diagnosa ditegakkan dan terapi langsung diberikan, maka
hasil penanganan lebih baik ketimbang hasil pengobatan pada tingkat penyakit
yang telah menyebabkan seseorang mencari pengobatan.

D. Kanker Colon
1. Pengertian
Kanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar. Penyakit ini adalah
kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem
pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu
kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus
besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan
rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari
kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon
transversum) dan kolon sebelah kiri kolon desenden (Tambayong, 2000 : 143).
Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran di atas dubur. Bagian
kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian
kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid. Kanker adalah
penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di
tubuh manusia. Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat
dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke
jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah
bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh,
seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila
tidak ditangani dengan baik. (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (
ACS 1998 ).Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini

9
sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-
satunya cara untuk mengubah kanker Colon (FKUI, 2008 : 268).

2. Penyebab
Dokter-dokter yakin bahwa kanker kolorektal adalah tidak menular (seseorang
tidak dapat mendapat penyakit dari seorang pasien kanker). Beberaa orang lebih
mungkin mengembangkan kanker kolorektal daripada yang lainnya. Faktor-faktor
yang meningkatkan suatu risiko kanker kolorektal seseorang termasuk masukan
yang tinggi lemak, suatu sejarah keluarga dari kanker kolorektal dan polip-polip,
kehadiran dari polip-polip di usus besar, dan radang usus besar karena borok yang
kronis (chronic ulcerative colitis).

3. Tanda dan Gejala


Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala
umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan
keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi
tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang
gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum,
dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :
Perubahan kebiasaan buang air
Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa
keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah
ciri khas dari kanker kolorektal
Perubahan wujud fisik kotoran/feses
o Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
buang air besar
o Feses bercampur lendir

10
o Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat
tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung
kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina
(keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi
belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas
penyebarannya
Gejala umumnya adalah :
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling
umum di semua jenis keganasan)
Hilangnya nafsu makan
Anemia, pasien tampak pucat
Sering merasa lelah
Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang
Gejala penyebarannya adalah :
Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan
peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

11
4. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi
tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya (Uterus,
Urinary Bladder, dan Ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh
kanker.
5. Pengobatan
Walaupun belum diketahui secara pasti penyebab dari kanker jenis ini, tetapi
ada beberapa hal yang diduga secara kuat menimbulkan penyakit ini yakni:
Kontak dengan zat-zat kimia tertentu seperti logam berat, toksin, dan ototoksin
serta gelombang elektromagnetik.
Pola makan yang buruk antara lain terlalu banyak daging dan lemak yang tidak
diimbangi buah dan sayuran segar yang banyak mengandung serat.
Lemak jenuh dan asam lemak omega-6 (asam linol).
Minuman beralkohol, khususnya bir. Usus mengubah alkohol menjadi
asetilaldehida yang meningkatkan resiko menderita kanker usus besar.
Obesitas (kegemukan).
Jarang melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga.
Sekedar mengetahui faktor pemicu penyakit kanker usus besar tidaklah cukup.
Perlu dilakukan tindakan pencegahan kanker usus besar dengan menghindari faktor
resiko di atas dan melakukan skrining atau deteksi dini kanker usus besar sedini
mungkin. Sebab, sebagaimana pada kasus kanker lainnya, kanker usus besar lebih
mudah ditangani jika diketahui masih dalam stadium awal.
Seperti kasus penyakit lainnya, pengobatan kanker usus besar dapat dilakukan
secara medis maupun secara alami. Pengobatan medis kanker terdiri dari

12
pembedahan, terapi penyinaran, dan kemoterapi. Sedangkan pengobatan alternatif
yang paling dianjurkan adalah dengan menggunakan herbal.

C. Kanker Rektum
1. Definisi.
CA rectum adalah pertumbuhan baru yang ganas yang terdiri dari sel sel
epitel yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan
metastasis yang terjadi pada bagian distal usus besar. (J. Elizabeth Corwin, 2009)
Karsinoma rekti merupakan salah satu dari keganasan pada colon dan rectum
yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan poliferasi sel
epitel yang tidak terkendali.(Soeparman & Waspadji, 2005)
CA rektum adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.(Brunner &
Suddarth, 2005)

2. Etiologi.
Penyebab pasti belum diketahui namun telah dikenali beberapa faktor
predisposisi yang penting yang berhubungan dengan carsinoma recti.
1. Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding
dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke
atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip
(adenoma) dapat menjadi kanker.
2. Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal
dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita
dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara
mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.
3. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat
kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit
ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda.

13
4. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang
tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko
yang lebih besar terkena kanker colorectal.
5. Usia diatas 50 : Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia
lebih tua. Lebih dari 90 % yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah
usia 50 tahun keatas.(Smeltzer, Suzanne C , 2005)

3. Klasifikasi.
Dokter membagi kanker rektum berdasarkan stadium berikut:
a. Stadium 0.
Kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.
Carcinoma in situ adalah nama lain untuk kanker colorectal stadium 0.
b. Stadium I.
Tumor telah tumbuh ke dinding dalam kolon atau rektum. Tumor belum
tumbuh menembus dinding.
c. Stadium II.
Tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dinding kolon atau
rektum. Kanker ini mungkin telah menyerang jaringan disekitarnya, tapi sel sel
kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Stadium III.
Kanker telah menyebar ke getah bening disekitarnya, tapi belum menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
e. Stadium IV.
Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang lain, misalnya hati atau paru
paru.
f. Kambuh .
Kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tapi kambuh kembali setelah
periode tertentu, karena kanker itu tidak terdeteksi. Penyakit ini dapat kambuh
kembali dalam kolon atau rektum, atau di bagian tubuh yang lain. (Smeltzer,
Suzanne C , 2005)

14
4. Manifestasi Klinis.
1. Perubahan kebiasaan defekasi (merupakan gejala yang paling sering
ditunjukkan), keluar darah bersama dengan feses (merupakan gejala yang
paling sering).
2. Anemia, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan.
3. Lesi sebelah kanan : nyeri abdominal tumpul dan melena.
4. Lesi sebelah kiri : nyeri abdominal dan kram, feses mengecil, konstipasi dan
distensi, darah merah segar dalam feses.
5. Lesi rektal : tenesmus (nyeri rectal, merasakan evakuasi tidak lampias setelah
defekasi), konstipasi dan diare secara bergantian. (Brunner & Suddarth, 2005)
6. Patofisiologi.
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti.
Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan
sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang
mungkin berada di colon. Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya
penggunaan lemak yang bisa menyebabkan kanker.
Dimulai dari faktor resiko untuk kanker kolorektum adalah mencakup diet tinggi
lemak dan rendah serat, yang menyebabkan kanker kolon dan rektum terutama
(95%) adekarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebagai polip jinak tetapi
menjadi ganas dan menyusup serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker
dapat terlepas dari tumor primer kebagian tubuh yang lain (paling sering kehati).
Tumor tumor pada recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada
umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian menembus
dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik,
hematogenik, atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat
terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal di bagi 3 fase. Fase
pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini berjalan lama
sampai sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi
belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung bertahun tahun
juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala yang nyata.

15
Karena keluhan dan gejala tersebut perlahan lahan dan tidak sering, penderita
umumnya merasa terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita
biasanya datang berobat dalam stadium lanjut. (Jan Tambayong, 2005)

7. Pemeriksaan Penunjang.
a. Dengan RECTAL TOUCHER biasanya diketahui :
1. Tonus sfingterani keras atau lembek.
2. Mukosa kasar, kaku biasanya tidak dapat digeser
3. Ampula rektum kolaps atau kembung terisi feses atau tumor yang dapat
teraba ataupun tidak
b. Foto sinar X pemeriksaan radiologis dengan barium enema dianjurkan
sebagai pemeriksaan rutin sebelum dilakukan pemeriksaan lain. Pada
pemeriksaan ini akan tampak filling defect biasanya sepanjang 5 6 cm
berbentuk anular atau apple core. Dinding usus tampak rigid dan gambaran
mukosa rusak.
c. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA). Pemeriksaan CEA dapat
dilakukan, meskipun antigen CEA mungkin bukan indikator yang dapat
dipercaya dalam mendiagnosa kanker karena tidak semua lesi menyekresi
CEA.
d. Tes tes Khusus
1) Proktosigmoidoskopi. Dilakukan pada setiap pasien yang dicurigai
menderita karsinoma usus besar. Jika tumor terletak dibawah, bisa
terlihat langsung. Karsinoma kolon dibagian proksimal sering
berhubungan dengan adanya polip pada daerah rektosigmoid.
2) Sistoskopi. Indikasi sistoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan
yang mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.
e. Tes darah samar pada feses / kotoran (Fecal Occult Blood Test FOBT).
Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah, dan FOBT dapat
mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran. Karena tes ini
hanya mendeteksi darah, dan FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang
sangat sedikiy dalam kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah, tes

16
tes lain dibutuhkan untuk menemukan sumber darah tersebut. Kondisi jinak
(seperti hemoroid), juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran.
f. Sigmoidoskopi. Dokter akan memeriksa rektum dan bagian bawah kolon
dengan tabung cahaya (sigmoidoskop). Jika ditemukan polip (pertumbuhan
jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
g. Kolonoskopi. Dokter akan memeriksa rektum dan seluruh kolon dengan
menggunakan tabung panjang bercahaya (kolonoskop). Jika ditemukan polip
(pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker), maka polip bisa diangkat.
h. Enema barium kontras ganda (Double contrast barium enema). Prosedur ini
mencakup pengisian kolon dan rektum dengan bahan cair putih (barium)
untuk meningkatkan kualitas gambar sinar X. Dengan demikian,
ketidakabnormalan (seperti polip) dapat terlihat dengan jelas.
i. Pemeriksaan rektal secara digital. Pemeriksaan rektal seringkali menjadi
bagian pemeriksaan (check up) fisik rutin. Dokter akan memasukkan jari
dengan sarung tangan yang telah dilumasi kedalam rektum, untuk merasakan
ketidaknormalan. (Brunner & Suddarth, 2005)

8. Penatalaksaan.
a. Penatalaksanaan Medis.
Satu satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan
utamanya memperlancar saluran cerna. Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan
tidak memberikan manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan adalah :
1) Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus
pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
2) Reseksi abdominoperineal dengan kolosti sigmoid permanene (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal).
3) Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosisi lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekomperasi usus awal
dan persiapan usus sebelum reseksi).

17
4) Kolostomi permanen (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat
direseksi). (Brunner & suddarth, 2005)
Pengobatan medis untuk karsinoma kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung / terapi ajufan yang mencakup kemoterapi, radiasi dan imunoterapi
(Brunner & Suddart, 2005).
Obat sitostatika diberikan bila :
a) Inoperabel
b) Operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus
tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah :
1) Fluoro Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut turut.
Pemberian berikutnya pada hari ke- 36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total
6 siklus
2) Futraful 3 4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3) Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
4) Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel
hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama
pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit darah. Pada
stadium lanjut obat sitostatika tidak memberikan hasil yang memuaskan.

b. Penatalaksanaan Keperawatan.
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan pada pasien.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal pada pasien.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi mengenai proses atau kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
(Bruuner & Suddarth, 2005)

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kanker merupakan penyakit yang sangat mematikan dan sangat
berbahaya dan juga sangat mematikan karena akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya,
sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker
ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.
Kanker adalah istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari berbagai
jenis penyakit kanker . Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam
tubuh manusia. Banyak orang terkejut ketika mengetahui kanker yang dapat
mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti mata dan jantung. Setiap jenis kanker
khas dengan penyebab, gejala, dan metode pengobatan yang berbeda. Seperti
kelompok penyakit yang lain, beberapa jenis kanker ada yang lebih umum daripada
yang lain.

B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak yang belum Penulis bahas tentang Penyakit
Kanker. Oleh karna itu, diharapkan kepada Penulis lain yang ingin mengangkat
tema yang sama, yaitu tentang Penyakit Kanker, agar lebih baik dan lebih detail lagi
dalam membuat makalah tentang Penyakit, karena masih ada bahkan masih banyak
pembahasan tentang makalah saya ini yang penulis belum sampaikan dalam
Makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk


Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta
Simadibrata, M.K., Setiati, S. Ilmu Penyakit Dalam .Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suryatenggara W, Kurniajaya H, Swidarmoko B. 1999. Aspek Klinis Kanker
Abdomen Dalam: Kanker Abdomen Diagnosis dan Terapi. Ed. Yunus F. FKUI.
Syaifudin, Mukh. 2007. Gen penekan tumor p53, kanker dan radiasi pengion Pusat
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Grasindo.
Jakarta
Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan. Jakarta Buletin
Alara, Volume 8 Nomor 3, April 2007,119 128
Zuhur' S, Gani WT.1992 Beberapa Aspek Deteksi Dini Karsinoma Rektum.
Cermin Dunia Kedokteran Ed. Khusus N0.80.
World Health Organisation, 2002. Health effects of smoking among young people.
3.bp.blogspot.com. Pengetahuan lengkap tentang penyakit kanker (Minggu, 20-10-
2013 pukul 20.00 on Warkop Nacana).
http://macammacamoenyakit.com. Gejala- Gejala penyakit kanker, Faktor
penyebab kanker, Jenis-Jenis Kanker, Proses penyebaran kanker.
http://yayasankankerindonesia.org. Sistem Gejala- Gejala penyakit kanker, Faktor
penyebab kanker, Jenis-Jenis Kanker, Pengertian Kanker, Pencegahan Kanker .
(Minggu, 20-10-2013 pukul 20.00 on Warkop Nacana).
http://solusiorganik.com. Pengetahuan Kanker.

20

Anda mungkin juga menyukai