Anda di halaman 1dari 59

PATOFISIOLOGI KANKER

Ns. Lisa Mustika Sari M.Kep


 Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal
yaitu multiplikasi dan menyebar (PIN Dietetik II, 2005)
 Menurut National Cancer Institute(2009), kanker adalah
suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah
secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang
jaringan di sekitarnya. Proses ini disebut metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat
kanker (WHO, 2009)
 Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”.
Suatu neoplasma, sesuai definisi Wills, adalah “massa
abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan
tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan
normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang
memicu perubahan tersebut telah berhenti” (Kumar et
al., 2007)
PENYEBAB KANKER
1. TEORI FORBIDDEN CLON THEORY ( TEORI KLUN TERLARANG ) MARKER
TEREKSPRESI

Autoimunitasnya ini lah yang membuat sistem imun menjadi berbeda.


Pada saat sel melakukan pembelahan sel satu sel tersebut mengalami
pembelahan dua kali dengan kembar identik namun pada saat
pembelahan sel yang selanjutnya sistem imun salah mengenal atau
hilangnya toleransi dikarenakan karena pengaruh bahan toksik yang
mana organ yang harusnya dilindungi namun dihancurkan akibat
terjadinya mutagen pada selnya, sehingga selnya yang mengalami
mutagen nanti menjadi abnormal sehingga terjadi pembunuhan oleh sel
kompeten sehingga menyebabkan sel tersebut mati.
2. TEORI FORBIDDEN CLON THEORY ( TEORI KLUN TERLARANG ) MARKER YG
TIDAK TEREKSPRESI

Autoimunitasnya ini lah yang membuat sistem imun menjadi berbeda. Pada saat
itu sistem sel mengalami deferensiasi menjadi dua sel normal dan kemudian dua
sel normal ini mengalami deferensiasi menjadi dua sel lagi kemudian selanjutnya
pada salah satu sel pertama merupakan sel kompeten selanjutnya pada sel kedua
terdapat sel yang mengalami mutagen akibat bahan toksik sehingga, yang mana
seharusnya di lindungi maka nanti akan dihancurkan. Pada saat sel yang
mutagen mengalami poliferasi maka akan menjadi dua sel mutated akibatnya sel
kompeten tidak mampu mengenal sel yang berubah menjadi mutagen akibatnya
akan menyebabkan kerusakan membran basalis.
3. TEORI ANTIGEN
TERASING
Semua jaringan pada masa embrional dipaparkan pada sistem imun, sebagai
jaringan tersebut dikenal sebagai dirinya (self). Bila pada masa embrional ada
jaringan yang tidak dipaparkan pada sistem imun, maka jaringan tersebut
dikenal sebagai jaringan asing (non self), contohnya testis, tiroid, lensa mata.
Hal ini terjadi karena jaringan tersebut dibatasi oleh suatu sistem barier.
Apabila ada suatu sebab (contohnya kecelakaan atau infeksi) yang
melibatkan terjadinya kerusakan pada sistem barier, sehingga jaringan
tersebut memaparkan diri dalam tubuh individu, sehingga ia akan
mengakibatkan respon imun yang akhirnya terjadilah suatu penyakit yang
dikenal sebagai penyakit autoimun.

IMUNODEFISIENSI : Imuno defisiensi disebut juga sebagai kemunduran


sistem imun
terjadi karena adanya kecacatan genetik dari sel imunokompeten. Kecacatan
itu dapat terjadi karena adanya faktor tertentu sperti radiasi, infeksi, virus
atau suatu radikal bebas. Dapat juga terjadi karena :
a. Faktor obat yang bersifat imuno supresor (contohnya chemotherapy).
b. Stress psikologi karena peningkatan kortikosteroid.
4. TEORI ONKOGENESIS
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen
supresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator
mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan
(delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan
pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau
neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme
sel untuk mati secara alamiah - programmed cell death).
Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel
sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker
dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan
demikian kanker merupakan penyakit genetik yang pada
permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi
agresif pada jaringan sekitarnya.
ETIOLOGI KANKER
ETIOLOGI KETERANGAN
Riwayat Keluarga Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita
kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
Misalnya, resiko wanita untuk menderita kanker payudara
meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.

Faktor Lingkungan Merokok : merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya knker


paru-paru, mulut, laring, dan kandung kemih.
Sinar Ultraviolet : pemaparan sinar ultraviolet yg berlebihan,
terutama dari sinar matahari, beresiko menyebabkan kanker kulit.
Radiasi Ionisasi : digunakan dlm sinar X, dihasilkan dari pembangkit
listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom. Misalnya, orang yg
selamat dari bom atom yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki
pada PD II, memiliki resiko tinggi thd penyakit leukimia.
Pemaparan uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan
dengan terjadinya kanker paru-paru 10 – 20 tahun kemudian.
Pemaparan asbes : bisa menyebabkan kanker paru- paru dan
mesotelioma (kanker pleura). Resiko ini akan lebih besar jika pekerja
asbes adalah seorang perokok.
ETIOLOGI KETERANGAN
Makanan Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
usus besar. Diet yg banyak mengandung makanan yg diasap
dan diasamkan meningkatkan resiko terjadinya kanker
lambung. Mengurangi lemak sampai < 30 % dari kalori total
akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besa,
payudara, dan prostat. Peminum alkohol memiliki resiko yg
lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan

Virus Virus papilloma yg menyebabkan kutil genitalis merupakan


salah satu penyebab kanker leeher rahim pada wanita.
Virus hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
Di Cina, virus Epstein-Barr menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan .

Infeksi Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan


kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun
pada kandung kemih.
Infeksi oleh Clonorchis, yg terutama banyak ditemukan di
Timur Jauh, dapat menyebabkan kanker pankreas dan saluran
empedu.
FAKTOR RESIKO

Merokok
Perokok pasif
Polusi udara
Paparan zat
karsinogen
Diet
Genetik
EPIDEMIOLOGI KANKER
Di Seluruh Dunia
 World Health Organization (WHO) mencatat jumlah pasien yang
didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia, meningkat menjadi lebih
dari 14 juta orang pada tahun 2013.

 WHO mencatat dari 8,2 juta jumlah kematian akibat kanker di seluruh
dunia, 1,59 juta diantaranya adalah akibat kanker paru-paru, yang
biasanya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Jumlah kematian ini
adalah yang paling banyak di dunia, disusul oleh kanker hati sebanyak
745 ribu kematian, kanker lambung sebanyak 723 ribu kematian, kanker
usus sebanyak 694 kematian dan yang terakhir adalah kanker payudara
sebanyak 521 ribu kematian.
Di Indonesia
 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau
sekitar 330 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada wanita adalah
kanker serviks dan kanker payudara. Untuk kanker serviks, setiap
tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di
Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit
pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia

 Sedangkan pada pria, kanker yang terbanyak penderitanya adalah


kanker paru-paru dan kanker kolorektal atau usus. Berdasarkan data
Globocan atau International Agency for Research on Cancer (IARC)
pada tahun 2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-
paru yang menimpa pria. Sedangkan untuk kanker kolorektal atau
usus angkanya 19,1 per 100.000 populasi pria di Indonesia
JENIS-JENIS KANKER
Kanker Paru-Paru

Kanker Payudara

Kanker Serviks
Tempa
t • Tingkattertinggi ada di Eropa Timur, Eropa Utara, Amerika Serikat,
Amerika Utara. Dengan meningkatnya kebiasaan merokok di negara
berkembang, diduga tingkat kanker ini akan naik dalam beberapa tahun ke
depan khususnya di Cina dan India.
Orang
• Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada
laki-laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru
sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan
risiko meningkat sesuai dengan usia.
• Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2017 di Amerika
Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal.

Waktu
• Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada
laki-laki dan 71.080 pada perempuan). Risiko terjadinya kanker paru
sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan
risiko meningkat sesuai dengan usia.
Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker tidak
terkendali yang dalam
Terkadang kanker jaringan paru.
paru-paru (terutama
adenokarsinoma dan karsinoma sel
alveolar) terjadi pada orang yang paru-
parunya telah memiliki jaringan parut
karena penyakit paru-paru lainnya,
seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Keluhan Utama :
Tidak jarang yang pertama
 Batuk-batuk dengan/tanpa terlihat adalah gejala atau
keluhan akibat metastasis
dahak
 Batuk darah di luar paru, seperti
 Sesak napas kelainan yang timbul
 Suara sesak karena kompresi hebat di
 Sakit dada otak, pembesaran hepar
 Sulit/sakit menelan atau patah tulang kaki.
 Benjolan di pangkal leher
 Sembab muka dan leher, Gejala dan keluhan yang
kadang kadang disertai tidak khas seperti:
 Berat badan berkurang
sembab lengan dengan rasa
 Nafsu makan hilang
nyeri yang hebat.
 Demam hilang timbul
 Sindrom paraneoplastik
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Paparan Zat Karsinogen pada Pekerja
◦ Asbestos
◦ Radiasi ion pada pekerja tambang uranium
◦ Pekerja yang terpajan debu yang mengandung
arsen, krom, uranium, nikel, vinil klorida, dan
gas mustard
4) Merokok
5) Polusi Udara
1. Kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC) atau “oat cell carcinoma” yaitu Kanker paru yang
sedikit ditemukan, jenis ini berasal dari saluran napas yang lebih besar (bronkus primer dan sekunder) dan
dapat berkembang dengan cepat menjadi lebih besar.
2. Kanker paru sel tidak kecil (non-small lung cancer, NSCLC) yaitu yang termasuk didalam golongan
kanker paru sel tidak kecil adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar, atau campuran dari
ketiganya.
3. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid): tipe histologik kanker paru yang paling sering ditemukan, berasal
dari permukaan epitel bronkus.
4. Adenokarsinoma: memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus
5. Karsinoma bronkoalveolus: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma
yang besar dan ukuran inti bermacam-macam
6. Karsinoma sel kecil umumnya tampak sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan
perluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum.
7. Karsinoma sel besar: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang
besar dan ukuran inti bermacam-macam.
Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan
paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005).
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya
MEROKOK telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker
paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai
merokok,jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya
kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok
(Stoppler,2010).

Beberapa penelitian telah menunjukka n bahwa pada


PEROKOK orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap
PASI asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru
F meningkat dua kali (Wilson, 2005).
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian
akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
POLUSI UDARA bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas
tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka
dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari
kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung
hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara
kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang
ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah
3,4 benzpiren (Wilson, 2005) .

Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium,


nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker
PAPARAN ZAT paru (Amin, 2006). Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani
KARSINOGENIK
asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko
kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat
kalau orang tersebut juga merokok
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi
DIET terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan
tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).

Terdapat bukti bahwa anggota keluargapasien kanker


paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian
GENETIK sitogenik dan
genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting
pada
dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.

Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif


kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan
PENYAKI
T PAR
penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali
U lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
dihilangkan (Stoppler, 2010).
 Adanya pengendapan karsinogen di dalam tubuh dapat menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa
timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan
korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu
cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.
 Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati.
 Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Serangan asap rokok mengandung sekitar 60 macam
karsinogen (termasuk benzene, nitrosamine [NNK], dan
oksidan) yg dapat menyebabkan mutasi DNA
Dikemukakan bahwa kanker paru terjadi pd perokok
yang tidak memiliki kemampuan utk mendetoksifikasi
karsinogen tersebut secara adekuat
Tumor paru terjadi dari banyak pajanan karsinogen
(“serangan berulang”) dan bukan karena satu kejadian
pencetus.
Dalam bronkus yg terpajan
sel2 displastik menjadi karsinoma in situ,
karsinogen,
kemudian karsinoma bronkogenik

Sel2 kanker memproduksi factor pertumbuhan autokrin


(mis: faktor pertumbuhan epitel, factor pertumbuhan
jaringan, peptide pelepas gastrin, faktor pertumbuhan
menyerupai insulin) yg mendorong pertumbuhan tumor

Kanker bronkogenik, tanpa memperhatikan tipe


sel, cenderung menjadi agresif, lokal invasif, dan
memiliki penyebaran/metastasis lesi yg luas/jauh.

Kanker paru cenderung bermetastasis ke kelenjar


limpa, otak, tulang, hati dan organ lainnya
• Pemerinta menetapkan kebijaka tentan
h
pengamanan n
rokok (Peraturan g
Pemerintah Yang di dalamnya mengatur
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang :
tentang pengamanan rokok bagi kesehatan) - Kandungan kadar
nikotin
• Pictorial Health Warning - Iklan dan promosi rokok
Peringatan kesehatan berbentuk gambar - Kawasan tanpa rokok
di bungkus rokok bertujuan
memberikan
bagi konsumeninformasi
tentang bahaya merokok juga
merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
efektif dan murah serta dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan dampak merokok
terhadap kesehatan

Pencegahan
Primordial
• Promosi • Deteksi
Kesehatan Dini
Upaya untuk memberikan kondisi pada Usaha untuk menemukan adanya kanker
masyarakat yang yang masih dapat disembuhkan, yaitu
kanker yang belum lama tumbuh, masih
penyakit
memungkinkan
kanker paru tidak
kecil, masih lokal,masih belum
berkembang karena tidak
dapat menimbulkan kerusakan yang berarti,
peluang dan dukungan dari kebiasaan,
adanya pada golongan masyarakat tertentu dan
gaya hidup maupun kondisi lain yang pada waktu tertentu. Deteksi dini kanker
merupakan faktor resiko paru dapat dilakukan dengan X-foto
munculnya
untuk penyakit kanker toraks dan Sitologi sputum.
paru.
• Diagnosa Kanker
Paru

Pencegahan Pencegahan
Primer Sekunder
• Rehabilitasi Mental
Rehabilitasi mental dapat berupa
tindakan konseling, bimbingan mental
dari psycholog, ahli agama atau tokoh
masyarakat.

• Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial penting sekali
artinya supaya penderita setelah
pulang dari rumah sakit dapat hidup
kembali secara normal di masyarakat

Pencegahan
Tersier
• Pembedahan pada kanker paru bertujuan untuk mengangkat
Pembedahan
tumor secara total berikut kelenjar getah bening disekitarnya

• Radioterapi berperan cukup besar pada penatalaksanaan kanker


paru primer sebagai terapi kombinasi dengan pembedahan dan
Radioterapi kemoterapi

• Tujuan pemberian kemoterapi paliatif adalah mengurangi atau menghilangkan


gejala yang diakibatkan oleh perkembangan sel kanker tersebut sehingga
Kemoterapi diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan
sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari
sel – sel normal, berkembang biak danmenginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito, 2000)
Di Seluruh Dunia
 Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidensi
relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995).
 Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap
tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju,
sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey,
2000).
 tingkat insidensi di Antara perempuan Asia dan Kepulauan Pasifik
terus meningkat sebesar1,5% pertahun (89 darisetiap100.000) tapi
masih jauh lebih rendah daripada wanita kulit putih. Namun, tingkat
kematian karena kanker payudara telah terus menurun pada wanita
sejak tahun1990. (Swart, 2010)

Di Indonesia
 Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker
leher rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker
payudara dan 70% dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan
stadium lanjut (Ana, 2007).
Kanker payudara merupakan
jenis kanker yang paling umum
diderita
wanita oleh ini. Penyakit ini terjadi
saat sel-sel tidak normal (kanker)
terbentuk
dimana jaringan payudara.
pada
Diperkirakan satu diantara
sampai dua belas wanita sepuluh
harus berhadapan dengan kanker
payudara
1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.
2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari
siklus haid
3. Perubahan pada kulit payudara:
- Skin dimpling
- Skin ulcer
- Peau d'orange
4. Gangguan puting:
- Puting tertarik ke dalam
- Eksim (ruam yang melibatkan puting atau areola, atau
keduanya)
- Putting discharge.
5. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum
diketahui secara pasti.Penyebab kanker payudara
termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam
terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga,
hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
TINGGI BADAN > payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
170 CM membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas

Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka


USIA kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

WANITA YG Wanita yang belum mempunyai anak terpapar dengan hormone


BELUM PUNYA estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya
ANAK anak

Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara


WANITA YG karena semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker
BELUM PUNYA payudara,saat menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya
ANAK
yaitu penurunan esterogen
Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian
JENIS KELAMIN
kanker payudara
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2–
3 x lebih besarpada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya
FAKTOR GENETIK
menderita kanker payudara dan secara umum juga riwayat
keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara

Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,


RAS dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, atau Afrika. Insidensi
lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.

KURANGNY Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko


A
AKTIVITAS FISIK untuk menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik
akan membantu mengurangi peningkatan berat badan dan
obesitas
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan
peningkatan
risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan
berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif.
Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi
seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan
menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan
RIWAYA
T
REPRODUKSI & juga
MENSTRUASI payudara yang terjadirisiko
dengan peningkatan pada akhir kehamilan
kanker. akanakhir
Diferensiasi memberi
dariefek
protektif,
epitel sehingga semakin tua umur seorang wanita
melahirkan
anak pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita yang
mendapatkan menopausal hormone therapy memakai estrogen,
atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah
menopause juga meningkatkan risiko kanker

Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu


RIWAYAT KANKER
PAYUDAR payudara mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker
A pada payudara yang lainnya.
• Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat
karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
1 menyebabkan kanker payudara

•kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi
pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in
2 situ dan menginvasi stroma.

•Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan


sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
3
Klasifikasi kanker payudara berdasarkan gambaran histologis menurut WHO :
1. Kanker Payudara Non Invasif
a. Karsinoma Intraduktus In Situ
Merupakan tipe kanker payudara non-invasif yg paling umum terjadi.
Kanker ini adalah karsinoma yang mengenai duktus disertai infiltrasi
jaringan stroma sekitar.
Terdapat 5 subtipe dari karsinoma intraduktus, yaitu : komedokarsinoma,
solid, kribriformis, papiler, dan mikrokapiler.
b. Karsinoma Lobular In Situ
Karsinoma ini ditandai dengan pelebaran satu atau lebih duktus terminal
dan atau duktulus, tanpa disertai infiltrasi ke dalam stroma. Sel-sel
berukuran lebih besar dari normal, inti buat kecil dan jarang disertai
mitosis.
2. Kanker Payudara
Invasif
a. Karsinoma Duktus Invasif
karsinoma jenis ini merupakan bentuk paling umum dari kanker payudara.
Kanker duktus invasif merupakan 65-80% dari karsinoma payudara.
b. Karsinoma Lobular Invasif
merupakan karsinoma infiltratif yg tersusun atas sel2 berukuran kecil dan
seragam dg sedikit pleimorfisme. Biasanya memiliki tingkat mitosis rendah.
c. Karsinoma Musinosum
secara histologis, terdapat 3 jenis bentuk sel kanker, yaitu :
- sel tampak seperti pulau2 kecil yg mengambang dlm cairan musin basofilik.
- sel tumbuh dlm susunan kelenjar berbatas jelas dan lumennya mengandung
musin.
- terdiri dari susunan jaringan yg tdk teratur berisi sel tumor tanpa
diferensiasi,
sebagian besar sel berbentuk signet-ring.
d. Karsinoma Meduler
sel berukuran besar berbentuk polygonal/lonjong dg batas sitoplasma tdk jelas.
e. Karsinoma Papiler Invasif
komponen invasif dari jenis karsinoma ini berbentuk kapiler
f. Karsinoma Tubuler
Bentuk sel teratur dan tersusun secara tubuler selapis,
dikelilingi oleh stroma fibrous. Jenis ini merupakan karsinoma
dengan diferensiasi tinggi
g. Karsinoma Adenokistik
Jenis ini merupakan karsinoma invasif dg karakteristik sel
berbentuk kribriformis. Sangat jarang ditemukan pada
payudara
h. Karsinoma Apokrin
Jenis ini didominasi dengan sel yg memiliki sitoplasma
eosinofilik, sehingga menyerupai sel apokrin yg mengalami
metaplasia
Staging (Penentuan Stadium Kanker)
• Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up
dan menentukan prognosis. Staging kanker payudara:
– Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di
dalam jaringan payudara yang normal.
– Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar
keluar payudara.
– Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar
getah bening ketiak.
– Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan belum menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak.
– Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain
atau perlengketan ke struktur lainnya.
– Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu ke dalam kulit
payudara ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam
dinding dada dan tulang dada.
– Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
• One day no bra setiap tanggal
13
oktober • Promosi
• Perogram pemberian kesehatan
ASI
eksklusif untuk mencegah • Pemeriksaan SADAR
payudara
kanker (pemeriksaan payudaraI
• Memperbanyak aktivitas sendiri) yangdilakukan
fisik
dengan berolah sehingga
secara rutinbisa memperkecil
• Pendidikan
raga. kesehatan faktor resiko terkena penyakit
payudara kanker payudara.

Pencegaha Pencegahan
n Primer
Primordial
• Deteksi • Tindakan pengobatan yang dilakukan
Dini
Salah satunya yaitu screening melalui dapat berupa operasi walaupun tidak
mammografi dengan beberapa pertimbangan berpengaruh banyak terhadap ketahanan
antara lain: hidup penderita. Bila kanker telah jauh
bermetastasis, dilakukan
1) Wanita yang sudah mencapai usia 40
tahun dianjurkan melakukan cancer risk kemoterapi
tindakan dengan sitostatika.
assessement survey stadium tertentu, pengobatan diberikan
Pada
2) Pada wanita dengan faktor risiko hanya berupa simptomatik
mendapat rujukan untuk dan
dianjurkan untuk mencari pengobatan
mammografi
dilakukan setiap alternatif.
3) Wanita
tahun normal mendapat rujukan
mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.

Pencegaha Pencegahan
n Sekunder Tersier
• Pengobatan lokal kanker payudara
• Mastektomi
Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh
payudara dan beberapa nodus limfe
• Terapi radiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor
untuk mengurangi kecenderungan kambuh dan
menyingkirkan kanker resudial
• Rekontruksi / pembedahan
• Terapi Hormonal
• Tranplantasi sumsum tulang
Di Seluruh Dunia

Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh Word Health


Organitation (WHO), (2010) dilaporkan kejadian
kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia.
Di Indonesia
• Kejadian kanker servik di Indonesia, dilaporkan sebesar
20-24 kasus kanker serviks baru setiap harinya.
Kejadian kanker servik di Bali dilaporkan telah
menyerang sebesar 553.000 wanita usia subur pada
tahun 2010 atau 43/100.000 penduduk WUS.

• Berdasarkan AOGIN (2010) Angka ini mengalami


peningkatan sebesar 0,89% sejak tahun 2008.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat
abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina)
Gejala klinis yang sering timbul pada penderita kanker
serviks adalah perdarahan setelah berhubungan badan
(pasca senggama), perdarahan di luar haid, perdarahan
pada wanita yg sudah menopause, keputihan, penurunan
berat badan, gangguan miksi dan gejala penyebaran ke
organ lain di sekitar panggul.
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel serviks menjadi
abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Jika
sel-sel serviks terus membelah maka akan terbentuk
suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa
bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas,
maka keadaannya disebut kanker serviks
• Wanita berusia lebih dari 35 tahun lebih rentan terkena kanker serviks
• Menikah muda pada usia 20 tahun terlalu muda untuk
melakukan hubungan seksual
• Wanita yang aktivitas seksualnya tinggi dan sering berganti-ganti
pasangan
• Kebiasaan membersihkan serviks menggunakan antiseptik yang
berlebihan
• Wanita perokok
• Mempunyai riwayat penyakit kelamin
• Memiliki banyak anak (paritas)
• Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama
• Keputihan yang berlangsung lama tanpa diobati
• Pemakaian pembalut wanita yang mengandung dioksin
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai
dengan intraepitel, berubah menjadi neoplastik dan akhirnya
menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih

Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui


stadium displasia (ringan, sedang, dan berat) menjadi karsinoma insitu
(1-7 tahun) dan akhirnya invasif (3-20 tahun)

Berdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi


kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen pengendalian
siklus sel (onkogen, tumor supresor gene, repair genes)

Onkogen dan tumor supresor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam
karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna.
Sedangkan tumor supresor gen akan menghambat perkembangan tumor yang
diatur oleh gen yang terlibat dalam pertumbuhan sel

Kanker invasive berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak


semua perubahan ini progres menjadi invasive. Lesi pre invasive akan
mengalami regresi secara spontan sebanyak 3-35 %
1. Stadium I. Kanker leher rahim hanya
terdapat pada daerah leher rahim (serviks)
◦ Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik
(menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai
lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
◦ Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang
dengan lebar 7 mm atau kurang
◦ Stadium IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan
lebar 7 mm atau kurang
◦ Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim
atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan
lebar 7 mm
◦ Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
◦ Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
2. Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding
panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
 Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim,
namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
 Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping
panggul

3. Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3
vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses
berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan
ginjal
 Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai
dinding
panggul
 Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan
berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal

4. Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas
melampaui panggul
 Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum
 Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh
• Peraturan pemerintah
• Promosi kesehatan
tentang larangan menikah • Menekankan perilaku hidup
usia dini (minimal 20 tahun sehat untuk mengurangi atau
keatas) menghindari faktor resiko
• Pentapan kadar ph pada seperti kawin muda, pasangan
sabun kebersihan alat vital seksual
ganda,
• Vaksinasi
dll. HPV
perempuan.
(Human
Papilloma Virus)

Pencegaha Pencegahan
n Primer
Primordial
• Deteksi Dini • Rehabilitasi misalny
• Diagnosis Dini (Pap Smear , perawatan a rumah.
Test) Sedangkan penangana
Screening dg kanker umumny ialan
sitologi
pemeriksaan a h
pendekatan
• Pengobata : multidiscipline
denga
n
beda kemoterapi, .n
h

Pencegaha Pencegahan
n Sekunder Tersier
Jenis penanganan menurut stadium kanker
terbagi
menjadi 2, yaitu:
• Operasi pengangkatan sebagian atau
Tahap Awal seluruh organ rahim, radioterapi,
atau kombinasi keduanya.

• Radioterapi dan/atau
Stadium kemoterapi, kadang operasi juga perlu
Akhir dilakukan.
 http://www.goapotik.com/Kabar%20Sehat/Kanker-Paru-Penyebab-

Kematian-Akibat-Kanker-Terbanyak-Dunia.html
 http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP19- 2003P
engamananRokokBagiKesehatan.pdf
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22520/4/Chapter%20II.p
df
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21470/4/Chapter%20II.p
df
 http://www.promkes.depkes.go.id/dl/factsheet4conv.pdf
 http://www.scribd.com/doc/237385309/Pencegahan-Dan-Penanganan-
Kanker-Serviks
 http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/kanker-leher-rahim-kanker-
serviks/
 Rahayu,Wahyu.Mengenali, Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker.
Victory Inti Cipta
 Bustan, MN. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai