Anda di halaman 1dari 4

Kasus 1 TENTANG STROKE

Pasien bernama Ny. R dengan umur 52 tahun, beragama islam, suku bangsa
Minang, pasien sebagai ibu rumah tangga, yang tinggal di Jalan Kusuma Bakti
Gulai Bancah, Pasien dirawat dengan diagnosa media stroke hemoragik,
Riwayat kesehatan pasien, pada tanggal 22 Mei 2020 saat memasak pasien
menggalami pusing hebat, dan tiba-tiba pasien terjatuh, bicara pelo, badan
sebelah kanan mengalami kesemutan dan baal, berangsur -angsur
ekstremitas dekstra mengalami parese dan penurunan kesadaran. Lima jam
kemudian pasien di bawa ke IGD Rumah sakit Achmad Mochtar dan di sarankan
untuk dirawat di ruang Neurologi Rumah sakit achmad Mochtar Data yang
ditemukan saat pengkajian kondisi pasien adalah; tingkat kesadaran
somnolen, GCS E2M5V afasia, tekanan darah: 140/90 mmHg, Nadi: 70 x/menit,
frekuensi pernapasan: 28 X/menit, suhu: 393 C, jantung: bunyi jantung I dan II,
mur-mur (-), Gallop (-), Paru: vesikuler, ronchi +/+ basah kasar, wheezing -/-,
abdomen; lemas, datar, hepar/limpa dbn, bising usus 10 X/menit, leher; JVP 5 +
3. Status neurologis; pupil isokor, diameter pupil 3/3, reflek terhadap cahaya
langsung 3/3, cahaya tidak langsung 3/3. Tanda rangsang meningeal; kaku
kuduk (-), tanda laseg >700/>700, tanda kerning > 1350/ > 1350. Nerves kranial;
paresis nerves V dekstra, VII dekstra, IX – X, dan XII dekstra. Motorik; kekuatan
otot ekstremitas atas 1111/5555, ekstremitas bawah 1111/5555,
sensibilitas; hemihipestesi (-), reflek fisiologis ++/++, reflek babinski +/+.
Fungsi syaraf otonom; inkontinensia alvi (+), terpasang kateter.

Pemeriksaan penunjang; hasil pemeriksaan CT-Scan; perdarahan di pons sekitar


1,2 cc (hasil penghitungan gambaran CT-Scan, lakunar infark basal ganglia kiri.
Hasil Ekg tanggal 22 Januari 2017: Ventrikel tachicardy, Pasien mempunyai
riwayat hipertensi sejak sekitar 4 tahun yang lalu, pasien jarang kontrol, tidak
teratur, berobat jika ada keluhan, jenis obat tidak tahu. Klien selalu bekerja tanpa
mengenal lelah, ketika udah kecapekaan klien tetap aja bekerja, tanpa memikirkan
kondisi tubuhnya.Tidak ada riwayat sesak napas, batuk (-) dan TBC (-), riwayat
DM (-), peyakit jantung (-), stroke (-). Dalam keluarga pasien terdapat anggota
keluarga yang menderita hipertensi dan stroke, yaitu ibu, dan adik pasien. Ibu
pasien telah meninggal karena stroke sudah lebih dari 5 tahunl.
Kasus 2 TENTANG DM

Tn A , usia 60 tahun, status menikah, dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosis


medis diabetes melitus. Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan
penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen. Pasien mempunyai 2 orang anak yang
sudah tidak tinggal dengan pasien. Pasien tersebut datang dengan keluhan utama
badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
disertai mual, kepala pusing dan sulit tidur. Keluhan adanya penglihatan kabur
disangkal. Dilakukan pemeriksaan gula darah pada pasien, yang ternyata didapatkan
hasil GDS = 540 mg/dl. Oleh dokter yang memeriksa, pasien dianjurkan untuk
dirawat. Dua tahun yang lalu, pasien banyak makan dan minum namun tidak disertai
dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada
malam hari ± 5 kali. Buang air besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga
merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang dirasakan hilang timbul. Pasien
mengaku jarang berolahraga. Satu tahun yang lalu pasien berobat ke RS dan
dinyatakan kencing manis dengan gula darah 300 g/dl. Oleh karena itu, sebulan sekali
pasien sering kontrol ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan gula darah. Walaupun
demikian pasien sering mencuri makan makanan yang di pantang tanpa
sepengetahuan keluarga. Hasil pemeriksaan biokimia : Hb :9,1 g/dl (N = 13,5 – 17,5
g/dl), Hematokrit 27 % (N = 40-52 %), Eritrosit 3,32 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit
8200 /mm3 (N = 3800 – 10600/mm3), trombosit 342.000/mm3 (N = 150.000-
450.000/mm3), albumin 2,5 g/dl (N = 3,5-5 g/dl), dan protein total 4,8 g/dl (N = 6,3-
8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 180/100 mmHg, nadi 100x/menit, RR :
20x/menit, suhu afebris. Secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising usus
(+), dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi
2-3 x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe.
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu, meskipun
istrinya sudah memasakkan sayur. Setelah sakit, pasien makan lebih sedikit dari
biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS didapatkan energi : 690 kal, Protein : 34 gram,
lemak 20 gram, dan KH 67 gram. Standart makanan RS : Energi 1700 kalori, protein
68 gram, lemak 54 gram, dan karbohidrat 52 gram.
Kasus 3 TENTANG HIV

Tn . H 45 tahun, dirawat di rumah sakit, dengan diagnosa HIV Saat ini pasien dirawat
diruang infeksi. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sesak napas disertai batuk
berdahak hingga mengganggu aktivitas. Pasien bekerja sebagai supir truk dan
menyatakan kerap kali bergunta-ganti pasangan. Pasien merasa menyesal dengan apa
yang telah ia lakukan. Sejak pasien dinyatakan menderita HIV pasien tidak
memberitahukan pada keluarganya bahkan ketika ia dirawat di Rumah sakit di tempat
rantaunya, tidak ada keluarga dan teman yang menjenguk ke RS. Pasien khawatir
dengan penyakitnya, pasien sering bertanya apakah penyakitnya bisa disembuhkan.
Selain itu, pasien khawatir terkait nasib keluarganya karena ia sudah tidak bisa bekerja
lagi, dan jika ia kembali ke kampung halamannya, keluarganya akan tertular oleh
penyakitnya dan menolak kehadirannya. Pasien bercerita dengan menghindari kontak
mata. Sebelumnya pasien mengeluh sering diare dan batuk lebih dari 1 bulan disertai
penurunan berat badan. Pasien mengatakan telah didagnosa HIV dan telah
mengkonsumsi obat ARV selama 7 bulan. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol
namun telah berhenti semenjak menikah. Pasien juga memiliki riwayat merokok lebih
dari 1 bungkus setiap hari namun telah berhenti semenjak sakit. Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama. Tidak ada penyakit bawaan dalam
keluarga klien TD: 130/80mmHg, Nadi : 76x/menit reguler , Suhu : 36, RR: 30 x/ menit.
BB: 42,8 kg, TB: 165 cm. Terdapat bercak putih dan sariawan di mulut. Terdapat
retraksi intercosta, ronchi +/+ di apex. Hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh Hb
10.5 g/dl, Ht 30.1%, Eritrosit 3.67 juta /uL, Leu 10.23 10^3/uL, trombosit 235 ribu/uL,
saturasi O2 94.2%, CD4% 22.61%

Kesan pemeriksaan rontgen dada: TBC paru aktif disertai limfadenopati perihiller
kanan dan tidak tampak kardiomegali. Kesimpulan pemeriksaan CT scan: meningeal
enhancement berlebih di daerah cisierna basalis, tentorium cerebelli dan fissure
interhemisfer menyokong suatau meningitis disertai hydrocephalus komunikans
Pengobatan Ranitidine injeksi 2x1 (IV) 08.00 dan 20.00 Rifampisin 450 gram 1x1 (oral)
06.00 INH 300 gram 1x1 (oral) 06.00 PZN 500 gram 1x1 (oral) 06.00 Etambutol 500
mg 1x1 (oral) 06.00 Vit B6 1x1 (oral) 06.00 ARV 1x1 (oral) 21.00 Dexamethasone 3x1
(IV) 08.00, 16.00, 24.00
Kasus 4 TENTANG CA MAMAE

Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah
Rumah Sakit Islam Bukittinggi karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan
sudah setahun ini. Mula-mulasebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola
tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya
menurun drastis dalam empat bulanterakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat
penderita tumor ganas payudara, yaitu bibipasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi
pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasientidak mempunyai anak. Sebulan ini
timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolanpayudara. Pasien juga merasa sesak
sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapitidak berkurang dengan
istirahat.Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, TB 160 cm.
T:110/70mmHg, N: 88x/mnt. RR:24x/mnt. Status lokalis pada payudara kanan
didapatkan massa ovallebih kurang 8x7x7cmdi kwadran medial atas, keras, berbenjol,
melekat ke dinding dada,peau de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple
discharge. Teraba limfonodiaksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling mendekat satu dengan
yang lain. Pada pemeriksaanRontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior
paru kanan disertai efusi pleura.USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi
memastikan pasien menderita kankerpayudara (stadium terminal) kemudian
menjalani operasi simple mastectomy dilanjutkankemoterapi dan radioterapi. Pasien
merasa cemas dengan penaykitnya, dan sellau betanya Tanya akan kondisinya.

Anda mungkin juga menyukai