1. supraventrikular takikardi = SVT seluruh bentuk takikardi yang muncul dari berkas HIS
maupun di atas bifurkasi berkas HIS (AV Node). Pada umumnya gejala yang timbul berupa
palpitasi, kepala terasa ringan, pusing, kehilangan kesadaran, nyeri dada, dan nafas pendek.
Gejala-gejala tersebut muncul secara tiba-tiba (sudden onset) dan berhenti secara tiba-tiba
(abrupt onset).
2. kejut listrik = Defibrilator adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan
tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung.
3. cardiac arrest = Kondisi ketika jantung berhenti secara mendadak.
4. sudden cardiac death = Hilangnya fungsi jantung, nafas dan kesadaran secara tiba tiba.
Step II
5. Bagaimana intepretasi dari Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan EKG pada Veni?
6. Kenapa Dokter menjelaskan bahwa Veni mengalami gangguan irama jantung dan harus dirujuk
ke rumah sakit?
5. Bagaimana intepretasi dari Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan EKG pada Veni?
RR 20 è normal 14 – 20x/menit
6. Kenapa Dokter menjelaskan bahwa Veni mengalami gangguan irama jantung dan harus dirujuk
ke rumah sakit?
Karena pada pemeriksaan EKG ditemukan supraventricular takikardi yang merupakan salah satu
gangguan irama jantung. Standar kompetensi 3B è gawat darurat, butuh diagnosis dan tatalaksana awal
untuk mencegak keparahan dan menentukan rujukan yang tepat
Dokter memberikan terapi medikamentosa karena kemungkinan maneuver vagal (pijat sinus
karotis) gagal dilakukan. Selanjutnya baru obat
8. Apa saja pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab gangguan irama Veni?
EKG
Ekokardiografi è melikah ukuran, struktur, dan gerakan jantung
Holter monitoring è dipakai sehari penuh untuk merekam aktivitas listrik jantung pada saat
melakukan kegiatan rutin
Implantable loop recorder, merupakan alat yang dipasang di bawah kulit pada area dada, untuk
mendeteksi irama jantung yang abnormal.
Jika hasil tes tidak menujukkan pasien mengalami aritmia, maka dokter dapat melakukan
pemeriksaan lain, di antaranya:
Tes tekanan (stress test). Dalam tes ini, penderita diminta berolahraga dengan sepeda statis
atau treadmill untuk melihat aktivitas listrik jantung saat diberi tekanan.
Tes dan pemetaan elektrofisiologi. Dalam tes ini, dokter memasukkan kateter berisi elektroda
dalam pembuluh darah jantung. Begitu ditempatkan, elektroda dapat memetakan penyebaran
impuls listrik ke seluruh jantung.
Tes meja miring. Tes ini dilakukan bagi pasien SVT yang pernah pingsan. Dalam tes ini, pasien
diminta berbaring pada sebuah meja, lalu diukur tekanan darah dan detak jantungnya. Setelah
itu, meja akan dimiringkan hingga seolah pasien berdiri untuk melihat respons jantung dan
sistem saraf terhadap perubahan posisi tersebut.
Katerisasi jantung. Tes ini dilakukan jika tes tekanan menunjukkan hasil abnormal, sementara
penderita mengalami nyeri dada, napas pendek, atau pingsan. Katerisasi ini dilakukan di bawah
anestesi lokal untuk mengidentifikasi masalah pada katup jantung atau pembuluh darah
koroner.
Selain serangkaian tes untuk mengetahui penyebab SVT, tes darah dan urine juga perlu
dilakukan. Tes darah dilakukan guna mengetahui kemungkinan adanya penyakit tiroid atau kerusakan
otot jantung, sedangkan tes urine dapat mengidentifikasi apakah SVT disebabkan obat-obatan.
- mengurangi impuls listrik jantung yang mengontrol detak jantung - detak jantung normal
Dosis : dewasa 120 - 480 mg / hari dalam 3-4 dosis terbagi tergantung keparahan
Anak > 2 tahun 40-120 mg/hari , 2-3 kali sehari , tergantung usia dan respon obat
Diltiazem IV 0.25 mg/KgBB diberikan bolus lambat dalam 2 menit (pastikan tidak ada
kontraindikasi diltiazem spt gagal jantung advance) è rata2 20 mg selama 2 menit
Verapamil 0.075 – 0.15 mg/Kg IV (rata2 5-10 mg selama 2 menit )
Beta bloker
Esmolol 0.5 mg/Kg IV bolus atau 0.05 – 0.3 mg/Kg/menit infus
Metoprolol 2.5 – 15 mg IV dengan cara bolus tiap 2.5 mg
12. Apa saja gangguan irama jantung dapat menimbulkan keluhan berat, penurunan tekanan darah
dan bahkan cardiac arrest?
Jantung memiliki sistem elektrik internal yang mengendalikan ritme detak jantung. Beberapa masalah
detak jantung dapat terjadi jika sistem elektrik internal tersebut mengalami kerusakan. Salah satunya
adalah henti jantung.
Kondisi ini terkadang berkaitan erat dengan masalah detak jantung lainnya, seperti aritmia dan
serangan jantung.
Aritmia menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan. Sementara itu, serangan jantung merupakan
matinya jaringan otot jantung akibat kehilangan pemasukan darah.
Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan jantung berhenti bekerja dengan tiba-tiba. Apabila tidak
ditangani dengan segera, henti jantung dapat menyebabkan kematian atau disabilitas.
-Penyebab paling utama dari jantung yang berhenti secara mendadak adalah adanya masalah pada
sistem elektrik di dalam jantung.
Hal ini disebabkan oleh fibrilasi ventrikel, yaitu kondisi ritme jantung yang tidak wajar
Pada fibrilasi ventrikel, ventrikel akan bergetar secara tidak terkendali. Kondisi ini menyebabkan ritme
jantung berubah secara drastis.
Ventrikel yang bermasalah menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik. Pada
beberapa kasus, peredaran darah akan berhenti total. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian.
Ketika fibrilasi ventrikel terjadi, nodus sinoatrial (SA) tidak dapat mengirimkan impuls elektrik dengan
baik. Nodus SA berada di ruang kanan jantung. Fungsinya adalah mengatur seberapa cepat jantung
memompa darah.
Berikut adalah masalah-masalah jantung lainnya yang dapat menyebabkan detak jantung terhenti:
Apabila terdapat luka pada jantung, kondisi tersebut dapat memicu terjadinya aritmia dan serangan
jantung.
Kardiomiopati adalah kondisi di mana otot jantung mengalami pelebaran atau penebalan. Kondisi ini
dapat memicu terjadinya aritmia, yang berakibat pada henti jantung.
Beberapa orang menderita kelainan ritme jantung primer, yang umumnya merupakan sindrom Brugada
atau sindrom Long QT.
Pada kasus yang jarang terjadi, henti jantung dapat disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, terutama
pada arteri koroner dan aorta. Aktivitas fisik yang terlalu intens dan berat dapat memicu terjadinya
kondisi tersebut.
Arteri koroner yang mengalami penyumbatan akibat kolesterol dan kondisi lainnya dapat mengurangi
aliran darah ke jantung. Kondisi ini dapat memengaruhi detak jantung Anda.
6. Serangan jantung
Apabila serangan jantung terjadi, hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya fibrilasi ventrikel dan henti
jantung.
Katup jantung yang menyempit atau bocor dapat menyebabkan otot jantung melebar dan menebal.
Kondisi ini menyebabkan aritmia terjadi, sehingga jantung berpotensi berhenti mendadak.
Apabila kondisi jantung berhenti terjadi pada anak kecil atau bayi, biasanya jantung telah mengalami
kecacatan sejak bayi masih di dalam kandungan
Sumber lain
Penyebab paling sering dari henti jantung adalah adanya gangguan fungsi dan anatomi dari organ
jantung namun beberapa kondisi non-cardias dapat menyebabkan terjadinya henti jantung seperti
hypoxemia, gangguan keseimbangan asam-basa, gangguan kalium, calcium, dan magnesium,
hipovolemia, adverse drug effects, pericardial tamponade, tension pneumothorax, pulmonary embolus,
hypotermia, infark miokard.
Dengan cardiac arrest akan berakibat aliran darah yang efektif berhenti, hipokasia jaringan,
metabolisme anaerobik, dan terjadi akumulasi sisa metabolisme sel. Fungsi organ terganggu, dan
kerusakan permanen akan timbul, kecuali resusitasi dilakukan dalam hitungan menit(tidak lebih dari 4
menit). Acidosis dari metabolisme anaerobik menyebabkan vesodilatasi sistemik, vasokonstriksi
pulmoner dan penurunan respons terhadap katekolamin
Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke semua
organ sehingga kondisi perfusi dan metabolisme dari organ yang mendukung fungsi masing-masing
akan juga hilang. Kerusakan yang bersifat irreversible dapat terjadi apabila tidak dilakukan usaha
resusitasi dalam beberapa menit untuk mengembalikan fungsi organ seperti otak dan jantung. Otak
sebagai organ yang sangat tergantung fungisnya dengan ketersediaan oksigen maka berhentinya
aliran darah menuju otak pada henti jantung akan menyebabkan masalah serius mengingat otak
merupakan organ yang mnegatur sebagian besar fungsi fisiologis dan haemostasis tubuh.
SUMBER LAIN
Saat jantung berhenti, kurangnya suplai darah dengan oksigen dapat menyebabkan kerusakan otak.
Kematian atau kerusakan otak permanen dapat terjadi dalam 4-6 menit
14.Kenapa sudden cardiac death sering diakibatkan oleh gangguan irama jantung dan kenapa harus
dibuktikan dengan otopsi lebih lanjut?
henti jantung mendadak disebabkan oleh gangguan irama jantung, tepatnya penyakit ventrikel fibrilasi.
Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar saja,
bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak.
Henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung
sebelumnya, seperti:
Sindrom Marfan
Hasil otopsi tidak hanya menunjukkan satu kelainan jantung yang pada akhirnya menyebabkan
kematian mendadak. Pada kenyataannya, keadaan yang didapat dalam hasil penelitian ini adalah
terdapat lebih dari satu kelainan jantung pada beberapa korban. Hal ini dapat disebabkan oleh
penyakit penyerta lain yang diderita oleh korban, sebagai contoh: adanya riwayat hipertensi pada
penderita sehingga terjadi penebalan miokardium.
Penentuan diagnosis penyakit lesi miokard diambil berdasarkan hasil otopsi yang didapatkan, yaitu
adanya pembesaran jantung lebih dari ukuran normal (kira-kira sebesar kepalan tangan korban), berat
jantung yang lebih dari 600 gram, penebalan massif dinding otot jantung, serta ditemukannya
hipertrofi sel otot dan infiltrasi sel lemak matur yang dibuktikan pada pemeriksaan mikroskopik
bagian patologi anatomi telah cukup memberikan dasar untuk penegakan diagnosis lesi miokard
sebagai penyebab utama kematian mendadak pada korban. Selain 2 jenis penyakit jantung yang telah
disebutkan sebelumnya, ditemukan pula 1 kematian mendadak akibat lesi pada aorta. Diagnosis ini
diambil berdasarkan kesimpulan hasil otopsi yang menyebutkan bahwa penyebab kematian korban
adalah akibat aneurisma aorta.
Jenis kelamin juga berpengaruh pada insiden kematian mendadak akibat penyakit jantung. Data yang
didapatkan dari hasil penelitian Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FKUI pada tahun 1990
menunjukkan dari 2461 kasus yang dilaporkan, kematian mendadak pada laki-laki berjumlah 227
kasus dan perempuan berjumlah 50 kasus. Sedangkan pada tahun 1991 dari 2557 kasus yang
dilaporkan, didapatkan 228 pada laki-laki dan 54 pada perempuan. 5 Hal ini sejalan Rorora, Tomuka,
Siwu; Temuan Otopsi pada Kematian Mendadak...
dengan hasil penelitian yang didapatkan, bahwa 9 dari 10 korban kematian mendadak akibat
penyakit jantung adalah laki-laki.