Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 3: Liburan Membawa Bencana

Tn. Andi 37 tahun, diantar ke puskesmas oleh keluarga dengan keluhan berak-berak encer
sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi 15-20 kali sehari berwarna seperti air cucian beras,
tidak berlendir, tidak berdarah, tidak ada tenesmus dan tidak berbau busuk. Tn. Andi juga
mengalami muntah-muntah sejak dua hari ini, berisi apa yang dimakan. Demam tidak ada.
Ada riwayat MCK di sungai. Tidak ada riwayat menggunakan obat pencahar, tapi ia juga
sering menderita sakit perut akibat mengkonsumsi obat anti nyeri untuk menghilangkan sakit
kepalanya, namun tidak ada riwayat diare bila makan makanan tertentu atau bila minum
susu. Tidak ada gatal-gatal bila makan makanan tertentu. Riwayat mengkonsumsi makanan
kaleng tidak ada. Pasien juga mengeluhkan suara serak, napas agak sesak, mulut kering dan
terasa haus.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit berat, TD 80/50 mmHg, nadi
120x/menit, nafas 32 x/menit suhu 35 C, kulit turgor menurun. Pada abdomen, auskultasi
bising usus normal, metallic sound tidak ada, nyeri tekan daerah sigmoid tidak ada.
Extremitas dingin, washer woman’s hand. Pada laboratorium ditemukan Hb 15,5 g/dL,
lekosit 13.500/mm3 , hematokrit 46,5%, trombosit 252.000/mm3.

Pada pemeriksaan faces rutin ditemukan konsistensi feces cair seperti air cucian beras, bau
amis, terdapat banyak sel PMN, eritrosit tidak ada. Untuk memastikan etiologi pasti,
diperlukan kultur feces . Dalam tatalaksana setelah dianalisa dokter puskesmas menyatakan
Tn. Andi mengalami dehidrasi berat dan memerlukan tatalaksana awal di puskesmas sebelum
dirujuk ke RS. Dokter memasang infus, memberi antibiotik, oralit dan obat muntah. Anaknya
juga mengalami keluhan yang sama. Anak tersebut juga dirawat di Puskesmas.

Bagaimana anda menjelaskan penyakit yang terjadi pada Tn.Andi dan anaknya tersebut ?

RUMUSAN MASALAH DAN ANALISIS MASALAH

1. Apa penyebab keluhan berak-berak encer sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi 15-
20 kali sehari berwarna seperti air cucian beras, tidak berlendir, tidak berdarah, tidak
ada tenesmus dan tidak berbau busuk pada Tn. Andi?
 Feses memiliki penampakan yang khas, Cairan yang tidak mengandung empedu"
kelabu" agak keruh dengan lendir" tidak ada darah dan berbau agak amis dan tidak
mejijikkan. Kolera dijuluki diare air cucian beras karena kemiripannya dengan air
yang sudah digunakan untuk mencuci beras.
 Infeksi bakteri (vibrio Cholerae)  masuk melalui mulut (fecaloral route) 
tertelan dan masuk ke dalam usus halus  bakteri bermultiplikasi di usus halu 
bakteri mengeluarkan enterotoksin kolera  mempengaruhi sel mukosa usus
halus  menstimulasi enzim adenilsiklase  en3im tersebut mengubah ATP
menjadi cAMP dan meningkatnya cAMP  peningkatan sekresi ion Cl ke dalam
lumen usus  hipersekresi larutan isotonik oleh mukosa usus halus  BAB Cair
hipersekresi larutan isotonik oleh mukosa usus halus.
 Klasifikasi diare berdasarkan lama Waktu diare terdiri dari diare akut" diare
persisten dan diare kronis. 1. Diare akut adalah diare yang ter-adi sewaktu"
berlangsung kurang dari 14 hari" dengan pengeluaran tinja lunak atau Cair yang
dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. 2. Diare persisten adalah diare yang
berlangsung 15-30 hari" merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan
antara diare akut dan kronik. 3. Diare kronis adalah diare hilang timbul" atau
berlangsung lama dengan penyebab non-infeksi" seperti penyakit sensitif terhadap
gluten atau gangguan metabolisme yang menurun. lama diare kronik lebih dari 30
hari.
 Tinja kolera ini tidak mengandung sel-sel radang atau eritrosit dan hampir tidak
ada protein. Tidak adanya sel-sel leukosit, eritrosit, dan protein ini mencerminkan
penyakit yang sifatnya non-inflamatorik dan non-invasif.
2. Kenapa muntah berisi makanan yang dimakan bisa terjadi?
 Mual dan muntah merupakan suatu reaksi tubuh untuk mengeluarkan agenasing
didalam tubuh.
3. Hubungan MCK disungai?
 Kuman penyakit Kolera tersebar melalui tinja penderita. Penularan terjadi jika
tanpa sengaja tinja penderita Kolera mencemari minuman atau makanan,
yangkemudian dikonsumsi orang lain. Hal ini dapat terjadi jika penderita Kolera
buang air besar sembarangan atau berdekatan dengan sumber air atau tempat
pengolahan makanan.
4. Bagaimana hubungan tidak menggunakan obat pencahar dan sakit perut akibat
kosumsi obat anti nyeri dengan keluahan Andi?
 Mual dan muntah merupakan suatu reaksi tubuh untuk mengeluarkan agenasing
didalam tubuh.
5. Bagimana hubungan tidak adaa riwayat diare bila makan makanan tertentu atau bila
minum susu, gatal2 bila makan makanan tertentu.
 Ini menunjukan penyakit andi bukan merupakan penyakit alargi
6. Hubungan riwayat makanan kaleng dengen kondisi andi?
 Ini menunjukan andi tidak mengalami keracunan makanan
7. Penyebab suara serak, nafas agak sesak, mulu kering dan terasa haus?
 Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata
cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun
serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang
isotonik.
 Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul).
 Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung.

8. Intrepretasi pemeriksaan fisik
 TD  Hipotensi, Nadi Takikardi, Nafas  Takipneu, Suhu Normal, Turgor
kulit menurun  Dehidrasi berat, Ektremitas Dingin  Dehidrasi berat.
 Diare dan muntah → pengeluaran nutrien dan cairan elektrolit tubuh secara
berlebihan → volume plasma menurun → gangguan sirkulasi darah → isi
tegangan nadi kurang → kompensasi tubuh dengan peningkatan heart rate,
peningkatan buangan CO2 dan pengambilan O2→ denyut nadi meningkat dan laju
pernapasan meningkat


9. Intrepretasi pemeriksaan Lab
 HB Normal, Leukosit  leukositosis, Infeksi bakteri pada mukosa usus halus
→ pelepasan enterotoksin bakteri → respon imun tubuh (peningkatan sel limfosit)
→ leukositosis relatif, hematokrit normal, Trombosit Normal
10. Intrepretasi Hasil Pem fases
 adanya pathogen ( bakteri kolera )  pathogen mengeluarkan toksin yang
tertindak sebagai reseptor  melekat ada eritrosit  merusak membrane enterosit
 memyebabkan pengaktifan enzim intraselular  leukosit yang bertindak
mengalami kenaikan  peningkatan sekseri  hipersekresi cairan di usus 
peningkatan cairan usus  peningkatan tekanan intraluminal  daya dorong usus
 diare  banyak cairan dalam feses.
 Invasi dan infeksi bakteri pada mukosa saluran pencernaan → bakteri tumbuh dan
berkembang biak di saluran cerna → pelepasan senyawa antigen (enterotoksin) →
reaksi antigen dan antibodi (respon seluler dan humoral) → migrasi sel leukosit ke
intralumen → leukosit terdapat dalam feses
11. Prosedur Kultur fases
- Makroskopis
Untuk mengetahui bentuk dan konsistensi, bau dan warna, serta darah dan lendir.
- Mikroskopis
Untuk mencari telur dan protozoa, sel-sel darah, sel epitel, dan sisa-sisa makanan.
- Kimia
Untuk memeriksa Darah samar, bilirubin, dan urobilin (sterkobilin)
12. Tatalaksana Awal hedidrasi berat
 Prinsip pengobatan pada kasus ini adalah : Memperbaiki dehidrasi dan gangguan
elektrolit, Memperbaiki asidosis dan renjatan (bila terjadi asidosis dan renjatan)
Membunuh kuman dengan antibiotika Pemberian makanan peroral yang adekuat
segera setelah rehidrasi tercapai.
Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya :
Jenis cairan
Cairan rehidrasi oral
Cairan parenteral
Jalan pemberian cairan
Intravena untuk dehidrasi berat.
 Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang di keluarkan.
Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan beberapa cara, diantaranya:
Dehidrasiberat Ringer Laktat
13. Kenapa Anak Mengeluhkan hal yang sama?
 Karna anak juga MCK di sungai, serta tertular dari ayah melalui makanan.

Anda mungkin juga menyukai