Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN CT SCAN ABDOMEN POLOS

DENGAN KLINIS BATU SALURAN KEMIH (BSK) DAN INFEKSI


SALURAN KEMIH (ISK) DI INSTALASI RADIOLOGI AULIA HOSPITAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kasus

Praktek Kerja Lapangan III

DISUSUN OLEH :

1. ADE RISDA (20002041)


2. PRAMESWARI OKTAVIA (20002013)
3. MUHAMMAD FADIL ALFARISI (20002027)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AWAL BROS

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek
Kerja Lapangan III pada Program Studi Diploma III Teknik Radiologi Universitas
Awal Bros.

Nama : Ade Risda (20002041)


Prameswari Oktavia (20002013)
Muhammad Fadil Alfarisi (20002027)

Judul : “Penatalaksanaan Pemeriksaan Ct Scan Abdomen Polos


Dengan Klinis Batu Saluran Kemih (Bsk) Dan Infeksi
Saluran Kemih (Isk) Di Instalasi Radiologi Aulia Hospital”

Pekanbaru, 26 Februari 2023


Clinical instructure

Jhon Haryadi,AMR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Penatalaksanaan
Pemeriksaan Ct Scan Abdomen Polos Dengan Klinis Batu Saluran Kemih (Bsk) Dan
Infeksi Saluran Kemih (Isk) di Instalasi Radiologi Aulia Hospital.”
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan
(PKL) III Semester V Prodi D-III Radiologi Universitas Awal Bros Pekanbaru yang
bertempat di Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ennimay,S.Kp,.M.Kes sebagai Rektor Universitas Awal Bros
2. Bd. Aminah Aatinaa Adhyatma,S.SiT,.M.Keb sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan
3. Shelly Angella, M.Tr.Kes sebagai Ketua Prodi DIII Teknik Radiologi Universitas
Awal Bros dan selaku Clinical Instructure (CI) Akademik
4. Dr. selaku Kepala Unit Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
5. Jhon Haryadi,AMR selaku Clinical Instructure (CI) Praktek Kerja Lapangan III di
Aulia Hospital Pekanbaru
6. Kepada seluruh Radiografer dan staff unit Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru

Penulis menyadari bahwa penyususnan laporan kasus ini jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis memohon maaf dan menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi tercipta laporan kasus selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 26 Februari 2023


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Computed Tomography merupakan salah satu sarana penunjang penegakan
diagnosa yang menggunakan gabungan dari sinar-X dan komputer untuk
mendapatkan citra atau gambar berupa variasi irisan tubuh manusia. Sebagai alat
untuk menunjang penegakan diagnosa, CT Scan diharapkan dapat memberikan
gambaran yang informatif terutama informasi anatomis yang dikehendaki
(Seeram 2001).
Seiring dengan perkembangan alat diagnostik diantaranya adalah peralatan
MSCT saat ini, Multi slice computed tomografhy (MSCT) Urografi dapat menilai
fungsi ginjal, ureter dan vesika urinaria sekaligus untuk evaluasi kasus colik
ginjal atau ureter, hematori, deteksi adanya batu ataupun tumor pada tractus
urinarius.
Pemeriksaan fungsi saluran kemih dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan MSCT dan memungkinkan dapat menghasilkan gambaran volumetrik
(kemampuan membuat potongan tipis secara spiral) sehingga mampu mendeteksi
kelainan-kelainan organ intra abdominalis pada umumnya dan saluran kemih pada
khususnya secara cross-sectional dengan proses pemeriksaan yang cepat
(kawashima, dkk, 2004).
Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang sering terjadi. BSK
yaitu terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang
terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang
mempengaruhi daya larut substansi. BSK dapat menyebabkan gejala nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di
dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung
kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada
ginjal (nefrolithiasis), ureter (ureterolithiasis), vesica urinaria (vesicolithiasis),
dan uretra (urethrolithiasis).

1.2 Rumusan Masalah


Untuk membahas dalam penulisan laporan kasus ini,penulis perlu
membatasi masalah yang akan di bahas, dengan menyajikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana teknik pemeriksaan ct scan abdomen polos dengan klinis batu
saluran kemih (BSK) dan infeksi saluran kemih (ISK) di unit radiologi
rumah sakit Aulia Hospital pekanbaru?
2. Bagaimana kriteria hasil radiograf pada pemeriksaan scan abdomen polos
dengan klinis batu saluran kemih (BSK) dan infeksi saluran kemih (ISK)
di unit radiologi rumah sakit Aulia Hospital pekanbaru?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetauhi teknik pemeriksaan ct scan abdomen polos dengan
klinis batu saluran kemih (BSK) dan infeksi saluran kemih (ISK) di
unit radiologi rumah sakit Aulia Hospital pekanbaru?
2. Untuk mengetauhi kriteria gambaran pada pemeriksaan pemeriksaan
ct scan abdomen polos dengan klinis batu saluran kemih (BSK) dan
infeksi saluran kemih (ISK) di unit radiologi rumah sakit Aulia
Hospital pekanbaru?

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan laporan kasus ini sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi pambaca dan dapat digunakan sebagai
referensi bahan ajar dan keperluan pendidikan khususnya dibidang
radiologi.
2. Manfaat Klinis
Secara klinis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk menjadi
acuan sekaligus memperdalam pengetahuan penulis juga pembaca
mengenai Pelaksanaan teknik pemeriksaan ct scan abdomen polos
dengan klinis batu saluran kemih (BSK) dan infeksi saluran kemih
(ISK) di unit radiologi rumah sakit Aulia Hospital pekanbaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Saluran Kemih

Gambar2.1 anatomi sistem perkemihan atau urinaria

Dalam anatomi sistem prekemihan atau urinaria, terdapat organ


penting yang terdiri dari empat bagian, di antaranya adalah:
1. Ginjal
Ginjal adalah organ yang bekerja secara terus menerus.
Fungsi ginjal dalam sistem perkemihan adalah untuk
menyaring darah serta membuat urine yang akan
dikeluarkan tubuh.Sebagian besar orang mempunyai dua
pasang ginjal, yang letaknya masing-masing berada di sisi
belakang perut. Yaitu, tepat di bawah tulang rusuk.
2. Ureter
Pada anatomi sistem perkemihan pun terdapat ureter,
yaitu dua tabung tipis yang berada di dalam panggul.
Fungsinya adalah untuk membawa urine dari ginjal ke
kandung kemih.Ini karena setiap ginjal memiliki organ
ureter. Kemungkinan, hampir setiap 10 – 15 detik ureter
mengosongkan urine dari area kandunga kemih.
3. Kandung kemih
kandung kemih yang berfungsi untuk menahan urine
sampai Anda siap untuk mengeluarkannya. Kandung kemih
adalah organ berbentuk segitiga yang terbuat dari otot,
mempunyai rongga, dan bentuknya seperti balon. Jadi,
kandung kemih ini akan mengembang saat sudah terisi.
4. Uretra
ureter dan uretra  adalah dua organ dalam sistem
perkemihan yang berbeda. Uretra adalah tabung yang
membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
Nantinya, sesuai dengan proses pembentukan urine, Seperti
melalui organ penis pada pria, serta uretra wanita terjadi
pada vagina.

2.2 Infeksi saluran kemih (ISK)


Sistem perkemihan atau sistem urinaria dalam tubuh bekerja sebagai
filter dengan membuang racun dan zat sisa metabolisme melalui proses
urin. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada
saluran kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra). ISK adalah istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin. Walaupun terdiri dari berbagai
cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung
bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan
berkembangbiak dalam urin, terjadilah ISK (Wilianti, N.P, 2009).
Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme yang ada, yang paling banyak adalah bakteri. Penyebab
lain terjadinya ISK adalah jamur, virus, klamidia, parasit dan
mikrobakterium meskipun jarang ditemukan. Sedangkan untuk batu saluran
kemih (BSK), BSK dapat mengakibatkan lesi pada saluran kemih yang
dapat mempermudah bakteri 10 untuk menginfeksi saluran kemih yang
dapat mempermudah bakteri untuk menginfeksi saluran kemih (Aldy, 2013)

2.3 Patologi
1. Batu Saluran Kemih (Urolithiasis)
Batu saluran kemih yaitu suatu kondisi dimana terdapat
masa keras berbentuk batu kristal di sepanjang saluran
perkemihan sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri,
pendarahan dan infeksi
2. Batu Ginjal (Nefrolithiasis)
Merupakan suatu kondisi dimana terdapat satu atau
lebih batu yang berada didalam pelvis atau kaliks dari
ginjal
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
suatu infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh
pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih.
Saluran kemih merupakan organ organ yang bekerja untuk
mengumpulkan dan menyimpan urine serta organ yang
mengeluarkan urine dari tubuh, yaitu ginjal, ureter,
kandung kemih dan uretra.
2.4 Pengertian dan Perkembangan CT Scan

CT Scan merupakan suatu modalitas imaging diagnostic yang


menggunakan gabungan dari sinar x dan komputer untuk mendapatkan citra
atau gambar berupa variasi irisan tubuh manausia. CT Scan dapat digunakan
untuk mendiagnosa kelainan pada organ tubuh mulai dari kepala, leher, rongga
dada, rongga perut, tulang belakang, dan anggota tubuh lainnya
(Bontrager,2010). Computed Tomography (CT) adalah bentuk khusus dari
tomografi dimana komputer digunakan untuk membuat rekontruksi matematika
dari pesawat tomografi atau slice. Teknik pencitraan CT sama sekali berbeda
dengan teknik pencitraan radiologi biasa (konvensional). Computed
Tomography atau CT adalah sebuah proses radiologi untuk menghasilkan
gambaran dari potongan melintang (trans-axial) tubuh pasien. Dua buah
karakteristik baru yang ada pada gambar yang dihasilkan pada CT adalah
peralatan digital yang menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan
mempresentasikan volume / informasi 3 Dimensi.

Awal perkembangan CT-Scan bermula dari tanggal 11 Agustus 1895,


yaitu dengan ditemukannya radiasi sinar-x oleh seorang ahli fisika
berkebangsaan Jerman yang bernama Wilhem Conrad Rontgen (1845-1923)
yang langsung dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Nobel pada saat itu.
Sinar-x memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh
manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi / pembedahan. Namun sinar-x
pada masa ini juga memiliki keterbatasan, yaitu, gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga tidak
dapat menggambarkan jaringan lunak.

Pada tahun 1920, dikembangkan suatu teknik yang berusaha


memisahkan gambaran overlapping dari suatu organ yang diperiksa yang
dinamakan Tomografi. Teknik yang dikembangkan adalah dengan
menggerakkan tabung sinar-x dan film dalam kaset secara bersamaan, dan
menggunakan fulcrum sebagai titik focus dari organ yang akan diperiksa. Pada
tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di Central
Research Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan Gambar klinis pertama
dengan CT-Scan (Computed Tomography Scan). Dan merupakan tanda awal
dari dimulainya era baru perkembangan diagnostic imajing. Pada tahun 1974,
enam puluh unit CT terpasang. Awalnya pemeriksaan yang dilakukan hanya
terbatas pada CT kepala saja. Dan pada tahun 1975 diperkenalkan pertama kali
sebuah Whole Body scanner (CT-Scan seluruh tubuh) yang digunakan untuk
penunjang klinis.

Pada tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan


klinis pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 mulailah
diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice. Pada tahun 2000
dikembangkan PET/CT system, kemudian di tahun 2001 telah dikembangkan
CT Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT Scan 64 slice dan
telah lebih dari 40000 instalasi CT untuk aplikasi klinik.

2.5 Prinsip Kerja CT Scan


Sinar X yang ke luar dari tabung menembus objek (mengalami
atenuasi) dan ditangkap oleh detector yang kemudian mengubah sinar X
menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut diperkuat oleh Photo Multiplier
Tube (PMT), data dalam sinyal listrik tersebut diubah ke dalam bentuk
digital oleh Analog to Digital Converter (ADC) yang kemudian masuk ke
dalam sistem komputer dan diolah oleh komputer. Kemudian Data
Aquititon System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk data-
data digital atau numeric. Data- data inilah yang merupakan informasi
komputer dengan rumus matematika atau algoritma kemudian gambar
direkonstruksi dalam bentuk numerik dan diubah menjadi sinyal listrik
untuk ditampilkan pada layar TV monitor berupa irisan/potongan dari objek
dalam bentuk grey scale atau skala keabuan. Pada CT Scanner memiliki
koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu
berupa CT Number/ Hounsfield Unit (HU).

2.6 Komponen Dasar CT Scan


Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat CT-Scan.
Komponenkomponen tersebut, meliputi:
1. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat
dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai,
maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice (slice
thickness). Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry
dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan maju, mundur, naik
dan turun dengan cara menekan tombol yang melambangkann
maju, mundur, naik, dan turun yang terdapat pada gantry.
2. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang di
dalamnya terdapat tabung sinar-X, filter, detector dan DAS (Data
Acquistion Syistem). Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada
gantry ini juga dilengkapi dengan indikator data digital yang
memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi
obyek dan kemiringan gantry. Pada pertengahan gantry diletakkan
pasien. Tabung sinar-X dan detektor yang letaknya selalu
berhadapan dalam gantry akan berputar mengelilingi objek yang
akan dilakukan scanning.
Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam gantry yaitu :
a. Tabung sinar-X
Produsen sistem CT-Scan menggunakan tabung sinar-X
dengan ukuran focal spot yang bervariasi. Hal ini karena
volume dengan resolusi kontras rendah yang baik adalah
penting untuk dianalisis dengan daya yang tinggi dan focal
spot yang besar, sementara gambar resolusi tinggi dengan
irisan tipis membutuhkan focal spot yang kecil. Tabung
sinar-X yang digunakan dalam CT-Scan modern memiliki
rentang daya dari 20-60 kW pada tegangan 80-140 kV.
Sistem ini dapat dioperasikan pada daya maksimun untuk
waktu yang terbatas. Batasan ini ditentukan oleh sifat-sifat
anoda dan generator. Untuk mencegah overloading dari
tabung sinar-X, tegangan harus dikurangi untuk
scanningyang lama. Pengembangan sistem multi-row
detector yang lebih efisien dari pada daya tabung sinar-x
yang tersedia.
b. Shielding (penahan)
Setiap CT-Scan dilengkapi dengan grid, kolimator dan
filter untuk memberikan penahan terhadap radiasi hambur,
untuk menentukan potongan scan dan untuk menyerap
sebagian energy rendah dari spectrum sinar-X. Dengan
penahan yang tersedia pasien dan petugas akan terlindungi.
c. Detector dan DAS (Data Acqusition System)
Sistem detektor memainkan peranan yang khusus
dalam interaksi komponen CT-Scan. Detector
mengkonversi insiden sinar-X dari berbagai intensitas
menjadi sinyal listrik. Sinyal analog diperkuat oleh
komponen elektronik dan dikonversi menjadi pulsa digital.

2.7 Parameter CT Scan

2.8 Prosedur Pemeriksaan


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus


3.1.1 Paparan Kasus
Pada tanggal 14 Februari pada pukul 14.35 WIB pasien datang
dari ruang rawat inap ke Instalasi Radiologi Aulia Hospital bersama
keluarga dan satu orang perawat menggunakan brankar. Pasien
diminta untuk melakukan pemeriksaan CT Scan Whole Abdomen
tanpa kontras. Pasien diketahui memiliki keluhan sakit pada bagian
bawah tulang rusuk disebelah kanan dan nyeri pada saat buang air.
Pasien didiagnosa susp ISK dan BSK sehingga harus dilakukannya
pemeriksaan CT Scan Whole Abdomen untuk melihat kecurigaan pada
keluhan yang dialami pasien.
1. Data Pasien
a. Nama : Ny. DS
b. Umur : 41 tahun
c. Jenis Kelamin : Wanita
d. Jenis Pemeriksaan : MS CT Whole Abdomen Polos
e. Klinis : Colic Abd Ec Susp BSK + ISK
f. Asal Pasien : Rawat Inap Zaidar
g. Dokter Yang Mengirim : dr. Zuhirman,Sp.U
h. Dokter Yang Baca : dr. M. Fadlan Hamzah,Sp.Rad,M.Sc
i. Tanggal Pemeriksaan : 14 Februari 2023
j. Tempat Pemeriksaan : Instalasi Radiologi Aulia Hospital

2. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan ini pasien tidak memiliki persiapan
khusus. Pasien hanya diminta untuk membuka/melepaskan
bahan-bahan yang mengandung logam seperti kancing
celana,kancing baju dan lain-lain.

3.1.2 Persiapan Alat & Bahan


1. MS CT Scan 32 Slice
Merk : Siemens
Type : Somatom Score
No Seri : 91407

Gambar 3.1 MS CT Scan 32 Slice


2. Komputer Pengolah Citra CT Scan
Syngo Acquisition Workplace

Gambar 3.2 Komputer CT Scan

3. Printer
Nama Alat : Fwi Medical Dry Imager
Merk : Fuji
Type : Dri Pix Lite 2000

Gambar 3.3 Printer


3.1.3. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Perawat telah membuat order pada komputer administrasi dengan
memasukkan jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan CT Scan Whole
Abdomen.
2. Setelah itu pasien dibawa ke unit radiologi dan perawat memberikan
stiker identitas pasien kepada petugas radiologi atau radiografer.
3. Kemudian petugas radiologi mengkonfirmasi pemeriksaan yang telah
diorder oleh perawat dan memastikan identitas pasien yang ada sama
dengan yang telah terdaftar.
4. Petugas radiologi menjelaskan kepada pasien pemeriksaan yang akan
dilakukan dan meminta pasien untuk melepaskan celana atau benda-
benda yang dapat menggangu gambaran seperti benda-benda
berbahan logam.
5. Petugas memposisikan pasien di meja pemeriksaan CT Scan dengan
posisi pasien supine dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan
diletakkan diatas kepala.
6. Atur kolimasi pasien dengan batas atas setinggi aksila dan
7. Masukkan identitas pasien ke komputer CT Scan seperti nama,nomor
rekam medis,tanggal lahir,dokter pengirim dan dokter radiologi.
8. Pilih pemeriksaan abdomen rutin tanpa kontras dan ikuti arahan dan
instruksi dari komputer.
9. Pasien akan diminta untuk ekspirasi dengan bantuan suara yang
dihasilkan oleh sistem CT Scan.
10.

Anda mungkin juga menyukai