Anda di halaman 1dari 7

Makalah Promosi, Informasi, dan Sistem Pelatihan

K3 untuk Menanggulangi Bahaya Radiasi


Radioaktif

Disusun oleh
Sean Calvin Sitorus (201031057)
Harum Mawarti (201431309)
Nurfadillah (201431302)
Ramses (201431326)
Maria Uli (201431374)
Juhairiah Uliasi (201431101)
Fadllil Kaafi (201431367)
BAB I
A. Latar Belakang
Dalam dunia perminyakan, keselamatan mengenai radiasi radioaktif telah berkembang sejak
tahun 1990an. Pekerja perminyakan khususnya pada industri pengeboran minyak dapat
terpapar bahaya radiasi oleh alat-alat pengambil data (well logging tools) pada saat dilakukannya
pengeboran. Untuk itu, keselamatan radiasi di dunia pengeboran minyakini berkembang kepada
3 arah yaitu:

 1. New logging tools and techniques that avoid the need for chemical nuclear sources.
Replacing nuclear technique with nonnuclear ones or replacing replacing radioisotopes with
particle accelerators, which lack sources of high radioactivity. (Substitution). Alat Logging dan
tehnik yang baru yang mencegah dibutuhkannya sumber kimia nuklir. Mengganti tehnik
nuklir dengan non-nuklir atau mengganti radioisotopes dengan partikel akselerator, yang
mana aktivitas radiasinya kurang.

 2. Upgrading of shields and handling technique to further reduce risk of exposure to personel
and the environment.(Engineering Controls). Meningkatkan pelindung dan tehnik handling
untuk lebih jauh mengurangi resiko pemaparan radiasi ke manusia dan lingkungan.

 3. Replacement of conventional wellsite calibration source with source of negligible radiaton


intensity or with nonnuclear wellsite verification of shop calibration. (Substitution) Mengganti
sumber kalibrasi di tempat kerja yang konvensional dengan radiasi yang intensitasnya tidak
parah atau dengan non-nuklir verifikasi dari pabrikan.

Dibawah ini adalah beberapa contoh alat pengeboran dan sumber kalibrasinya yang menggunakan
bahan radioaktif

(Dick bramblett: Advancing Wellsite Radiation Safety, 1990)


B. Permasalahan yang Terjadi
Salah satu laporan kecelakaan kerja menurut data IADC (International Association of Drilling
Contractors) “safety alert” (Alert 98-04) mengenai Radio Frequency Radiation Hazard adalah
permasalahan yang berkaitan dengan bahaya radiasi dan frekuensi di tempat kerja. Masalah yang
terjadi pada kasus ini adalah tidak adanya tanda keselamatan (Radiation Precaution safety sign) pada
salah satu alat pengambil data ditempat bekerja (well Logging Tool) sehingga memungkinkan pekerja
terpapar bahaya radiasi yang ada. Alat pengambil data “logging tool” yang memiliki bahaya radiasi
itu juga di tempatkan tidak ada perisai pelindungnya atau dibiarkan terbuka tanpa pelindung.
(www.iadc.org)

Sedangkan menurut data UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomics
Radiations) 2008 report: volume 1 menunjukan angka radiasi radioaktif yang tidak signifikan
terhadap pekerja.

Menurut UNSCEAR hanya ada 12 negara yang melaporkan paparan radiasi pada pekerja “well
logging” dan hanya Canada yang melaporkan data yang relevan mengenai paparan radiasi tersebut
kepada UNSCEAR. Laporan tersebut juga mewakili 60% data para pekerja yang terpapar diseluruh
dunia.

(UNSCEAR 2008 report: Volume 1 hal. 312)


(UNSCEAR 2008 Report: Volume 1 hal. 428)

C. Tujuan Program
Tujuan Umum:

Nihil kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan bahaya radiasi
radioaktif.

Tujuan Khusus:

1. Paparan radiasi tidak melebihi nilai batas dosis pemaparan


2. Dibentuknya aturandan prosedur keselamatan oleh manajemen yang mengidentifikasi
perlindungan dan keselamatan dari bahaya radiasi radioaktif yang terus berkembang dan
berkelanjutan
3. Masalah yang berhubungan dengan perlindungan dan keselamatan dapat diidentifikasi oleh
manajemen dan pekerja secara tepat. Masalah tersebut ditindaklanjuti sesuai prinsip
pengendalian bahaya radiasi (ALARA).
4. Adanya rasa bertanggung jawab tiap individu baik dari level senior manajemen sampai pada
level pekerja yang berhubungan dengan radiasi radioaktif
5. Terbentuknya organisasi yang jelas untuk pengambilan keputusan dalam hal perlindungan
dan keselamatan radiasi radioaktif
6. Efektifnya komunikasi dan informasi keselamatan mengenai perlindungan dan keselamatan
radiasi radioaktif
D. Manfaat Program
Manfaat tentang program promosi kesehatan dan keselamatan radiasi ini adalah

1. Meningkatnya produktifitas perusahaan dengan adanya karyawan yang sehat dan selalu
mengikuti aturan dan prosedur kerja dalam hal menangani radiasi radioaktif.
2. Perusahaan mendapatkan standart keselamatan radiasi yang berdasarkan aturan nasional
maupun internasional
E. Ruang Lingkup Perencanaan Program
AS LOW AS REASONABLY ACHIEVABLE (ALARA)

ALARA singkatan dari As Low As ReasonablyAchievable. Adalah prinsip keselamatan radiasi


untuk mengurangi dosis radiasi dan pelepasan material radioaktif oleh karyawan dengan metode
yang beralasan. ALARA bukan hanya prinsip safety, tapi itu juga aturan yang harus untuk semua
program keselamatan radiasi.

PRINSIP PROTEKSI RADIASI

Prinsip proteksi radiasi berdasarkan terdiri atas 3 unsur yaitu:

1. Justifikasi

Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya dilakukan jika
menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata (azas manfaat). Justifikasi dari
suatu rencana kegiatan atau operasi yang melibatkan paparan radiasi dapat ditentukan dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dengan menggunakan analisa untung-rugi untuk
meyakinkan bahwa akan terdapat keuntungan lebih dari dilakukannya kegiatan tersebut.

2. Optimasi

Pada optimasi semua paparan harus diusahakan serendah yang layak dicapai (As Low As
Reasonably Achievable-ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Syarat
ini menyatakan bahwa kerugian/kerusakan dari suatu kegiatan yang melibatkan radiasi harus
ditekan serendah mungkin dengan menerapkan peraturan proteksi. Dalam pelaksanaannya,
syarat ini dapat dipenuhi misalnya dengan pemilihan kriteria desain atau penentuan nilai
batas/tingkat acuan bagi tindakan yang akan dilakukan.

3. Pembatasan

Pada pembatasan semua dosis ekivalen yang diterima oleh seseorang tidak boleh melampaui
Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Pembatasan dosis ini dimaksud untuk menjamin
bahwa tidak ada seorang pun terkena risiko radiasi baik efek sotakastik maupun efek
deterministik akibat dari penggunaan radiasi maupun zat radioaktif dalam keadaan normal.

Strategi Efektif Bekerja dengan Sumber Radiasi

1. Waktu

Dengan sesingkat mungkin berada dekat dengan sumber radiasi, maka secara proporsional akan
mengurangi dosis radiasi yang diterima. Minimalkan waktu anda bekerja, maka akan
meminimalkan dosis yang diterima.

2. Jarak

Besarnya paparan radiasi akan menurun, sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak terhadap
sumber. Dengan menjauhkan sumber radiasi dengan faktor dua, akan menurunkan intensitasnya
menjadi seperempatnya. Menjauhkan jarak sumber radiasi dengan faktor tiga akan menurunkan
intensitas radiasi menjadi sepersembilannya. Bilamana diperlukan selalu gunakan tongkat
penjepit panjang untuk memindahkan atau mengambil sumber radiasi dengan aktivitas atau
paparan radiasi yang tinggi, selalu menggunakan rak tabung, baki, atau apa saja yang bisa
menjauhkan sumber radiasi dari tubuh apabila memindahkan atau mengambil sumber radiasi
dengan dengan aktivitas atau paparan radiasi yang rendah. Selalu menyimpan zat radioaktif,
peralatan terkontaminasi dan limbah radioaktif sejauh mungkin dari daerah kerja atau pintu.

3. Perisai

Perisai yang tepat dapat menurunkan secara eksponential paparan radiasi gamma dan
menghalangi hampir semua sinar radiasi-beta. Pilih dan gunakan perisai yang sesuai selama
melakukan penelitian atau pekerjaan dengan sumber radiasi.

Selain dengan ketiga strategi di atas, untuk mengurangi bahaya radiasi eksternal, maka kurangi
aktivitas zat radioaktif dengan cara: Untuk sumber dengan waktu paruh pendek tunggu sampai
meluruh; dekontaminasi sumber radioaktif sebelum bekerja; atau pindahkan zat radioaktif yang
tidak perlu dan bisa dipindahkan ke lokasi lain

NILAI BATAS DOSIS

DEWASA

 Seluruh Tubuh …………………… 5000 millirem

 Tangan dan Kaki ……………………. 50000 millirem

 Lensa Mata ……………….. 15000 millirem

 Fetus ……………………………… 500 millirem*

 Individu dalam tempat umum …100 millirem

BATASAN KHUSUS

Wanita hamil, siswa antara 16 – 18 tahun, dan masyarakat umum hanya boleh terpapar 10 mSv atau
1000 mrem.

(Safety Series No. 115 “International Basic Safety Standard for Protection against Ionizing Radiation
and for the Safety of Radiation Sources”, 1996)
Pemakaian DOSIMETER

Semua personil yang bekerja dengan zat radioaktif atau di area radiasi, harus memakai badge
dosimeter. Badge dosimeter digunakan untuk mencatat dosis radiasi yang diterima pemakai. Badge
dosimeter akan diganti setiap tiga bulan sekali untuk dievaluasi. Dalam kegiatan yang diperkirakan
menyebabkan terimaan dosis lebih besar dari NBD harian, maka personil harus menggunakan
dosimeter saku yang langsung dapat dibaca dosis yang diterimanya setiap saat.

(Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif)

Badge dosimeter harus dipakai di daerah dada atau disangkutkan di saku baju atas. Apabila
menggunakan lead apron, dosimeter badge harus ditempatkan di kerah atau di luar bagian atas
apron, untuk mengukur dan mengestimasi dosis yang diterima mata atau kelenjar gondok.Sub
Bidang Proteksi Radiasi dan Keselamatan Kerja akan mengevaluasi dan menyimpan rekaman hasil
pembacaan dosis dari badge dosimeter, dan apabila terpantau adanya dosis yang tinggi maka
supervisornya akan diminta untuk menjelaskan dan melakukan tindakan perbaikan agar hal serupa
tidak terulang.
(Safety Guide No. RS-G-1.8, “Environmental and Source Monitoring for Purposes of Radiation
Protection”, 2005.)

Anda mungkin juga menyukai