Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK

KLINIK MITRA ANDA

KLINIK MITRA ANDA


Jl. Ahmad Yani, Timika Papua
PROGRAM KESELAMATAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK

I. PENDAHULUAN
Dalam era Otonomi Daerah saat ini di mana daerah mempunyai urusan wajib dan
pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,maka
setiap daerah mempunyai keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya di semua
aspek kehidupan masyarakat dan salah satu urusan yang wajib diamanatkan kepada
Pemerintah Daerah adalah mengenai kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan , diperlukan
dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh . Di Indonesia , Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004 tengatang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, SKN
telah berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan , Pedoman dan
arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Klinik Mitra Anda adalah Klinik Pratama , berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 24 Tahun 2020 Tujuan utamanya adalah Menyelenggarakan uapaya
pelayanan Kesehatan , baik promotive, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau Masyarakat.

II. LATAR BELAKANG


Radiologi Diagnostik adalah bagian penting dari pemanfaatan medis pada masa kini.
Pemanfaatan Sinar-X diagnortik ini sudah sangat meluas tidak hanya di negara maju saja
tetapi juga di negara berkembang hingga negara terbelakang sekalipun . Sebagai contoh di
Amerika Utara , lebih dari 60% anggota masyarakat dengan jalur perawatan medis modern
yang dilakukan melaului prosedur radiologi setiap tahun. Lebih separuh dari semua
keputusan penting tentang diagnosa kesehatan pasien didasarkan pada prosedur radiologi.
Maka pesawat sinar-X diagnostik adalah menjadi satu alat yang paling berharga yang
digunakan dalam perawatan kesehatan modern.
Meskipun dosis perorangan biasanya kecil tetapi dalam paparan total, sesuai data
bahwa sinar-X diagnostik memberikan paparan radiasi yang cukup besar untuk masyarakat
umum. Namun demikian dengan rancangan yang baik , pesawat sinar-X di instalasi dapat
dipelihara dengan menggunakan prosedur yang tepat dioperasikan oleh radiografer yang
terlatih, maka paparan yang tidak perlu terhadap pasien dapat dikurangi secara signifikan ,
dengan tidak mengurangi nilai informasi medis yang diperoleh

III. TUJUAN
Berdasarkan PP No.29 tahun 2008, tujuan umum program Proteksi dan Keselamatan
Radiasi adalah untuk menunjukkan tanggung jawab manajemen Rumah Sakit dalam rangka
Proteksi dan Keselamatan Radiasi melalui penerapan struktur manajemen, kebijakan,
prosedur dan susunan rencana organisasi yang sesuai dengan sifat dan tingkat resiko yang
dapat ditimbulkan dalam pemanfaatan sumber radiasi pengion.
Perlunya Proteksi Radiasi harus tetap dipertahankan sebab paparan radiasi pengion
dapat menyebabkan kerusakan yang tidak hanya bagi yang bersangkutan tetapi juga pada
turunannya.
Efek radiasi tersebut dikenal sebagai efek somatik dan efek genetik. Efek somatik adalah
perubahan sifat yang dapat diamati, terjadi dalam organ tubuh seseorang yang terpapar
radiasi. Perubahan tersebut dapat muncul dalam kurun waktu beberapa jam mhingga
bertahun-tahun. Tergantung pada jumlah dan lamanya paparan terhadap seseorang .
Sedang efek genetik adalah akibat yang sama pada dosis lebih rendah yang digunakan
dalam radiologi diagnostik. Meskipun dosis radiasi yang diterima seseorang mungkin kecil
dan kelihatannya menyebabkan kerusakan yang dapat diamati , kemungkinan rusaknya
kromosom dalam sel dengan konsekuensi mutasi yang menyebabkan meningkatnya
kerusakan genetic, dosis yang sedemikian signifikan apabila dipertimbangkan untuk jumlah
anggota masyarakat yang sangat besar.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pada pelaksanaannya , program proteksi radiasi di unit radiologi Klinik Mitra Anda
berdasar pada struktur organisasi proteksi radiasi sebagai berikut :

Direktur

Klinik Mitra Anda

Penanggung Jawab
Radiologi

PPR

Pekerja Radiasi :

 Dokter Spesial Radiologi


 Radiografer
Penanggung jawab keselamatan radiasi di Klinik Mitra Anda adalah :
1. Direktur Klinik selaku pemegang izin dan penanggung jawab utama keselamatan
radiasi.
2. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir
a. Petugas Proteksi Radiasi
Adalah petugas yang ditunjuk oleh pengusaha Instalasi Nuklir dan oleh BAPETEN
dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
proteksi radiasi
b. Pekerja Radiasi
Adalah setiap orang yang bekerja di Instalasi Radiologi yang berhubungan
dengan radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan dan
melebihi dosis
untuk masyarakat umum.

Pemegang Izin
Kewajiban pemegang izin adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatantan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh BAPETEN terhadap
Instalasi pemanfaatan tenaga nuklir.
b. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi sebelum bekerja, selama bekerja
secara berkala dan sewaktu-waktu bila diperlukan dan yang akan memutuskan
hubungan kerja.
c. Memberikan kesempatan untuk pemeriksaan pekerja radiasi yang dilakukan oleh
BAPETEN atau bekerja sama dengan instalasi pemerintah lain untuk menilai efek radiasi
terhadap kesehatan
d. Menyelengarakan dokumentasi mengenai segala sesuatuyang bersangkutan dengan
tenaga nuklir
e. Melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah atau memperkecil bahaya yang
timbul akibat pemanfaatan tenaga nuklir terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja
radiasi masyarakat dan lingkungan hidup.
f. Mentaati peraturan , pedoman kerja dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan
oleh BAPETEN dan instalasi lain terkait.
g. Memanfaatkan tenaga nuklir sesuai dengan tujuan surat Izin
h. Melaporkan kepada BAPETEN dan atau instalasi lain yang terkait apabila terjadi
kecelakaan radiasi
i. Memberikan laporan mengenai pemantauan dosis radiasi pekerja radiasi
j. Melaporkan pemantauan daerah kerja dan lingkungan hidup untuk instalasi yang
mempunyai potensi dampak radiasi tinggi kepada BAPETEN
k. Melaksanakan rencana pengelolaan lingkungan untuk instalasi yang mempunyai dampak
radiologi tinggi
Petugas Proteksi Radiasi
Petugas proteksi radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh pemegang izin dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi
radiasi. Petugas proteksi radiasi berkewajiban membantu pemegang izin dalam
melaksanakan tanggung jawabnya di bidang proteksi radiasi. Sebagai pengemban tugas
tersebut pertugas proteksi radiasi diberi wewenang untuk mengambil tindakan –tindakan
sebagai berikut :
a. Memberikan instruksi teknis dan administrative secara lisan kepada pekerja radiasi
tentang keselamatan kerja radiasi yang baik, instruksi ini harus mudah dimengerti dan
dapat dilaksanakan .
b. Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat pennyinaran serendah mungkin dan
tidak akan pernah mencapai batas tertinggi yang berlaku.
c. Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan radiasi.
d. Mencegah kehadiran orang yang tidak berkepentingan ke dalam daerah radiasi.
e. Menyelengaran dokumentasi yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
f. Menyarankan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi apabila diperlukan dan
melaksanakan pemonitoran radiasi serta tindakan proteksi radiasi.
g. Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi radiasi yang memadai
kepada para pengunjung atau tamu apabila diperlukan.
Pekerja Radiasi
Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di instalasi yang berhubungan dengan
radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan dan melebihi dosis untuk
masyarakat umum. Seorang pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan
radiasi di daerah kerjanya, dengan demikian ia mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Mematuhi, memahami dan melaksanakan semua ketentuan dan keselamatan kerja
radiasi
b. Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan radiasi yang tersedia, bertindak
hbahaati-hati serta bekerja secara aman untuk melindungi baik dirinya sendiri maupun
pekerja lain.
c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan sekecil apapun kepada petugas proteksi radiasi
d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan yang diduga akibat penyinaran
lebih atau masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam keselamatan radiasi, pemegang izin
harus
melaksanakan tindakan tersebut di bawah ini:
a. Membentuk organisasi proteksi radiasi dan menunjuk petugas proteksi radiasi dan bila
perlu petugas proteksi radiasi pengganti
b. Hanya mengijinkan seseorang bekerja dengan sumber radiasi setelah memperhatikan
segi kesehatan, pendidikan dan pengalaman kerja dengan sumber radiasi.
c. Memberitahukan kepada semua pekerja radiasi tentang adanya potensi bahaya radiasi
yang terkandung dalam tugas mereka dan memberikan latihan proteksi radiasi.
d. Menyediakan aturan keselamatan radiasi yang berlaku dalam lingkungan sendiri,
termasuk aturan tentang penanggulangan keadaan darurat
e. Menyediakan prosedur kerja yang diperlukan
f. Menyelengarakan pemeriksaan kesehatan bagi magang dan pekerja radiasi dan
pelayanan kesehatan bagi pekerja radiasi
g. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk bekerja dengan sumber
radiasi
h. Memberitahukan badan pengawas tenaga nuklir dan instalasi lain yang terkait bila
terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat lainnya.

Petugas proteksi radiasi dalam pelaksanaan tugasnya , beberapa ketentuan umum yang
harus dilakukan anatara lain:
a. Berkas guna selalu diarahkan pada daerah yang diberi penahan radiasi yang memadai .
Penahan radiasi untuk radiografi thorax menggunakan tampat kaset pada dinding ruang
pesawat sinar-X.
b. Tersedia tempat kendali untuk proteksi radiografer. Tempat kendali dan jendela
pemantauannya harus diberi penahan radiasi sehingga radiografer tidak menerima
paparan radiasi lebih dari 20 mSv pertahun.
c. Posisi tempat kendali sedemikian sehingga selama paparan tidak seorangpun dapat
masuk ke ruang radigrafi tanpa sepengetahuan radiografer.
d. Ada tanda peringatan yang dipasang pada semua pintu masuk setiap ruang radiografi
(lampu merah). Tanda peringatan tersebut menyatu dengan tanda radiasi dan poster
berupa peringatan “awas Radiasi” dan “Wanita hamil harus memberitahu petugas”
e. Ada perencanaan instalasi dan perencanaan tersebut juga menunjukkan letak semua
jendela, pintu dan kaca Pb. Ruang yang berada di sekitar ruang radiografi juga
diperhatikan.

Dalam pelaksanaan kesehariannya , ada beberapa hal yang harus dilakukan dan menjadi
ketentuan bagi pekerja radiasi . Hal-hal tersebut adalah :
A. Ketentuan Pengoperasian pesawat sinar-X
1. Ketentuan Pengoperasian Radiografi
a. Paparan sinar-X harus dikendalikan dari panel kendali yang ditempatkan di belakang
dinding yang diberi penahan radiasi. Dalam kasus teknik khusus , dimana radiografer
diperlukan memngendalikan paparan yang berada di samping pasien, maka
perlengkapan proteksi radiasi yang sesuai harus digunakan.
b. Radiografer harus dapat memandang pasien secara jelas untuk mengamati pasien
selama dilakukan paparan dan dapat berkomunikasi dengan pasien tanpa
meningggalkan ruang kendali.
c. Kaset yang berisi film tidak boleh dipegang tangan radiografer selama paparan.
d. Radigrafer harus berdiri sekurang-kurangnya 5 meter dari tabung sinar-X dan
berada di luar berkas utama.
e. Radiografer harus memakai penahan radiasi ketika paparan dilakukan.
f. Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain pasien yang sedang
diperiksa .
a. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.
b. Menghindari terjadinya pengulangan foto.
c. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak
menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.
d. Apabila perlu ada pasien dipakaikan apron
e. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin
gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk
membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai
pakaian Proteksi Radiasi
dan menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri di samping berkas
utama.
f. Dalam pesawat menggunakan kapasitor muatan, meskipun paparan telah dilakukan
masih ada sisa muatan yang tertinggal dalam kapasitor. Muatan sisa ini dapat
menimbulkan “dark current” dan memnghasilkan pancaran sinar-X meskipun
tombol paparan tidak dihidupkan. Oleh karena itu muatan sisa dalam kapasitor
tersebut harus diisi secara penuh sebelum pesawat ditinggalkan

B. Prosedur Proteksi dan keselamatan Radiasi untuk personil


Hal yang harus diperhatikan adalah pengamanan terhadap bahaya radiasi. Petugas yang
menjalankan peralatan radiologi harus benar-benar aman terhadap bahaya radiasi
dikarenakan petugas yang bersangkutan setiap harinya menjalankan pesawat radilogi.
Hal yang harus diperhatikan:
1. Ketebalan dinding ruangan harus setara dengan 2,5 mm Pb
2. Jarak antara sumber radiasi dengan petugas minimal 2 meter dari sumber sinar
primer setelah diberi shielding.
3. Pintu ruangan pemeriksaan harus dilapisi dengan Pb
4. Petugas harus selamanya memnjaga jarak sejauh mungkin dari berkas utama.
Paparan pekerja yang berasal dari berkas guna tidak diperkenankan, kecuali berkas
yang dihamburkan pasien, perlengkapan dan layar (screen)
5. Semua petugas harus mengunakan perlengkapan proteksi radiasi yang tersedia
6. Ahli radiografi harus tetap berada dalam tempat kendali atau di belakang tabir
proteksi ketika sedang melakukan paparan sinar-X. Dalam kasus dimana ada alasan
yang membuat hal itu tidak praktis , perlengkapan proteksi harus digunakan.
7. Apabila apron proteksi setara Pb digunakan , dosimeter perorangan (pocket
dosemeter, TLD) harus digunakan di bawah apron. Jika ektremitas atau bagian
tangan terkena paparan dosis yang lebih besar secara signifikan , minitor
ekstremitas tambahan hendaknya digunakan.
8. Pesawat sinar-X yang dihidupkan dan siap untuk memancarkan radiasi tidak boleh
ditinggalkan begitu saja. Bila dosis radiasi melebihi 5 % dari NBD yang diterima oleh
setiap petugas secara regular , maka langkah perbaikan yang sesuai harus diambil
untuk memperbaiki teknik dan langkah-langkah proteksi.
9. Pesawat sinar-X hanya dioperasikan petugas yang terlatih dan handal.
10. Wadah tabung sinar-X tidak boleh dipegang tangan petugas selama operasi.
11. Ketaatan prosedur penggunaan yang aman seperti diuraikan di atas akan menjamin
dosis gonad terhadap semua petugas yang harus dijaga pada tingkat minimumyang
dapat dipertahankan.

C. Prosedur Proteksi Radiasi dan Keselamatan radiasi untuk pendamping pasien


Pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi pendamping pasien/pengantar pasien harus
diperhatikan oleh petugas yang menjalankan peralatan radiologi :
1. Pendamping pasien harus diberi pelindung (Apron)
2. Membatasi jumlah sinar-X yang keluar sesuai dengan obyek yang akan dirontgen.
3. Jika ada keperluan untuk membantu pasien anak-anak atau pasien yang fisiknya
lemah, maka alat proteksi harus digunakan, Jika orangtua, pengantar atau petugas
yang diminta membantu maka harus memakai apron dan sarung tangan proteksi,
dan diatur posisinya sedemikian sehingga terhindar dari berkas utama.
4. Pengamanan terhadap bahaya radiasi untuk lingkungan sekitarnya
D. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk pasien
Secara umum sudah ada kesepakatan bahwa paparan sinar-X medis dapat dikurangi
secara mendasar dengan tidak mengurangi nilai informasi medis yang diperoleh. Untuk
mencapai pengurangan ini, harus diperhatikan bahwa pasien tidak diperkenankan
dengan pemeriksaan radiologi yang tidak perludan apabila pprosedur radiologi
dibutuhkan maka pasien harus diproteksi dari paparan yang berlebihan selama
pemeriksaan , yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Ruang sinar-X tidak boleh digunakan lebih dari satu untuk pemeriksaan radiologi
secara simultan
2. Kecuali orang yang berkepentingan, tidak boleh seorangpun berada di ruang sinar-X
ketika paparan dilakukan.
3. Semua pintu masuk menuju ruang sinar-X dan ruang ganti harus ditutup ketika
pasien berada di ruang sinar-X.
4. Radioografi pada bagian pinggul wanita hamil yang dipapari secara simultan
sehingga mengenai gonad perembuan dan leluruh tubuh janin. Paparan pada janin
yang masih dalam kandungan meningkatkan resiko efek somatik pada dirinya dan
juga meningkatkan
Resiko efek genetic hingga keturunan berikutnya. Oleh karena itu setiap upaya harus
dibuat untuk paparan yang tidak perlu terhadap perempuan hamil. Secara khusus
hal ini penting selama tahap kehamilan dini sebab potensi radiasi merusak dengan
cepat jaringan yang sedang membelah. Meskipun potensi radiasi merusak, jika
pemeriksaan radiasi diperlukan untuk diagnosa atau alasan medis yang
mengharuskan dilakukan maka hal itu tetap dapat dilakukan meskipun pasien
mungkin hamil atau tidak mungkin hamil.
5. Radiografi pada bagian pinggul perempuan usia subur harus dilakukan pada hari ke-
10 mengikuti masa akhir menstruasi, sebab resiko kehamilan sangat kecil selama
periode tersebut.
6. Hanya investigasi penting yang boleh dilakukan dalam kehamilan atau perempuan
yang diduga hamil. Radiografi daerah sekitar perut dan pinggul elektif dalam hal
perempuan hamil harus dihindarkan.
7. Perempuan hamil atau perempuan yang mungkin sedang hamil tidak boleh diperiksa
dengan foto fluorografi paru (radiografi massa).
8. Apabila radigrafi panggul dan perut disyaratkan, paparan dipertahan kan hingga
tingkat yang paling minimum dan penahan radiasi gonad harus digunakan dan
perlengkapan penahan radiasi lainnya harus digunakan jika tujuan pemeriksaan
klinis harus dilanjutkan.
9. Radiografi tidak boleh digunakan untuk penentuan persentasi janin yang tidak
normal atau untuk lokasi placenta. Teknik pemeriksaan lain seperti Sonografi lebih
tepat untuk maksud pemeriksaan ini.
10. Radiografi paru, anggota tubuh (tangan dan kaki) dan lain sebagainya bagi
perempuan hamil dengan alasan klinis yang sah, hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan kollimasi berkas sinar-X yang baik dan memnggunakan penahan
radiasi yang tepat pada sekitar bagian perut.
E. Prosedur Proteksi dan keselamatan untuk Lingkungan sekitar
Untuk pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi lingkungan sekitar, maka hal yang
harus diperhatikan :
1. Ketebalan dinding ruangan minimal harus setara dengan 2,5 mm Pb
2. Pintu-pintu ruangan yang terdapat peralatan radiologi sinar-X harus dilapisi dengan
Pb minimal 2,5 mm.
3. Pada waktu pemeriksaan pintu harus ditutup dan lampu merah tanda pesawat
sedang aktif dinyalakan.

VI. SASARAN
Sasaran dari program proteksi radiasi adalah pekerja radiasi, pasien, pendamping pasien dan
orang lingkungan sekitar ruang radiologi sinar-X. Pasien, pendamping pasien dan orang di
lingkungan sekitar , tindakan proteksi radiasi sudah dicantumkan dalam bab V. Sedangkan
bagi pekerja radiasi, selain tindakan proteksi radiasi, beberapa hal yang menjadi hak pekerja
radiasi antara lain :
a. Pelatihan Proteksi Radiasi/Rekualifikasi Petugas PPR
b. Pemeriksaan Kesehatan untuk petugas radiasi
c. Tindakan proteksi radiasi
d. Kaliprasi dan memeriksa kebocoran alat pelindung diri (apron)
e. Kalibrasi alat kesehatan
f. Kalibrasi alat pemantau radiasi personal (pocket dosimeter, TLB)

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. Pelatihan Proteksi Radiasi
Unit Radiologi Klinik Mitra Anda memiliki satu petugas Proteksi yang memiliki Surat Ijin
Bekerja (SIB) SIB tersebut memiliki masa berlaku, yang setiap akan habis masa
berlakuknya SIB tersebut harus diperpanjang dengan cara mengikuti kembali pelatihan
PPR yang diselenggaran oleh BAPETEN.
B. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilakukan setahun sekali. Sampai saat ini unit belum secara rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan, namun kedepannya akan dijadwalkan secara rutin.
C. Tindakan Proteksi Radiasi terhadap petugas, pasien dan pendamping pasien
Pada setiap pemeriksaan , prinsip yang harus diterapkan ada tiga , yaitu :
- Prinsip Justifikasi (pembenaran)
- Prinsip Optimasi
- Prinsip limitasi
Selama ini tiga prinsip tersebut telah dijalankan. Untuk petugas selama ini menggunakan
TLD (Thermo Luminesence Dosimeter) sebagai alat pemantau dosis perorangan. TLD ini
tiap tiga bulan sekali dikirim ke BPFK untuk diolah, selanjutnya dikirimkan kembali ke
Klinik beserta hasil dosis paparan yang diterima petugas setiap bulannya.
g. Kalibrasi Alat Pelindung Diri (Apron)
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1250/MENKES/SK/XII/2009
tentang Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik, yaitu
tentang uji Alat Pelindung Diri, dimana frekuensi pemeriksaannya adalah setahun sekali
atau jika diperlukan.
h. Kalibrasi Alat Kesehatan
Kalibrasi Alat kesehatan dilakukan satu tahun sekali seperti yang telah dijadwalkan IPSRS
VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
a. Pelatihan Proteksi Radiasi
b. Pemeriksaan Kesehatan petugas radiologi belum dilaksanakan secara rutin setiap
tahunnya namun kedepannya akan dijadwalkan secara rutin.
c. Tindakan Proteksi radiasi terhadap petugas, pasien dan pendamping pasien selama ini
selalu dipantau.
d. Tindakan Proteksi untuk pasien dan pendamping pasien dilakukan dengan pemakaian
alat pelindung diri dan bagi keluarga pasien yang tidak berkepentingan tidak diijinkan
masuk ke ruang pemeriksaan selama pemeriksaan berlangsung.
e. Kalibradi APD dilakukan oleh petugas PPR
f. Kalibrasi alat kesehatan yaitu alat sinar-X, BPFK setiap akhir tahun.

Demikian Program Proteksi dan keselamatan Radiasi unit radiologi tahun 2023 dibuat untuk
bisa dijadikan acuan dalam pelaksanaan Proteksi Radiasi di Klinik Mitra Anda.

Ditetapkan di Timika, 1 Oktober 2023


Direktur Klinik Mitra Anda,

Dr. Mukhammad Bustaman

Anda mungkin juga menyukai