Anda di halaman 1dari 71

Diklat Profesi Fisikawan Medik

Juli 2021
Disusun Oleh :

WIDYA APRIYANI S

widyaapriyani20@gmail.com

PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI


INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
Hai, untuk Presentasi ber-Audio dapat di
akses di Link dibawah ini ya :

https://youtu.be/5v1SALiNSPI
PENDAHULUAN
PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI
INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
PENDAHULUAN
Rumah Sakit X sebagai perusahaan yang bergerak Manfaat Resiko
dalam bidang kesehatan yang menggunakan sumber
radioaktif untuk kegiatan pemeriksaan yaitu diagnosis dan
terapi. Alasan pembuatan program proteksi dan keselamatan
radiasi adalah bahwa Rumah Sakit X mempunyai tugas
untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur
sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan
maka diperlukan program proteksi dan keselamatan radiasi,
sehingga pekerja maupun lingkungan di sekitarnya dapat UU No. 10 Tahun 1997
dipantau dan dijamin keselamatannya. Pemanfaatan Tenaga
Nuklir dan Radiasi
Pengion di Indonesia
PENDAHULUAN
Penggunaan Kedokteran Nuklir
Diagnostik In - Vivo
Merupakan radionuklida dan/atau radiofarmaka yang dimasukkan ke
dalam tubuh pasien untuk juan diagnostik

Diagnostik In- Vitro


Menggunakan radionuklida dan/atau Radiofarmaka yang dilakukan
di luar tubuh pasien untuk tujuan diagnostik melalui pemeriksaan
spesimen biologis pasien

Terapi
Menggunakan radionuklida dan/atau Radiofarmaka yang
dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk tujuan terapi

Penelitian Medik Klinik


Melibatkan pasien sebagai obyek penelitian yang bertujuan untuk uji
klinik Radiofarmaka dan dilakukan sesuai dengan kode etik
kedokteran medik klinik
PERATURAN TERKAIT KESELAMATAN RADIASI

UU No.10
• Undang Undang Ketenaganukliran
1997

• Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif


PP 33/07

• Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir


Perka 4/13

• Keselamatan Radiasi Dalam Kedokteran Nuklir


Perka 17/12

6
ORGANISASI PROTEKSI RADIASI DALAM
KEDOKTERAN NUKLIR

Perka Bapeten 17 Tahun 2012


DASAR HUKUM
Perka Bapeten No. 17 Tahun 2012
Bertujuan menjamin :
• Keselamatan pasien, pekerja dan anggota masyarakat,
perlindungan terhadap lingkungan hidup, dan
• Keselamatan sumber radioaktif

Proteksi terhadap manusia


DASAR HUKUM

Perka Bapeten No. 17 Tahun 2012


Pasal 24
DASAR HUKUM

Perka Bapeten No. 17 Tahun 2012


Pasal 54
DASAR HUKUM

Perka Bapeten No. 17 Tahun 2012


Pasal 63
TUJUAN
Program proteksi dan keselamatan radiasi dibuat untuk menunjukkan
tanggungjawab manajeman untuk proteksi dan keselamatan radiasi melalui
penerapan struktur manajemen, kebijakan, prosedur, dan susunan rencana
organisasi yang sesuai dengan sifat dan besarnya potensi bahaya radiasi
bagi manusia sehingga risiko pemanfaatan zat radioaktif dapat dikurangi
serendah mungkin sedangkan manfaat yang diperoleh sebesar-besarnya .
PERALATAN SUMBER RADIASI
PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
RUMAH SAKIT X
PET/CT
Pesawat PET/CT merupakan sebuah alat
diagnostik imaging yang terintegrasi yang terdiri
dari CT scanner dan PET scanner sehingga
mampu untuk menghasilkan CT scan, PET
scan, atau sekaligus keduanya. Potensi
bahaya dari alat PET-CT adalah radiasi sinar-X
yang dikeluarkan oleh CT scan, sedangkan
untuk PET scan tidak memancarkan radiasi
akan tetapi menangkap radiasi dari FDG.
PET/CT
CYCLOTRON

Cyclotron merupakan alat yang menghasilkan materi

radioaktif (yang disebut isotop) yang digunakan untuk

diagnosis dan pengobatan kanker dan penyakit lainnya.

Definisi yang lain adalah Peralatan yang digunakan untuk

mempercepat gerak partikel bermuatan, secara

elektromagnetik, dalam lintasan berbentuk spiral, partikel

berenergi tinggi yang dihasilkan dapat digunakan untuk

iradiasi sasaran untuk memperoleh zat radioaktif.


CYCLOTRON
Cesium 137
Cesium-137 (Cs 137 , Cs-137) adalah radioaktif isotop
dari caesium yang terbentuk terutama sebagai hasil
belah oleh fisi nuklir. Cs137 memiliki waktu paruh 30,07
tahun, dan peluruhan beta ke metastabil isomer nuklir
dari barium-137: barium-137m (137mBa, Ba-137m).

Cs137 adalah pemancar radiasi gamma dengan energi


Diameter : 20 mm
Tinggi : 57 mm 662 keV. Desain dari kapsul Cs 137 sedemikian rupa
seperti pada gambar, dalam hal ini agar penenganan
menggunakan forsep menjadi lebih mudah.
SISTEM MANAJEMEN
PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
RUMAH SAKIT X
STRUKTUR ORGANISASI PROTEKSI RADIASI

Pemegang izin
(Direktur Utama)

Tim OPR

Petugas PPR

Perawat Kedokteran
Pekerja radiasi Fisika Medis Radiofarmasis
Nuklir
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Personil pada penggunaan kedokteran nuklir diagnostik in vivo dan/ atau penelitian
medik klinik dan penggunaan kedokteran nuklir terapi paling kurang meliputi:

Dokter Spesialis Fisikawan Medik Petugas Proteksi

Perawat Radiofarmasis Perawat


TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir :
• menjamin pelaksanaan seluruh aspek keselamatan terhadap pasien;
• memberi rujukan dan menjustifikasi diagnosis maupun terapi secara
tertulis, dengan mempertimbangkan informasi terkait dari pemeriksaan
sebelumnya;
• menjamin bahwa pajanan radiasi yang diterima pasien serendah mungkin
yang dapat dicapai sesuai dengan tingkat panduan aktivitas;
• memberikan konsultasi dan evaluasi klinis pasien;
• menetapkan protokol optimisasi untuk kegiatan diagnosis dan terapi
Dokter Spesialis
bekerjasama dengan fisikawan medik;
• memberikan evaluasi pengobatan dan pemantauan pasien; dan
• memberikan informasi kepada pasien mengenai risiko pemberian
radionuklida dan/atau radiofarmaka.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Fisikawan Medik :
• berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus tersedianya
sumber sumber daya manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan
proteksi radiasi;
• melakukan dan menetapkan prosedur perhitungan dosis;
• memberikan kontribusi terhadap program pelatihan proteksi dan
keselamatan radiasi;
• bekerjasama dengan dokter spesialis kedokteran nuklir dan petugas
proteksi radiasi dalam merencanakan fasilitas kedokteran nuklir;
• berpartisipasi dalam hal pencarian fakta dan evaluasi kecelakaan radiasi. Fisikawan Medik
meninjau ulang program proteksi dan keselamatan radiasi;
• memberikan pertimbangan kepada Pemegang Izin mengenai aspek
keselamatan radiasi, praktik rekayasa yang teruji, dan keselamatan
secara komprehensif untuk peningkatan layanan kedokteran nuklir.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Petugas Proteksi Radiasi :
• membuat program proteksi dan keselamatan radiasi;
• memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi;
• menjamin bahwa perlengkapan proteksi radiasi tersedia dan berfungsi
dengan baik pemakaiannya;
• memantau pemakaian perlengkapan proteksi radiasi;
• meninjau secara sistematik dan periodik pelaksanaan pemantauan
pajanan radiasi pada saat penggunaan, pengangkutan dan penyimpanan
Petugas Proteksi
radionuklida dan/atau radiofarmaka;
• memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan
radiasi;
• berpartisipasi dalam mendesain fasilitas kedokteran nuklir;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir :
• memberikan proteksi terhadap pasien dan masyarakat di sekitar fasilitas
kedokteran nuklir;
• menetapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan pajanan yang
diterima pasien sesuai dengan kebutuhan dan standar operasional prosedur
yang berlaku;
• menerapkan dengan benar prosedur kerja dan teknik khusus penggunaan
peralatan kedokteran nuklir;
• menjamin bahwa pasien diidentifikasi dengan benar dan bahwa informasi
mengenai pasien telah direkam dengan benar; Radiografer
• menyediakan informasi untuk pasien mengenai prosedur yang akan
merekajalani;
• menyediakan informasi kepada orang yang menemani pasien dan kepada
personil yang mengurus pasien setelah diagnosis atau terapi kedokteran nuklir;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir :
• memiliki pemahaman mengenai radionuklida dan/atau radiofarmaka yang digunakan
dalam kedokteran nuklir;
• bekerjasama dengan dokter spesialis kedokteran nuklir dalam hal penggunaan
radionuklida dan/atau radiofarmaka;
• melaporkan hasil elusi dan preparasi radionuklida dan/atau radiofarmaka kepada
dokter spesialis kedokteran nuklir sebelum diberikan kepada pasien;
• membuat petunjuk pelaksana, dan kontrol kualitas elusi dan preparasi radionuklida
dan/atau radiofarmaka;
Radiofarmasis • memberikan rujukan dan justifikasi hasil elusi dan preparasi radionuklida dan/atau
radiofarmaka kepada dokter spesialis kedokteran nuklir;
• melaporkan segera kepada dokter spesialis kedokteran nuklir, petugas proteksi
radiasi, dan fisikawan medik bila terjadi kecelakaan dalam melakukan elusi maupun
preparasiradionuklida dan/atau radiofarmaka; dan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berikut beberapa tugas dan tanggung jawab Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir :
• melaksanakan instruksi kerja dari dokter spesialis kedokteran nuklir
dalam hal pelayanan terhadap pasien;
• mempersiapkan peralatan kesehatan yang akan digunakan;
• melakukan pengembalian sampel darah maupun pemberian
radionuklida dan/atau radiofarmaka kepada pasien atas instruksi
dokter spesialis kedokteran nuklir;
• membersihkan dan membuang peralatan kesehatan yang yang telah
digunakan ke tempat pembuangan yang telah disepakati bersama;
• membuat catatan medik mengenai identifikasi pasien, dan pemberian Perawat
penomoran rekaman medik secara berurutan;
• mempersiapkan ruang isolasi dan ruang rawat inap untuk pasien
terapi;
SISTEM KESELAMATAN
PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
RUMAH SAKIT X
Rekomendasi IAEA Terkait Dosis Pasien
di Kedokteran Nuklir

Benar identitas pasiennya : RM , 6 Benar di Benar Radiofarrmaka


nama , tgl lahir Kedokteran Nuklir

Benar prosedur pemeriksaan Benar aktivitas yang digunakan

Benar protocol pemeriksaan Benar alat ukur aktifitasnya :


kalibrasi dan energi
Resiko Bekerja Pada Instalasi Kedokteran Nuklir

 Terpapar Radiasi  menggunakan sumber terbuka


 Kontaminasi

Bekerja di Instalasi kedokteran nuklir tentunya mempunyai resiko.


Karena pemanfaatannya menggunakan sumber radiasi maka pekerja
di Instalasi ini akan terpapar radiasi dan juga resiko terkontaminasi
Sistem Proteksi Radiasi
Dosis radiasi tidak boleh melebihi NBD
yang ditetapkan

Limitasi

Justifikasi Optimisasi

Penggunaan radiasi hanya dibenarkan jika manfaat Penelimaan radiasi harus diupayakan
serendah-rendahnya dengan
yang diperoleh lebih besar daripada resikonya mempertimbangkan faktor ekonomi dan
sosial.
Keselamatan
Keselamatan Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi

Mewujudkan Efek Negatif MENCEGAH EFEK DETERMINISTIK


Keselamatan Radiasi
Radiasi • Memiliki nilai ambang batas
• Semakin besar dosis, semakin parah efek
• Contoh : erythema, katarak, kemandulan

MEMINIMALISIR EFEK STOKASRTIK

• Tidak memiliki nilai ambang batas

ALARA • Semakin besar dosis, semakin besar peluang


terjadinya efek
• Tingkat keparahannya adalah independen
Deterministic (High Dose Range) Stochastic (Low Dose Range) • Contoh : kanker , efek heriditas

250 – 500 mSv blood changes ~ 5 % per 1000 mSv Risk of fatal
cancer
 0,01% / mSv Cancer Risk (incl. non
> 4000 mSv 50% probability of 1.2 % per 1000 mSv Risk of non- fatal)
death fatal cancer  0,005% / mSv Fatal Cancer Risk
ICRP Estimates
FASILITAS RUANGAN
PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
RUMAH SAKIT X
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir
Pertahanan Berlapis
(defense in depth)
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

Pertimbangan Desain Fasilitas


o Jenis pekerjaan
o Radionuklida yang digunakan dan aktivitasnya
o Proteksi terhadap pekerja
o Bahaya radiasi eksternal dan internal, terutama radiofarmaka yang mudah
menguap
o Jenis area proteksi
o Penyimpanan radiofarmaka dan resiko kontaminasi
o Proteksi lingkungan
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

Kategori Bahaya
o Untuk menentukan kebutuhan khusus mengenai ventilasi, plumbing, bahan yang
digunakan di dinding, lantai, dan bangku kerja.
o Kategori bahaya berdasarkan perhitungan aktivitas menggunakan faktor bobot

Aktivitas Kategori
< 50 MBq Rendah
50 MBq – 50 GBq Sedang
> 50 GBq Tinggi
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

Lantai
o Bahan tahan air
o Mudah dicuci/dibersihkan
o Tahan terhadap bahan kimia
o Diselipkan ke dinding 15 cm
o Seluruh sambungan disegel
o Menempel pada lantai
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

Tata Kelola Udara (Ventilasi)


o Tata kelola udara harus diperhatikan dalam membuat
desain fasilitas KN
o Aliran udara dibuat dari daerah yang kemungkinan
berpotensi kontaminasi rendah ke daerah yang potensial
kontaminasi tinggi
o Aliran udara di laboratorium harus dibuang melalui lemari
asam dan tidak boleh dire-sirkulasi secara langsung
maupun tidak langsung
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

Toilet Pasien

Toilet pasien dibedakan menjadi dua :


o Toilet biasa (cold toilet)
o Toilet pasien radiofarmaka (hot toilet)
Fasilitas Ruangan Instalasi Kedokteran Nuklir

o Ruang harus diberi tanda radiasi.


o Ruang up take dan ruang pencitraan harus memenuhi
persyaratan desain penahan Radiasi ruang.
o Ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif harus :

 Terkunci dan diberi ventilasi,


 Terpasang tanda Radiasi,
 Tersedia kontener yang tepat untuk memisahkan limbah
berdasarkan jenisnya
PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR
RUMAH SAKIT X
Perlengkapan Proteksi Radiasi

Peralatan
Keselamatan
Perlengkapan Proteksi Radiasi

Peralatan
Keselamatan
Perlengkapan Proteksi Radiasi

Peralatan
Keselamatan
PERLENGKAPAN DAN PROTEKSI RADIASI DI FASILITAS
KEDOKTERAN NUKLIR PADA PEKERJA
Prinsip Radiasi
Paparan terjadi ketika seseorang berada di dekat
sumber radiasi. Orang yang terpapar sumber
RADIASI radiasi dapat menderita penyakit radiasi jika KONTAMINASI
dosisnya cukup tinggi, tetapi mereka tidak
menjadi radioaktif.

Radiasi tidak dapat dirasakan, dipegang, di Kontaminasi terjadi secara eksternal ketika
cium oleh indera manusia. Radiasi harus PAPARAN partikel lepas dari bahan radioaktif
menggunakan alat khusus untuk mengetahui diendapkan pada permukaan, kulit, atau
ada atau tidak nya radiasi. pakaian.
Proteksi Radiasi Pekerja
Paparan Radiasi - Kontaminasi
Daerah Pengendalian Daerah Supervisi

o Berpotensi penerimaan paparan radiasi o Potensi penerimaan paparan radiasi


melebihi 3/10 NBD Pekerja Radiasi; individu lebih dari NBD anggota
o Atau sama dengan = 6 mSv o Masyarakat (1 mSv) dan kurang dari 3/10
o Dan/atau berpotensi kontaminasi NBD (6 mSv) , pekerja radiasi dan bebas
kontaminasi
Proteksi Radiasi Pekerja
Daerah Sumber Radiasi
Daerah Supervisi Daerah Pengendalian
o Jas lab
o TLD
o Jas lab o Shoe cover
o TLD o Sarung tangan
o Shoe Cover o Apron
o Sarung tangan o Kacamata Pb
o Periksa dengan Hand and Foot Monitor o Shielding Pb
o Periksa dengan Hand and Foot Monitor
Proteksi Radiasi Pekerja
Daerah Kontaminasi
Daerah Pengendalian
o Jas lab
o TLD badge
o Dosicard
o Shoe cover
o Sarung tangan karet
o Masker
o Tutup kepala
o coverall
o Periksa dengan Hand and Foot Monitor
Garmen Proteksi Radiasi untuk Staff (Perawat)
Alat Penunjang Keselamatan Radiasi
Panduan Untuk Petugas Ruang Rawat Isolasi

o Saat memasuki ruangan harus menggunakan personal monitor


o Batasi waktu berdekatan dengan pasien dengan perencanaan kerja yang efisien
o Hanya prosedur perawatan yang boleh dilakukan dalam ruang rawat.
o Bekerja sejauh mungkin dari pasien
o Pengambilan sampel harus mendapatkan persetujuan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir yang merawat
o Saat masuk, harus mengenakan apron, sarung tangan dan penutup alas kaki, serta melepaskan dan
menempatkannya ditempat yang tersedia diluar ruangan
Beberapa Pedoman Bagi Perawat Pasien dengan
Berbagai Jenis Radiofarmaka
Perawat Pasien I-131 Perawat Pasien Y-90
• staf perawat bangsal dapat menerima pajanan kerja • Pasien harus beristirahat di ranjang dengan
dan karena itu perlu dilengkapi dengan pemantau sendi yang sakit dibebat selama 48 jam. Selama
radiasi perorangan yang harus dipakai setiap kali pembebatan sendi ini tidak perlu dicuci.
bekerja; • Pasien dianjurkan untuk dapat mencuci dirinya
• tugas-tugas keperawatan dalam jarak 2 m dari sendiri sebisa mungkin dengan air di wajan yang
pasien harus dilakukan secara cepat dan efisien ditempatkan di ranjang. Perawat harus
untuk mengurangi waktu pajanan;
menyelesaikan pencucian badan pasien dan
• setiap keperluan perawatan perlu dikaji dan dibahas mengganti seprai jika kotor.
dengan saf perawat yang berada di bangsal
sebelum pasien menerima dosis terapi; • Cuci wajan, bedpan dan lain-lain seperti biasa
• gaun dan sarung tangan pelindung harus dipakai karena tidak ada kontaminasi radioaktif di
pada semua prosedur yang bersinggungan barang-barang tersebut.
langsung dengan pasien, atau pada saat menangani • Jangan berdiri terlalu dekat dengan sendi yang
pendorong ranjang, kantong kateter dan botol urin; sakit kecuali kalau perlu.
Beberapa Pedoman Bagi Perawat Pasien dengan
Berbagai Jenis Radiofarmaka

Perawat Pasien Sr-98


• Akomodasi kamar khusus tidak diperlukan namun lantai kamar harus terbuat dari bahan anti serap,
mulus dan dapat dicuci, sedapat mungkin lembaran vinyl.
• Pasien harus diberitahu untuk menghindari kontaminasi kulit, toilet, dan kamar mandi dengan urin
radioaktif.
• Gunakan lab jas dan sarung tangan pada saat menangani botol urin, nampan, dan lain-lain.
• Masukkan kain kotor ke dalam kantong plastik untuk dipantau PPR sebelum dikirim ke tempat cuci.
• Jika pasien muntah atau merasa tidak enak, ikuti prosedur penanganan yang diberikan PPR.
PROGRAM DEKONTAMINASI BAGI PEKERJA
Program Dekomisioning

Kegiatan untuk menghentikan secara tetap beroperasinya suatu


instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan zat radioaktif meliputi :
 pemindahan zat radioaktif,
 pembongkaran komponen instalasi,
 dekontaminasi
 pengamanan akhir
Program Dekomisioning
Pengolah LRA yang melaksanakan dekomisioning harus :
 Mempunyai Program Dekomisioning Yang Sudah Disahkan Oleh
BAPETEN
 Memiliki Izin Dekomisioning
 Limbah Hasil Dekomisioning Diserahkan Ke Batan
Program Dekomisioning

04
DEGRADASI
03
02 ABSORPSI

01 PENGENCERAN

MEKANIS
Pedoman Perlindungan Pekerja
o Menetapkan area triage
o Berdasarkan lokasi pada rencana bencana rumah sakit Anda dan jumlah korban
yang diantisipasi. Jika memungkinkan, pilih lokasi di dekat pintu masuk luar.
o Batasi akses ke area yang dikontrol.
o Menetapkan area kontaminasi dan membersihkan area yang dipisahkan oleh buffer
zone.
o Cegah pelacakan kontaminan dengan menutupi area lantai dan memantau di area
yang dikontrol.
o Jalur kontrol harus dibuat di pintu masuk ke area triage. Pita lebar pada lantai di pintu
masuk harus ditandai dengan jelas untuk membedakan sisi yang dikontrol
(terkontaminasi) dari sisi yang tidak terkontrol (tidak terkontaminasi) dan buffer zone.
Pedoman Perlindungan Pekerja
o Gunakan tindakan pencegahan isolasi yang ketat, termasuk pakaian pelindung dan kantong
ganda. Lepaskan pakaian luar yang terkontaminasi saat meninggalkan area yang
terkontaminasi.
o Pantau siapa saja dan apa pun yang meninggalkan area terkontrol.
o Kontrol limbah dengan menggunakan wadah besar plastik untuk pakaian, linen, pembalut, dll.
o Ganti instrumen, sarung tangan luar, tirai, dll. Saat terkontaminasi.
o Gunakan bahan tahan air untuk membatasi penyebaran cairan yang terkontaminasi (tirai tahan
air).
o Masker bedah harus memadai, masker N95 jika tersedia, direkomendasikan.
o Periksa tangan dan pakaian secara berkala dengan survey meter.
o Karena sensitivitas janin terhadap radiasi, tugaskan staf hamil ke tugas lain.
Mengapa Dekontaminsi Sangat Penting?

o Mencegah penyebaran bahan kimia


atau agen biologis dari area pelepasan
awal
o Menghilangkan bahan kimia atau
radionucleides dari pasien untuk
menghentikan paparannya
o Mengurangi kebutuhan APD/PPE di
antara mereka yang memberikan
perawatan
o Mencegah paparan yang tidak disengaja
ke responden / penerima saat melepas
APD/PPE
Peraturan Zona
Perawatan yang sangat terbatas Isolasi mayat
sebelum dekontaminasi Akses kontrol ke zona-sona

Temporary
Morgue

Arah dekontaminasi. Tidak ada arah balik!!

Zona Panas Area Hangat Zona Dingin


Area terkontaminasi Pengurangan Kontaminasi Fungsi Normal
Membutuhkan APD
Pakaian untuk Mencegah Penyebaran Kontaminasi
Petunjuk Dekontaminasi pada Pekerja

 Periksa pekerja dengan pengukur radiasi


 Lakukan pemeriksaan menggunakan teknik yang
konsisten dan tenaga terlatih.
 Perhatikan permukaan yang sangat besar atau
bahan radioaktif tertanam.
 Tangani benda radioaktif dengan forsep dan
simpan dalam wadah timah.
 Catat lokasi dan tingkat kontaminasi yang
ditemukan.
Petunjuk Dekontaminasi pada Pekerja
 Lepaskan pakaian pekerja
 Potong dan gulung pakaian dengan hati-hati dari wajah untuk mencegah kontaminasi.
 Pakaian double-bag menggunakan pedoman limbah radioaktif, label,
dan simpan sebagai bukti.
 Ulangi pemeriksaan dan catat levelnya.
 Bersihkan area yang terkontaminasi
 Cuci luka dulu dengan air garam atau air bersih.
 Jika ada kontaminasi wajah, basuh mata, hidung, dan telinga,
dan bilas mulut.
 Bersihkan kulit yang utuh secara halus dengan sabun dan air, mulai dari area luar
yang terkontaminasi dan cuci ke dalam.
 Jangan mengiritasi atau mengikis kulit.
Dekontaminasi Kit
Dokumentasi

o Selain catatan medis rutin, catat pembacaan pemeriksaan, sampel yang


diambil (dan waktu), deskripsi kecelakaan, dan efektivitas dekontaminasi.
o Berhati-hatilah untuk memperhatikan kondisi yang sudah ada
sebelumnya seperti ruam, luka penyembuhan, atau bekas luka.
oInformasi ini akan sangat berharga bagi konsultan medis dan fisikawan
kesehatan dalam merekonstruksi kecelakaan secara akurat dan membuat
prognosis.
Tingkatan APD (PPE)

 Kegiatan respons dilakukan ketika kontaminasi atmosfer diketahui atau


diduga ada, alat pelindung diri (APD) harus dipakai.
 Alat pelindung diri dirancang untuk mencegah / mengurangi kontak kulit dan
selaput lendir serta menghirup atau menelan bahan kimia.
 Peralatan pelindung untuk melindungi tubuh dari kontak dengan bahaya kimia
yang diketahui atau diantisipasi telah dibagi menjadi empat kategori, level A-
D.
Tingkatan APD (PPE)

PPE level A PPE level B PPE level C PPE level D


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai