Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DAN WEWENANG RADIOGRAFER

DALAM PERAWATAN PERALATAN


RADIOGRAFI
KELOMPOK 1

EMMELIA FIRNA SEMBIRING


TASYA GUSVITA ARDINI
WIDYA ANGGRAINI
DEVIA JANNA
MERSY WURSOK
WAFIQ HIDAYAT
DIAS
EGA

:))
DEFINISI RADIOGRAFER
Sebagai tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung
jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan.
Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi
kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Tanggung jawab radiografer secara umum adalah menjamin
terselenggaranya peiayanan kesehatan bidang radiologi / radiografi
dengan tingkat keakurasian dan keamanan yang memadai.
Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana
pelayanan
kesehatan bidang radiologi mulai dari puskesmas sampai dengan
rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik,
radioterapi dan kedokteran nuklir.
Tugas dan Tanggung Jawab Radiografer .
. Menurut Perka BAPETEN No. 8 Tahun 2011,
Secara umum tugas dan tanggung jawab pada bidang radiologi diagnostik dan
radiografer dalam KMK No. 375 Tahun 2007, intervensional, tugas dan tanggung jawab
adalah : radiographeradalah:
● Melakukan pemeriksaan pasien secara • memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya
sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang
radiografi meliputi pemeriksaan untuk
pesawat sinar-X;
radiodiagnostik dan imejing termasuk
• menerapkan teknik dan prosedur yang
kedokteran nuklir dan ultra sonografi tepat untuk meminimal kan paparan yang
(USG) diterima pasien sesuai kebutuhan;
● Melakukan teknik penyinaran radiasi • melakukan kegiatan pengolahan film di kamar
pada radioterapi. gelap.
● Menjamin akurasi dan keamanan • Menetapkan prosedur diagnosis dan
tindakan poteksi radiasi dalam intervensional bersama dengan fisikawan medis
dan dokter spesialis radiologi atau dokter yang
mengoperasikan peralatan radiologi dan
berkompeten.
atau sumber radiasi.
• Bersama sama dengan fisikawan medis dan
● Melakukan tindakan jaminan mutu dokter spesialis radiologi, memastikan kriteria
peralatan radiografi. penerimaan mutu hasil pencitraan dan
justifikasi dosis yang diterima
oleh pasien.
Sedangkan pada bidang kedokteran nuklir, 5. menyediakan Informasi untuk pasien
sesuai dengan Perka BAPETEN No. 17 Tahun mengenai prosedur yang akan mereka
2012, tugas dan tanggung jawab radiografer jalani;
adalah: 6. menyediakan informasi kepada orang
1. memberikan proteksi terhadap pasien yang
dan masyarakat di sekitar fasilitas menemani pasien dan kepada personil
kedokteran nuklir; yang
mengurus pasien setelah diagnosis atau
2. menerapkan teknik dan prosedur yang
terapi kedokteran nuklir;
tepat untuk meminimalkan paparan
7. memverifikasi radionuklida dan
yang diterima pasien sesuai kebutuhan
radiofarmaka yang digunakan dan
dan standar operasional prosedur yang
berlaku; menghitung dosis radionuklida dan
radiofarmaka sebelum diberikan kepada
3. menerapkan dengan benar prosedur
/

pasien;
kerja dan teknik khusus penggunaan 8. melaksanakan akusisi dan proses citra
peralatan kedokteran nuklir; yang
4. menjamin bahwa pasien diidentifikasi tepat; .

dengan benar dan bahwa informasi 9. melakukan pemantauan paparan radiasi


.

mengenai pasien telah direkam dengan dan


benar; kontaminasi radioaktif di daerah kerja
.
secara regular sesuai instruksi petugas
Pada bidang radioterapi, sesuai dengan 4. menerapkan teknik dan prosedur yang
Perka BAPETEN No. 3 Tahun 2013, tepat untuk meminimalkan paparan
radiografer yang bertugas di radioterapi radiasi yang tidak perlu bagi pasien; dan
yaitu radioterapis dan dosimetris menerapkan dengan benar prosedur
memiliki tugas dan tanggung jawab kerja dan teknik khusus radioterapi.
masing-masing sebagai berikut:
Radioterapis mempunyai tanggung
jawab untuk: Dosimetris mempunyai tanggung jawab
1. melaksanakan pencitraan untuk membantu fisikawan medis dalam:
simulasi terapi;
2. melaksanakan terapi radiasi sesuai
data perencanaan pemberian radiasi, 5. Membuat perencanaan radioterapi
yang telah ditetapkan oleh dokter untuk terapi eksternal atau
spesialis onkologi radiasi atau dokter brakhiterapi;
spesialis radiologi konsultan onkologi 6. melakukan pengukuran dosimetri; dan
radiasi dan fisikawan medis; 7. melaksanakan program j aminan mutu.
3. memberikan proteksi terhadap pasien
dan masyarakat di sekitar ruang
peralatan radioterapi;
Pada PP No. 33 Tahun 2007, menyatakan bahwa
pemegang izin merupakan penanggung jawab Sedangkan pada Perka BAPETEN No.8/2011,
utama keselamatan radiasi. Selain pemegang izin, penanggung jawab keselamatan
terdapat juga pihak lain yang terkait yang dapat radiasiadalah pemegang izin dan personil
dimintai pertanggung jawaban dalam hal yang terkait dengan penggunaan pesawat sinar-X.
keselamatan radiasi berdasarkan tugas dan
fungsinya di fasilitasatau instalasi:
Personil yang terkait tersebut adalah :
Pihak lain yang terkait dengan pertanggung 1. Dokter spesialis radiologi atau dokter
jawaban keselamatan radiasi adalah : yang berkompeten;
1. Petugas proteksi radiasi; 2. Dokter gigi spesialis radiologi
2. Pekerja radiasi; kedokteran gigi atau dokter gigi yang
berkompeten;
3. Petugas keamanan sumber radioaktif;
3. Tenaga ahli (qualified expert) atau
4. Tenaga medik dan paramedik;
fisikawan medis;
5. Tenaga ahli;
4. Petugas proteksi radiasi; dan
6. Pihak yang terkait dengan desain,
5. Radiografer atau operator pesawat
pabrikasi, konstruksi sumber, dan
sinar-x kedokteran gigi.
pihak yang mendapat tanggung jawab
khusus dari pemegang izin.
Pasal 19 UU No. 10/1997: setiap petugas tertentu didalam Meskipun kenyataan dilapangan masih banyak
instalasi nuklir dan di dalam instalasi yang modalitas radiasi yang belum punya izin
memanfaatkan sumber radiasi pengion wajib memiliki
sudah dipakai untuk pelayanan.
izin, dengan persyaratan memperoleh izin ditentukan
oleh badan pengawas.
Apakah STR radiografer yang diterbitkan
Pada pemanfaatan pesawat sinar-X, di Perka BAPETEN oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
No. 8 /2011, salah satu syarat memperoleh izin (MTKI) masih perlu validasi dari BAPETEN
pemanfaatan adalah menyediakan personil yang sesuai untuk menjadi petugas keahlian?
dengan jenis pesawat sinar-X yang digunakan dan
tujuan penggunaannya.
Petugas keahlian adalah orang yang kompeten
Jadi, kalau ada instansi yang mengajukan izin untuk melaksanakan pekerjaan dan
penggunaan modalitas radiasi, salah satu persyaratan kewenangan yang sesuai dengan keahliannya
adalah tersedianya personil yang kompeten. Bagi dan memiliki sertifikat keahlian.
radiografer, syarat kompeten harus memiliki STR.
Jikalau radiografer yang diajukan tidak punya STR
maka izin tidak dapat diberikan, dan modalitas radiasi
tidak dapat dimanfaatkan.
Maka dapat dilihat pada Perka BAPETEN No.
15/2008 untuk definisi sertifikat keahlian, Sebagaimana diketahui bahwa radiografer
kemudian pada Permenkes 1796/2011 untuk tercatat di data izin, dan tergolong sebagai
definisi sertifikat kompetensi. pekerja radiasi, sehingga dimonitor secara
Sertifikat Keahlian adalah bukti tertulis hasil rutin dosis yang diterima dan kondisi
kualifikasi yang diberikan oleh Lembaga kesehatannya. Atau dengan kata lain,
Sertifikasi yang telah diakreditasi oleh lembaga
yang berwenang. Sertifikat kompetensi adalah
radiografer adalah salah satu personil yang
surat tanda pengakuan terhadap kompetensi dipersyaratkan jika akan memiliki dan
seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan modalitas radiasi seperti
menjalankan praktik dan/atau pekerjaan pesawat sinar-X. Jadi, jika suatu instansi
profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji sudah memiliki izin pemanfaatan dari
kompetensi. BAPETEN, artinya sudah terpenuhinya
Petugas keahlian diatur dalam Perka BAPETEN
kualifikasi personil yang dipersyaratkan
No. 15/2008. Selain petugas keahlian, perka sehingga alat yang dioperasikan dapat
tersebut mengatur juga PPR untuk bidang industri menjamin keselamatan dan kesehatan pasien,
dan medik. Petugas keahlian yang ada pada pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup.
perka tersebut hanya terbatas untuk pemanfaatan
radiografi industri, iradiator, dan produksi
radioisotop.
Jika seorang radiografer memiliki STR, artinya dia sudah berkompeten dalam
tugas dan tanggungjawabnya termasuk didalamnya sebagai operator pesawat
sinar-X selain tugas pokok lainnya. Belum lagi yang merangkap sebagai PPR.

Kedepan, sebagaimana rekomendasi internasional mengenai justifikasi paparan


medik, diperlukan sebuah koordinasi yang semakin konstruktif, kontinyu, dan
dilandasi kepentingan bersama antara badan pengawas, kementerian
kesehatan, dan organisasi profesi yang terkait untuk membina dan
menemukan pola komunikasi yang tepat sehingga diperoleh kebijakan
pengaturan pengawasan pemanfaatan radiasi pengion yang benar-benar efektif
dan efisien.

Selain itu, kompetensi tidak hanya ditunjukkan oleh sebuat sertifikat keahlian
ataupun sertifikat kompetensi, namun kompetensi itu harus senantiasa dijaga
dan dipelihara dengan mengikuti pendidkikan dan pelatihan rutin, forum
ilmiah, dan berpartisipasi mewujudkan keselamatan radiasi ditempat kerjanya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai