Anda di halaman 1dari 9

Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.

KEEFEKTIF AN PELAKSANAAN PROGRAM PROTEKSI RADIASI

DI UNIT KERJA
Aris Sanyoto

Pusdiklat-Badan Tenaga Nuklir Nasional


ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PELAKSANAAN PROGRAM PROTEKSI RADIASI DI UNIT


KERJA. Saat ini aplikasi teknologi nuklir telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang
kehidupan. Aplikasi tersebut telah memberikan keuntungan kepada umat manusia.
Walaupun demikian, sifat energi nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi,
sehingga setiap kegiatan yang terkait dengan pemakaian teknologi nuklir harus
dikontrol secara memadai. Untuk mengendalikan aktivitas terse but, Komite
Intemasional untuk Proteksi Radiasi (International Committee on Radiological
Protection. ICRP) merekomendasikan suatu sistem proteksi radiasi yang didasarkan
pada tiga prinsip utama, yaitu: justifikasi, optimisasi dan Iimitasi dosis. Rekomendasi
tersebut dapat diterapkan melalui beberapa tataran (level), seperti peraturan,
manajemen dan operasional. Untuk maksud pelaksanaan tataran manajemen dan
operasional, Badan Tenaga Atom Intemasional (International Atomic Energy Agency,
IAEA) memperkenalkan suatu Program Proteksi Radiasi yang mencakup beberapa
elemen. Tulisan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana mengevaluasi
keefektifan suatu Program Proteksi Radiasi (RPP) di suatu unit kerja. Pelaksanaan
evaluasi dapat dilakukan berdasarkan rekord dosis individu pekerja radiasi ataupun
melalui pengamatan pada berbagai pelaksanaan elemen-elemen RPP. Tujuan utama
dari evaluasi ini adalah untuk lebih meningkatkan keefektifan pelaksanaan suatu RPP.

ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF RADIATION PROTECTION PROGRAM APPLIED IN THE
CERTAIN UNIT. The application of nuclear technology had been used in various types of field
at the moment. The application of the technology has given many advantages to human being.
However, due to the nature of nuclear energy, which also has radiation hazards, it is imperative
that every activity, which is related to nuclear energy as well as nuclear technology, be controlled
appropriately. To control such activity, The International Committee on Radiological Protection
(ICRP) recommends a system of radiation protection based on three major principles (Publication
60); i.e. justification, optimization, and dose limitation. The recommendations can be applied at
several levels in order to control the hazards from radiation. These levels are regulatory,
management and operational. For the purpose of management and operational level, IAEA
introduce a Radiation Protection Program (RPP)-which covers some elements. This paper will
describe on how to evaluate the effectiveness of the program applied in the certain unit. The
evaluation can be carried out based on the radiation individual dose record of the employees as
well as observation on' the implementation of RPP's elements. The main objective of the
evaluation is to improve the effectiveness of implemented RPP.

Kata kunci: Proteksi Radiasi

25
Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004: 25-33
PENDAHULUAN kondisi Program Proteksi Radiasi yang ada

Sudah tidak disangsikan lagi bahwa di lingkungan kerja kita. Hasil penilaian
aplikasi teknologi nuklir, baik dalam bidang bukan untuk mencari siapa yang salah,
kesehatan, industri, pertanian dan bahkan siapa yang harus bertanggung-jawab, tetapi
energi, telah ikut berperan aktif dalam lebih dimaksudkan untuk melengkapi yang
peningkatan kesejahteraan umat manusia,. belum ada dan meningkatkan yang kurang
Akan tetapi, harus kita sadari bahwa sempurna, sehingga dicapai suatu Program
disamping bermanfaat, teknologi ini juga Proteksi Radiasi yang komprehensif dan
mempunyai potensi bahaya radiasi. Untuk itu efektif, yang mampu menjadi pedoman bagi
Komisi International untuk Proteksi Radiasi para pengguna terutama mereka yang
(International Commission on Radiation berada di luar BAT AN.
Protection, ICRP) merekomendasikan tiga
prinsip dasar dalam pemakain sumber radiasi INTRODUKSI TENT ANG PROTEKSI
pengion, yaitu: justifikasi, Iimitasi dosis dan RADIASI
optimisasi. Rekomendasi ketiga prinsip dasar Disadari atau tidak semua manusia
tersebut dapat diterapkan melalui beberapa telah terpajan radiasi pengion, baik yang
tataran (leve!), yaitu: peraturan, management berasal dari sumber radiasi alam (sinar
dan operasional. Untuk keperluan manajemen kosmis, teresterial, radioaktivitas dalam
dan operasional, Badan Energy Atom makanan dan minuman) maupun sumber
International (International Atomic Energy radiasi buatan manusia (PLTN, sinar-X,
Agency, IAEA) telah memperkenalkan suatu radiografi, dll.). Sumber radiasi buatan telah
Program Proteksi Radiasi yang mencakup secara nyata memberikan kontribusi
beberapa elemen. terhadap peningkatan kesejahteraan umat
Badan Tenaga Nuklir Nasional manusia. Namun demikian, harus diakui
(BA TAN) sebagai lembaga pemerintah non juga bahwa pajanan tersebut juga
departemen yang mengemban fungsi menyimpan potensi bahaya radiasi,
menyelenggarakan penelitian dan sehingga untuk alasan ini mutlak diperlukan '
pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan suatu sistem untuk membatasi pajanan
damai telah memiliki VISI yaitu berlebih ataupun pajanan yang tidak
merealisasikan pemanfaatan teknologi nuklir diperlukan.
untuk kesejahteraan rakyat berazaskan nilai- PROTEKSI RADIASI DAN RISIKO
nilai filosofi keselamatan (safety philosophy).
Dengan jelas disini tercermin bahwa Untuk tujuan keselamatan radiasi,
komitmen pimpinan BA TAN dalam sangat penting untuk mendefinisikan
memanfaatkan teknologi nuklir adalah pengertian proteksi radiasi. Proteksi radiasi
berazaskan prinsip keselamatan. Yang didefinisikan sebagai ilmu dan tindakan
menjadi pertanyaan disini bagi kita semua untuk membatasi bahaya/ efek akibat
adalah apakah seluruh unit yang berada di pemakaian sumber radiasi pengion. Dalam
lingkungan BAT AN sudah menjadikan nilai setiap aktivitas kehidupan sehari-hari,
keselamatan sebagai dasar dalam setiap orang terpajan bahaya (hazard).
melaksanakan tugas kita sehari-hari yang Misalnya, setiap kali orang menyeberang
memang harus bergelut dengan risiko jalan raya, selalu ada kemungkinan orang
tersebut? Apakah kita sudah membuat suatu tersebut tertabrak kendaraan. Walaupun kita
Program Proteksi Radiasi untuk semua sadar akan konsekuensi dari
meminimalkan risiko tersebut? Kalau sudah tindakan tersebut, namun orang tetap
bagaimana pelaksanaannya, apakah sudah menyeberang jalan. Ini semua karena kita
efektif? Melalui tulisan ini, penulis mengajak memiliki penilaian mengenai tingkat
pembaca untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan (probabilitas) dan ukuran
diri sendiri (self check! audit) terhadap konsekuensi terhadap setiap tindakan kita,

26
~------------------------------------------------------------------------------------

Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.

hal ini yang kita sebut dengan risiko (risk). Ide I. Justifikasi suatu Praktis
semacam ini juga diterapkan dalam bidang Oalam proteksi radiasi, keputusan dalam
proteksi radiasi. mengadopsi suatu tindakanl praktis yang barn
atau melanjutkan dari yang sudah ada, harus
PRAKTIS DAN INTERVENSI senantiasa mempertimbangkan risiko terhadap
Setiap tindakan manusia yang efek radiasi. Suatu praktis hanya boleh diadopsi
mengakibatkan peningkatan pajanan radiasi kalau memang benar-benar secara nyata
disebut praktis (practice). Praktis dapat berupa memberikan manfaat terhadap seseorang atau
menerapkan prosedur atau fasilitas baru (misalnya masyarakat untuk
pembangunan PLTN, instalasi kedokteran nuklir) menutupi kerugian atau kerusakan kesehatan
ataupun merubah prosedur atau fasilitas yang yang diakibatkannya.
sudah ada, namun mengakibatkan peningkatan
pajanan radiasi atau limbah radioaktif ke II. Optimisasi Proteksi
lingkungan. Sebaliknya, semua kegiatan manusia Prinsip optimisasi mengandung maksud
yang bertujuan menurunkan tingkat pajanan bahwa dosis individu, jumlah orang yang
radiasi disebut intervensi (intervention). Sebagai terpajan dan kemungkinan serta besarnya
contohnya adalah penutupan penambangan pajanan potensial harus dijaga serendah
uranium, penambahan penahan radiasi (ekstra mungkin dengan mempertimbangan faktor
shielding) pada unit terapi kanker dan sistem ekonomi dan sosial. Prinsip ini juga
dikenal dengan prinsip ALARA (as low
otomatisisasi pada pabrik produksi radioisotop. as reasonably achievably). Maksud dari
prinsip ini adalah setiap instalasi nuklir
atau sumber radiasi harus dilengkapi
BATAS DOSIS DAN PEMBATASAN dengan sistem keselamatan yang
DOSIS memadai.
Batas dosis didefinisikan sebagai tingkat
dosis (yaitu jumlah radiasi yang diterima atau
diserap) yang tidak boleh dilebihi dalam kondisi iii. Pembatasan Oosis Individu
pengendalian normal. Saat ini batas dosis untuk ICRP merekomendasikan bahwa setiap
pekerja radiasi pertahun yang direkomendasikan pajanan radiasi yang diterima oleh pekerja
oleh ICRP no. 60 tahun 1990 ialah rata-rata 20 radiasi harus dilakukan pembatasan dosis.
mSv dalam lima tahun dengan syarat setiap Pembatasan dosis
tahunnya tidak ada yang melebihi nilai 50 mSv, kerja ini dimaksudkan untuk menjamin
sedangkan untuk masyarakat umum adalah 1 mSv bahwa tidak satupun pekerja yang terpajan
per tahun .. Mengingat banyak faktor, saat 101 di dengan risiko yang tidak dapat diterima
Indonesia masih mengadopsi rekomendasi ICRP (no individual is exposed to unacceptable
no. 26 tahun 1977 dimana nilai tersebut adalah 50 risks) dan juga untuk mencegah efek
mSv.
deterministik maupun membatasi peluang
terjadinya efek stokastik.
PRINSIP PROTEKSI RADIASI
Prinsip proteksi radiasi yang PROGRAM PROTEKSI RADIASI
direkomendasikan oleh ICRP dalam publikasi Program proteksi radiasi yang
60 didasarkan pada 3 prinsip dasar, yaitu: direkomendasikan oleh IAEA meliputi elemen-
justifikasi, limitasi dan optimisasi, dimana elemen sebagai berikut:
dalam pelaksanaannya ketiganya harus dilakukan
secara simultan. i. Pendelegasian tugas dan tanggung
jawab

27
Widyanuklida VoLS No.2. Desember 2004: 25-33

Pendelegasian tugas dan tanggungjawab peraturan 101 menggambarkan


dalam bidang keselamatan dan proteksi struktur organisasi dan prosedur-
radiasi pada berbagai tingkatan manajemen, prosedur yang harus diikuti di dalam
mulai dari pimpinan, ... .. daerah kerja. Peraturan-peraturan ini
puncak sampai kepada para pekerja, harus harus terpampang secara jelas di
dinyatakan secara jelas dalam bentuk daerah kerja atau mudah didapat.
dokumen pernyataan kebijakan yang Disamping itu manajemen perlu
tertulis. Pembagian tersebut dapat mendelegasikan suatu tanggung-
meliputi elemen-elemen sebagai-berikut: jawab pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Apabila
- Tugas dan tanggung-jawab kepala unit pengendalian yang dilakukan secara
(sebagai pemegang izinllisensi) teknik dan operasional tidak
Tugas dan tanggung-jawab kepala memadai maka harus digunakan alat
bidang K3 atau ka sub bid K3 pelindung diri (APD).
- Tugas dan tanggung-jawab Petugas - Perencanaan Kerja dan lzin Bekerja
Proteksi Radiasi (PPR) IV.
- Tugas dan tanggung-jawab pekerja Dengan Radiasi
radiasi Perencanaan Kerja dan Izin Bekerja
dengan Radiasi secara tertulis sangat
ii. Pembagian Daerah Kerja diperlukan dalam suatu kegiatan yang
Pembagian daerah kerja sangat melibatkan pajanan radiasi atau tingkat
bermanfaat dalam proses pengendalian kontaminasi yang cukup signifikan.
dosis radiasi, sehingga penentuan suatu Fungsi dari Petugas Proteksi Radiasi
daerah kerja termasuk daerah perlu dioptimalkan, khususnya dalam
pengendalian (controlled area) atau perencanaan kerja sehingga kondisi
daerah pengawasan (supervised area) proteksi yang optimum dapat tercapai.
dinyatakan secara jelas dan diberi
tanda. Daerah pengendalian adalah
setiap daerah kerja dimana diperlukan v. Pemantauan dan Penilaian Dosis
tindakan perlindungan atau persyaratan Radiasi
keselamatan khusus untuk Secara umum, pemantauan dimaksudkan
mengendalikan paparan normal atau sebagai pengukuran yang terkait dengan
penyebaran kontaminasi selama penilaian atau pengendalian pajanan
kondisi kerja normal; dan pencegahan radiasi dan
atau pembatasan timbulnya paparan bahan radioaktif. Kegiatan
potensial. Sedangkan daerah pemantauan bukan sekedar pengukuran
pengawasan adalah setiap daerah yang saja, namun' juga diperlukan interpretasi
tidak dinyatakan sebagai daerah dan penilaian
pengendalian tetapi kondisi paparan (assessment) terhadap hasil pengukuran.
kerja perlu diperhatikan dan biasanya Tujuan dari pemantauan adalah
tidak diperlukan persyaratan konfirmasi akan pelaksanaan kerja yang
keselamatan khusus. baik, informasi kondisi daerah kerja,
Peraturan-peraturan Setempat, estimasi kondisi pajanan untuk pekerja,
iii. evaluasi dan
Pengawasan dan Alat Pelindung Diri pengembangan prosedur kerja, informasi
Peraturan-peraturan setempat (local untuk evaluasi dosis dalam kecelakaan,
rules), seperti petunjuk pelaksanaan dll. Pemantauan meliputi pemantauan
kerja perlu disediakan secara tertulis daerah kerja (workplace
dan mudah dipahami. Peraturan-

28
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.

monitoring) dan pemantauan individu atau direview. Proses ini sebaiknya


(individual monitoring). dilakukan sesuai dengan prosedur
tertulis dan checklist.
vi. Sistem Pencatatan dan Pelaporan _ Setiap
fasilitas harus mengembangkan suatu ix. Perencanaan Dalam Kondisi
prosedur yang menyatakan bagaimana data Intervensi
pemantauan dan hasil penilaian dilaporkan, Dalam situasi emergensi dibutuhkan
serta dokumen dan catatan (record) tindakan perlindungan untuk
pajanan radiasi tertentu perlu dikelola. menurunkan atau mencegah pajanan
Rekord seperti tersebut seoptimal mungkin sehingga
dosis individu, program pemantauan, peri diperoleh hasil nyata yang maksimum
ode pemantauan, batas pencatatan (maximum net benefit).
(recording level) untuk pemantauan Perencanaan tersebut termasuk
individu dan pemantauan tempat kerja perencanaan emergensi dan tanggung-
serta keputusan yang terkait dengan jawab setiap orang atau
tindakan keselamatan dan proteksi radiasi kelompok yang terkait,
merupakan catatan yang sangat pengklasifikasian pekerja radiasi yang
penting dalam Program Proteksi Radiasi. terlibat dalam kecelakaan, tindakan
emergensi yang diperlukan,
perlindungan pekerja yang terlibat
vii. Program Pendidikan dan Pelatihan dalam tindak intervensi dan manajemen
Tanggung-jawab manajemen adalah untuk pekerja dalam situasi emergensi.
menjamin bahwa setiap pekerja yang
mungkin dapat terpajan radiasi pengion
memperoleh informasi dan pelatihan yang x. Program Pemantauan Kesehatan
terkait dengan proteksi radiasi. Pelatihan Program pemantauan kesehatan akan
diperlukan dan memberikan data dasar (base line)
dibedakan untuk setiap level mengenai informasi yang dapat
manajemen, mulai dari senior manajemen, digunakan sebagai pedoman dalam hal
pekerja radiasi, pekerja kontrak, terjadi kecelakaan terhadap suatu bahan
pengunjung fasilitas dan masyrakata berbahaya atau penyakit akibat kerja dan
umum. untuk tujuan khusus seperti bimbingan
(counselling) terhadap para pekerja akan
viii. Review dan Audit Kinerja Program risiko radiologi yang mungkin mereka
Proteksi Radiasi terima dan juga untuk mendukung
Program Proteksi Radiasi harus dinilai pengaturan pekerja yang menerima
dan ditinjau ulang (review) secara pajanan berlebih.
periodik, tergantung tingkat aktivitas
dari instalasi terkait. Manajemen harus
membuat suatu proses review dan audit PENILAIAN EFEKTIVITAS
untuk menemukan dan memperbaiki PELAKSANAANPROGRAM
masalah-masalah manajemen dan PROTEKSI RADIASI
admin istrasi yang menghambat Penilaian efektivitas pelaksanaan
tercapainya tujuan Program Proteksi Program Proteksi Radiasi di suatu instalasi atau
Radiasi. Proses audit dan review harus unit kerja dapat dilakukan dengan berbagai
dilakukan oleh orang yang kompeten cara, seperti pengamatan terhadap
secara teknik, tetapi tidak memiliki elemen-elemen proteksi radiasi yang
tanggung-jawab secara langsung terhadap dilaksanakan atau dengan melakukan pengkaj
prosedur yang sedang diaudit ian terhadap dosis radiasi yang
29
Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004: 25-33

diterima oleh para pekerja radiasi. Cara kecenderungan data, apakah ada data yang
pertama dapat dilakukan dengan mempersiapkan berbeda secara signifikan, bagaimana setiap
suatu cheklist yang berisi elemen-elemen Program data dibandingkan dengan rata-rata dosis,
Proteksi Radiasi, sedangkan cara kedua dengan bagaimana dengan dosis efektif kolektif (DEK)
melakukan studi terhadap catatan dosis individu dsb. Kemudian, bila ada data yang melebihi
(individual dose record) yang bisa dilihat dari tingkat acuan dosis (reference leve!), apakah
kartu dosis. Cara pertama akan memberikan diperlukan tindak tertentu, tindak investigasi
gambaran mengenai seberapa banyak elemen yang atau tindakan pencegahan dan perbaikan,
dilaksanakan maupun yang belum atau tidak dapat sehingga kejadian serupa tidak terjadi dimasa
dilaksanakan, serta seberapa signifikan (major atau yang akan datang dan akhirnya pelaksanaan
minor) pengaruh elemen yang tidak terlaksana. Program Proteksi Radiasi semakin meningkat
Cara kedua dengan melihat gambaran dosis efektif dan efektif.
individu untuk peri ode tertentu (misal dosis
efektif individu tahunan), dosis efektif kolektif KESIMPULAN
dalam suatu populasi, rata-rata dosis untuk periode Dengan melihat gambaran
tertentu dan kemudian dibandingkan dengan nilai pelaksanaan Program Proteksi Radiasi (PPR),
batas dosis yang direkomedasikan oleh IAEA, baik melalui evaluasi rekord dosis individu
ataupun dengan nilai batas dosis yang maupun pengamatan terhadap elemen-elemen
dipersyaratkan oleh badan regulatori Indonesia, dalam PPR, dapat dilakukan penilaian terhadap
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). diri sendiri mengenai keefektifan pelaksanaan
Melalui studi ini kita akan memperoleh gambaran Program Proteksi Radiasi di suatu unit kerja.
mengenai efektivitas pelaksanaan Program
Proteksi Radiasi di unit kerja kita dan dapat Hasil evaluasi dapat digunakan untuk
memperbaiki suatu Program Proteksi Radiasi
sehingga akan dicapai suatu program yang
lebih komprehensif dan efektif.
memberikan sum bang-saran guna peningkatan
efektivitas pelaksanaan program tersebut.
DAFT AR PUSTAKA
I. International Atomic Energy Agency,
PENGAMATAN TERHADAP Occupational Radiation Protection, Safety
PELAKSANAAN PROGRAM Standard No. RS-G-I.I, IAEA, Vienna,
PROTEKSI RADIASI 1999.
Pengamatan terhadap pelaksanaan 2. The FAO, IAEA, ILO, OECD, PAHO,
Program Proteksi Radiasi dilakukan dengan WHO, International Basic Safety
mempersiapkan checklist yang berisi elemen- Standards for Protection Against Ionizing
elemen program tersebut, seperti terlihat dalam Radiation and for Radiation, Safety Series
tabel I berikut ini. No. 115, IAEA, Vienna, 1996..
Sedangkan evaluasi terhadap catatan
dosis individu pekerja radiasi dapat disusun 3. Aris-Sanyoto, Evaluation -on the
berdasarkan ID (identitas diri, dengan kode angka Effectiveness of Radiation Protection
misalnya), dosis efektif individu setiap tahunnya, Program in Education and Training Center
rata-rata selama periode tertentu (misal 10 tahun), of National Nuclear Energy Agency of
Dosis efektif kolektif dalam popluasi tersebut Indonesia (ETC-BAT AN), Special
(Collective Effective Dose) (seperti ditampilkan Project of IAEA-Post Graduate
dalam tabel 2 berikut ini). Diploma Course in Radiation Protection
and Radioactive Sources
Dari data-data tersebut dapat dilakukan Safety, University Kebangsaan Malaysia,
pengkajian tentang bagaimana Malaysia, 2004.

30
-----
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.
TABEL 1: Data Pengamatan Program Proteksi Radiasi

NO Elemen Yang Diamati YA TIDAK N/A KOMEN

1. Apakah ada kebijakan tertulisl komitmen TAR

2. mengenai keselamatan oleh Kepala Unit


Apakah ada pendelegasian tugas dan tanggung-
jawab dalam proteksi radiasi untuk berbagai
tingkat manajemen yang berbeda (Ka Unit, Ka
K3, PPR, Pekeria dll)
3. Apakah ada pengklasifikasian setiap daerah kerja,
sebagai daerah pengendalian atau daerah
pengawasan
4. Apakah tersedia peraturan-peraturan setempat
(local rules) untuk para pekerja dan lingkungan
keria
5. Apakah tersedia pengaturan
pelaksanaan
pemantauan terhadap individu (pekerja)
6. Apakah tersedia pengaturan pelaksanaan
pemantauan terhadap daerah keria
7: Apakah tersedia pengaturan terhadap peralatan-
peralatan keselamatan
8. Apakah tersedia sistem pencatatan terhadap: A.
Pengendalian pajanan radiasi
b. Pemantauan individu
c. Keputusan yang terkait dengan tindakan
proteksi radiasi
d. Kecelakaan
10. Apakah tersedia Program Training Keselamatan
Radiasi Untuk:
a. Pekerja Radiasi
b. Pengunjung
c. Pekerja kontrak
d. Anggota masyarakat
e. Penyegaran
f. Personel keamaanan
g. Manajemen senior
11.
Apakah tersedia metoda untuk meninjau ulang
(mereview) dan sistem audit untuk kinerja
Program Proteksi Radiasi
12. Apakah tersedia rencana yang akan diterapkan
dalam situasi emerzensi (darurat)
13. Apakah ada program pemantuan kesehatan
14. Apakah ada sistem jaminan kualitas
IS. Keamanan:
Laboratorium aman untuk mencegah hilangnya
sumber radiasi?

31
Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004: 25-33

16. POSTING:
a. Dapatkah menemukan dokumen yang
dibutuhkan?
b. Apakah tanda pemberitahuan emergensi -

tertempel pada semua pintu masuk laboratorium


atau temp at penyirnpanan sumber?
c. Apakah prosedur emergensi sudah disediakan
disemua tempat kerja?
d. Apakah prosedur operasi normal (juklak)
sudah tersedia atau mudah diperoleh disemua
tempat kerja?
e. Apakah semua tanda-tanda radiasi, simbol
peringatan sudah tersedia pada semua lokasi
yang sesuai?
17. Pemberian Label
a. Apakah semua daerah kerja radiasi, termasuk
saluran pembuangan limbah radioaktif, sudah
diidentifikasikan secara tepat dan sudah diberi
label yang sesuai?
b. Apakah semua kontainer sudah secara tepat
diberi label dengan "A was Bahan Radioaktif"
dan informasi lainnya Genis isotop, aktivitas,
tanggal, dll)
c. Apakah semua kontainer limbah radioaktif
sudah diberi label secara tepat?
18. LlMBAH
a. Apakah semua kontainer limbah diletakkan
[auh dari daerah padat lalulintas?
b. Apakah limbah radioaktif sudah dipisahkan
secara tepat menurut karakteristik fisik dan
waktu paronya.
c. Apakah ada protokol yang mengatur
pembuangan limbah ke lingkungan?
d. Jika Ya, apakah rekord disimpan dan apakah
perk iraan pelepasan lim bah ke lingkungan telah
dibuat?
19. PENYIMPANAN REKORD
Apakah sudah ada orang yang secara khusus
bertanggungjawab terhadap perawatan rekord
mengenai peraturan-peraturan, lisensi dll?
20. Apakah sudah ada sistem Izin Bekerja dengan
radiasi
21. Apakah ada sistem untuk tingkat investigasi?
22. Apakah sudah diterapkan sistem pembatasan
dosis (dose constraint)?
23. Apakah sudah ada manajemen formal yang
secara khusus menangani Program Proteksi
Radiasi (Bidang K3 atau Sub Bidanz K3)

32
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.
Tabel2: Dosis Efektif Individu Tahunan

ID Dosis Efektif Individu Tahunan


1992 1993 1994 1995 1996 (mSv)
1997 1998 1999 2000 2001 Rata-rata

selama
10 tahun
1
2
3
4
5
DEK

33

Anda mungkin juga menyukai