DI UNIT KERJA
Aris Sanyoto
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF RADIATION PROTECTION PROGRAM APPLIED IN THE
CERTAIN UNIT. The application of nuclear technology had been used in various types of field
at the moment. The application of the technology has given many advantages to human being.
However, due to the nature of nuclear energy, which also has radiation hazards, it is imperative
that every activity, which is related to nuclear energy as well as nuclear technology, be controlled
appropriately. To control such activity, The International Committee on Radiological Protection
(ICRP) recommends a system of radiation protection based on three major principles (Publication
60); i.e. justification, optimization, and dose limitation. The recommendations can be applied at
several levels in order to control the hazards from radiation. These levels are regulatory,
management and operational. For the purpose of management and operational level, IAEA
introduce a Radiation Protection Program (RPP)-which covers some elements. This paper will
describe on how to evaluate the effectiveness of the program applied in the certain unit. The
evaluation can be carried out based on the radiation individual dose record of the employees as
well as observation on' the implementation of RPP's elements. The main objective of the
evaluation is to improve the effectiveness of implemented RPP.
25
Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004: 25-33
PENDAHULUAN kondisi Program Proteksi Radiasi yang ada
Sudah tidak disangsikan lagi bahwa di lingkungan kerja kita. Hasil penilaian
aplikasi teknologi nuklir, baik dalam bidang bukan untuk mencari siapa yang salah,
kesehatan, industri, pertanian dan bahkan siapa yang harus bertanggung-jawab, tetapi
energi, telah ikut berperan aktif dalam lebih dimaksudkan untuk melengkapi yang
peningkatan kesejahteraan umat manusia,. belum ada dan meningkatkan yang kurang
Akan tetapi, harus kita sadari bahwa sempurna, sehingga dicapai suatu Program
disamping bermanfaat, teknologi ini juga Proteksi Radiasi yang komprehensif dan
mempunyai potensi bahaya radiasi. Untuk itu efektif, yang mampu menjadi pedoman bagi
Komisi International untuk Proteksi Radiasi para pengguna terutama mereka yang
(International Commission on Radiation berada di luar BAT AN.
Protection, ICRP) merekomendasikan tiga
prinsip dasar dalam pemakain sumber radiasi INTRODUKSI TENT ANG PROTEKSI
pengion, yaitu: justifikasi, Iimitasi dosis dan RADIASI
optimisasi. Rekomendasi ketiga prinsip dasar Disadari atau tidak semua manusia
tersebut dapat diterapkan melalui beberapa telah terpajan radiasi pengion, baik yang
tataran (leve!), yaitu: peraturan, management berasal dari sumber radiasi alam (sinar
dan operasional. Untuk keperluan manajemen kosmis, teresterial, radioaktivitas dalam
dan operasional, Badan Energy Atom makanan dan minuman) maupun sumber
International (International Atomic Energy radiasi buatan manusia (PLTN, sinar-X,
Agency, IAEA) telah memperkenalkan suatu radiografi, dll.). Sumber radiasi buatan telah
Program Proteksi Radiasi yang mencakup secara nyata memberikan kontribusi
beberapa elemen. terhadap peningkatan kesejahteraan umat
Badan Tenaga Nuklir Nasional manusia. Namun demikian, harus diakui
(BA TAN) sebagai lembaga pemerintah non juga bahwa pajanan tersebut juga
departemen yang mengemban fungsi menyimpan potensi bahaya radiasi,
menyelenggarakan penelitian dan sehingga untuk alasan ini mutlak diperlukan '
pengembangan teknologi nuklir untuk tujuan suatu sistem untuk membatasi pajanan
damai telah memiliki VISI yaitu berlebih ataupun pajanan yang tidak
merealisasikan pemanfaatan teknologi nuklir diperlukan.
untuk kesejahteraan rakyat berazaskan nilai- PROTEKSI RADIASI DAN RISIKO
nilai filosofi keselamatan (safety philosophy).
Dengan jelas disini tercermin bahwa Untuk tujuan keselamatan radiasi,
komitmen pimpinan BA TAN dalam sangat penting untuk mendefinisikan
memanfaatkan teknologi nuklir adalah pengertian proteksi radiasi. Proteksi radiasi
berazaskan prinsip keselamatan. Yang didefinisikan sebagai ilmu dan tindakan
menjadi pertanyaan disini bagi kita semua untuk membatasi bahaya/ efek akibat
adalah apakah seluruh unit yang berada di pemakaian sumber radiasi pengion. Dalam
lingkungan BAT AN sudah menjadikan nilai setiap aktivitas kehidupan sehari-hari,
keselamatan sebagai dasar dalam setiap orang terpajan bahaya (hazard).
melaksanakan tugas kita sehari-hari yang Misalnya, setiap kali orang menyeberang
memang harus bergelut dengan risiko jalan raya, selalu ada kemungkinan orang
tersebut? Apakah kita sudah membuat suatu tersebut tertabrak kendaraan. Walaupun kita
Program Proteksi Radiasi untuk semua sadar akan konsekuensi dari
meminimalkan risiko tersebut? Kalau sudah tindakan tersebut, namun orang tetap
bagaimana pelaksanaannya, apakah sudah menyeberang jalan. Ini semua karena kita
efektif? Melalui tulisan ini, penulis mengajak memiliki penilaian mengenai tingkat
pembaca untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan (probabilitas) dan ukuran
diri sendiri (self check! audit) terhadap konsekuensi terhadap setiap tindakan kita,
26
~------------------------------------------------------------------------------------
hal ini yang kita sebut dengan risiko (risk). Ide I. Justifikasi suatu Praktis
semacam ini juga diterapkan dalam bidang Oalam proteksi radiasi, keputusan dalam
proteksi radiasi. mengadopsi suatu tindakanl praktis yang barn
atau melanjutkan dari yang sudah ada, harus
PRAKTIS DAN INTERVENSI senantiasa mempertimbangkan risiko terhadap
Setiap tindakan manusia yang efek radiasi. Suatu praktis hanya boleh diadopsi
mengakibatkan peningkatan pajanan radiasi kalau memang benar-benar secara nyata
disebut praktis (practice). Praktis dapat berupa memberikan manfaat terhadap seseorang atau
menerapkan prosedur atau fasilitas baru (misalnya masyarakat untuk
pembangunan PLTN, instalasi kedokteran nuklir) menutupi kerugian atau kerusakan kesehatan
ataupun merubah prosedur atau fasilitas yang yang diakibatkannya.
sudah ada, namun mengakibatkan peningkatan
pajanan radiasi atau limbah radioaktif ke II. Optimisasi Proteksi
lingkungan. Sebaliknya, semua kegiatan manusia Prinsip optimisasi mengandung maksud
yang bertujuan menurunkan tingkat pajanan bahwa dosis individu, jumlah orang yang
radiasi disebut intervensi (intervention). Sebagai terpajan dan kemungkinan serta besarnya
contohnya adalah penutupan penambangan pajanan potensial harus dijaga serendah
uranium, penambahan penahan radiasi (ekstra mungkin dengan mempertimbangan faktor
shielding) pada unit terapi kanker dan sistem ekonomi dan sosial. Prinsip ini juga
dikenal dengan prinsip ALARA (as low
otomatisisasi pada pabrik produksi radioisotop. as reasonably achievably). Maksud dari
prinsip ini adalah setiap instalasi nuklir
atau sumber radiasi harus dilengkapi
BATAS DOSIS DAN PEMBATASAN dengan sistem keselamatan yang
DOSIS memadai.
Batas dosis didefinisikan sebagai tingkat
dosis (yaitu jumlah radiasi yang diterima atau
diserap) yang tidak boleh dilebihi dalam kondisi iii. Pembatasan Oosis Individu
pengendalian normal. Saat ini batas dosis untuk ICRP merekomendasikan bahwa setiap
pekerja radiasi pertahun yang direkomendasikan pajanan radiasi yang diterima oleh pekerja
oleh ICRP no. 60 tahun 1990 ialah rata-rata 20 radiasi harus dilakukan pembatasan dosis.
mSv dalam lima tahun dengan syarat setiap Pembatasan dosis
tahunnya tidak ada yang melebihi nilai 50 mSv, kerja ini dimaksudkan untuk menjamin
sedangkan untuk masyarakat umum adalah 1 mSv bahwa tidak satupun pekerja yang terpajan
per tahun .. Mengingat banyak faktor, saat 101 di dengan risiko yang tidak dapat diterima
Indonesia masih mengadopsi rekomendasi ICRP (no individual is exposed to unacceptable
no. 26 tahun 1977 dimana nilai tersebut adalah 50 risks) dan juga untuk mencegah efek
mSv.
deterministik maupun membatasi peluang
terjadinya efek stokastik.
PRINSIP PROTEKSI RADIASI
Prinsip proteksi radiasi yang PROGRAM PROTEKSI RADIASI
direkomendasikan oleh ICRP dalam publikasi Program proteksi radiasi yang
60 didasarkan pada 3 prinsip dasar, yaitu: direkomendasikan oleh IAEA meliputi elemen-
justifikasi, limitasi dan optimisasi, dimana elemen sebagai berikut:
dalam pelaksanaannya ketiganya harus dilakukan
secara simultan. i. Pendelegasian tugas dan tanggung
jawab
27
Widyanuklida VoLS No.2. Desember 2004: 25-33
28
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.
diterima oleh para pekerja radiasi. Cara kecenderungan data, apakah ada data yang
pertama dapat dilakukan dengan mempersiapkan berbeda secara signifikan, bagaimana setiap
suatu cheklist yang berisi elemen-elemen Program data dibandingkan dengan rata-rata dosis,
Proteksi Radiasi, sedangkan cara kedua dengan bagaimana dengan dosis efektif kolektif (DEK)
melakukan studi terhadap catatan dosis individu dsb. Kemudian, bila ada data yang melebihi
(individual dose record) yang bisa dilihat dari tingkat acuan dosis (reference leve!), apakah
kartu dosis. Cara pertama akan memberikan diperlukan tindak tertentu, tindak investigasi
gambaran mengenai seberapa banyak elemen yang atau tindakan pencegahan dan perbaikan,
dilaksanakan maupun yang belum atau tidak dapat sehingga kejadian serupa tidak terjadi dimasa
dilaksanakan, serta seberapa signifikan (major atau yang akan datang dan akhirnya pelaksanaan
minor) pengaruh elemen yang tidak terlaksana. Program Proteksi Radiasi semakin meningkat
Cara kedua dengan melihat gambaran dosis efektif dan efektif.
individu untuk peri ode tertentu (misal dosis
efektif individu tahunan), dosis efektif kolektif KESIMPULAN
dalam suatu populasi, rata-rata dosis untuk periode Dengan melihat gambaran
tertentu dan kemudian dibandingkan dengan nilai pelaksanaan Program Proteksi Radiasi (PPR),
batas dosis yang direkomedasikan oleh IAEA, baik melalui evaluasi rekord dosis individu
ataupun dengan nilai batas dosis yang maupun pengamatan terhadap elemen-elemen
dipersyaratkan oleh badan regulatori Indonesia, dalam PPR, dapat dilakukan penilaian terhadap
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). diri sendiri mengenai keefektifan pelaksanaan
Melalui studi ini kita akan memperoleh gambaran Program Proteksi Radiasi di suatu unit kerja.
mengenai efektivitas pelaksanaan Program
Proteksi Radiasi di unit kerja kita dan dapat Hasil evaluasi dapat digunakan untuk
memperbaiki suatu Program Proteksi Radiasi
sehingga akan dicapai suatu program yang
lebih komprehensif dan efektif.
memberikan sum bang-saran guna peningkatan
efektivitas pelaksanaan program tersebut.
DAFT AR PUSTAKA
I. International Atomic Energy Agency,
PENGAMATAN TERHADAP Occupational Radiation Protection, Safety
PELAKSANAAN PROGRAM Standard No. RS-G-I.I, IAEA, Vienna,
PROTEKSI RADIASI 1999.
Pengamatan terhadap pelaksanaan 2. The FAO, IAEA, ILO, OECD, PAHO,
Program Proteksi Radiasi dilakukan dengan WHO, International Basic Safety
mempersiapkan checklist yang berisi elemen- Standards for Protection Against Ionizing
elemen program tersebut, seperti terlihat dalam Radiation and for Radiation, Safety Series
tabel I berikut ini. No. 115, IAEA, Vienna, 1996..
Sedangkan evaluasi terhadap catatan
dosis individu pekerja radiasi dapat disusun 3. Aris-Sanyoto, Evaluation -on the
berdasarkan ID (identitas diri, dengan kode angka Effectiveness of Radiation Protection
misalnya), dosis efektif individu setiap tahunnya, Program in Education and Training Center
rata-rata selama periode tertentu (misal 10 tahun), of National Nuclear Energy Agency of
Dosis efektif kolektif dalam popluasi tersebut Indonesia (ETC-BAT AN), Special
(Collective Effective Dose) (seperti ditampilkan Project of IAEA-Post Graduate
dalam tabel 2 berikut ini). Diploma Course in Radiation Protection
and Radioactive Sources
Dari data-data tersebut dapat dilakukan Safety, University Kebangsaan Malaysia,
pengkajian tentang bagaimana Malaysia, 2004.
30
-----
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.
TABEL 1: Data Pengamatan Program Proteksi Radiasi
31
Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004: 25-33
16. POSTING:
a. Dapatkah menemukan dokumen yang
dibutuhkan?
b. Apakah tanda pemberitahuan emergensi -
32
Aris Sanyoto, Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.
Tabel2: Dosis Efektif Individu Tahunan
selama
10 tahun
1
2
3
4
5
DEK
33