DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Radiasi
1.2. Prinsip Keselamatan Radiasi
BAB II: DOSIS RADIASI DI INDONESIA
2.1. Dosis Radiasi bagi Pasien
Tabel 1. Tingkat panduan dosis radiodiagnostik untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
Tabel 2. Tingkat panduan dosis Tomografi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
Tabel 3. Tingkat panduan dosis mammografi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
Tabel 4. Tingkat panduan laju fluoroskopi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
2.2. Pekerja Radiasi
Tabel 5. Nilai Batas Dosis Pekerja Radiasi
2.3. Anggota Masyarakat
Tabel 6. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat
Tabel 7. Dosis ambang (threshold) efek deterministik akibat paparan akut dan kronik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Radiasi
Radiasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia terpapar oleh radiasi tanpa
disadari secara langsung, namun pada dasarnya radiasi akan terakumulai dalam tubuh dan kemudian
akan menimbulkan efek dalam jangka waktu yang lama. Sumber radiasi dapat dikelompokkan
menjadi sumber radiasi alami dan sumber radiasi buatan, khususnya adalah sumber radiasi dari
pembangkit tenaga nuklir dan peralatan radiodiagnostil. Oleh karena itu, ditetapkan Peraturan
Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi
pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan
Keselamatan Kerja dengan Radiasi. Adapun tujuan Keselamatan Radiasi adalah:
membatasi peluang terjadinya akibat stokastik atau risiko akibat pemakaian radiasi yang
dapat diterima oleh masyarakat, dan
mencegah terjadinya akibat deterministik dari radiasi yang membahayakan seseorang.
Berikut ini merupakan istilah-istilah terkait radiasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir nomor 4 tahun 2013 (Bab I, pasal 1) tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin Pemanfaatan Tenaga
Nuklir dari BAPETEN.
Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi
Radiasi.
Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di instalasi nuklir atau instalasi Radiasi
Pengion yang diperkirakan menerima Dosis tahunan melebihi Dosis untuk masyarakat
umum.
Penyelenggara Keselamatan Radiasi adalah orang-perorangan, organisasi, komisi dan/atau
komite yang bertugas untuk membantu Pemegang Izin dalam melaksanakan tanggung jawab
di bidang Proteksi dan Keselamatan Radiasi. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan
hasil yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam Pemanfaatan Tenaga
Nuklir.
Paparan Radiasi adalah penyinaran Radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik
disengaja atau tidak, yang berasal dari Radiasi interna maupun eksterna.
Paparan Kerja adalah Paparan Radiasi yang diterima oleh Pekerja Radiasi.
Paparan Normal adalah Paparan Radiasi yang diperkirakan akan diterima dalam kondisi
pengoperasian normal suatu
Nilai Batas Dosis yang selanjutnya disingkat NBD adalah Dosis terbesar yang diizinkan
oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat dalam
jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Dosis Radiasi yang selanjutnya disebut Dosis adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam
medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang
dilaluinya.
Pembatas Dosis adalah batas atas Dosis Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat yang tidak
boleh melampaui Nilai Batas Dosis yang digunakan pada optimisasi Proteksi dan
Keselamatan Radiasi untuk setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Dosis Ekivalen adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk
menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlahyang
mempengaruhinya.
Dosis Efektif adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk
mencerminkan risiko terkait Dosis, yang nilainya adalah jumlah perkalian Dosis Ekivalen
yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan.
Daerah Pengendalian adalah suatu daerah kerja yang memerlukan tindakan proteksi dan
ketentuan keselamatan khusus untuk mengendalikan Paparan Normal atau mencegah
penyebaran kontaminasi selama kondisi kerja normal dan untuk mencegah atau membatasi
tingkat Paparan Potensial.
Daerah Supervisi adalah daerah kerja di luar Daerah Pengendalian yang memerlukan
peninjauan terhadap Paparan Kerja dan tidak memerlukan tindakan proteksi atau ketentuan
keselamatan khusus.
a. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan
pada azas manfaat, yaitu jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang
lebih besar dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap
kesehatan.
b. Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan Badan Pengawas. Batas
dosis bagi pekerja dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik
(non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.
c. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (As Low As
Reasonably Achievable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi
dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber
radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi
yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya. Dengan demikian, prinsip
keselamatan radiasi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB II
Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang radiodiagnostik untuk berbagai keperluan medik perlu
memperhatikan dua aspek, yaitu risiko dan manfaat yang ingin dicapai. Fakta menunjukkan bahwa
dosis penyinaran yang diterima oleh manusia untuk keperluan tersebut memberikan kontribusi yang
sangat berarti pada penyinaran total, baik yang berasal dari sumber radiasi alam maupun buatan.
Oleh sebab itu perlu ditetapkan suatu pedoman yang membatasi dosis untuk setiap jenis penyinaran
dalam teknik radiodiagnostik. Berbeda dengan dosis terhadap pekerja radiasi dan masyarakat, maka
dosis penyinaran medik tidak dapat ditentukan nilai batasnya, karena ada faktor lain yang harus
sesuai dengan tujuan diagnostik yang diharapkan. Dengan demikian, pembatasan penyinaran untuk
melindungi pasien hanya dapat diberikan dalam bentuk batasan nilai sebagai petunjuk bagi pelaksana
jenis pemeriksaan dengan menggunakan teknik radiodiagnostik.
Dosis pasien radiodiagnostik tergantung pada beberapa parameter, antara lain pemegang izin dan
petugas radiologi harus mengusahakan agar dosis pasien tetap serendah mugkin yang dapat dicapai
(As Low As Reasonably Achievable – ALARA), dengan tidak mengurangi kualitas pencitraan.
Pesawat sinar-X yang digunakan utnuk radiodiagnostik terdiri dari beberapa komponen utama, antara
lain tabung pesawat sinar-X, panel kontrol, dan kolimator. Tabung sinar-X adalah sumber radiasi
yang merupakan bagian terpenting pesawat sinar-X yang memiliki tegangan sekitar 30 - 150 kV.
Daya tembus sinar-X bergantung pada tegangan tabung antara katoda dan anoda. Apabila tegangan
sinar-X dinaikkan, maka intensitas dan energi sinar-X akan bertambah. Arus tabung (mA) tergantung
pada jumlah elektron yang dipancarkan dari katoda. Arus tabung besar pengaruhnya terhadap laju
dosis radiasi. Apabila arus tabung (mA) semakin besar, maka waktu penyinaran akan semakin
singkat yang menjadikan gambar atau citra organ yang diperiksa semakin baik, khususnya terhadap
pasien penderita asma dan anak-anak. Pembuatan gambar yang baik tergantung pada pemilihan
tegangan tabung (kVp), arus, waktu penyinaran, dan ukuran focal spot.
Tabel 1. Tingkat panduan dosis radiodiagnostik untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
* Didalam udara dengan hamburan balik. Nilai-nilai tersebut adalah untuk kombinasi film-
screen convensional dalam kecepatan relatif 200. Untuk kombinasi film-screen kecepatan
tinggi (400-600), nilai-nilai tersebut hendaknya dikurangi dengan faktor 2 – 3.
Tabel 2. Tingkat panduan dosis Tomografi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
No Jenis Pemeriksaan Dosis rata-rata multiple
scan*(mGy)
1 Kepala 50
2 Lumbal 35
3 Abdomen 25
* Diperoleh dari ukuran sumbu perputaran pada phantom yang setara dengan air, panjang 15
cm dan 16 cm (kepala) dan 30 cm (lumbal dan abdomen) dalam diameter.
Tabel 3. Tingkat panduan dosis mammografi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
*Ditentukan pada payudara yang ditekan 4,5 cm terdiri dari 50% kelenjar dan 50% jaringan
lemak. Untuk sistem film-screen dan ditujukan untuk unit memmografi dengan target Mo dan
filter dari Mo.
Tabel 4. Tingkat panduan laju fluoroskopi untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa
Keterangan :
*1 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
*2 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir
*PTNBR telah menetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada IAEA
Safety Series No. 115 tentang Standar Keselamatan Internarional Proteksi terhadap Radiasi
Pengion dan Keselamatan Sumber Radiasi. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
(PTNBR) adalah suatu instalasi nuklir yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN) untuk menggunakan sumber radiasi untuk keperluan penelitian maupun
produksi radioisotop. Dokumen SMK3-PTNBR No.PPR/FR/13/2006 Revisi 2, tahun 2007.
2.1. Anggota Masyarakat
Tabel 6. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat
Dosis Waktu Keterangan Sumber
Dosis Efektif :
1 mSv per tahun
Dosis Ekivalen :
a. 15 mSv per tahun Lensa mata *2 pasal 23
b. 50 mSv per tahun Kulit *2 pasal 23
Dosis limit (pembatas
dosis):
0,3 mSv per tahun untuk satu kawasan. Jika dalam 1 *2 pasal 46
kawasan ada lebih dari 1 fasilitas,
maka harus dipertimbangkan
kontribusi dosis dari masing-masing
fasilitas atau instalasi
0,5 mSv atau per tahun pasal 37
*1
pemeriksaan pasien
pasien
Keterangan :
*1
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Radiasi
Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
*2 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir
Tabel 7. Dosis ambang (threshold) efek deterministik akibat paparan akut dan kronik 1
Keterangan :
1
International Atomic Energy Agency, Health Surviellance of Persons Occupationally Exposed to
Ionizing Radiation: Guidance for Occupational Physicians, Safety Reports Series No.5, Vienna,
1998.
2
LET:Linear Energy Transfer adalah besarnya energi yang ditransfer per unit panjang lintasan
medium (keV/µm).
DAFTAR PUSTAKA
· Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir
· Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan
Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
· Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 6 Tahun 2010 Tentang
Pemantauan Kesehatan Untuk Pekerja Radiasi